Anda di halaman 1dari 2

AYAT GHORIB

Apa itu Ghorib?


Pembahasan tentang ghorib berkisar tentang bacaan-bacaan Al Quran yang tidak sesuai
dengan tulisannya dan bacaan-bacaan yang harus berhati-hati ketika membacanya. Banyak lafal
dalam ayat-ayat AlQuran yang aneh bacaannya. Maksudnya aneh adalah ada beberapa bacaan
tulisan di dalam Al Quran yang tidak sesuai dengan kaidah aturan membaca yang umum atau
yang biasa berlaku dalam kaidah bacaan bahasa arab. .Agar tidak turut latah danmembiarkan
terjadinya kesalahan, alangkah baiknya apabila kita mencatat ayat-ayat yang mengandung
bacaan ghorib.

Ghorib artinya asing. Bacaan ghorib dapat diartikan sebagai bacaan yang asing. Asing di sini
diartikan sebagai bacaan yang tidak sebagaimana biasanya. Jika tidak dipelajari secara baik,
dikhawatirkan akan salah dalam membacanya.
Musykilat merupakan bacaan yang antara tulisan dengan cara membacanya terdapat perbedaan.
Pembelajaran tentang musykilat ini ditujukan agar dalam membacanya lebih berhati-hati dan
terhindar dari kesalahan.
Jenis-jenis Ghorib
Sakta (‫)ﻪﺘﻜﺳ‬. Yakni berhenti sejenak tanpa mengambil nafas. Tujuannya adalah untuk meluruskan
arti dari ayat yang sedang di baca. Dalam Quran, kalimat yang mengandung saktak biasanya ada
tanda ‫ س‬atau tanda ‫ ﺳﻜﺘﻪ‬. Menurut Imam Hafs, hanya ada 4 (empat) sakta dalam Al Quran,
yakni di surat Al Kahfi (18:1-2), Surat Yasin (36:52), Surat Al Qiyamah (75:27) dan Al
Muttafifin (83:14).
Sajdah ( haladA .(‫ ﺳﺠﺪﻩ‬tanda ayat-ayat tertentu dalam Al Qur’an yang jika dibaca disunnahkan
bagi yang membaca dan mendengarnya untuk melakukan sujud tilawah/sujud sajadah. Ayat-ayat
sajadah tersebut tersebar di beberapa surat di dalam Alquran. Dalam Al Quran, sajdah ada di
surat sebagai berikut: Surat Al A’raf Ayat 206, Surat Ar Ra’d Ayat 15, Surat An Nahl Ayat 50,
Surat Al Isra Ayat 109, Surat Maryam Ayat 58, Surat Al Hajj Ayat 18, Surat Al Hajj Ayat 18,
Surat Al Furqan Ayat 60, Surat An Naml Ayat 26, Surat As Sajdah Ayat 15, Surat Fussilat Ayat
38, Surat An Najm Ayat 62, Surat Al Insyiqaq Ayat 21, Surat Al Alaq Ayat 19, Surat Sad Ayat
24.
Imalah. Adalah sebuah teknik pembacaan fathah yang miring kekasroh. Imalah terdapat dalam
Surat Hud (11:41). Pada kata ‫ ﻣﺠﺮﻫﺎ‬, bunyi “ro” dibaca “ré” (re untuk rémot) sehingga menjadi
“majréha”.
Isymam. Adalah teknik menampakkan dhommah yang terbuang dengan isyarat bibir. Isymam
berada pada kata ‫“ﻻﺗﺄﻣﻧﺎ‬laata’manna” pada Surat Yusuf (12:11). Cara baca isymam yakni , kata
“laa ta’manna” dibaca “laa ta’mannuna”. Kata “nuu” yang menjadi tambahan hanya
diisyaratkan dengan gerakan bibir ditambah mencucu tanpa suara. Jadi suara yang kedengaran
hanya “laa ta’manna”.
Naql. Adalah teknik memindahkan simbol/baris kasroh pada huruf hamzah (‫ )ء‬ke huruf lam (‫)ل‬.
Dapat dilihat pada Surat Al-Hujurat (49:11) pada kata ‫ ﺑﺌﺲﺎﻻﺳﻢ‬. Pada kata ‫ اﻻﺳﻢ‬terdapatnya dua
hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif
daismu (salah satu dari sepuluh kata benda yang berhamzah washal), yang mengapit lam
sehingga menjadi tidak terbaca di kala sambung dengan kata sebelumnya. Kata tersebut dibaca
“bi’salismu” bukan “bi’sal ismu”. Di antara manfaat bacaan naql ini adalah untuk memudahkan
membacanya.
Tashil. Yakni teknik meringankan hamzah kedua (dari dua hamzah yang beriringan) dengan
bunyi leburan hamzah dengan alif. Terdapat dalam Ssurat Fushilat (41:44) yang berbunyi ‫ﻋﺄﺟﻤﻲ‬
Berdasarkan tulisan tersebut, bacaannya seharusnya berbunyi aa’jamiyyuwa. Untuk bacaan ini,
hamzah pertama dan kedua bacanya agak diringankan. Ketika bertemu dua hamzah qatha’ yang
berurutan cara bacanya terasa berat, maka bacaan seperti ini bisa meringankan.

Anda mungkin juga menyukai