Anda di halaman 1dari 7

TUGAS ESSAY

MINGGU PERTAMA

BLOK 6.1

Nama : Fatwa Dea Ramdani Octaviyasmin

NPM : 117170023

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis dimana yang terjadi adalah bertemunya
sperma dengan ovum. Proses kehamilan ditentukan oleh suatu keadaan yaitu fertilitas, yaitu
dimana seseorang dapat dikatakan fertile atau infertile berdasarkan suatu gejala dan tanda, juga
pemeriksaan yang dilakukan. Fertile merupakan suatu keadaan yang normal yang berarti sistem
reproduksi orang tersebut bekerja dengan baik, sedangkan keadaan infertile adalah suatu keadaan
dimana sistem reproduksi bekerja kurang baik yang disebabkan oleh suatu keadaan patologi.
Keadaan fertile pada wanita ditandai dengan siklus haid yang normal, sedangkan pada
keadaan infertile ditandai dengan adanya perdarahan dari dalam uterus.Faktor-faktor lain yang
mepengaruhi fertilitas diantaranya adalah sperma, saluran ovum, siklus haid yang harus terjadi
selama 28 hari, sel ovum harus matang, terdapat lendir serviks pada wanita dimana artinya
adalah terjadi pematangan sel ovum, terjadi pembuahan atau tidak, dan apakah spema menempel
pada sel ovum atau tidak. Pada umumnya wanita untuk bisa hamil tentu harus dalam keadaan
fertile, tetapi semakin berkembangnya ilmu pengetahuan maka semakin berkembang pula
berbagai cara untuk mengusahakan kehamilan walaupun dalam keadaan infertile.
Kehamilan dimulai dari proses fertilisasi atau pembuahan. Pada proses ini, sperma yang
dikeluarkan melalui ejakulasi akan masuk kedalam tuba fallopi dimana merupakan tempat
terjadinya fertilisasi, tepatnya pada ampula tuba fallopi dengan waktu kurang lebih 30 menit,
selanjutnya sperma untuk bisa membuahi sel ovum adalah dengan menggunakan enzim-enzim
yang terikat membrane untuk bisa menebum corona radiate. Kemudian setelah menembus corona
radiata, sperma dibantu feritin yang disebut ZP3 akan menembus zona pelusida yang kemudian
akan diceran oleh enzim akrosomal yang kemudian akan membentuk jalan ke dalam membrane
plasma ovum. Dengan bantuan sentrosom, nucleus sperma dan sel ovum akan melekat dan
kemudian akan mengalami pembelahan sel yaitu morula.
Setelah terbentuk morula dan turun ke uterus, proses selanjtunya adalah nidasi atau
implantasi dimana pada hari ke empat terjadi stadium blastula, yaitu morula akan berdiferensiasi
menjadi blastokista yang dapat melakukan implantasi dimana dibagian luarnya adalah trofoblas
yang akan berkembang menjadi plasenta, sedangkan dibagian dalamnya adalah inner cell yang
dimmana nantinya massa inner cell ini yang akan tumbuh dan berkembang menjadi janin. Saat
trofoblas terbentuk, maka akan terproduksi pula hormone HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) yang dimana berfungsi untuk memastikan endometrium menerima (reseptif)
dalam proses embriogenesis.
Pada proses diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dapat
berkembang dan berdfireensiasi menjadi tiga jenis yaitu yang pertama adalah sinisisiotrofoblas
dimana sinisisiotrofoblas ini berfungsi untuk aktif menghasilkan hormone-hormon. Jenis
diferensiasi yang kedua adalah trofofblas jangkar sktravili yang selanjutnya akan menempel
dengan endometrium. Kemudian, jenis yang ketiga yaitu adalah trofoblas invasive yang dimana
invasi trofoblas ini diatur oleh hormone HCG (Human Chorionic Gonadotropin). Yaitu semakin
dekatnya trofoblas dengan endometrium, makan akan semakin rendah kadar hormone HCG
(Human Chorionic Gonadotropin)yang terproduksi dan yang akan menyebabkan trofoblas
melakukan diferensiasi didalam sel-sel plasenta yaitu trophouteronectin.
Dalam proses nidasi, proses ini biasanya terjadi di dinding depan atau dinding belakang
uterus didekat fundus uteri yang dimana trofoblas akan memproduksi HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) yang pada kurang lebih hari ke enam puluh akan menurun kadarnya karena
fungsi dari HCG (Human Chorionic Gonadotropin) ini diduga akan mempengaruhi korpus
luteum dalam perkembangannya dan menghasilkan progesterone sampai plasenta dapat
menghasilkan dan mencukupkan progesteronnya sendiri. Selanjutnya, blakiokista yang
mengandung inner cell aktif akan dengan mudah memasuki lapisan desidua. Biasanya,
blakiokista akan masuk ke dalam endometrium dengan bagian massa inner cell berlokasi yang
meneybabkan tali pusat berpangkal pada sentral atau pada parasentral.
Selanjutnya, tepat setelah proses nidasi berkembang makan blakiokista akan berkembang
di dalam endometrium. Sel-sel yang berdekatan dengan ruang eksoselem yaitu sel-sel yang lebih
kecil akan membentuk ectoderm dan yolk sac, sedangkan sel-sel yang ukurannya lebih besar
akan membentuk ectoderm dan juga akan membentuk ruang amnion. Dengan begitu, didalam
ectoderm akan terdapat embryonal plate yang dibentuk oleh dua ruangan, yaitu ruang amnion
dan ruang yolk sac. Pertumbuhan embrio akan berlangsung di dalam embryonal palte tersebut.
Pertumbuhan embrio terdapat tiga lapisan, lapisan yang pertama adalah ektoderm, lapisan
yang kedua adala endoderm, dan lapisan yang ketiga adalah mesoderm. Sedangkan tali pusat
terbentuk dari body stalk, yang dimana didalamnya terdapat pembuluh darah yaitu vascular stalk
yang terbentuk pada kurang lebih minggu ke sepuluh yang didalamnya terdapat satu vena
umbilicus juga dengan 2 arteri umbilicus yang dimana akan menghubungkan karsdiovaskular
janin bersama dengan plasenta.
Proses yang selanjutnya terjadi adalah proses plasentasi yaitu terjadi proses pembentukan
struktur dan jenis plasenta. Pembentukan plasenta akan dimulai dari mulai minggu pertama
kehamilan dan akan terus berkembang sampai kurang lebih usia kehamilan mencapai dua belas
sampai delapan belas minggu. Pada dua minggu pertama, hasil konsepsi yaitu trofoblas invasive
akan melakukan penetrasi ke dalam endometrium dan akan terbentuk sinus intertrofoblastik yang
berisi ruangan sebagai tempat pembuluh darah maternal dari pembuluh darah yang telah
dihancurkan.
Pertumbuhan sinus intertrofoblastik terus berjalan sehingga terdapat ruangan interviler
dimana vili korialis akan seolah terapung oleh ruangan-ruangan tersebut dan terbentuklsh
plasenta di dalam lapisan desidua yang dimana meliputi hasil konsepsi kearah kavum uteri yang
disebut desidua kapularis, yang terletak diantara hasil konsepsi dan pada dinding uterus atau
disebut desidua basalis. Sedangkan untuk darah ibu dengan darah janin dipisahkan oleh dinding
pembuluh darah janin dan juga lapisan korion.
Pada saat kehamilan juga harus dilakukan Preconceptional Counseling and Antenatal
Care, dimana pada saat kehamilan dilakukan konseling. Yang harus diketahui pada konseling
kehamilan adalah salah satunya riwayat obstetri karena akan berkaitan dengan kehamilan dan
kelahiran. Selanjutnya yang perlu dilakukan saat ANC (Atenatal Care) adalah keadaan saat ini
yaitu dari asupan gizi, gaya hidup, dan keadaan prenatal. Kehamilan harus sangat diperhatikan,
terutama kehamilan dimana usia ibunya adalah lebih dari tiga puluh lima tahun karena biasanya
diikuti oleh keadaan preeklampsia.
Pada saat pertama kali kunjungan dilakukan pada usia kehamilan 12 minggu, yang harus
dilakukan dokter adalah mengkonfirmasi apakah ada kehamilan atau tidak yang bisa diketahui
dari menghitung menggunakan rumus Naegle dengan tanggal dari HPHT (Hari Pertama Haid
Terakhir) dilihat daritanda kehamilan tidak pasti dan tanda kehamilan pasti, tinggi fundus uteri
degan melakuka pemeriksaan fisik Leopold I, II, III, IV, dan mengkonfirmasinya menggunakan
USG, mencari tahu apakah kesehatan ibu baik atau tidak, kesehatan janin baik atau tidak, dan
merencanakan kunjungan pada bulan-bulan selanjutnya. Pemeriksaan rutin yang biasanya
dilakukan diantaranya adalah CBC, Golongan Darah, Rh, Urinalisis, HBsAg, VDRL, HIV,
screening terhadap infeksi, pap smear (jika diperlukan), status imunisasi, dan status gizi.
Komponen penting lain dari konseling selama kehamilan salah satunya untuk memenuhi
gizi seimbang selama kehamilan, yaitu seimbang antara karbohidrat, protein dan mikronutrien.
Juga akan terjadi penambahan berat badan ibu, yaitu sekitar lima kilogram selama usia
kehamilan dua puluh minggu, atau dua belas koma lima sampai tujuh belas koma lima kilogram
selama kehamilan, dan kenaikan kalori sebanyak tiga ratus gram. Pada ibu hamil trimester
pertama, yang paling penting dikonsumsi adalah asam folat murni. Pada ibu hamil yang
vegetarian diperbolehkan, tetapi asupan konsumsi proteinnya harus mencapai empat puluh
sampai enam puluh gram, juga memenuhi kebutuhan vitamin B12, dan zat besi.
Pada pemeriksaan USG, usia kehamilan 5 bisa diketahui, selain itu pada pemeriksaan ini
bisa dilihat pula jumlah fetus, ada atau tidaknya kehamilan ektopik, keadaan abnormalitas, ada
atau tidaknya kehamilan mola, abosri, pertumbuhan fetal, evaluasi abnormalitas fetal, dan juga
plasenta. Selain itu juga dilakuka pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan genetic, contohnya
adalah pemeriksaan kromosom seperti trisomy tiga belas, dan down syndrome. Konseling selama
kehamilan dilakukan pertama kali pada minggu ke dua belas adalah bertujuan untuk
menscreening pada trimester pertama apakah terdapat keadaan yang abnormalitas baik itu pada
ibu ataupun pada janin, sehingga jika terjadi suatu keadaan yang tidak diinginkan bisa segera
dilakukan tatalaksana dan pencegahan.
Konseling juga dilakukan karena salah satunya adalah sebagai strategi penurunan AKI
(Angka Kematian Ibu) yaitu jumlah kematian wanita pada saat melahirkan, hamil dan juga
mengurangi AKB (Angka Kematian Bayi). Selain dilakuka oleh tenaga kesehatan, strategi
penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) ini bisa melibatkan
juga masyarakat.
Tidak semua kehamilan diinginkan oleh seorang ibu, jika kehamilannya tidak diinginkan
maka biasanya ibu akan melakukan suatu tindakan yaitu pengguguran kandungan atau yang
biasa disebut sebagai aborsi. Banyak elemen yang mengatur hokum mengenai abosri, salah
satunya adalah Undang-undang No. 36 tahun 2009 yang mengatur mengenai aborsi. Aborsi
dilakukan terhadap janin hidup yaitu adanya pertemuan antara sperma dan ovum. Menurut
Hipokrates, janin laki-laki hidup 30 hari, sedangkan janin perempuan 42 hari setelah conseptio,
menurut Mahzab Syafi’I menyatakan jsnin hidup dalam 100 hari setelah conception.
Menurut hukum yang terdahulu cara pandang hukum melihat alasan dilakukannya
pengguguran kandungan adalah tidak diperbolehkan dilakukannya abortus karena tindakan
tersebut dilakukan saat janin masih hidup dan hukum tidak melihat apa saja indikasi dari
pengguguran kandungan, juga diatur dalam KUHP pada tahun 1918 yang masih kaku terhadap
hokum aborsi pada pasal 535, 346, 347, dan 349, dan pasal 77 Undang-undang . Namun semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan, maka abortus diperbolehkan dengan suatu indikasi yang
diatur pada pasal 75 Undang-udang yang menyatakan abortus dilarang kecuali atas indikasi
medis, akibat pemerkosaan. Selain itu syarat legal abortus yang diatur oleh hokum pemerintah
adalah kehamilan yang kurang dari enam minggu dari HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
kecuali dalam hal kedaruratan medis, dilakukan oleh tenaga kesehatan dan konselor bersertifikat,
ada persetujuan dari ibu, ada persetujuan dari suami kecuali pada korban pemerkosaan, dan
mendapatkan izin dari pemerintah seperti kementrian.
DAFTAR PUSTAKA

1. Lauralee S. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC; 2016.
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2016.
3. Sakinah V., Fibriana AI. Upaya Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Kunjungan
Antenatal Care (ANC) Ibu Hamil Melalui Pemberdayaan Kader ANC. Unnes Journal
Public Health. 2015 : 4 (1) ; 54-59.
4. Wijayati M. Aborsi Akibat Kehamilan yang Tak Diinginkan (KTD) : Kontestasi Antara
Pro-Live dan Pro-Choice. Jurnal Studi Keislaman. 2015 : 15 (1) ; 1-20.

Anda mungkin juga menyukai