Anda di halaman 1dari 14

ESSAY KULIAH MINGGU

PERTAMA
BLOK 6.1

NAMA : DAFFA ROFISA MAULANA


NPM : 117170013
BLOK : 6.1

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI


FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
ANESTESI OBSTETRIK
Oleh: dr. Nunung nurabaniwati, Sp.OG (K)

Teknik Anestesi Regional

Tabel. Agen anestesi lokal yang biasa digunakan dalam obstetrik

Agen Konsentras Volume Onset Durasi Max Dose Kegunakan


anestesia i (min) klinik
Aminoestersb
2- 2 10-20 Cepat 30-60 800 Infiltrasi
Chloroprocai 3 10-20 30-60 lokal atau
ne epidural
pudendal
blok hanya
untuk
operasi
sesar
Aminoamide
sb
Bupivacaine 0,25 5-10 Lambat 60-90 175 Epidural
untuk sakit
persalinan
0,5 10-20 90-150 Epidural
untuk
operasi
sesar
0,75 1,5-2 60-120 Spinal
untuk
operasi
sesar
Lidocain 1-1,5 10-20 Cepat 30-60 300 Lokal
infiltrasi
atau blok
pudendal
1,5-2 5-20 60-90 Epidural
untuk sakit
persalinan
atau
operasi
sesar
5 1,5-2 45-60 Spinal
untuk
D&C atau
jalan nifas
Ropivacaine 0,2-0,5 5-10 Lambat 60-90 200 Epidural
untuk sakit
persalinan
0,5-1 10-30 90-150 250 Epidural
untuk
operasi
sesar
a= tanpa epineprin
b= ester dihidrolisis menggunakan plasma kolinesterase dan amida dengan hepatic clearance.
D&G= pelebaran dan kuretase\

A. Toksisitas syaraf pusat


Manifestasi yang timbul:
- Pusing
- Tinitus
- Baal pada lidah dan mulut
- kejang sampai penurunan kesadaran

B. Toksisitas Kardiovaskular
Manifestasi:
- Hipertensi dan takikardia
- segera diikuti hipotensi, aritmia dan perfusi uteroplasenta yang terganggu

C. Blok Pudendal
- untuk pelahiran spontan
- Teknik blok nervus pudendus
- 10 cc lidokain 0,5-1%
- tangan kanan masukan kevagina, mencapai spina iskiadika
- disuntikan sampai menembus ujung ligamentum sakrospinal
- Jarum diarahkan ke inferolateral, aspirasi, tidak ada darah
- suntikan 10cc, tunggu 2-5 menit
- Komplikasi
- Hematom akibat perforasi
- infeksi berat
- infeksi menyebar

D. Blok paraservikal
- pasien yang hendak kuret
- selama 1 kala persalinan
- lidokain atau kloroprokain
- di injeksikan ke dalam serviks lateral pada pukul 3 dan 9
- Bupivacaine, meningkatkan resiko kardiovaskular
- Komplikasi : bradikardi janin, 10-30 menit

E. Blok spinal (Subaraknoid) pelahiran perveginam


- Sudah jarang digunakan
- untuk pelahiran forsep atau vakum
- sampai dermatom T10

F. Blok Spinal (Subarachnoid) Pelahiran sesar


- Dermatom T4
- 10-20 mg Bupivacaine hiperbarik

G. Epidural Blok
- Pelahiran sesar
- Melalui ruang intravetebral lumbal
- Kateter, injeksi ulang/ kontiyu
- Kontraindikasi : infeksi kulit, peningkatan tekanan intrakranial, perdarahan serius, infeksi
- Komplikasi: Blokade spinal total, analgesia inefektif, kejang, demam, nyeri punggung

Teknik Anestesi Umum


Indikasi:
a. Gawat janin
b. kontraindikasi dengan anestesi regional
c. diperlukan relaksasi uterus
Keuntungan:
a. Induksi cepat
b. Pengendalian jalan napas dan pernapasan optimal
c. Resiko kardiovaskular lebih rendah
Kerugian:
a. resiko aspirasi
b. depresi janin, harus lebih cepat
c. Hiperventilasi
d. kesulitan melakukan intubasi
Persiapan pasien:
a. Pemberian antasida
b. Penggeseran uterus
c. Oksigenasi
Induksi anestesia
a. Thiopental
b. ketamine
- perempuan perdarahan akut
- menyebabkan peningkatan tekanan darah
Intubasi
- segera setelah pasien tidak sadar
- succinlyl choline, awitan cepat dan kerja lambat

Anestesi Gas
- tube endotrakeal terfiksasi kuat,
- yang sering digunaka isoflurane, desflurane, dan sevoflurane

Dapus: Ibnu M, Yadi DF, Oktaliansah E. Penggunaan teknik obat dan permasalahan blokade
epidural di wilayah jawa barat tahun 2015. Jurnal Anestesi Perioperatif: Bandung. 2017.
INDUKSI PERSALINAN
Oleh: dr Nunung nurbaniwati, Sp.OG (k)

a. Kontraksi akibat pengaruh hormon


- adenosin
- tripospast
- estrogen dan progesteron
b. pengikat elektrolit
c. Kontraksi protein spesifik, epinefrin dan norepinerfrin, oxitoksin dan prostaglandin

Tujuan diinduksi persalinan


- Mengatisipasi hasil yang berlainan
- untuk menimbulkan aktifitas uterus yang cukup
- pengalaman melahirkan alami dan aman

Indikasi Induksi Persalinan


a. Indikasi ibu: HT kehamilan, DM, perdarahan antepartm
b. Indikasi janin: kehammilan lewat bulan, KPD, kematian janin inrauteri,PJT

Kontraindikasi induksi persalinan


- Plasenta previa
- Gemelli: hamil kembar atau lebih dari 1
- Grandemultiparia: sudah melahirkan anak >5

Syarat Induksi Persalinan


- serviks sudah matang( mendatar,tipis, dilalui 1 jari), sumbu ke depan
- tidak disporposi sefalopelvik
- normal letak janin
- kepala di PAP

Bishop scoring untuk mengukur induksi persalinan


- dilatasi
- penghapusan
- station
- konsistensi
- posisi

Klasifikasi Induksi Persalinan


a. Metode farmakologis: portaglandin E2/E1 dan donor nitrit oksida, Oksitosin( lebih mudah
di kendalikan)
b. Metode mekanis: kateter transservikal, dilator servikal higroskopik dan stripping
membrane. Membuat mulut rahim terbuka
Komplikasi
- Emboli
- Ruptur uteri
- hiponatremia
- atonia uteri
- fetal distress
Dapus: Rhomadona1 SW, Widyawati MN. ANALISIS AKTIVITAS KONTRAKSI
UTERUS DAN PERINATAL OUTCOME PADA IBU BERSALIN DENGAN INDUKSI.
Jurnal Keperawatan Silampari Volume 2, Nomor 2: Semarang.2019

Histerektomi Peripartum
Dr Nunung Nurbaiwati Sp.OG(K)

Sectio cesaria = proses persalinan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan.

Indikasi medis SC
a. Faktor Jenin
- Terlalu besar
- Letak janin
- Bayi kembar
- Plasenta
b. Faktor ibbu
- Usia
- Jumlah anak yg dilahirkan
- Panggul
- KPD
- Kelahiran gagal dengan alat

Keadaan yg memerlukan pengangkatan rahim:


- Mioma uteri
- Endoometriosis berat
- kanker mulut rahim

Keuntungan:
- Menjadi lebih singkat
- tidak ada sepsis dari jalan lahir
Kerugian:
- kemngkinan merusak VU dan usus
- trombosit dan emboli

Jenis bedah sesar:


a. Klasik= memanjang secara vertikal, serering komplikasi
b. irisan bagian bawah rahim= banyak digunakan, melintang, tepat di atas ginjal, darah lebih
sedikit
c. Mendadak
digunakan dalam keadaan darurat
d. Histerektomi= yang di lanjutkan dengan pengangkatan rahim
e. Ektraperitoneal= beda cecar berulang, pernah sebelumnya
Dapus: Eda MK,S Patmini E, Widad S. INDICATIONS AND COMPLICATIONS OF
OBSTETRICAL HYSTERECTOMY: SARDJITO HOSPITAL EXPERIENCE. Vol. 4 No.
3Jurnal Kesehatan Reproduksi:UGM Yogyakarta.2017

TERMINASI KEHAMILAN
Dr Nunung Nurbaniwati Sp.OG

A. Definisi
Mengakhiri kehamilan dengan sengaja sehingga tidak sampai ke kelahiran.

B. Indikasi
- Abortus tertunda
- Telur kosong ( Blighted Ovum)

C. Kontraindikasi
- Akseptor IUD
- Anemia berat
- Koagulopati
- Active liver disease

D. Tipe Terminasi kehamilan


a. Induksi persalinan: kehamilan Cukup bulan dengan merangsang jalan timbulnya his
b. Induksi abortus: aering di 12 minggu pertama

E. Metode
a. Metode bedah
b. Medis/obat-obat
Trimester 1 : Prostaglandin, aspirasi vakum, dilatasi dan kuretase
Trimester 2 : Prostaglandin , Larutan Garam hypotonik 20%, memasang laminaria stiff+
oksitosin
VAKUM DAN FORSEP
Dr Nunung nurbaniwati Sp.OG(k)

A. Ekstraksi forcep
Definisi
Mempercepat kala pengeluarkan dengan jalan menarik bagian terbawah janin dengan alat
cunam.
Indikasi
Ibu= penyakit jantung, keletih.
Janin= Mengalami disstress, berhenti rotasi
Kontraindikasi
Janin sudah lama mati, Anencephalus, disproporsi cepalo pelvic
Syarat ekstraksi forcep
1. kepala masuk PAP
2. Presentasi verteks
3. Posisi kepala janin
4 tidak CPD
5. Ketuban sudah pecah
6.VU kosong
Klasifikasi pelahiran dengan forsep
1. Forsep Pintu Bawah panggul
2. forcep rendah
3. midforcep
4. forcep tinggi
Keuntungan
1. tidak perlu mengetahui posisi kepala tepat
2. janin berhenti berotasi
Kerugian
1. laserasi serviks, vagina dan perineum
2. rusak syaraf

B. Ekstraksi Vakum

Definsi
Memasang mangkuk/cup di kepala janin dan tekanan negatif
Indikasi
1. Penyakit jantung
2. Cidera paru
3. Infeksi intrapartum
Kontraindikasi
1. Ruptur uteri
2.CPD
3. pembukaan serviks tidak lengkap
Syarat
- mungkin lahir pervaginam
- pembukaan minimal 7 cm/ idealnya lengkap
- penurunan kepala> station 0
Kegagalan vakum
- tenaga lemah
- tenaga negatif terlalu cepat
- tidak memeriksa alat
-CPD
Keuntungan
Lebih sederhana, mengurangi trauma ibu
Kerugian
Cephalohematoma, perdarahan subgaleal

Perbandingan vakum dan forseps


1. kejadian laserasi pada forseps
2. distosia bahu dan sefalhematom pada vakum
3. inkontinensia feses pada forsep

KISTA GARTNER
Dr. Nunung Nurbaniwati, Sp.OG(K)

Berasal dari sisa duktus gartner (duktus epoophoron) atau embryonic mesonephros.
Etiologi
Tidak adanya testosteron menyebabkan , sistem wolfii mengalami regresi.
Tanda dan Gejala Klinis
- Asimtomatik
- Rasa sakit di daerah kelamin terus menerus atau berulang ketika akan,sedang atau setelah
hubungan sexsual (dispareunia)
Diagnosis
- Vulva bagian lateral dan soliter, berdinding tipis yang mengandung cairan jernih
- Mikroskopis didapatkan epitel kuboid
- USG: gambaran masa noduler yang berbatas tegas dan berdinding tipis dengan intensitas
gema yang tidak ekhoik
Terapi
Insisi dinding aterolateral vagina dan eksisi untuk mengeluarka kista

KISTA OVARIUM
Dr Nunung Nurbaniwati, Sp.OG(K)

Sifat Kista
- Kista Jinak : Berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar.
- Kista Ganas: Bersekat-sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Campuran cairan dan
jaringan solid
Tanda dan Gejala
Stadium awal
- Gangguan haid dan sering berkemih dan nyeri saat berhubungan
Stadium lanjut
Asites dan Perut membuncit serta menyebar ke omentum
Klasifikasi
Kista Ovarium Non-neoplastik
- Tumor akibat radang: didahhuli oleh masuknya bakteri ke uterus ke adneksa hingga terjadi
abses
- Kista Folikel: dari folikel de graff seharusnya atresia, malah tidak. Gejala tidak spesifik
- Kista Kurpus Luteum: akibat pertumbuhan lanjut korpus luterum atau perdarahan yang
mengisi rongga setelah ovulasi
- Kista Granulosa Lutein: akibat penimbunan darah berlebihan saat menstruasi
- Kista Teka-lutein: cairan bening, jernih kekuningan dan bilateral biasanya bersamaan
polikistik, mola hidatidosa, dan korio karsinoma
- Stein Leventhal Ovarii (Ovariun polikistik): hirsutisme dan obesitas, oligomnora,
ditemukan pada kedua ovarium permukaan rata, dinding tebal berwarna keabuabuan, klitoris
membesar.
Kista Ovarium Neoplastik
-Kista Ovari Simpleks: permukaan rata,halus,bertangkai,cairan jernih berwarna kuning, epitel
kubik
- Kistadenoma Ovarii Serosum: licin,lobulated, putih keabuan
- Kistadenoma Ovarii Musinosum: cairan berwarna kebiruan, naik BB, rasa penuh di perut
- Kista dermoid: USG( bulat,dinding tipis/tegas/licin,bayangan echo)

POLIP SERVIKS
Dr Nunung Nurbaniwati, Sp.OG(K)

-Polip endoserviks
. Polip endoserviks berasal dari kelenjar serviks dan merupakan tipe polip serviks terbanyak
-Polip ektoserviks
Polip ektoserviks berasal dari lapisan permukaan serviks yang paling luar
Manifestasi
- Intermenstural bleeding
- Postcoital bleeding
- Leukorea/ keputihan
- Hipermenorrhea/Perdarahan mens yang terlalu banyak >80
Tatalaksana
- Ekstripasi pada tangkainya
- Curretage
KELAINAN PADA MASA KEHAMILAN
dr Dyah ayu puspita

1. Perdarahan pada < 20/22 minggu masa kehamilan


DD:/
a. Abortus
- Abortus imminens: Mengancam
- Abortus insipiens: Sedang terjadi, nyeri, ostium terbuka, rahim masih didalam,
jaringan masih utuh
- Abortus inkomplit: masih mensisakan jaringan, perdarah jalan lahir, nyeri, sisa
jaringan
- Abortus komplit: buah konsepsi sudah keluar, seluruh buah kehamilan keluar,
perdarahan sedikit, ostium tertutp
- Missed abortion: terjadi 8 minggu/ blm dikeluarkan,tidak terjadi perdarahan, - bunyi
jantung, fundus uteri kecil
- Abortus febrilis/ septic abortion: infeksi, demam,syok , ostium terbuka, sisa
jaringan, fluksus bau, riwayat percobaan abortus porvokasi
- Abortus habitualis: lebih dari 2/3x berturut
b. Kehamilan ektopik
c. Mola hidatidosa

2. Perdarahan Anterpartum
DD:/
a. Plasenta pervia
b. Solusio plasenta
c. Vasa pervia

3. Perdarahan Postpartum
DD:/ (4T)
a. Atonia uteri
b. Laserasi Jalan Lahir/ Tear
c. Sisa Plasenta/ Tissue
d. Gangguan pembekuan darah/ Trombin

Dapus: Sukorini MU. HUBUNGAN GANGGUAN KENYAMANAN FISIK DAN


PENYAKIT DENGAN KUALITAS TIDUR IBU HAMIL TRIMESTER III Vol. 12 No. 1. .
The Indonesian Journal of Public Health:Surabaya. 2017

PENYAKIT TROFOBLAS/ MOLA HIDATIDOSA

1. Mola hidatidosa
- Komplit: Degenerasi hidropik dan edema vili, tidak ada pembuluh darah vili, uterus besar
- Parsial: ada janin, uterus kecil/sama, penyulit jarang
2. Tumor Trofoblas Gestasional
- Mola invasif
- Koriokarsinoma
- Persisten trophoblastic tumor

KEKERASAN TERHADAP ANAK


UU No.23 th 2003 tentang perlindungan anak
Dr Riza Rivani Machfudz Sp.F,.

Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup.
1. Kekerasan
- Fisik
- Seksual
- Emosional
2. Penelantaran
- Kesehatan
- Pendidikan
- Perkembangan sosial
- Nutrisi
- Tempat bernaung
- Keamanan
3. Kelalaian
- Kesehatan
- Pendidikan
- Emosional
4.Eksploitasi

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN


UU RI No.23 Th 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

- 351-356 ( penganiyayaan)
- 285-301 ( Kejahatan asusuila)
- 338-340 (Pembunuhan)
- 324-337(Penghilangan kemerdekaan)
- 310-321 (penistaan)

Faktor Pemicu
1. Ketergantungan ekonomi
2. Kekuasaan yang tidak seimbang
3. Kekerasan sebagai alat menyelesaikan konflik
4. Frustasi

PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI (PAS)


- KUHP pasal 341
Pembunuhan dilakukan oleh ibu ketika dilahirkan dengan alasan takut diketahui.
- Infantisid pasif
- tidak mengikat tali pusat
- tidak dirawat
- tidak diberi makan
- tidak dibersihkan lendir dari rongga mulut dan hidung bayi
- Infantasid aktif
- Menggunakan benda tajam, benda tumpul
- Suffoctaion/ Mati lemas/Susah nafas
- Strangulasi/Penjeratan
- Drowing
- Diracuni
- Burning

PERAN DOKTER PADA PENANGANAN KORBAN KEKERASAN DALAM


RUMAH
TANGGA (KDRT)

- Pasal 133 KUHAP: Penyidik untuk kepentingan peradilan dalam menangani korban baik
luka, keracunan, kematian dapat meminta keterangan ahli dari dokter ahli kedokteran
kehakiman, dokter atau ahli lain.
- Pasal 179 KUHAP: Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran
kehakiman, dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan demi keadilan.
- Memeriksa kesehatan korban sesuai dengan standart profesinya
- Bila membuntukan perawatan, tankes wajib memulihkan
- Membuat laporan dan VeR atas permintaan penyidik

PENGANGGURAN KANDUGAN
ABORSI

KUHP
- Ps 299
1. Sengaja mengobati seorang wanita ditimbulkan harapan hamilnya dapat digugurkan
- Ps 346
Seorang wanita sengaja menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang lain
- Ps 347
Sengaja menggugurkan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan
- Ps 348
Sengaja menggugurkan kandungan wanita dengan persetujuan
- Ps 349
Bila pelaku Dokter, bidan, juru obat
- UU Kesehatan No.36 Th 2009
Ps 194: melakukan aborsi
Ps 75: Kecuali indikasi medis, akibat perkosaan
Ps 77: pemerintah mencegah tindakan aborsi
STRATEGI PENURUNAN AKI AKB
DENGAN PELIBATAN MASYARAKAT
dr. Junny Setyawati., M.KM

Tiga Terlambat
1. Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan
2. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan
3. Terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan

Empat Terlalu
1. Terlalu muda punya anak (<20 Th)
2. Terlalu banyak melahirkan (>3 anak)
3. Terlalu rapat jarak melahirkan (<2 Th)
4. Terlalu tua untuk mempunyai anak (>35 Th)

Making Pregnancy safer


- Semua ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil
- Semua ibu yang mengalami kegawatdaruratan obstetri mendapat pelayanan yang adekuat
- Semua kehamilan/ persalinan diinginkan dan penanganan abortus yang aman

Anda mungkin juga menyukai