Promotion, Advertising, and Sales Promotion Strategies
Oleh : Rosyida Nur Laili S411908039
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2019 Chapter 12 Promotion, Advertising, and Sales Promotion Strategies (Strategi Promosi, Periklanan, dan Promosi Penjualan)
Strategi promosi mengintegrasikan inisiatif komunikasi organisasi, menggabungkan iklan,
penjualan pribadi, promosi penjualan, pemasaran interaktif / Internet, pemasaran langsung, dan hubungan masyarakat untuk berkomunikasi dengan pembeli dan pihak lain yang memengaruhi keputusan pembelian. Kita awali bab ini dengan suatu tinjauan mengenai strategi promosi dan mengulas beberapa pertimbangan dalam memilih desain strategi tersebut. Tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi komunikasi terintegrasi yang berkontribusi setiap komponen promosi. Kemudian, kita membahas keputusan penting yang mengarah pada strategi periklanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan-keputusan ini. Pada bagian akhir kita akan membahas desain dan implementasi strategi penjualan. I. Promotion Strategy (Strategi Promosi) Strategi promosi adalah perencanaan, implementasi, dan pengendalian komunikasi dari suatu organisasi kepada para konsumen dan sasaran lainnya. Fungsi dari promosi dalam bauran pemasaran adalah adalah untuk mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan manajemen dengan masing-masing konsumen.Tanggung jawab pemasaran yang penting adalah merencanakan dan mengoordinasikan strategi promosi terpadu dan memilih strategi spesifik untuk masing-masing komponen promosi. Penting untuk mengetahui bahwa komunikasi dari mulut ke mulut di antara pembeli dan kegiatan komunikasi dari organisasi lain dapat memengaruhi audiens target perusahaan. A. The Composition of Promotion Strategy (Komposisi dari Startegi Promosi) 1. Advertising (Iklan) Iklan terdiri dari segala bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, atau ide yang dibayar oleh sponsor tertentu. Sponsor melakukan pembayaran untuk komunikasi melalui satu atau lebih bentuk media (misalnya televisi, radio, majalah, surat kabar). Keuntungan-keuntungan penggunaan iklan untuk berkomunikasi dengan para pembeli di antaranya adalah biaya yang rendah per pemasangan, keragaman media (surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, surat langsung, dan iklan dijalanan), pengendalian pemasangan, isi pesan yang konsisten, dan kesempatan mendesain pesan yang kreatif. Iklan juga mempunyai beberapa kelemahan. Ia tidak dapat berinteraksi dengan pembeli dan mungkin tidak dapat menarik perhatian orang-orang yang melihatnya. Lagi pula, pesannya hanya cocok selama waktu pemasangan saja. 2. Personal Selling (Penjualan Pribadi) Penjualan pribadi terdiri dari komunikasi verbal antara penjual (atau tim penjualan) dan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan atau mempengaruhi penjualan. Pengeluaran tahunan untuk penjualan pribadi jauh lebih besar daripada iklan, barangkali sampai dua kali lipat. Namun, kedua komponen promosi ini mempunyai kesamaan dalam beberapa hal, antara lain menciptakan kesadaran terhadap produk, menyampaikan informasi dan meyakinkan orang agar mau membeli. 3. Sales Promotion (Promosi Penjualan) Promosi penjualan terdiri dari berbagai kegiatan promosi, antara lain peragaan penjualan, kontes, pemberian sampel, displai titik pembelian, pembelian intensif, dan kupon. Pengeluaran promosi penjualan jauh lebih besar dari jumlah yang dihabiskan untuk iklan, dan sebesar pengeluaran tenaga penjualan. Urutan teknik-teknik komunikasi dan insentif memberikan beberapa keuntungan; promosi dapat digunakan untuk menargetkan pembeli, menjawab kesempatan khusus, dan menciptakan insentif pembelian. 4. Direct Marketing (Penjualan Langsung) Pemasaran langsung mencakup berbagai saluran komunikasi yang memungkinkan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan pembeli individu. Contohnya adalah katalog, telemarketing surat langsung, penjualan televisi, penjualan surat kabar radio / majalah, dan belanja elektronik. Fitur yang membedakan pemasaran langsung adalah peluang bagi pemasar untuk mendapatkan akses langsung ke pembeli. Pengeluaran pemasaran langsung merupakan bagian dari pengeluaran promosi yang semakin besar. 5. Interactive/Internet Marketing (Pemasaran Interaktif / Internet) Termasuk dalam komponen promosi ini adalah Internet. CD-ROM, kios, dan televisi interaktif. Media interaktif memungkinkan pembeli dan penjual untuk berinteraksi. Internet melakukan peran penting dan cepat meningkat dalam strategi promosi. Selain menyediakan saluran penjualan langsung, internet dapat digunakan untuk mengidentifikasi prospek penjualan, melakukan survei berbasis web, memberikan informasi produk, dan menampilkan iklan. Internet menyediakan platform untuk strategi bisnis yang lengkap dalam hal model bisnis Internet. Strategi pemasaran semakin dikaitkan dengan inisiatif Internet. Internet telah menjadi komponen penting dari banyak program komunikasi. 6. Public Relations (Hubungan Masyarakat) Hubungan masyarakat untuk suatu perusahaan dan produknya terdiri dari komunikasi yang ditempatkan di media komersial tanpa biaya kepada perusahaan yang menerima publisitas. Misalnya, rilis berita tentang produk baru dapat dipublikasikan di majalah perdagangan tetapi perusahaan tidak membayar untuk komunikasi tersebut. Liputan media adalah artikel atau berita. Tujuan departemen hubungan masyarakat adalah untuk mendorong media yang relevan untuk memasukkan informasi yang dikeluarkan perusahaan dalam media komunikasi. B. Developing Promotion Strategy (Pengembangan Strategi Promosi) Beberapa kegiatan terlibat dalam merancang strategi promosi termasuk (1) menetapkan tujuan komunikasi, (2) memutuskan peran masing-masing komponen yang membentuk program promosi, (3) menentukan anggaran promosi, (4) memilih strategi untuk setiap komponen promosi, (5) mengintegrasikan dan menerapkan strategi komponen promosi, dan (6) mengevaluasi efektivitas strategi promosi terpadu. Strategi khusus harus ditentukan untuk periklanan, penjualan pribadi, promosi penjualan, pemasaran langsung, Internet, dan hubungan masyarakat dan strategi ini perlu diintegrasikan dan dikoordinasikan secara hati- hati untuk mencapai tujuan komunikasi. Pasar sasaran, produk, distribusi, dan penetapan harga menuntun: (1) penentuan peranan strategi promosi dalam seluruh program pemasaran dan (2) pengidentifikasian tugas-tugas komunikasi spesifik kegiatan – kegiatan promosi. Salah satu masalah penting adalah penentuan peranan yang akan dimainkan promosi dalam strategi pemasaran.Iklan, penjualan perorangan, atau kombinasi keduanya seringkali merupakan bagian penting strategi pemasaran perusahaan. C. Communication Objectives (Tujuan Komunikasi) Tujuan komunikasi membantu menentukan bagaimana komponen strategi promosi digunakan dalam program pemasaran. Beberapa tujuan komunikasi ilustratif mengikuti. 1. Need Recognition (Butuh Pengakuan) Tujuan komunikasi, yang penting untuk pengenalan produk baru, adalah untuk memicu kebutuhan. Pengakuan akan kebutuhan mungkin juga penting untuk produk dan layanan yang ada, terutama ketika pembeli dapat menunda pembelian atau memilih untuk tidak membeli (seperti asuransi jiwa). 2. Finding Buyers (Menemukan Pembeli) Kegiatan promosi dapat digunakan untuk mengidentifikasi pembeli. Pesan tersebut berusaha agar calon pembeli merespons. Ingat, misalnya, penggunaan Internet untuk menarik calon penonton film yang dibahas dalam Fitur Internet sebelumnya. Tenaga penjualan dapat diberikan tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menyaring prospek. Penggunaan nomor bebas pulsa sering membantu dalam mengidentifikasi pelanggan serta masalah dan masalah yang menarik bagi penelepon. 3. Brand Building (Membangun Merek) Promosi dapat membantu informasi pencarian pembeli. Salah satu tujuan dari kegiatan promosi produk baru adalah untuk membantu pembeli belajar tentang produk tersebut. Perusahaan obat resep beriklan ke publik untuk membuat orang sadar akan penyakit dan nama merek produk yang digunakan untuk perawatan. 4. Evaluation of Alternatives (Evaluasi Alternatif) Promosi membantu para pembeli mengevaluasi produk-produk atau merek- merek alternatif. Baik iklan komparatif dan penjualan pribadi efektif dalam menunjukkan kekuatan merek dibandingkan merek pesaing.Contoh dari bentuk iklan ini adalah untuk menganalisis merek pesaing suatu produk, menunjukkan perbandingan yang menguntungkan untuk merek perusahaan yang menempatkan atribut produk tertentu yang dapat digunakan untuk perbandingan. 5. Decision to Purchase (Keputusan untuk Membeli) Beberapa komponen promosi dapat digunakan untuk merangsang keputusan pembelian. Penjualan pribadi sering kali efektif dalam memperoleh komitmen pembelian dari pembeli barang tahan lama konsumen dan produk industri. Organisasi-organisasi penjualan dari pintu ke pintu seperti Avon menggunakan pendekatan penjualan yang terprogram dengan baik untuk mendorong calon konsumen membeli produk-produk mereka. Tujuan komunikasi dalam perusahaan-perusahaan ini mencakup pembuatan suatu sasaran kontak langsung setiap hari. Promosi penjualan titik pembelian, seperti display di toko-toko eceran, dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan membeli, seperti sampel-sampel dan kupon. Salah satu kelebihan penjualan perorangan dibanding dengan iklan adalah fleksibilitas dalam menjawab tujuan dan pertanyaan-pertanyaan pembeli pada saat mengambil keputusan untuk membeli. 6. Customer Retention (Retensi Pelanggan) Berkomunikasi dengan pembeli sesudah mereka membeli suatu produk adalah suatu kegiatan penting promosi. Kunjungan ulang para wiraniaga, iklan-iklan yang menekankan kemampuan pelayanan suatu perusahaan, dan penempatan nomor-nomor telepon bebas pulsa pada kemasan yang mendorong pemakai mencari informasi atau melaporkan masalah-masalah adalah contoh komunikasi purna beli. Contoh-contoh tujuan promosi adalah: Menciptakan atau meningkatkan kesadaran pembeli akan suatu produk atau merek. Mempengaruhi sikap pembeli terhadap perusahaan, produk, atau merek. Meningkatkan preferensi pembeli terhadap merek dalam suatu segmen yang ditargetkan. Meraih peningkatan penjualan dan pangsa pasar untuk konsumen sasaran khusus dan prospek sasaran. Melahirkan keinginan kembali untuk membeli suatu merek. Mendorong pembeli untuk mencoba suatu produk baru. Menarik konsumen-konsumen baru. Mendorong hubungan jangka panjang. D. Deciding the Role of the Promotion Components (Memutuskan Peran Komponen Promosi) Tujuan komunikasi bermanfaat dalam menentukan peran spesifik setiap komponen dalam program promosi. Misalnya, peran tenaga penjualan mungkin untuk mendapatkan penjualan atau sebagai gantinya menginformasikan saluran organisasi distribusi tentang fitur dan aplikasi produk. Iklan dapat digunakan untuk menghasilkan pembelian berulang suatu merek. Promosi penjualan (misalnya, pameran) dapat digunakan untuk mencapai berbagai tujuan dalam bauran promosi. Pemasaran langsung dapat memainkan peran utama dalam perusahaan tertentu. Pada awal pengembangan strategi promosi, perlu ditetapkan beberapa pedoman untuk komponen-komponen bauran promosi. Pedoman ini membantu menentukan strategi untuk setiap komponen promosi. Perlu ditentukan tujuan komunikasi yang diemban setiap komponen promosi. Misalnya, iklan mungkin bertanggung jawab untuk menciptakan kesadaran akan suatu produk baru. Promosi penjualan (misalnya, kupon dan sampel) mungkin akan mendorong pembeli untuk mencoba produk baru. Penjualan perseorangan mungkin bertugas untuk mendorong para pengecer agar mau menyediakan stok produk baru tersebut. Juga perlu ditentukan seberapa besar kontribusi dari setiap komponen promosi tersebut. Bila mengetahui kontribusi setiap komponen, akan lebih mudah menetapkan anggaran promosi. E. Determining the Promotion Budget (Menentukan Anggaran Promosi) Secara realistis, penganggaran dalam praktiknya cenderung menekankan peningkatan efektivitas promosi dibandingkan dengan hasil di masa lalu. Karena itu, teknik penganggaran yang lebih praktis biasanya digunakan. Metode-metode ini termasuk: (1) tujuan dan tugas, (2) persen penjualan, (3) paritas persaingan, (4) kemampuan keuangan (all you can afford), dan (5) Penganggaran dan praktik. Pendekatan yang sama juga digunakan untuk menentukan anggaran iklan dan promosi penjualan. Anggaran penjualan perorangan ditetapkan menurut banyaknya personil penjualan dan kualifikasi lainnya. 1. Objective and Task (Tujuan dan Tugas) Metode yang logis dan hemat ini barangkali merupakan pendekatan penganggaran yang paling banyak digunakan. Manajemen menetapkan tujuan komunikasi, menentukan tugas-tugas penting untuk mencapai tujuan dan menambah biaya. Metode ini juga menetapkan bauran komponen-komponen promosi dengan memilih komponen-komponen yang sesuai untuk mencapai setiap tujuan. Mmanajemen pemasaran harus hati-hati mengevaluasi bagaimana tujuan promosi dicapai dan memilih komponen-komponen promosi paling murah. Keefektifan metode tujuan dan tugas tergantung pada pertimbangan dan pengalaman kepala staf eksekutif dan staf pemasaran. 2. Percent of Sales (Persen Penjualan) Dengan menggunakan metode ini, anggaran dihitung sebagai persen penjualan karena itu agak bersifat arbiter. Angka persentase seringkali didasarkan pada pola pengeluaran masa lalu. Persoalan mendasar adalah metode ini tidak menyadari saling keterkaitan antara upaya-upaya dan hasil-hasil promosi. 3. Competitive Parity (Paritas Persaingan) Pengeluaran promosi untuk metode penganggaran ini juga dipengaruhi oleh besarnya anggaran yang dikeluarkan para pesaing. Namun pesaing mungkin menghabiskan terlalu banyak (atau tidak cukup) untuk promosi. Kelemahan kunci lain dari metode paritas kompetitif adalah strategi promosi yang berbeda. Misalnya, Revlon menggunakan strategi distribusi yang intensif, sementara Estee Lauder menargetkan pembeli dengan mendistribusikannya melalui toko-toko serba ada pilihan. Suatu perbandingan strategi-strategi promosi antara perusahaan-perusahaan ini tidak terlalu penting karena target pemasaran dan tujuan promosinya berbeda. 4. All You Can Afford Karena anggaran itu terbatas adalah kenyataan di sebagian besar perusahaan, metode ini cenderung memengaruhi semua keputusan anggaran. Manajemen puncak mungkin menentukan berapa banyak yang dapat dibelanjakan untuk promosi. Metode tujuan dan tugas ini dapat digabungkan dengan metode all you can afford dengan menetapkan prioritas tugas dan mengalokasikan anggaran untuk tugas-tugas prioritas yang lebih penting. 5. Budgeting in Practice (Penganggaran dan Praktik) Penelitian yang disponsori oleh Marketing Science Institute menunjukkan bahwa dalam praktiknya, penganggaran promosi di perusahaan produk konsumen melibatkan proses yang merupakan kombinasi dari tindakan rasional, politis, dan tindakan cepat. The Cross Functional Feature merangkum temuan-temuan penelitian. F. Promotion Component Strategies (Strategi Komponen Promosi) Menentukan strategi untuk setiap komponen promosi termasuk menetapkan tujuan dan anggaran, memilih strategi, dan menentukan kegiatan (dan waktu) yang harus dikejar. Misalnya kegiatan periklanan termasuk memilih strategi kreatif, merumuskan pesan, dan memilih media untuk membawa iklan. G. Integrating and Implementing the Promotion Strategy (Mengintegrasikan dan Menerapkan Strategi Promosi) Strategi komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing advertising communications/IMC) strategi menggantikan program iklan, publisitas, dan penjualan yang terfragmentasi. Pendekatan-pendekatan ini berbeda dari strategi promosi tradisional dalam beberapa cara seperti yang dijelaskan oleh karakteristik strategi IMC berikut dalam ritel: 1. Program-program IMC bersifat komprehensif. Program-program periklanan, penjualan perorangan, lingkungan penjualan eceran, program modifikasi iklan, hubungan masyarakat, program-program hubungan dengan investor, komunikasi karyawan, dan bentuk – bentuk lainnya semua dipertimbangkan dalam perencanaan suatu IMC. 2. Program-program IMC adalah terpadu. Pesan-pesan yang disampaikan oleh semua media, yang mencakup pengaruh-pengaruh yang bertentangan seperti perekrutan karyawan dan lingkungan pengecer yang menjadi landasan utama pemasar, adalah sama atau mendukung tema yang sama. 3. Program-program IMC ditargetkan. Program hubungan masyarakat, program periklanan dan program dealer/distributor semuanya mempunyai posisi sasaran yang sama atau berkaitan. 4. Program-program IMC mempunyai pelaksanaan komponen komunikasi organisasi secara terkoordinasi. 5. Program-program IMC menekankan produktivitas dalam mencapai sasaran- sasaran yang ditentukan ketika menyeleksi saluran komunikasi dan mengalokasikan sumber-sumber ke media pemasaran. H. Effectiveness of Promotion Strategy (Efektivitas Strategi Promosi) Melacak efektivitas strategi promosi melibatkan (1) mengevaluasi efektivitas setiap komponen promosi, dan (2) menilai efektivitas keseluruhan strategi promosi terpadu. II. Advertising Strategy (Strategi Periklanan) Mengidentifikasi dan menggambarkan audiens target adalah langkah pertama dalam mengembangkan strategi periklanan. Selanjutnya, penting untuk menetapkan tujuan spesifik dan memutuskan anggaran iklan. Mungkin ada penyesuaian (naik atau turun) dari anggaran awal ini karena kegiatan periklanan tertentu dan pilihan media ditentukan. Pemilihan strategi kreatif berikut. Pesan khusus perlu dirancang untuk setiap iklan. Iklan dapat diuji coba. Pilihan media iklan dan jadwal pemrograman menerapkan strategi kreatif. Langkah terakhir adalah menjalankan strategi periklanan dan mengevaluasi efektivitasnya. Kami memeriksa setiap kegiatan ini, menyoroti fitur penting dan masalah strategi. Dalam diskusi kami mengasumsikan bahwa target audiens telah dipilih. A. Setting Advertising Objectives and Budgeting (Menetapkan Tujuan dan Penganggaran Iklan) 1. Advertising Objectives (Tujuan Iklan) Diskusi awal mengenai tujuan komunikasi mengidentifikasi berbagai tujuan yang mungkin relevan untuk iklan. Ini termasuk pengakuan kebutuhan, mengidentifikasi pembeli, membangun merek, evaluasi alternatif, keputusan untuk membeli, dan retensi pelanggan. Lebih dari satu tujuan dapat diterapkan untuk strategi periklanan tertentu. Memperlihatkan tingkat-tingkat alternatif untuk menetapkan tujuan iklan. Dengan bergerak dari tingkat yang paling umum (pemasangan) ke tingkat yang paling spesifik (kontribusi laba), tujuannya meningkat makin dekat ke keputusan pembelian. Misalnya, mengetahui bahwa iklan menyebabkan peningkatan penjualan yang terukur, jauh lebih berguna bagi pengambil keputusan daripada mengatakan bahwa iklan menyingkapkan suatu pesan periklanan kepada sejumlah orang tertentu. Hal yang paling terpenting adalah apakah tujuan-tujuan pada tingkat umum berkaitan dengan perilaku pembelian. Misalnya, seberapa jauh kesadaran akan meningkatkan peluang orang membeli suatu produk? Pencapaian tujuan yang sangat umum dan tingkat menengah seringkali dapat diukur, sementara dampak penjualan dan laba penjualan sangat sulit diukur. 2. Budget Determination (Penentuan Anggaran) Metode penganggaran untuk promosi yang dibahas pada awal bab ini juga digunakan dalam penganggaran periklanan. Metode tujuan dan tugas memiliki logika pendukung yang lebih kuat daripada metode lainnya. Model analitik dari respons penjualan telah dikembangkan untuk membantu memandu keputusan penganggaran iklan untuk produk konsumen yang sering dibeli. Satu model menggunakan analisis regresi berganda dengan pengeluaran iklan dan prediktor lain untuk memperkirakan penjualan merek. Data dari beberapa periode waktu sebelumnya digunakan untuk membangun model. Asumsi utama adalah bahwa hubungan historis akan bertahan di masa depan. Penentuan anggaran, strategi kreatif, dan strategi media / pemrograman saling terkait erat, sehingga keputusan ini perlu dikoordinasikan dengan cermat. Anggaran awal dapat ditetapkan, dapat ditinjau setelah strategi kreatif dan media / pemrograman ditentukan. Menggunakan penganggaran yang objektif dan tugas, rencana kreatif dan alternatif media harus diperiksa dalam proses penganggaran. B. Creative Strategy (Strategi Kreatif) Strategi kreatif dipandu oleh target pasar dan posisi yang diinginkan untuk produk atau merek. Dalam bab 6 kita membahas penentuan posisi menurut fungsi yang dilakukan oleh merek, simbol yang ingin disampaikan oleh merek, atau pengalaman yang diberikan oleh merek. Tema kreatif berupaya mengomunikasikan positioning yang dimaksudkan secara efektif kepada pembeli dan orang lain yang memengaruhi pembelian merek. C. Media/Scheduling Decisions (Keputusan Media / Penjadwalan) Suatu biro iklan perusahaan biasanya menentukan keputusan media dan penjadwalan. Biro ini mempunyai pengalaman teknis untuk menyesuaikan media dan penjadwalan ke konsumen sasaran. Keputusan media, waktu, dan pemrograman sebagian besar dipengaruhi oleh dua faktor: (1) akses ke konsumen sasaran, dan (2) biaya menjangkau kelompok sasaran. Standard Rates and Data Services menerbitkan biaya untuk berbagai media. Biayanya ditentukan oleh tingkat sirkulasinya dan tipe publikasinya. Dalam menentukan medium mana yang akan digunakan, perlu dievaluasi biaya per pemasangan dan ciri-ciri para pelanggannya. Model-model media tersedia untuk menganalisis alokasi dan memutuskan bauran media mana yang paling banyak mencapai satu tujuan atau lebih. Model-model ini khususnya menggunakan ukuran pemasangan sebagai dasar untuk alokasi media. Misalnya, biaya perseribu pemasangan dapat digunakan untuk mempertimbangkan media alternatif. Model-model ini juga mempertimbangkan ciri-ciri konsumen (misalnya, komposisi kelompok umur) dan faktor-faktor lain.Model-model ini berguna dalam memilih media apabila digunakan banyak program periklanan dan rentang media itu sangat luas. D. Role of the Advertising Agency (Peran Agensi Iklan) 1. Agency Relationship (Hubungan keagenan) Basis operasi normal antara klien korporat dan agensi adalah upaya kerja sama. Klien menjelaskan kepada agensi mengenai strategi pemasaran dan peran iklan dalam program pemasaran. Dalam kasus yang sama, eksekutif agensi dapat dilibatkan dalam pengembangan strategi pemasaran. Semakin baik agensi memahami program pemasaran perusahaan, semakin efektif agensi dalam menyediakan layanan iklan. Agensi dapat menugaskan satu atau lebih personel penuh waktu untuk klien dengan anggaran iklan yang besar. 2. Agency Compensation (Kompensasi Agensi) Metode tradisional kompensasi agensi adalah komisi 15 persen untuk pengeluaran media. Sebagian besar lembaga mengoperasikan beberapa jenis pengaturan komisi, meskipun pengaturan tersebut mungkin melibatkan komisi untuk penempatan media dan pengaturan terpisah untuk layanan lain. 3. Industry Composition (Komposisi Industri) Agen layanan penuh besar seperti Dentsu di Tokyo dan Young & Rubicam di New York merupakan bagian dominan dari tagihan. Meskipun demikian, beberapa lembaga regional dan regional telah dibantu tekanan untuk perubahan di seluruh industri. Kekhawatiran klien tentang tarif komisi yang sewenang-wenang dan kurangnya fleksibilitas dalam layanan klien telah menyebabkan menempatkan bisnis dengan agensi khusus kecil yang menyediakan pembelian media, desain kreatif, dan layanan lainnya. Tinere adalah banyak agen lokal dan regional yang melayani klien kecil dan menengah. 4. Problem Areas (Area Masalah) Biasanya, agen tidak melayani klien yang bersaing di industri yang sama. Agensi memerlukan akses ke informasi sensitif (misalnya, penjualan berdasarkan lini produk, berdasarkan wilayah geografis) agar dapat melayani klien secara efektif. Pengiklan ragu untuk membagikan informasi rahasia ketika agensi memiliki klien yang dipandang sebagai pesaing. Mencapai satu tujuan klien lebih sulit dalam bekerja dengan perusahaan yang memiliki anggaran iklan lebih kecil. Penting ketika memilih agensi untuk menentukan siapa kliennya dan kebijakan apa yang diikuti agensi mengenai melayani klien yang merupakan pesaing. E. Implementing the Advertising Strategy and Measuring Its Effectiveness (Implementasi Strategi Periklanan dan Mengukur Keefektifannya) Sebelum melaksanakan strategi periklanan, perlu ditetapkan terlebih dahulu kriteria pengukuran keefektifannya. Mengukur keefektivan memberikan umpan balik yang berguna untuk keputusan-keputusan periklanan di masa depan. 1. Tracking Advertising Performance (Melacak Kinerja Iklan) Dampak iklan terhadap penjualan sulit diukur karena faktor-faktor lain juga ikut mempengaruhi penjualan dan laba. Kebanyakan usaha untuk mengukur keefektivan mempertimbangkan tujuan-tujuan seperti perubahan sikap, kesadaran atau pemasangan. Dengan membuat perbandingan antara tujuan dan hasil, perusahaan akan terbantu ketika menghentingkan atau mengubah kampanye-kampanye periklanan. 2. Methods of Measuring Effectiveness (Metode-metode Pengukuran Keefektivan) Beberapa metode digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil periklanan. Analisis mengenai data historis, mengidentifikasi hubungan antara pengeluaran periklanan dan teknik statistik penjualan seperti analisis regresi. Ingat kembali tes-tes pengukuran kesadaran konsumen terhadap iklan dan kampanye khusus dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan suatu iklan. Penelitian longitudinal mengikuti biaya iklan dan penjualan sebelum, selama, dan sesudah kampanye periklanan. Uji-uji terkendali adalah suatu bentuk penelitian longitudinal yang efek-efek luarnya diukur dan/atau dikontrol selama pengujian. Uji pemasaran digunakan untuk mengevaluasi keefektifan periklanan. Model-model usaha/hasil menggunakan data empiris untuk membangun suatu hubungan matematis antara usaha penjualan dan periklanan. Suatu metode yang baik untuk mengukur keefektivan periklanan adalah penggunaan panel-panel konsumen di kota-kota dengan kabel TV. Panel-panel ini adalah sekelompok konsumen yang setuju untuk menyediakan informasi tentang pembelian mereka atas dasar kesinambungan. III. Sales Promotion Strategy (Strategi Promosi Penjualan) Pengeluaran promosi penjualan lebih cepat meningkat dibanding dengan pengeluaran untuk periklanan di banyak perusahaan. Berikut ini kita lihat hakekat dan lingkup promosi penjualan, macam-macam kegiatan promosi penjualan, keunggulan dan kelemahan promosi penjualan, dan keputusan yang membentuk strategi promosi penjualan. A. Nature and Scope of Sales Promotion (Hakekat dan Ruang Lingkup Promosi Penjualan) Tanggung jawab untuk kegiatan promosi penjualan seringkali mencakup beberapa fungsi pemasaran, seperti periklanan, merchandising, perencanaan produk, dan penjualan. Total pengeluaran untuk promosi penjualan menurut jenis bisnis dan industri jauh lebih besar dibanding dengan total yang dihabiskan untuk periklanan. Salah satu hal yang penting adalah bagaimana mengelola berbagai fungsi promosi penjualan. Walaupun kegiatan-kegiatan ini sering digunakan untuk mendukung periklanan, penetapan harga, saluran distribusi, dan strategi penjualan perorangan, namun besar dan lingkup promosi penjualan menganjurkan bahwa tanggung jawab untuk mengelola program ini seharusnya dibebankan kepada salah seorang eksekutif. Kepala eksekutif pemasaran harus mengkoordinasikan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan promosi penjualan. B. Sales Promotion Activities (Kegiatan-kegiatan Promosi Penjualan) Banyak kegiatan mungkin cocok untuk seluruh program promosi, antara lain pameran dagang, periklanan khusus (misalnya, pencetakan kalender), kontes, display titik pembelian, kupon, program perkenalan (misalnya, bonus bagi perantara), dan pemberian sampel-sampel gratis. 1. Promotion to Customer Targets (Promosi Kepada Konsumen Sasaran) Promosi penjualan seringkali digunakan dalam memasarkan banyak produk dan jasa konsumen. Salah satu perhatian manajemen yang penting adalah mengevaluasi keefektivan promosi seperti kupon, rabat, kontes, dan daya penarik lainnya. Penggunaan tur pabrik dan pusat kunjungan adalah bentuk promosi penjualan yang menarik yang secara agresif diusahakan oleh berbagai produsen produk konsumen, dalam upaya mereka untuk mengatasi kesulitan berkomunikasi dengan konsumen melalui media periklanan tradisional. Fitur Strategi menggambarkan inisiatif "experiential marketing" dari beberapa perusahaan. 2. Promotion to Industrial Targets (Promosi ke Industri Sasaran) Banyak metode promosi penjualan yang digunakan untuk produk-produk konsumen juga berlaku bagi produk-produk industri, walaupun peranan dan lingkup metode tersebut bervariasi. Misalnya, pameran memegang peran kunci dalam strategi pemasaran perusahaan berukuran kecil dan sedang. Keunggulan pameran ini adalah konsentrasi utama dari para pembeli potensial pada satu lokasi selama jangka waktu yang sangat singkat. Kegiatan-kegiatan promosi mendukung strategi penjualan langsung.Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi katalog, brosur, laporan informasi, sampel-sampel, pameran, petunjuk pemakaian, dan alat-alat promosi lainnya seperti kalender, pena, dan kalkulator. 3. Promotion to Value Chain Members (Promosi untuk Anggota Rantai Nilai) Promosi penjualan merupakan bagian penting dari usaha pemasaran pabrikan kepada pedagang besar dan pengecer untuk produk-produk seperti makanan, minuman,dan perkakas dapur. Katalog-katalog dan informasi produk lainnya merupakan komponen-komponen promosi yang penting untuk banyak lini. Internet menawarkan cara alternatif untuk membuat informasi katalog tersedia. Penetapan harga promosi seringkali digunakan untuk mendorong produk- produk baru melalui saluran distribusi. Alat-alat periklanan khusus seperti kalender dan kertas memo digunakan dalam mempertahankan kesadaran pembeli terhadap merek dan nama perusahaan. 4. Promotion to the Sales Force (Promosi ke Tenaga Penjualan) Kegiatan-kegiatan insentif dan informasi merupakan bentuk utama promosi yang digunakan untuk membantu memotivasi tenaga penjualan perusahaan. Kontes dan hadiah penjualan cukup populer. Kemasan-kemasan presentasi membantu wiraniaga untuk menjelaskan produk-produk baru dan ciri-ciri produk yang ada. Alat-alat bantu elektronik seperti videotape, slide, dan disc player menjadi makin penting dalam membantu para wiraniaga untuk mengkomunikasikan informasi produk.. C. Advantages and Limitations of Sales Promotion (Keunggulan dan Kelemahan Promosi Penjualan) Karena beragamnya kemampuan insentif, harga, dan komunikasi, promosi penjualan memiliki fleksibilitas untuk berkontribusi pada berbagai tujuan pemasaran. Seorang manajer produk dapat menargetkan pembeli, perantara, dan wiraniaga dan dapat mengukur tanggapan penjualan dari kegitan-kegiatan promosi penjualan untuk menentukan keefektivan mereka. Misalnya, sebuah perusahaan dapat menelusuri keberhasilan kupon atau kesuksesan rabat. Banyak teknik promosi berupa insentif dan harga mendorong pembelian produk. Kendati demikian, promosi penjualan bukan tanpa kelemahan. Dalam banyak kesempatan, promosi penjualan lebih mendukung upaya-upaya promosi lainnya ketimbang menggantikan periklanan dan penjualan perorangan. Pengendalian perlu dilakukan untuk mencegah orang-orang tertentu untuk tidak mengambil keuntungan dari penawaran bebas, kupon, dan insentif lainnya. D. Sales Promotion Strategy (Strategi Promosi Penjualan) Langkah – langkah dalam mengembangkan strategi promosi penjualan mirip dengan desain strategi periklanan. 1. Perlu didefinisikan tugas-tugas komunikasi yang diharapkan dicapai oleh program promosi penjualan 2. Tujuan-tujuan promosi khusus ditetapkan menyangkut kesadaran dan keinginan pembeli 3. Perlu dievaluasi penghematan relatif dari metode-metode promosi penjualan yang wajar 4. Memilih metode-metode yang menawarkan kombinasi antara hasil dan biya yang terbaik 5. Baik isi promosi penjualan maupun waktu harus dikoordinasikan dengan kegiatan – kegiatan promosi lainnya 6. Akhirnya, program ini dilaksanakan dan dievaluasi berdasarkan kesinambungannya. Evaluasi mengukur sejauh mana tujuan telah dicapai.