Anda di halaman 1dari 40

RESUME PBL

SKENARIO 1

“TELAT MENSTRUASI”

Nama : Almira Belda

NPM : 117170008

Blok : 6.1

Kelompok :6

Tutor : dr. Yandri Naldi, MHKes

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2020
SKENARIO 1

“Telat Menstruasi”

Seorang perempuan berusia 23 tahun datang diantar suaminya ke klinik karena


telat menstruasi selama 4 minggu. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, sering
kencing dan payudara terasa kencang sejak 1 minggu yang lalu. Pemeriksaan PP
test didapatkan hasil (+). Dokter mengatakan bahwa pasien sedang hamil dan
gejal yang dirasakan merupakan hal yang normal terjadi pada ibu hamil. Dokter
mengedukasi pasien dan suaminya untuk selalu memperhatikan kehamilannya
agar tumbuh kembang janinnya terjaga serta tidak sembarangan minum obat
selama kehamilan.

STEP 1

1. Pemeriksaan PP test : untuk mengetahui kehamilan dari kadar HCG, untuk


mendeteksi hormone HCG dalam urin atau darah
2. Menstruasi : proses peluruhan dinding endometrium karena tidak ada
pembuahan, siklus nya terjadi setiap bulan.

STEP 2

1. Bagaimana siklus menstruasi hingga telat menstruasi ?


2. Bagaimana proses permulaan kehamilan?
3. Mengapa pasien mengeluhkan mual, muntah, sering kencing dan payudara
terasa kencang?
4. Bagaimana penegakan diagnosis kehamilan dan interpretasi?(anamnesis,
pf dan pp)
5. Bagaimana tumbuh kembang janin yang optimal ?
6. Bagaimana asupan nutrisi pada wanita hamil?
7. Mengapa selama kehamilan tidak boleh minum obat sembarangan?
STEP 3

1. - korpus luteum tidak berdegenerasi


- ovum dibuahi oleh sel sperma > tidak ada degenerasi endometrium
- korpus luteum tidak luruuh karena dipertahankan oleh hormone HCG
yang berfungsi untuk mensekresi hormone progesterone
- siklus ovarium : folikuler, ovulasi dan luteal
- siklus endometrium : menstruasi, proliferasi dan ekskresi
- siklus hormonal : LH, FSH
- ovulasi : secondary oosit dibuahi sperma
2. - ada ovum dan spermatozoa yang akan mengalami konsepsi, yang akan
membentuk zigot di tuba fallopi dan membelah menjadi morulla,
kemudian ada proses migrasi, morulla -> blastula
- proses embryogenesis di rongga Rahim
- fase-fase fertilisasi
- sperma : kepala (ada nukleus dan terdapat DNA, enzim
hyalurodinase )
- sperma : badan (mitokondria sebagai energy)
- ovum : zona pelusida (mencegah sperma masuk )
- ovum : korona radiata ( paling tebal )
- proses implantasi blastula akan berkembang ada 2 lapisan yaitu
trofoblas
3. - hormone progesterone terus meningkat yang akan menyebabkan refluks
esophageal
- payudara terasa kencang : estrogen meningkat
- jevrischa
- mual dan muntah : morning sickness (muntah lebih dari 6 kali >
hyperemesis gravidarum), hormone HCG merangsang kemotrigerzone
- estrogen dan progesterone akan merangsang duktus pada payudara,
hormone prolactin akan meningkat saat mengandung, mempersiapkan
produksi ASI (menyebabkan sekresi protein) pada trimester III
- mual dan muntah : pertumbuhan uterus mendesak gaster (trimester III),
terjadi refluks
4. - tanda Hegar, tanda Chadweck, tanda Piscaseck, kontraksi Braxton hiks,
teraba ballottement, pemeriksaan urin dan darah
- tanda pasti hamil : denyut jantung janin positif (DJJ) ditemukan di
minggu 13 dan pemeriksaan USG adanya gerakan janin ditemukan di
bulan ke 4 (ekstremitas sudah terbentuk)
- tanda Hegar : kehamilan usia 4-6 minggu
- tanda chadweck : perubahan warna menjadi kebiruan yang terlihat di
portio, vagina
- pemeriksaan fisik : tinggi fundus, presentasi janin
- pemeriksaan penunjang : test pada urine (deteksi hormone HCG pada
hari ke 26) dan darah (cek Hb dan trombosit)
5. – gizi ibu pada waktu hamil (jika tidak bisa abortus dan BBLR)
- trauma dapat mengakibatkan kecacatan
- pada minggu ke 13 jantung telah lengkap dibentuk dan berdenyut
- gerakan janin sudah dirasakan ibunya (trimester II)
- berat janin sekitar 1-1,5 kg (trimester III) minggu 33-36
6. – fe > bisa mencegah anemia pada kehamilan
- asam folat dan zinc
- karbohidrat : 135-175 gr/hari
- protein : 71 gr/hari
- lemak : 1,4 gr/hari
- vitmin larut lemak : A,D,E,K
- vitamin tidak larut lemak : tiamin, riboflavin, niacin, asam as.
7. – pengaruh obat : efek toksik (ggg. Fisiologis) efek letal (kematian pada
janin)

STEP 4

1. Sudah cukup jelas


2. Sudah cukup jelas
3.
- Mual dan muntah karena tingginya kadar progesterone semasa hamil
akan menyebabkan berkurangnya sekresi dan motilitas lambung dan
juga terdapat hormone HCG.
- Sering kencing karena perubahan anatomi panggul dan merupakan hal
yang normal pada kehamilan, pada awal kehamilan uterus membesar
tetapi masih dalam rongga panggul sehingga menekan kandung kemih
kemudian sering miksi. Pada pertengahan kehamilan miksi normal
tetapi pada saat akhir kehamilan kepala janin turun memasuki rongga
panggul dan terjadi lagi sering kencing.
- Payudara terasa kencang disebabkan estrogen meningkatkan
perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan progesterone
menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
4. Tanda pasti kehamilan yaitu denyut jantung janin positif dan adanya
gerakan janin didapatkan dengan pemeriksaan USG.
5. Sudah cukup jelas
6. Sudah cukup jelas
7. Sudah cukup jelas
MIND MAP

S. Ovarium
Siklus Menstruasi
S. Endometrium

Pasti

Tanda Kehamilan Presumtif


Telat Menstruasi
Perubahan Mungkin
Fisiologis

Tumbuh Kembang
Janin

Pola Asupan Gizi


STEP 5

1. Menjelaskan struktur organ yang terlibat dalam proses kehamilan


2. Menjelaskan proses kehamilan dimulai dari fertilisasi, implantasi, dan
perkembangan embrionik setelah implantasi
3. Menjelaskan pembentukan, pertumbuhan dan pematangan plasenta, serta
hormon plasenta
4. Menjelaskan struktur amnion, tali pusat yang berhubungan dengan
sirkulasi darah fetal maternal
5. Menjelaskan proses tumbuh kembang fetus seperti kebutuhan nutrisi fetus,
perubahan bentuk, faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan maturitas
janin serta fisiologis fetus
6. Menjelaskan perubahan fisiologis maternal selama kehamilan (baik secara
struktur dan fungsi) dan perubahan psikis serta faktor yang
mempengaruhinya
7. Menjelaskan pengaruh obat pada kehamilan

REFLEKSI DIRI

Alhamdulillah pada pertemuan pertama skenario pertama berjalan dengan


lancar.

STEP 6

Belajar Mandiri
STEP 7

1. Struktur organ dalam proses kehamilan

a. Tulang Pelvis
Tulang-tulang pelvicum terdiri dari tulang pelvikum (coxae) kanan
dan kiri, sakrum, dan coccyx. Ke arah superior sacrum bersendi dengan
vertebra LV pada sendi lumbosakralis. Ke arah posterior tulang-tulang
pelvicum bersendi dengan sakrum pada sendi sakroiliaka dan ke arah
anterior dengan tulang pelvikum yang lainnya pada simfisis pubis.1
Perbedaan Jenis Kelamin
Pelvis wanita dan pria berbeda datam beberapa hal, banyak dari hal
tersebut berhubungan dengan lewatnya bayi melalui kavitas pelvis wanita
selama proses persalinan:
i. Apertura pelvis superior pada wanita berbentuk lebih membulat
dibandingkan dengan apertura pelvis superior pada pria yang
berbentuk hati. Bentuk yang lebih bulat tersebut sebagian
disebabkan oleh promontorium yang kurang jelas dan ala sacralis
yang lebih luas pada wanita.
ii. Sudut arcus pubis yang dibentuk oleh dua rami ossis pubis lebih
besar pada wanita (80o - 85o) dibandingkan pada pria (50o - 60o).
iii. Pada umumnya spina ischiadica tidak terlalu menonjol jauh ke
medial, ke dalam cavitas pelvis pada wanita sebagaimana pada
pria.

Gambar 1. Struktur tulang pelvicum A. Pada wanita B.


b. Organ reproduksi eksternal

i. Vulva
Pudendum-biasanya disebut vulva-mencakup semua struktur yang
terlihat secara eksternal dari pubis ke perineum. Berikut termasuk
bagian vulva:
1) Mons pubis/mons veneris, berisi bantalan berisi lemak terletak si
simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis ditutupi oleh
rambut keriting yang membentuk perisai (escutcheon).3
2) Labium majus pudendi homolog dengan skrotum pria. Panjangnya
7-8 cm, kedalaman 2-3 cm, ketebalan 1-1,5 cm. Di superior,
menyatu secara langsung pada mons pubis, dan ligament bulat
berakhir di batas atasnya. Di posterior, labium majus pudenda
meruncing dan menyatu di daerah perineum membentuk komisura
posterior. Di bawah kulit, terdapat lapisan jaringan ikat padat,
yang hampir sama sekali tidak terdapat elemen otot namun kaya
akan serat elastik dan jaringan lemak. Massa lemak ini merupakan
bagian terbesar labium majus pudendi dan didarahi oleh banyak
pleksus vena. 3
3) Labium minus pudendi merupakan lipatan tipis jaringan, yang
terletak medial dari tiap labium majus pudendi. Pada laki-laki,
homolog dengan bagian ventral penis. 2
Secara struktural, labium minus pudendi terdiri dari jaringan ikat
dengan banyak pembuluh darah, serat elastin, dan beberapa serat
otot polos, yang disarafi oleh berbagai ujung saraf dan sangat
sensitif. 3
4) Klitoris merupakan homolog erektil penis dan terdapat di bawah
preputium klitoridis dan di atas uretra. Klitoris memanjang ke
bawah di antara lipatan-lipatan labium minus pudendi, dan ujung
bebasnya masuk ke bawah dan ke dalam menuju ostium vaginae. 3
ii. Vestibulum vaginae merupakan struktur genitalia eksterna wanita
yang matang secara fungsional, berasal dari membrane urogenital
embrionik. Pada vestibulum vagiane biasanya terdapat enam ostium :
uretra, vagina, dua duktus kelenjar bartholini, dan dua duktus kelenjar
parauretral terbesar-kelenjar skene.3
1) Kelenjar vestibular, juga disebut glandula vestibularis major,
merupakan kelenjar yang besar. Diameternya 0,5-1 cm terletak
inferior dari bulbus vestibule dan di dalam ujung inferior
muskulus bulbokavernosus di kedua sisi ostium vaginae. Panjang
duktusnya 1,5-2 cm dan membuka di distal cincin hymen pada
jam 5 dan 7. 3
2) Ostium uretra. Dua pertiga bawah uretra terletak tepat diatas
dinding anterior vagina. Ostium atau meatus uretra terletak tepat
di garis tengah vestibulum, 1-1,5 cm di bawah arkus pubikus, dan
terletak sedikit di atas ostium vaginae.3
3) Bulbus vestibule dapat disamakan dengan korpus spongiosum
penis. Merupakan agregasi vena berbentuk almond, dengan
panjang 3-4 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 0,5-1 cm, yang terletak di
bawah muskulus bulbokavernosus dan di kedua sisi vestibulum.2
4) Ostium vaginae dikelilingi oleh himen. Himen terdiri dari jaringan
ikat kolagen dan elastik, serta baik permukaan luar maupun
dalamnya dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Pada wanita hamil,
epitel himen menebal, dan jaringan kaya akan kolagen.3
iii. Vagina adalah organ kopulasi pada wanita. Vagina adalah sebuah
tabung fibromuskulorum yang dapat melebar, yang memanjang dari
perineum melewati dasar pelvis dan masuk ke dalam kavitas pelvis.
Ujung bagian dalam vagina membesar untuk membentuk suatu daerah
yang disebut kubah vagina.3
Dinding anterior vagina berhubungan dengan basis vesika urinaria
dan uretra: bahkan, uretra tertanam di dalam, atau menyatu dengan,
dinding anterior vagina.3
Ke arah posterior, vagina terutama berkaitan dengan rectum. Ke
inferior, vagina membuka ke dalam vestibulum vaginae dari perineum
tepat di posterior dari ostium urethrae externum. Dari lubang luar
vagina (introitus vaginae), vagina berjalan ke posterosuperior
melewati membrana perinei dan masuk ke dalam cavitas pelvis, di
mana vagina dilekatkan oleh dinding anteriornya ke tepi serviks uteri
yang melingkar.3
Fornix vaginae adalah recessus yang terbentuk di antara tepi
serviks uteri dan dinding vagina. Berdasarkan posisinya. Fornix
vaginae dibagi lagi menjadi sebuah fornix vaginae pars posterior,
sebuah fornix vaginae pars anterior, dan dua fornix vaginae pars
lateralis.3
iv. Perineum merupakan daerah berbentuk belah ketupat yang terletak di
inferior dari dasar pelvis di antara kedua region femoralis. Batas
perifer : apertura pelvis inferior-atapnya diafragma pelvis.3
Trigonum urogenital/anterius dibatasi oleh ossiss pubis di superior,
tuberositas iskiadium di lateral, m. transversus perinei superfisialis di
posterior.3
Trigonum analis/posterior : fossa iskiorektalis, kanalis analis,
kompleks sfingter anal, cabang pembuluh darah pudenda interna dan
n. pudendus.
Gambar 2. Pandangan inferior perineum pada posisi litotomi.1
Gambar 3. Struktur-struktur pada trigonum urogenitale seorang wanita.
A. Pandangan inferior trigonum urogenitale seorang wanita dengan
memperlihatkan gambaran-gambaran utama.
B. Pandangan inferior vestibulum vaginae. Labia minora pudendi
disingkap untuk membuka vestibulum. Juga memperlihatkan
glans clitoridis, preputium clitoridis, dan frenulum klitoridis.
C. Pandangan inferior vestibulum vaginae yang memperlihatkan
ostium urethrae externum dan ostium vaginae serta hymen. Labia
minora pudendi disingkap lebih lanjut dibandingkan dengan
D. Pandangan inferior vestibulum vaginae dengan labium minus
pudendi sinistra disingkap ke samping untuk memperlihatkan
daerah-daerah vestibulum vaginae yang di dalamnya glandula
vestibularis major dan glandula paraurethralis bermuara
E. Pandangan serviks uteri melewati saluran vagina.
F. Pandangan inferior trigonum urogenitale seorang wanita bersama
jaringan erektil clitoris dan vestibulum vaginae dan glandulae
vestibulares majores ditunjukkan dengan lapis penutupnya.1
c. Organ reproduksi internal

i. Uterus merupakan organ berdinding otot yang tebal pada garis tengah
di antara vesica urinaria dan rektum. Uterus terdiri dari korpus uteri
dan serviks uteri, dan ke inferior bergabung dengan vagina. Ke arah
superior, tuba uterina mengarah ke lateral dari uterus dan terbuka ke
dalam cavitas peritonealis yang langsung berdekatan dengan ovarium.
Korpus uteri mendatar secara anteroposterior dan, di atas level dari
asal tuba uterina, memiliki ujung superior yang membulat (fundus
uteri), kavitas uteri merupakan celah sempit bila dilihat dari lateral,
dan berbentuk seperti segitiga terbalik bila dilihat dari anterior. Setiap
sudut superior kavitas uteri berlanjut dengan ostium uterinum tubae
dan sudut inferior berlanjut dengan canalis cervicis uteri.
Biasanya implantasi blastokista terjadi pada korpus uteri. Selama
kehamilan, secara drastis uterus mengembang ke superior hingga
mencapai kavitas abdominalis.1
ii. Tuba uterine memanjang dari setiap sisi ujung superior korpus
uteri menuju dinding lateral pelvis dan tertutup di dalam tepi atas
bagian mesosalpinx ligamentum latum uteri. Karena ovarium
digantung pada aspectus posterior ligamentum latum uteri, tuba
uterina berjalan ke superior di atas, dan berakhir di lateral dari,
ovarium.1
Setiap tuba uterina memiliki ujung yang berbentuk terompet yang
meluas (infundibulum tubae uterinae), yang melengkung mengelilingi
polus superolateral ovarium yang terkait. Tepi infundibulum tubae
uterinae dikelilingi dengan tonjolan seperti jari kecil yang disebut
flmbriae tubae. Lumen tuba uterina terbuka ke dalam kavitas
peritonealis di ujung infundibulum tubae uterinae yang menyempit.
Medial dari infundibulum tubae uterinae, tuba uterina meluas untuk
membentuk ampulla tubae uterinae dan kemudian menyempit untuk
membentuk isthmus tubae uterinae, sebelum bergabung dengan
korpus uteri.
Infundibulum tubae uterina yang berfimbrae memfasilitasi
pengumpulan ovum yang telah diovulasikan dari ovarium. Biasanya
pembuahan terjadi di ampulla tubae uterinae.1
iii. Ovarium. Seperti testis pada pria, ovarium mula-mula berkembang
pada dinding posterior abdomen dan kemudian berjalan turun
sebelum kelahiran, bersama dengan pembuluh-pembuluh darah, vasa
limfatika, dan nervinya. Tidak seperti testis, ovarium tidak
bermigrasi melalui canalis inguinalis ke dalam perineum, tetapi
berhenti dan mengambil posisi pada dinding lateral kavitas pelvis.
Ovarium merupakan tempat produksi ovum (oogenesis).
Ovum yang matang diovulasikan ke dalam kavitas peritonealis
dan secara normal diarahkan oleh fimbriae tubae pada ujung
tuba uterina ke dalam ostium abdominale tubae uterinae yang
berdekatan.
Ovarium merupakan tempat produksi ovum (oogenesis).
Ovum yang matang diovulasikan ke dalam kavitas peritonealis
dan secara normal diarahkan oleh fimbriae tubae pada ujung
tuba uterina ke dalam ostium abdominale tubae uterinae yang
berdekatan

Gambar 6. Organ reproduksi interna.

2. Proses kehamilan
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20
sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi.
- Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)
- Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai
pembentukan cairan liquor folikuli
- Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan
penipisan dan disertai devaskularisasi
- Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf ovarium mengeluarkan
hormon estogen yang dapat mempengaruhi:
 Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
 Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
 Peristaltik tuba makin aktif
- Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi
- Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka
ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism.
- Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus,
dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang
kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial
Leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada
setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung
40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba
fallopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat
hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi.
c. Konsepsi atau fertilisasi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung
sebagai berikut:
- Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
- Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah
sitoplasma yang disebut vitellus.
- Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada
zona pelusida.
- Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba
- Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
- Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri
- Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan
sebagian dari "liproteinnya" sehingga mampu mengadakan fertilisasi
- Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
 Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genitalia interna
 Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi
serta me-ngikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses
enzimatik: hialuronidase
 Melalui "stomata" spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala
spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan
tertinggal di luar
 Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zigot
 Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi
atau konsepsi.
d. Proses nidasi atau implantasi
Sebelum implantasi, zona pelusida menghilang dan selanjutnya
blastokista menempel serta menyebabkan erosi dinding endometrium.
Setelah erosi, blastokista membenamkan diri dan menjadi terbungkus
seluruhnya di dalam endometrium.
e. Perkembangan embrio setelah implantasi
- Pada hari ke-24-26 gestasi, lempeng embrionik bersifat bilaminar
terdiri dari ektoderm dan endoderm embrio.
- Proliferasi selular pada lempen embrioik menyebabkan penebalan
garis tengah (garis primitif). Sel kemudian menyebar ke arah lateral
dari garis primitif di antara endoderm dan ektoderm untuk
membentuk mesoderm. Peristiwa ini menghasilkan lempeng
embrionik trilaminar.
- Ketiga lapisan germinal ini menghasilkan semua organ embrio
 Ektoderm : sistem saraf, epidermis beserta turunannya (lensa
mata, rambut)
 Endoderm : GIT dan turunannya (pankreas, hati, tiroid)
 Mesodem : tulang rangka, dermis, otot, sistem vaskular,
urogenital

3. Plasenta
 Pembentukan, pertumbuhan dan pemantangan
Setelah nidasi, trofoblas terdiri atas 2 lapis, yaitu bagian dalam disebut
sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsisiotrofoblas. Endometrium atau sel
desidua di mana terjadi nidasi menjadi pucat dan besar disebut sebagai reaksi
desidua. Sebagian lapisan desidua mengalami fagositosis oleh sel trofoblas.
Reaksi desidua agaknya merupakan proses untuk menghambat invasi, tetapi
berfungsi sebagai sumber pasokan makanan.
Sebagian sel trofoblas terus menembus bagian dalam lapisan
endometrium mendekati lapisan basal endometrium di mana terdapat
pembuluh spiralis, kemudian terbentuk lakuna yang berisi plasma ibu. Proses
pelebaran darah arteri spiralis sangat penting sebagai bentuk fisiologik yaitu
model mangkuk. Hai ini dimungkinkan karena penipisan lapisan endotel
arteri akibat invasi trofoblas yang menumpuk lapisan fibrin.
Proses invasi trofoblas tahap kedua mencapai bagian miometrium arteri
spiralis terjadi pada kehamilan 14 - 15 minggu dan saat ini perkembangan
plasenta telah lengkap. Apabila model mangkuk tersebut kurang sempurna,
akan timbul kekurangan pasokan darah ibu yang berakibat iskemia plasenta
dan terjadi preekiampsia. Lakuna yang kemudian terbentuk akan menjadi
ruang intervili.
Sel trofoblas awal kehamilan disebut sebagai vili primer, kemudian
akan berkembang menjadi sekunder dan tersier pada trimester akhir. Bagian
dasar sel trofoblas akan menebal yang disebut korion frondosum dan
berkembang menjadi plasenta. Sementara itu, bagian luar yang menghadap ke
kavum uteri disebut korion laeoe yang diliputi oleh desidua kapsularis.
Desidua yang menjadi tempat implantasi plasenta disebut desidua basalis. 1
Pada usia kehamilan 8 minggu (6 minggu dari nidasi) zigot telah
melakukan invasi terhadap 40 - 60 arteri spiralis di daerah desidua basalis.
Vili sekunder akan mengapung di kolam darah ibu, di tempat sebagian vili
melekatkan diri melalui integrin kepada desidua.
 Hormon yang dihasilkan plasenta yaitu:
- HCG
- Laktogen plasenta manusia
- Hormon steroid
- Hormon pertumbuhan
- Hormon pelepas kortikotropin
- Pro-opiomelanokortin
- Hormon pelepas gonadotropin

4. Struktur amnion dan talipusat


A. Struktur amnion
Amnion atau air ketuban merupkan elemen dari kehamilan yang sangat
penting untuk di ketahui. Air ketuban ini dapat dijadikan acuan dalam
menentukan diagnosis kehamilan dan kesejahteraan janin.
1. Selaput janin (amnion dan karion)
Pada minggu-minggu pertama perkembangan, vili meliputi
seluruh lingkaran permukaan korion. Dengan berlanjutnya
kehamilan, vili pada kutub embrional membentuk struktur korion
lebat seperti semak-semak (korion frondosum) sementara. Sementara
itu, vili pada kutub embrional mengalami degenerasi, menjadi tipis
dan halus disebut korian laæve.
- Seluruh jaringan endometrium yang telah mengalami reaksi
desidua, juga mencerminkan perbedaan kutub embrional dan
abembrional yaitu Desidua di atas korion frondosum menjadi
desidua basalis.
- Desidua yang meliputi embrioblas kantong janin di atas korion
laeve menjadi desidua kapsularis,
- Desidua di sisi/bagian uterus yang abembrional menjadi
desidua parietalis.

Antara membran korion dan membran amnion terdapat rongga


korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat
menyatunya membran amnion dan membran korion. Selaput janin
selanjutnya disebut sebagai membran korion-amnion
(amniochorionic membranea). Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi
sehingga tertutup oleh menyatunya korion laeve dengan desidua
parietalis.

Korion adalah membran bagian paling luar dan menempel


pada dinding uterus serta menempel pada tepi plasenta. Korion
terdiri dari 4 lapisan:

- Lapisan seluler
- Lapisan retikuler padat
- Pseudo-basement membrane
- Trofoblas

Amnion merupakan membran transparant berwarna abu-abu


yang melapisi korion. Selaput ini menutup pars fetal plasenta dan
tali pusat. Kantung amnion berisi cairan amnion dan janin berada
dalam cairan tersebut. Selaput amnion terdiri dari 5 lapisan:

- Lapisan seluler
- Membrana basalis
- Stratum kompaktum
- Stratum fibroblas
- Stratum spongiosum
2. Cairan amnion
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga atau
ruangan amnion, Mula-mula ruangan amnion merupakan rongga
kecil saja tapi kemudian mengelilingi seluruh janin. Akhirnya
amnion merapat pada chorion dan melekat dengannya. Di dalam
rongga ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Cairan
amnion diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion
atau plasenta yang kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk,
urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga
amnion. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari
lapisan amnion, mesoderm, chorion dan lapisan tipis dari decidua.
 Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban, yaitu :
- Cairan jernih agak pucat dan sedikit basa ( pH 7.2)
- Pada pertengahan kehamilan jumlahnya sekitar 400 ml dan
pada kchamilan 36 38 minggu mencapai 1000 ml seteclah itu
volume terus menurun dan penurunan berlanjut terus sampai
kehamilan postmatur.
 Komposisi cairan amnion
- Air ( 98 - 99%)
- Karbohidrat (glukosa dan fruktora), protein (albumin dan
globulin), lemak, (esterogen dan progesteron ), enzym (alkali
fosfatase).
- Mineral (natrium, kalium dan klorida)
- Material lain (vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang
terkelupas dan mekonium)
 Cairan amnion bersifat dinamik dan senantiasa ber sirkulasi
dengan kecepatan 500 ml setiap jamnya. Cairan amnion berasal
dari:
 Janin ( produksi utama )
- Sekresi aktif dari epiteo amnion
- Transudasi sirkulasi janin
- Air seni janin
 Maternal
- Transudasi dari sirkulasi maternal
 Keadaan normal cairan amnion:
- Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc
- Keadaan jernih agak keruh
- Steril
- Bau khas, agak manis dan amis
- Terdiri atas 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan
bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut
lanugo, verniks kaseosa, dan sel-sel epitel
- Sirkulasi sekitar 500 ce/jam.
 Kandungan cairan amnion:
- Prolaktin
- Alpha feto protein
- Lesitin-Spingomyelin
- Sitokin
- Interleukin-1B
- Prostaglandin
- Platelet aktiving factor

B. Struktur dan Sirkulasi Tali Pusat


Tali pusat adalah jaringan pengikat yang menghubungkan
plasenta dan fetus (janin). Fungsi dari tali pusat adalah menjaga viabilitas
(kelangsungan hidup) dan memfasilitasi pertumbuhan embrio dan janin,
Pembuangan senyawa sisa, serta pengangkutan oksigen, nutrisi, dan
faktor pertumbuhan untuk janin berlangsung melalui tali pusat. Tali pusat
tersusun dari 90% air dan terhubung dengan cakram intervertebral (80%)
serta kartilago tulang rawan sendi (95%). Setelah bayi dilahirkan, tali
pusat umumnya dijepit dan dipotong kemudian dibiarkan terpapar di
udara untuk pengeringan. Dalam waktu 24 jam, warna putih kebiruan
dari tali pusat akan hilang dan menjadi hitam setelah beberapa hari.
Pengukuran gas tali pusat perlu dilakukan pada bayi yang lahir melalui
proses bedah sesar untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi. Darah dari
tali pusat telah dimanfaatkan sebagai sumber sel punca untuk mengatasi
beberapa penyakit tertentu.
 Struktur talipusat
Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan fetal
plasenta. Warnanya dari luar putih dan merupakan tali yang berpilin.
Panjangnya 55 cm (30 – 100 cm) dan diameter 1,5 cm. Pembuluh-
pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri
sehingga pembuluh berkelok-kelok. Kadang-kadang menimbulkan
tonjolan pada permukaan tali pusat dan diberi nama simpul palsu.
Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, volk
sack dan duktus vitellimus menghilang, tali pusat akhimya hanya
mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan
sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling
berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai
pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran
darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu
mempertuhankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah
terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga
pembuluh darah tersebut yaitu:
1) Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien
ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang
terletak di dalam spatium choriodeciduale.
2) Dua arteri umbilicatis mengembalikan produk sisa (limbah) dari
fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke
dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.
3) Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang
mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli
Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari
mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi
pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga
pemberian makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin.
Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat.
Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli
Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil
dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis.
Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis
menjadi tebal atau tipis.
 Insersi/letak tali pusat ke plasenta :
a. Tengah : insertio sentralis
b. Sedikit ke samping: insertio paracentralis
c. Samping : inscrtio lateralis
d. Pinggir : insertio marginalis
e. Di luar plascenta/di selaput janin : insertio velamentosa
 Sirkulasi talipusat
Fetus dalam rahim ibu mempunyai dua kebutuhan yang harus
dipenuhi yaitu oksigen dan nutrisi serta membuang produk sisa yang
dihasilkan oleh sel-selnya. Struktur yang bertanggungjawab
memenuhi kebutuhan fetus adalah plasenta. Plasenta mempunyai
banyak vilus yang tumbuh dari membran, menyelimuti fetus dan
menembus dinding uterus yaitu endometrium.
Endometrium kaya dengan aliran darah ibu. Jaringan kapilari
darah fetus berada di dalam vilus. Darah yang kaya oksigen dan
nutrien dibawa melalui vena umbilicalis. Sebaliknya darah yang
sampai ke vilus dari fetus melalui arteri umbilicalis dalam tali pusat,
mengandung produk sisa seperti karbon dioksida dan urea, Produk
sisa ini akan meresap ke membran dan masuk darah ibu. Darah ibu
dan darah fetus dalam vilus sangat rapat, akan tetapi kedua darah
tersebut tidak bercampur karena dipisahkan oleh suatu membran.
Oksigen, air, glukosa, asid amino, lipid, garam mineral,
vitamin, hormon, dan antibodi dari darah ibu perlu menembus
membran ini dan memasuki kapilari darah fetus yang terdapat dalam
vilus. Selain oksigen dan nutrien. antibodi dari darah ibu juga
meresap ke dalam darah fetus melalui plasenta. Antibodi ini
melindungi fetus dan bayi yang dilahirkan daripada jangkitan
penyakit.

5. Tumbuh kembang fetus


a. Nutrisi janin
1. Glukosa, nutrien utama untuk pertumbuhan dan energi janin.
Diperlukan mekanisme untuk meminimalkan penggunaan glukosa
oleh ibu selama kehamilan sehingga tersedia pasokan maternal dalam
jumlah terbatas untuk janin.2
2. Leptin, produk adiposit dan sebagai pengatur homeoastasis energi.
Polipeptida ini juga berperan dalam angiogenesis, hematopoiesis,
osteogenesis, pematangan paru, fungsi neuroendokrin, imun,
reproduksi.2
3. Laktat, akan diangut sebagai asam laktat yang diangkut melewati
difusi terfasilitasi.2
4. Asam amino, diambil dari plasma ibu diambil oleh trofoblas,
dipekatkan dalam sinsitiotrofoblas dan dibawa ke sisi fetal secara
difusi.2
b. Perubahan bentuk
Konsepsi dan Awal Kehidupan Periode Prenatal (masa sebelum
lahir) adalah Periode awal perkembangan manusia yang dimulai sejak
konsepsi, yakni ketika ovum wanita dibuahi oleh sperma laki-laki sampai
dengan waktu kelahiran seorang individu.Masa ini pada umumnya
berlangsung selama 9 bulan kelender atau sekitar 270-280 hari sebelum
lahir.3
Periode pra kelahiran (pre natal period) mulai pada saat
pembuahan (konsepsi) dan berakhir pada saat kelahiran (kira-kira 38
minggu).Selama perkembangan pra kelahiran, manusia mengalami
perkembangan yang sangat cepat dalam kehidupannya. Saat ini ilmuwan
membagi perkembangan pra kelahiran (tahap perkembangan embrio)
dibagi tiga periode utama :
1) tahap germinal (dari pembuahan sampai dua minggu)
2) tahap embrio (dua sampai delapan minggu)
3) tahap fetus (dua sampai sembilan bulan). 3

- Periode Praembrionik (Germinal)


Tahap germinal atau pra embrionik merupakan awal dari
kehidupan manusia. Proses ini dimulai ketika sperma melakukan penetrasi
terhadap telur dalam proses pembuahan, yang normalnya terjadi akibat
hubungan seksual antara laki-laki dan perempuan. Pada tahap ini zigot
dibentuk.3
Zigot terbentuk dari campuran sperma dan sel telur (“tetesan yang
bercampur”).Sel telur yang telah dibuahi, atau zigot, bergerak ke bawah
tuba falopi menuju rahim.Pergerakan ini membutuhkan waktu selama
empat hari. Selama pergerkaan ini, zigot yang semula berupa satu sel,
melalui proses mitosis membelah menjadi dua sel identik. Pembelahan ini
terjadi setiap sekitar 30 jam. Dalam proses pembelahan ini, bayi masih
disebut dengan blastocyte (Blastula), yang terdiri dari 100 sel. Bagian luar
blastocyte akan menjadi placenta, sedangkan bagian dalam akan menjadi
embrio. 3
Pada minggu kedua, bayi terdiri dari sekitar 150 sel. Placenta mulai
terbentuk, bagian dalam sel memadat dan berkembang menjadi tiga
lapisan yang disebut piringan embrionik (embryonic disc), yang terdiri
dari lapisan ectoderm, mesoderm, dan endoderm. Dalam proses
diferensiasi, sel pada masing-masing lapisan berkembang menjadi jaringan
dan organ tubuh. Sel dari lapisan terluar (ectoderm atau ectoblast)
membentuk otak, tulang belakang, indera peraba, dan lensa mata.Juga
lapisan epidermis (enamel gigi, kulit, rambut, kuku). Lapisan paling
dalam, disebut endoderm (endoblast), nantinya akan berkembang menjadi
sistem pernafasan dan pencernaan, juga berbagai kelenjar seperti pankreas,
hati, thyroid, dan thymus. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan
tengah atau mesoderm. Lapisan ini akan menjadi tulang dan cartilage,
sistem buah pelir dan genitalia dan juga bagian luar akan menutupi organ
internal. 3

- Tahap embrionik
Tahap kedua, yang disebut tahap embrionik berlangsung dari
minggu kedua sampai kedelapan perkembangan.Tahap embrio mulai
ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim.Dalam tahap
ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa,
beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai
dapat dikenali. 3
Seperti lintah menghisap darah ke kulit, kluster sel (embrio)
manusia menghisap darah dari dinding rahim (endometrium) yang
mengalami kehamilan.Tak terhitung banyaknya embrio yang berusia 23-
24 hari bertindak seperti lintah semula.Embrio pada tahap ini hanya dapat
terlihat dengan bantuan mikroskop.Setelah itu, baru pada awal minggu
keempat, embrio dapat dilihat oleh mata telanjang. 3
Sel throphoblast pada lapisan luar kluster sel melakukan sekresi
enzim yang disebut hyaluronidase. Enzim ini akan menghancurkan lapisan
asam (hyaluronic acid) pada jaringan dinding rahim. Sel throphoblast juga
bertanggung-jawab dalam membentuk placenta sebagai penyangga antara
embrio dan darah ibu. Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh
darah yang dalam perkembangannya akan menjadi mirip tali panjang yang
disebut tali pusar (umbilical cord). Salah satu pembuluh ini disebut
umbilical vein yang berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi sari
makanan dan oksigen dari placenta kepada bayi. Dua saluran lain disebut
umbilical arteri yang bermanfaat untuk melakukan transportasi darah yang
berisi karbondioksida dan pembuangan yang dihasilkan oleh makanan dari
bayi ke placenta.3
Pada awal minggu ketiga, embrio manusia terlihat seperti
“segumpal daging” yang terbungkus, yang terus melakukan pembelahan
untuk perkembangan selanjutnya. Pada akhir minggu keempat, mulai
terlihat perluasan yang mirip cetakan gigi, yang nantinya akan
berkembang menjadi organ dan anggota tubuh yang lengkap. Jika kita
mengikuti perkembangan embrio, kita akan menemukan setelah empat
minggu, proses diferensiasi mulai terjadi dimana sekelompok sel di dalam
embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu yang lebih besar.
Salah satu struktur awal yang terbentuk dalam tahap ini adalah
cartilaginous yang merupakan dasar tulang kerangka manusia (dalam
beberapa bulan kemudian cartilage mengeras dan menguat). Ini kemudian
diikuti dengan munculnya cikal bakal organ lain, termasuk otot, telinga,
mata, ginjal, jantung, dan lain-lain.Periode embrio biasanya dianggap
sebagai waktu yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang
pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik dalam lingkungan
prenatal. 3

- Tahap Perkembangan Janin


Tahap perkembangan janin dimulai pada akhir minggu kedelapan
trisemester pertama (minggu 1 sampai 12) dan berlanjut sampai partus.
Semua sistem tubuh telah terbentuk setelah minggu kedelapan: periode
janin yang berikutnya berkaitan dengan pertumbuhan dan diferensiasi
organ yang selanjutnya.3

c. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin


Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin yaitu faktor
kelainan janin, faktor etnik dan ras diantaranya disebabkan oleh faktor
genetik dan lingkungan, serta faktor kelainan kongenital yang berat pada
bayi sehingga seringkali mengalami retardasi pertumbuhan sehingga berat
badan lahirnya rendah.Selain itu faktor maternal juga mempengaruhi
pertumbuhan janin, faktor tersebut diantaranya konstitusi ibu yaitu jenis
kehamilan ganda atau tunggal, serta keadaan lingkungan ibu. Faktor
plasenta juga mempengaruhi pertumbuhan janin yaitu besar dan berat
plasenta,tempat melekat plasenta pada uterus, tempat insersi tali pusat,
kelainan plasenta. 4
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai
pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok
umur. Berat badan merupakan hasil peningkatan/ penurunan antara lain
tulang, otot, lemak, cairan tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator
terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang
anak. Kualitas bayi baru lahir juga dapat diketahui melalui pengukuran
berat badan bayi setelah dilahirkan.

6. Perubahan fisiologis dan psikologis


A. Perubahan Fisiologi Selama Kehamilan
Perubahan yang terjadi pada ibu hamil difasilitasi oleh adanya perubahan
kadar hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan.
1. Sistem Reproduksi
a. Trimester 1
Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada
vulva, vagina dan serviks menjadi lebih merah agak
kebiruan/keunguan..
Tanda Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi
lebih lunak dan kenyal.
Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya
peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah,
hyperplasia & hipertropi otot, dan perkembangan desidua.
Dinding-dinding otot menjadi kuat dan elastis, fundus pada
serviks mudah fleksi disebut tanda Mc Donald.
Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar sebesar telur
bebek dan pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur
angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi hipertrofi pada
istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan lebih lunak
yang disebut tanda Hegar.
b. Trimester 2
Hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan
terjadi hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia membesar. Peningkatan sensivitas ini
dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual,
khususnya selama trimester dua kehamilan. Peningkatan
kongesti yang berat ditambah relaksasi dinding pembuluh
darah dan uterus dapat menyebabkan timbulnya edema dan
varises vulva. Edema dan varises ini biasanya membaik selama
periode pasca partum.
Pada akhir minggu ke 12 uterus yang terus mengalami
pembesaran tidak lagi cukup tertampung dalam rongga pelvis
sehingga uterus akan naik ke rongga abdomen. Pada trimester
kedua ini, kontraksi uterus dapat dideteksi dengan pemeriksaan
bimanual. Kontraksi yang tidak teratur dan biasanya tidak
nyeri ini dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks, muncul tiba-
tiba secara sporadik dengan intensitas antara 5-25 mmHg. Pada
usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan
menggantikan fungsi corpus luteum gravidarum.
c. Trimester 3
Dinding vagina mengalami banyak perubahan sebagai
persiapan untuk persalinan yang seringnya melibatkan
peregangan vagina. Ketebalan mukosa bertambah, jaringan
ikat mengendor,dan sel otot polos mengalami hipertrofi. Juga
terjadi peningkatan volume sekresi vagina yang berwarna
keputihan dan lebih kental. Pada minggu-minggu akhir
kehamilan, prostaglandin mempengaruhi penurunan
konsentrasi serabut kolagen pada serviks. Serviks menjadi
lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
2. Payudara / mammae
a. Trimester 1
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi
belum mengeluarkan ASI. Vena-vena di bawah kulit juga
akan lebih terlihat. Areola mammae akan bertambah besar
pula dan kehitaman. Kelenjar sebasea dari areola akan
membesar dan cenderung menonjol keluar dinamakan
tuberkel Montgomery.
b. Trimester 2
Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat
keluar cairan kental kekuning-kuningan yang disebut
Kolustrum. Kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai
bersekresi.selama trimester dua. Pertumbuhan kelenjar
mammae membuat ukuran payudara meningkat secara
progresif. Bila pertambahan ukuran tersebut sangat besar,
dapat timbul stria stria seperti pada abdomen. Walaupun
perkembangan kelenjar mammae secara fungsional
lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi
terlambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah
janin dan plasenta lahir
c. Trimester 3
Pembentukan lobulus dan alveoli memproduksi dan
mensekresi cairan yang kental kekuningan yang disebut
Kolostrum. Pada trimester 3 aliran darah di dalamnya
lambat dan payudara menjadi semakin besar
3. Kulit
a. Trimester 1
Diketahui bahwa terjadi peningkatan suatu hormon
perangsang melanosit sejak akhir bulan kedua kehamilan
sampai aterm yang menyebabkan timbulnya pigmentasi
pada kulit. Linea nigra adalah pigmentasi berwarna hitam
kecoklatan yang muncul pada garis tengah kulit abdomen.
Bercak kecoklatan kadang muncul di daerah wajah dan
leher membentuk kloasma atau melasma gravidarum
(topeng kehamilan). Aksentuasi pigmen juga muncul pada
areola dan kulit genital. Pigmentasi ini biasanya akan
menghilang atau berkurang setelah melahirkan.
Angioma atau spider naevi berupa bintik-bintik
penonjolan kecil dan merah pada kulit wajah, leher, dada
atas, dan lengan. Kondisi ini sering disebut sebagai nevus
angioma atau teleangiektasis. Eritema palmaris terkadang
juga dapat ditemukan. Kedua kondisi ini kemungkinan
disebabkan oleh hiperestrogenemia kehamilan
b. Trimester 2
Peningkatan melanocyte stimulating hormone
(MSH) pada masa ini menyebabkan perubahan cadangan
melanin pada daerah epidermal dan dermal
c. Trimester 3
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul
garis-garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen
dan kadang kadang juga muncul pada daerah payudara dan
paha. Perubahan warna tersebut sering disebut sebagai
striae gavidarum. Pada wanita multipara, selain striae
kemerahan itu seringkali ditemukan garis garis mengkilat
keperakan yang merupakan sikatrik dari striae kehamilan
sebelumnya
4. Perubahan metabolik dan kenaikan berat badan
a. Trimester 1
Terjadi pertambahan berat badan selama kehamilan
yang sebagian besar diakibatkan oleh uterus dan isinya
payudara, dan peningkatan volume darah serta cairan
ekstraseluler. Sebagian kecil pertambahan berat badan
terebut diakibatkan oleh perubahan metabolik yang
menyebabkan pertambahan air selular dan penumpukan
lemak serta protein baru, yang disebut cadangan ibu. Pada
awal kehamilan, terjadi peningkatan berat badan ibu
kurang lebih 1 kg
b. Trimester 2
Kenaikan berat badan ibu terus bertambah terutama
oleh karena perkembangan janin dalam uterus
c. Trimester 3
Pertambahan berat badan ibu pada masa ini dapat
mencapai 2 kali lipat bahkan lebih dari berat badan pada
awal kehamilan. Pitting edema dapat timbul pada
pergelangan kaki dan tungkai bawah akibat akumulasi
cairan tubuh ibu. Akumulasi cairan ini juga disebabkan
oleh peningkatan tekanan vena di bagian yang lebih
rendah dari uterus akibat oklusi parsial vena kava.
Penurunan tekanan osmotik koloid interstisial juga
cenderung menimbulkan edema pada akhir kehamilan.
5. Perubahan Hematologis
a. Trimester 1
Volume darah ibu meningkat secara nyata selama
kehamilan. Konsentrasi hemoglobin dan hematokrit
sedikit menurun sejak trimester awal kehamilan.
Sedangkan konsentrasi dan kebutuhan zat besi selama
kehamilan juga cenderung meningkat untuk mencukupi
kebutuhan janin
b. Trimester 2
Peningkatan volume darah disebabkan oleh
meningkatnya plasma dan eritrosit. Terjadi hiperplasia
eritroid sedang dalam sumsum tulang dan peningkatan
ringan pada hitung retikulosit. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar eritropoetin plasma ibu setelah usia
gestasi 20 minggu, sesuai dengan saat produksi eritrosit
paling tinggi
c. Trimester 3
Konsentrasi hematokrit dan hemoglobin yang
sedikit menurun selama kehamilan menyebabkan
viskositas darah menurun pula. Perlu diperhatikan kadar
hemoglobin ibu terutama pada masa akhir kehamilan, bila
konsentrasi Hb < 11,0 g/dl, hal itu dianggap abnormal dan
biasanya disebabkan oleh defisiensi besi.
6. Sistem Kardiovaskuler
a. Trimester 1
Perubahan terpenting pada fungsi jantung terjadi
pada 8 minggu pertama kehamilan. Pada awal minggu
kelima curah jantung mengalami peningkatan yang
merupakan fungsi dari penurunan resistensi vaskuler
sistemik serta peningkatan frekuensi denyut jantung.
Preload meningkat sebagai akibat bertambahnya volume
plasma yang terjadi pada minggu ke 10-20.
b. Trimester 2
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus
akan menekan vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu
berada pada posisi terlentang. Hal itu akan berdampak
pada pengurangan darah balik vena ke jantung hingga
terjadi penurunan preload dan cardiac output yang
kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial.
c. Trimester 3
Selama trimester terakhir, kelanjutan penekanan
aorta pada pembesaran uterus juga akan mengurangi aliran
darah uteroplasenta ke ginjal. Pada posisi terlentang ini
akan membuat fungsi ginjal menurun jika dibandingkan
dengan posisi miring
7. Sistem pernafasan
a. Trimester 1
Kesadaran untuk mengambil nafas sering meningkat
pada awal kehamilan yang mungkin diinterpretasikan
sebagai dispneu. Hal itu sering mengesankan adanya
kelainan paru atau jantung padahal sebenarnya tidak ada
apa-apa. Peningkatan usaha nafas selama kehamilan
kemungkinan diinduksi terutama oleh progesteron dan
sisanya oleh estrogen. Usaha nafas yang meningkat
tersebut mengakibatkan PCO2 atau tekanan
karbokdioksida berkurang. (1)
b. Trimester 2
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan
bertambah kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik
kurang lebih 4 cm karena penekanan uterus pada rongga
abdomen. Pada kehamilan lanjut, volume tidal, volume
ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit
akan bertambah secara signifikan. (1)
c. Trimester 3
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring
pertambahan ukuran uterus dalam rongga abdomen.
Setelah minggu ke 30, peningkatan volume tidal, volume
ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit
akan mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita
hamil akan bernafas lebih dalam sehingga memungkinkan
pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen
meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron.
8. Sistem Urinaria
a. Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan, vesika urinaria
tertekan oleh uterus sehingga sering timbul keinginan
berkemih. Hal itu menghilang seiring usia kehamilan
karena uterus yang telah membesar keluar dari rongga
pelvis dan naik ke abdomen. Ukuran ginjal sedikit
bertambah besar selama kehamilan. Laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan aliran plasma ginjal (RPF)
meningkat pada awal kehamilan.(
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga
pelvis sehingga penekanan pada vesica urinaria pun
berkurang. Selain itu, adanya peningkatan vaskularisasi
dari vesica urinaria menyebabkan mukosanya hiperemia
dan menjadi mudah berdarah bila terluka(1)
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke
pintu atas panggul menyebabkan penekanan uterus pada
vesica urinaria. Keluhan sering berkemih pun dapat
muncul kembali. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi
darah di ginjal yang kemudian berpengaruh pada
peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal plasma flow
sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan
dijumpai kadar asam amino dan vitamin yang larut air
lebih banyak(1)
9. Sistem Muskuloskeletal (1)
a. Trimester 1
Pada trimester pertama tidak banyak perubahan
pada musuloskeletal. Akibat peningkatan kadar hormone
estrogen dan progesterone, terjadi relaksasi dari jaringan
ikat, kartilago dan ligament juga meningkatkan jumlah
cairan synovial. Bersamaan dua keadaan tersebut
meningkatkan fleksibilitas dan mobilitas persendian.
Keseimbangan kadar kalsium selama kehamilan biasanya
normal apabila asupan nutrisinya khususnya produk
terpenuhi(1)
b. Trimester 2
Tidak seperti pada trimester 1, selama trimester 2
ini mobilitas persendian sedikit berkurang. Hal ini dipicu
oleh peningkatan retensi cairan pada connective tissue,
terutama di daerah siku dan pergelangan tangan. (1)
c. Trimester 3
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior,
umumnya wanita hamil memiliki bentuk punggung
cenderung lordosis. Sendi sacroiliaca, sacrococcigis, dan
pubis akan meningkat mobilitasnya diperkirakan karena
pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut dapat
mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah
punggung(1)
10. Sistem Persarafan
a. Trimester 1
Wanita hamil sering melaporkan adanya masalah
pemusatan perhatian, konsentrasi dan memori selama
kehamilan dan masa nifas awal. Namun, penelitian yang
sistematis tentang memori pada kehamilan tidak terbatas
dan seringkali bersifat anekdot(1)
b. Trimester 2
Sejak awal usia gestasi 12 minggu, dan terus
berlanjut hingga 2 bulan pertama pascapartum, wanita
mengalami kesulitan untuk mulai tidur, sering terbangun,
jam tidur malam yang lebih sedikit serta efisiensi tidur
yang berkurang(1)
c. Trimester 3
Penelitian Keenan dkk (1978) menemukan adanya
penurunan memori terkait kehamilan yang terbatas pada
trimester tiga. Penurunan ini disebabkan oleh depresi,
kecemasan, kurang tidur atau perubahan fisik lain yang
dikaitkan dengan kehamilan. Penurunan memori yang
diketahui hanyalah sementara dan cepat pulih setelah
kelahiran(1)
11. Sistem Pencernaan
a. Trimester 1
Timbulnya rasa tidak enak di ulu hati disebabkan
karena perubahan posisi lambung dan aliran asam
lambung ke esophagus bagian bawah. Produksi asam
lambung menurun. Sering terjadi nausea dan muntah
karena pengaruh human Chorionic Gonadotropin (HCG),
tonus otot-otot traktus digestivus juga berkurang. Saliva
atau pengeluaran air liur berlebihan dari biasa. Pada
beberapa wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang
mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita
tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual. (1)
b. Trimester 2
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan
usus akan tergeser. Demikian juga dengan organ lain
seperti appendiks yang akan bergeser ke arah atas dan
lateral. Perubahan lainnya akan lebih bermakna pada
kehamilan trimester 3. (1)
a. Trimester 3
Perubahan yang paling nyata adalah adanya
penurunan motilitas otot polos pada organ digestif dan
penurunan sekresi asam lambung. Akibatnya, tonus
sphincter esofagus bagian bawah menurun dan dapat
menyebabkan refluks dari lambung ke esofagus sehingga
menimbulkan keluhan seperti heartburn. Penurunan
motilitas usus juga memungkinkan penyerapan nutrisi
lebih banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti
konstipasi.
B. Perubahan Psikis
1. Trimester 1
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan
kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar
hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
mendapat perhatian dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang
lain atau bahkan merahasiakannya.
2. Trimester 2
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormone yang tinggi.
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.
c. Merasakan gerakan anak.
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
e. Libido meningkat.
f. Menuntut perhatian dan cinta.
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian
dari dirinya.
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau
pada orang lain yang baru menjadi ibu.
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.
3. Trimester 3
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,
dan tidak menarik.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat
melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka (sensitif).
h. Libido menurun.
7. Pengaruh obat pada kehamilan
 Kategori risiko obat-obatan dalam kehamilan berdasarkan Food
And Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat
1. Kategori A
Studi terkontrol pada wanita gagal memperlihatkan risiko pada
janin dan kemungkinan obat merusak janin.
Contoh : Vit.C, folat, L-tiroksin
2. Kategori B
Studi pada hewan tidak memperlihatkan adanya risiko janin tetapi
tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil, atau studi pada hewan
telah memperlihatkan adanya efek tidak diharapkan yang tidak
terkonfirmasi pada studi terkontrol pada wanita hamil.
Contoh : Hidroklorotiazid, α-metildopa, ampisilin
3. Kategori C
Studi pada hewan telah memperlihatkan adanya efek tidak
diharapkan terhadap janin dan tidak ada studi terkontrol pada wanita
atau tidak ada studi terkontrol pada hewan atau wanita hamil.
Gunakan hanya jika potensi manfaat melebihi risiko pada janin.
Contoh : teofilin, nifedipin, asiklovir
4. Kategori D
Bukti positif adanya risiko pada janin manusia, tetapi manfaat
permakaian obat pada wanita hamil mungkin dapat diterima
meskipun masih ada risiko.
Contoh : ACE-I, fenitoin, spironolakton
5. Kategori X
Bukti positif abnormalitas pada janin hewan maupun manusia atau
risiko pemakaian obat pada wanita hamil jelas melebihi
kemungkinan manfaat obat. Obat ini merupakan kontraindikasi
pada wanita hamil atau mungkin hamil.
Contoh : Vit.A, kontrasepsi oral
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo,Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta; PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo: 2016
2. Cunningngham, GF. Dkk Obstetri. Edisi 23. Volume 1. Jakarta; EGC: 2012
3. Sloane, Ethel. Anatomi dsn Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta; EGC: 2004.
4. Rahmi L. Gambaran Berat Plasenta Terhadap Berat Lahir Bayi. Vol. 7 No. 1.
Padang: Jurnal Kesehatan Medika Saintika; 2016.
5. Nurdiyan A. Yulizawati. Implementation Of Cambridge Worry Scale As A
Psychological Assesment In ANC Routine. Padang. FK UNAND; 2016

Anda mungkin juga menyukai