Anda di halaman 1dari 43

Teori Komunikasi

Interpretif dan Kritis

Oleh Sugijono
Manusia bertindak, & tindakannya
memiliki arti, karenanya diperlukan
interpretasi, untuk memahami perilaku
manusia. Teori Interpretatif berbeda
Teori komunikasi dengan teori Perilaku & Koqnitif. Teori
perilaku & koqnitif, membahas dan
Interpretif dan mengkaji kehidupan sosial manusia.
Sedangkan teori Interpretif & kritis,
Kritis berhubungan dengan
terjadinya/berlangsungnya pengalaman
manusia.
Interpretif & kritis terbagi dalam asumsi-
asumsi tindakan manusia, keduanya
berbeda dalam beberapa aspek penting.

Teori Interpretif digunakan untuk

Teori komunikasi memahami pengalaman hidup manusia/


untuk menginterpretasikan makna-

Interpretif dan makna teks.

Teori Kritis, berkaitan dengan cara-cara


Kritis ketika manusia mengalami kendala dan
berusaha menciptakan berbagai metode
untuk memperbaiki kehidupan dalam
suatu kondisi.
Maka kita bahas:

1. Fenomenologi & Hermeneutika,


Teori komunikasi sebagai dasar bagi pendekatan
Interpretif dan kritis.
Interpretif dan 2. Teori-teori Komunikasi Interpretif;
3. Beberapa Teori Feminis & Muted
Kritis Group;
4. Teori-teori Komunikasi Kritis.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
Fenomenologi dan Hermeneutika, aliran pemikiran interpretasi yang
searah.

Banyak teori Interpretif, menaruh perhatian pada peran/teks, sejumlah


yang lain menaruh perhatian pada makna teks, terlepas dari siapa penulis
dan pembacanya.

Ada juga sejumlah Interpretif yang mengkaji makna dari makna dari
interpretasi itu sendiri & bagaimana pengalaman manusia melibatkan
pemahaman.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
> Fenomenologi

Adalah studi mengenai bagaimana manusia mengalami kehidupannya di


dunia. Studi ini melihat objek dan peristiwa dan perspektif orang yang
mengalami.

Realitas dalam fenomenologi selalu merupakan bagian dari pengalaman


sadar seseorang. Ini langkah maju dari aliran yang menganggap realitas
terlepas dari kesadaran & persepsi manusia.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
> Fenomenologi

Menurut MAURICE MERLEAU-PONTY (fenomenologi terkenal)

Fenomenologi menempatkan pengalaman nyata sebagai data dasar


pengetahuan. Fenomenologi menghindari penerapan ketentuan kategori
teoritis: “fenomenologi” berarti membiarkan segala sesuatu
mengungkapkan dirinya sendiri, tanpa memaksakan kategori kita kepada
mereka.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
> Fenomenologi

STANLEY DEETZ, ada tiga prinsip dasar fenomenologi;

1. Pengetahuan haruslah sadar. Pengetahuan tidak disimpulkan dari


pengalaman, tetapi diekspresikan dalam pengalaman sadar sendiri.
2. Makna, diberikan pada sesuatu atas dasar potensinya bagi tindakan
seseorang. Bagaimana seseorang berhubungan dengan objek akan
menentukan makna tersebut. Contoh; seikat kunci akan menjadi
penindih kertas ketika seseorang melihat potensinya sebagai suatu
benda yang cukup berat.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
> Fenomenologi

STANLEY DEETZ, ada tiga prinsip dasar fenomenologi;

3. Bahasa, merupakan perantara bagi munculnya makna. Dalam banyak


hal bahasa digunakan untuk mendefinisikan dan mengungkapkan hal-hal
tsb. Kita tahu bahwa “kunci” karena berbagai atribut yang diberikan pada
benda tsb, untuk mengunci, membuka, terbuat dari logam, berat, dsb.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
> Fenomenologi

Ada Dua Kubu Fenomenologi

1. Perintis Fenomenologi Modern, Edmund Husserl; mengajarkan


fenomenologi dapat menjadi Disiplin Ilmu, yaitu dengan kesadaran
jernih, orang dapat mengungkap kebenaran.
2. Martin Heidegger mengajarkan; pengetahuan yang pasti adalah
tidak mungkin & manusia tidak dapat memisahkan diri mereka dari
pengalaman subjektif mereka.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
> Hermeneutika

Perintisnya; Friedrich Schleiermacher, —>Wilhelm Dilthey—>Edmund


Husserl. Hermeneutika, menunjuk pada interpretasi tekstual.

Hermeneutika: studi mengenai pemahaman (The study of understanding),


dengan menginterpretasikan tindakan & bahasa.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
> Hermeneutika

Secara umum ada tiga kelompok utama Hermeneutika yaitu:

1. Hermeneutika, untuk menginterpretasikan tindakan dan teks.

2. Hermeneutika, untuk memahami teks; terlepas dari konteks dimana


teks tersebut diciptakan dan dikonsumsi.

3. Hermeneutika, yang mempelajari persoalan-persoalan pemahaman itu


sendiri.
Fenomenologi dan
Hermeneutika
Hermeneutika & Fenomenologi sepaham bahwa interpretasi merupakan
suatu proses tak terpisahkan dari bahasa. Karena kategori-kategori
linguistik merupakan bagian terpenting dari setiap pemahaman, yang
pada gilirannya membentuk realitas bagi manusia.
Teori Interpretasi
Teori Interpretasi
Usaha menjelaskan makna dari tindakan/pemahaman.

Interpretasi = Verstehen (bhs. Jerman)

Interpretasi; secara harfiah adalah proses aktif & inventif.

Interpretasi: suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-


kemungkinan makna.

Interpretasi, memberikan kontribusi pada pemahaman terhadap


komunikasi. Ada tiga teori interpretasi, jauh berakar dalam tradisi
fenomenologi dan Hermeneutika, yang masing-masing-masing punya
perspektif tersendiri.
Teori Interpretasi
> Teori Interpretasi Sosial (dari Alfred Schutz)

Schutz dipengaruhi Dilthey & Heidegger. Menurut Alfred Schutz; orang


melakukan interpretasi sosial dalam kehidupannya. Saat orang bertindak dalam
kehidupan sehari-harinya, mereka membuat tiga (3) asumsi dasar:

● Pertama: orang berasumsi bahwa realitas dan struktur kehidupan adalah


konstan, bahwa kehidupan akan tetap tampak seperti semula.
● Kedua: mereka beranggapan bahwa, pengalaman mereka terhadap
kehidupan itu “Valid”, sehingga orang beranggapan bahwa persepsi;
adalah akurat.
● Ketiga: orang melihat dirinya sebagai memiliki kekuatan untuk bertindak
& mencapai sesuatu & mempengaruhi kehidupan.
Teori Interpretasi
> Teori Interpretasi Tekstual

Paul Ricoeur, menjelaskan teori ini menggunakan Hermeneutika &


fenomenologi.

Menurut Ricouer, percakapan sebagai produk ujaran, dapat dipahami secara


linguistik, dengan menganalisis kata, atau secara personal dengan menemukan
makna dari pembicara itu sendiri atas apa yang dikatakannya.

Karena ‘kata’ memiliki banyak makna (polisemi), maka percakapan menuntut


interpretasi.
Teori Interpretasi
> Teori Interpretasi tentang Keberadaan

Menurut, Hans - George Gadamer, tokoh filsafat Hermeneutika, prinsip


utama teori interpretasi tentang keberadaan adalah: orang selalu
memahami pengalaman dari perspektif praduga.

Tradisi kita memberi, cara kita untuk memahami sesuatu, kita tidak dapat
memisahkan diri dari tradisi tsb. Pengamatan, penalaran, dan pemahaman,
tidak akan pernah obyektif murni; semuanya akan diwarnai oleh sejarah &
komunitas. Sejarah tidak boleh dipisahkan dari keadaan saat ini. Kita ini
selalu merupakan bagian yang simultan dari masa lalu, masa kini, dan
antisipasi ke masa mendatang. Artinya kita tidak dapat eksis di luar tradisi
historis.
Teori Interpretasi
> Kritik Terhadap Interpretasi

Ada dua debat serius terhadap pendekatan Interpretatif ini,


menggunakan terminologi ideologi kanan & kiri.

Menurut pihak kanan, pendekatan interpretatif dianggap bertentangan


dengan prinsip keilmuan tradisional. Aliran tradisional menuduh
pendekatan Interpretif terlalu meremehkan efek-efek kausal dari struktur
eksternal.
Teori Interpretasi
> Kritik Terhadap Interpretasi

Menurut pihak Kiri: pendekatan interpretatif konflik dengan teori kritis.


Teori Kritis menuduh pendekatan ini terlalu konservatif dan tidak
melakukan penilaian (non judgmental).

Pihak kanan adalah para strukturalis. Pihak kiri adalah para teori kritis.
Teori Interpretasi
> Kritik Terhadap Interpretasi

Bagi para strukturalis, metode penemuan ilmiah memang diperlukan.


Walau pendekatan Interpretif & kritis terdapat kesamaan prinsip-prinsip,
tetapi terdapat perbedaan mendasar.

Teori kritis, menuduh pendekatan Interpretif sebagai konservatif & tidak


memiliki karakter ideologis / hanya dengan memahami tindakan manusia
tidak akan cukup berarti.
Teori Interpretasi
> Kritik Terhadap Interpretasi

Ilmuwan harus mempelajari bagaimana orang ditindas sehingga mereka


dapat bangkit & mengubah kondisi kehidupan mereka. (Kaum Kiri).

Kegagalan pendekatan Interpretif, melakukan interpretasi itu hanya akan


memberikan legitimasi struktur-struktur kekuasaan yang represif &
melanggengkan penindasan dalam masyarakat.
Teori Interpretasi
> Kritik Terhadap Interpretasi

Pendekatan kritis menyiratkan penerapan nilai-nilai untuk membuat


penilaian terhadap pencapaian perubahan yang positif. Pendekatan kritis
telah diterapkan pada berbagai fenomena komunikasi.

Kritik:

● Retorika; hanya dengan cermat mempelajari efektivitas percakapan


& bentuk komunikasi lainnya.
● Estetika; hanya mempelajari kualitas artistik yang intrinsik pada
pesan atau medium ekspresi lainnya.
Teori Feminis &
Muted Group
Teori Feminis dan
“Muted Group”
Subyek bahasan ini adalah ilmu sosial kritis/ pengamatan kritis terhadap
struktur-struktur sosial.
> Teori Feminis

Merupakan sebutan pada perspektif/kelompok teori yang menggali


makna konsep gender. Teori feminis mengamati banyak aspek kehidupan
yang terlepas dari aspek biologis/jenis kelamin, dalam memahami kualitas
gender termasuk bahasa, karya, peran keluarga, pendidikan, sosialisasi
dsb.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Feminis

Kritik:
● Feminis ditujukan untuk mengungkap kekuatan & keterbatasan pembagian
gender, serta menekankan penindasan dalam hubungan gender.
Asumsi Teori Feminis;
● Bahwa; gender: kategori yang luas untuk memahami pengalaman manusia.
● Gender: suatu konstruksi sosial yang meski perlu, telah didominasi oleh laki-
laki & menindas perempuan.
● Gender: bahasa, karya, peran keluarga, pendidikan, & sosialisasi dalam
kelompok kehidupan sosial.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Feminim;

Untuk menghadapi asumsi-asumsi gender yang berlaku luas di


masyarakat & untuk mencapai pembebasan dari laki-laki untuk eksis di
dunia.

Teori Feminim, diartikan sebagai radikal menyentuh akar pengalaman


dalam budaya sosial & struktur linguistik yang menentukan hubungan
antara perempuan dan laki-laki.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Kelompok Bungkam (Muted Group)

Perintis: antropolog Edwin Ardener & Shirley Ardener Edwin Ardener.


Menurut Ardener, setelah melalui pengamatan yang lebih dalam nampak
bahasa dari suatu budaya memiliki bias laki-laki yang melekat di
dalamnya; yaitu bahwa laki-laki menciptakan makna bagi suatu kelompok,
dan suara perempuan ditindas / dibungkam.

Kata Ardener; perempuan yang dibungkam ini tidak memiliki kemampuan


mengekspresikan dirinya dengan lantang dalam dunia yang didominasi
laki-laki.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Kelompok Bungkam (Muted Group)

Sementara Shirley Ardener menyatakan pada Muted Group Theory


menunjukkan diamnya perempuan ada beberapa alasan:

1. Merasa kurang nyaman & kurang ekspresif dalam situasi publik


ketimbang laki-laki.
2. Merasa kurang nyaman dalam situasi publik ketimbang situasi
pribadi.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Kelompok Bungkam (Muted Group)

Konsekuensinya; perempuan lebih intensif memantau perilaku


komunikasinya dibanding laki-laki.

*Perempuan memperhatikan apa yang dirasakan & apa yang dipikirkan ke


dalam terminologi laki-laki. Ketika makna & expresi maskulin & feminim
konflik, maka laki-laki memenangkannya karena dominasi laki-laki dalam
masyarakat.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Kelompok Bungkam (Muted Group)

Teori komunikasi Cheris Kramarae memperluas dan melengkapi teori


bungkam, dengan asumsi dasar teori tersebut :

1. Perempuan menanggapi dunia ini berbeda dengan laki-laki karena


berakar dari pembagian kerja yang berbeda.
2. Karena dominasi politiknya, sistem persepsi laki-laki menjadi lebih
dominan, & menghambat ekspresi bebas pemikiran alternatif
perempuan.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Kelompok Bungkam (Muted Group)

Kramarae; menyampaikan 7 hipotesis, mengenai komunikasi perempuan


1). Perempuan lebih banyak mengalami kesulitan mengekspresikan diri
daripada laki-laki.

2). Perempuan lebih mudah memahami makna laki-laki daripada laki-laki


memahami makna perempuan.

3). Perempuan telah menciptakan cara-cara ekspresinya sendiri di luar


sistem laki-laki yang dominan.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Kelompok Bungkam (Muted Group)

Kramarae; menyampaikan 7 hipotesis, mengenai komunikasi perempuan


4). Perempuan cenderung lebih banyak mengekspresikan ketidak puasan
tentang komunikasi daripada laki-laki.

5). Perempuan seringkali berusaha mengubah aturan-aturan komunikasi


yang dominan untuk menghindari / menentang aturan-aturan
konvensional.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Kelompok Bungkam (Muted Group)

Kramarae; menyampaikan 7 hipotesis, mengenai komunikasi perempuan


6). Secara tradisional perempuan kurang menghasilkan kata-kata baru
yang populer dalam masyarakat, akibatnya mereka merasa dianggap tidak
memiliki kontribusi dalam bahasa.
7). Perempuan memiliki konsepsi humoris yang berbeda dengan laki-laki.
Teori Feminis dan
“Muted Group”
> Teori Kelompok Bungkam (Muted Group)

Merupakam Suatu contoh menarik dari teori komunikasi kritis. Teori ini
memusatkan perhatiannya pada kelompok tertentu dalam masyarakat,
mengungkap struktur-struktur penting penyebab penindasan, &
memberikan arah perubahan yang positif.
Teori feminis, berkutat pada pembagian Gender atas maskulin & feminin,
& banyak yang menanyakan manfaat dari dualisme tersebut.
Teori Komunikasi Kritis
Teori Komunikasi Kritis
Walau ada beberapa macam ilmu sosial kritis, semuanya memiliki tiga
asumsi:
● Pertama

Semula menggunakan prinsip-prinsip dasar ilmu sosial Interpretif. Yaitu


ilmuwan kritis menganggap perlu memahami pengalaman orang lain
dalam konteks. Secara khusus pendekatan kritis bertujuan
menginterpretasikan, dengan itu maka memahami bagaimana berbagai
kelompok sosial dikekang & ditindas.
Teori Komunikasi Kritis
Walau ada beberapa macam ilmu sosial kritis, semuanya memiliki tiga
asumsi:
● Kedua

Pendekatan kritis mengkaji kondisi-kondisi sosial dalam upaya


mengungkap struktur-struktur yang seringkali tersembunyi. Kebanyakan
teori-teori kritis mengajarkan bahasa. Pengetahuan adalah kekuatan
untuk memahami bagaimana seseorang ditindas, sehingga orang dapat
mengambil tindakan untuk mengubah kekuatan penindas.
Teori Komunikasi Kritis
Walau ada beberapa macam ilmu sosial kritis, semuanya memiliki tiga
asumsi:
● Ketiga

Pendekatan kritis secara sadar berupaya menggabungkan teori dan


tindakan. Teori-teori tersebut jelas normatif & bertindak untuk mencapai
perubahan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi hidup kita.
Teori Komunikasi Kritis
Kita akan diskusikan dua teori kritis yang cukup berpengaruh.

KRITIK FRANKFURT SCHOOL


Pada abad 20 jalinan teori komunikasi telah tumbuh dalam tradisi
‘Frankfurt School. Pemikiran Marxis, menjadi landasan pemikiran para
teoritisinya, meski sekarang sudah jauh dari pemikiran tsb. Sejak
pertengahan abad 20; Frankfurt School telah mengembangkan kritik
sosial, dan kemudian menjadi titik sentral dalam prinsip-prinsipnya, serta
sistem komunikasi massa merupakan fokus penting di dalamnya.
Teori Komunikasi Kritis
Nama pemikiran ini adalah TEORI KRITIS.

Tokoh yang memulai teori kritis : MAX HORKHEIMER, THEODORE


ADORNO, HERBERT MARCUSE, & banyak kolega mereka pada Frankfurt
Institute to Social Research padatanun 1923. Kelompok tsb semula
dipengaruhi prinsip Marxis, meski tidak pernah menjadi anggota partai
manapun. Karya mereka semata-mata ilmiah.
Bangkitnya NATURAL SOCIALISM (NAZI) di Jerman tahun 1930an,
hampir semua anggota Kelompok Frankfurt bermigrasi ke Amerika
Serikat, kemudian mereka menaruh perhatian pada KOMAS & Media
sebagai struktur penindas masyarakat kapitalistik, khususnya struktur di
Amerika Serikat.
Teori Komunikasi Kritis
Dewasa ini, Teori Kritis berkembang dan semakin menyebar dan semakin
metateori. Menurut teoritisi kritis, tugas mereka mengungkap kekuatan &
penindas dalam masyarakat melalui analisis dialektika.
Teori kritis menunjukkan dasar pemikiran dari kekuatan-kekuatan yang
saling berlawanan dan membentuk tatanan (sintesis) untuk mengubah
tatanan yang ada. Jika sudah mereka akan tetap terasing satu sama lain
dalam masyarakat secara keseluruhan.
Analisis semacam ini dalam istilah Teori Kritis disebut PRAXIS
(meruntuhkan kemapanan menuju seperangkat kontradiksi dan distorsi).
Teori kritis memberikan perhatian besar kepada alat-alat komunikasi
dalam masyarakat agar individu-individu kreatif dalam memberi kerangka
pada pesan.
Teori Komunikasi Kritis
Hanya dengan individu-individu yang benar-benar bebas untuk
mengekspresikan dirinya denah kejelasan dan penalaran, maka
pembebasan terjadi. Pembebasan tersebut tidak akan terjadi sebelum
munculnya tatanan masyarakat yang baru.

Salah satu kendala utama pada ekspresi individu ialah bahasa itu sendiri.
Karena kelas-kelas dominan dalam masyarakat menciptakan suatu bahasa
penindasan & pengekangan, sehingga kelas pekerja (masyarakat biasa)
sulit memahami situasi mereka & keluar dari situasi tersebut.

Disini terlihat kesamaan teori kritis dengan feminim, & filsafat


Hermeneutika. Kewajiban teori kritis, menciptakan bentuk-bentuk bahasa
baku yang dapat meruntuhkan paradigma dominan. Salah satu pemikir
teori kritis kontemporer ‘Juergen Habermas’.

Anda mungkin juga menyukai