Kelompok 6 - Almira Belda - PBL SK 11
Kelompok 6 - Almira Belda - PBL SK 11
SKENARIO 1
“TELAT MENSTRUASI”
NPM : 117170008
Blok : 6.1
Kelompok :6
CIREBON
2020
SKENARIO 1
“Telat Menstruasi”
STEP 1
STEP 2
STEP 4
S. Ovarium
Siklus Menstruasi
S. Endometrium
Pasti
Tumbuh Kembang
Janin
REFLEKSI DIRI
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7
a. Tulang Pelvis
Tulang-tulang pelvicum terdiri dari tulang pelvikum (coxae) kanan
dan kiri, sakrum, dan coccyx. Ke arah superior sacrum bersendi dengan
vertebra LV pada sendi lumbosakralis. Ke arah posterior tulang-tulang
pelvicum bersendi dengan sakrum pada sendi sakroiliaka dan ke arah
anterior dengan tulang pelvikum yang lainnya pada simfisis pubis.1
Perbedaan Jenis Kelamin
Pelvis wanita dan pria berbeda datam beberapa hal, banyak dari hal
tersebut berhubungan dengan lewatnya bayi melalui kavitas pelvis wanita
selama proses persalinan:
i. Apertura pelvis superior pada wanita berbentuk lebih membulat
dibandingkan dengan apertura pelvis superior pada pria yang
berbentuk hati. Bentuk yang lebih bulat tersebut sebagian
disebabkan oleh promontorium yang kurang jelas dan ala sacralis
yang lebih luas pada wanita.
ii. Sudut arcus pubis yang dibentuk oleh dua rami ossis pubis lebih
besar pada wanita (80o - 85o) dibandingkan pada pria (50o - 60o).
iii. Pada umumnya spina ischiadica tidak terlalu menonjol jauh ke
medial, ke dalam cavitas pelvis pada wanita sebagaimana pada
pria.
i. Vulva
Pudendum-biasanya disebut vulva-mencakup semua struktur yang
terlihat secara eksternal dari pubis ke perineum. Berikut termasuk
bagian vulva:
1) Mons pubis/mons veneris, berisi bantalan berisi lemak terletak si
simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit mons pubis ditutupi oleh
rambut keriting yang membentuk perisai (escutcheon).3
2) Labium majus pudendi homolog dengan skrotum pria. Panjangnya
7-8 cm, kedalaman 2-3 cm, ketebalan 1-1,5 cm. Di superior,
menyatu secara langsung pada mons pubis, dan ligament bulat
berakhir di batas atasnya. Di posterior, labium majus pudenda
meruncing dan menyatu di daerah perineum membentuk komisura
posterior. Di bawah kulit, terdapat lapisan jaringan ikat padat,
yang hampir sama sekali tidak terdapat elemen otot namun kaya
akan serat elastik dan jaringan lemak. Massa lemak ini merupakan
bagian terbesar labium majus pudendi dan didarahi oleh banyak
pleksus vena. 3
3) Labium minus pudendi merupakan lipatan tipis jaringan, yang
terletak medial dari tiap labium majus pudendi. Pada laki-laki,
homolog dengan bagian ventral penis. 2
Secara struktural, labium minus pudendi terdiri dari jaringan ikat
dengan banyak pembuluh darah, serat elastin, dan beberapa serat
otot polos, yang disarafi oleh berbagai ujung saraf dan sangat
sensitif. 3
4) Klitoris merupakan homolog erektil penis dan terdapat di bawah
preputium klitoridis dan di atas uretra. Klitoris memanjang ke
bawah di antara lipatan-lipatan labium minus pudendi, dan ujung
bebasnya masuk ke bawah dan ke dalam menuju ostium vaginae. 3
ii. Vestibulum vaginae merupakan struktur genitalia eksterna wanita
yang matang secara fungsional, berasal dari membrane urogenital
embrionik. Pada vestibulum vagiane biasanya terdapat enam ostium :
uretra, vagina, dua duktus kelenjar bartholini, dan dua duktus kelenjar
parauretral terbesar-kelenjar skene.3
1) Kelenjar vestibular, juga disebut glandula vestibularis major,
merupakan kelenjar yang besar. Diameternya 0,5-1 cm terletak
inferior dari bulbus vestibule dan di dalam ujung inferior
muskulus bulbokavernosus di kedua sisi ostium vaginae. Panjang
duktusnya 1,5-2 cm dan membuka di distal cincin hymen pada
jam 5 dan 7. 3
2) Ostium uretra. Dua pertiga bawah uretra terletak tepat diatas
dinding anterior vagina. Ostium atau meatus uretra terletak tepat
di garis tengah vestibulum, 1-1,5 cm di bawah arkus pubikus, dan
terletak sedikit di atas ostium vaginae.3
3) Bulbus vestibule dapat disamakan dengan korpus spongiosum
penis. Merupakan agregasi vena berbentuk almond, dengan
panjang 3-4 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 0,5-1 cm, yang terletak di
bawah muskulus bulbokavernosus dan di kedua sisi vestibulum.2
4) Ostium vaginae dikelilingi oleh himen. Himen terdiri dari jaringan
ikat kolagen dan elastik, serta baik permukaan luar maupun
dalamnya dilapisi oleh epitel gepeng berlapis. Pada wanita hamil,
epitel himen menebal, dan jaringan kaya akan kolagen.3
iii. Vagina adalah organ kopulasi pada wanita. Vagina adalah sebuah
tabung fibromuskulorum yang dapat melebar, yang memanjang dari
perineum melewati dasar pelvis dan masuk ke dalam kavitas pelvis.
Ujung bagian dalam vagina membesar untuk membentuk suatu daerah
yang disebut kubah vagina.3
Dinding anterior vagina berhubungan dengan basis vesika urinaria
dan uretra: bahkan, uretra tertanam di dalam, atau menyatu dengan,
dinding anterior vagina.3
Ke arah posterior, vagina terutama berkaitan dengan rectum. Ke
inferior, vagina membuka ke dalam vestibulum vaginae dari perineum
tepat di posterior dari ostium urethrae externum. Dari lubang luar
vagina (introitus vaginae), vagina berjalan ke posterosuperior
melewati membrana perinei dan masuk ke dalam cavitas pelvis, di
mana vagina dilekatkan oleh dinding anteriornya ke tepi serviks uteri
yang melingkar.3
Fornix vaginae adalah recessus yang terbentuk di antara tepi
serviks uteri dan dinding vagina. Berdasarkan posisinya. Fornix
vaginae dibagi lagi menjadi sebuah fornix vaginae pars posterior,
sebuah fornix vaginae pars anterior, dan dua fornix vaginae pars
lateralis.3
iv. Perineum merupakan daerah berbentuk belah ketupat yang terletak di
inferior dari dasar pelvis di antara kedua region femoralis. Batas
perifer : apertura pelvis inferior-atapnya diafragma pelvis.3
Trigonum urogenital/anterius dibatasi oleh ossiss pubis di superior,
tuberositas iskiadium di lateral, m. transversus perinei superfisialis di
posterior.3
Trigonum analis/posterior : fossa iskiorektalis, kanalis analis,
kompleks sfingter anal, cabang pembuluh darah pudenda interna dan
n. pudendus.
Gambar 2. Pandangan inferior perineum pada posisi litotomi.1
Gambar 3. Struktur-struktur pada trigonum urogenitale seorang wanita.
A. Pandangan inferior trigonum urogenitale seorang wanita dengan
memperlihatkan gambaran-gambaran utama.
B. Pandangan inferior vestibulum vaginae. Labia minora pudendi
disingkap untuk membuka vestibulum. Juga memperlihatkan
glans clitoridis, preputium clitoridis, dan frenulum klitoridis.
C. Pandangan inferior vestibulum vaginae yang memperlihatkan
ostium urethrae externum dan ostium vaginae serta hymen. Labia
minora pudendi disingkap lebih lanjut dibandingkan dengan
D. Pandangan inferior vestibulum vaginae dengan labium minus
pudendi sinistra disingkap ke samping untuk memperlihatkan
daerah-daerah vestibulum vaginae yang di dalamnya glandula
vestibularis major dan glandula paraurethralis bermuara
E. Pandangan serviks uteri melewati saluran vagina.
F. Pandangan inferior trigonum urogenitale seorang wanita bersama
jaringan erektil clitoris dan vestibulum vaginae dan glandulae
vestibulares majores ditunjukkan dengan lapis penutupnya.1
c. Organ reproduksi internal
i. Uterus merupakan organ berdinding otot yang tebal pada garis tengah
di antara vesica urinaria dan rektum. Uterus terdiri dari korpus uteri
dan serviks uteri, dan ke inferior bergabung dengan vagina. Ke arah
superior, tuba uterina mengarah ke lateral dari uterus dan terbuka ke
dalam cavitas peritonealis yang langsung berdekatan dengan ovarium.
Korpus uteri mendatar secara anteroposterior dan, di atas level dari
asal tuba uterina, memiliki ujung superior yang membulat (fundus
uteri), kavitas uteri merupakan celah sempit bila dilihat dari lateral,
dan berbentuk seperti segitiga terbalik bila dilihat dari anterior. Setiap
sudut superior kavitas uteri berlanjut dengan ostium uterinum tubae
dan sudut inferior berlanjut dengan canalis cervicis uteri.
Biasanya implantasi blastokista terjadi pada korpus uteri. Selama
kehamilan, secara drastis uterus mengembang ke superior hingga
mencapai kavitas abdominalis.1
ii. Tuba uterine memanjang dari setiap sisi ujung superior korpus
uteri menuju dinding lateral pelvis dan tertutup di dalam tepi atas
bagian mesosalpinx ligamentum latum uteri. Karena ovarium
digantung pada aspectus posterior ligamentum latum uteri, tuba
uterina berjalan ke superior di atas, dan berakhir di lateral dari,
ovarium.1
Setiap tuba uterina memiliki ujung yang berbentuk terompet yang
meluas (infundibulum tubae uterinae), yang melengkung mengelilingi
polus superolateral ovarium yang terkait. Tepi infundibulum tubae
uterinae dikelilingi dengan tonjolan seperti jari kecil yang disebut
flmbriae tubae. Lumen tuba uterina terbuka ke dalam kavitas
peritonealis di ujung infundibulum tubae uterinae yang menyempit.
Medial dari infundibulum tubae uterinae, tuba uterina meluas untuk
membentuk ampulla tubae uterinae dan kemudian menyempit untuk
membentuk isthmus tubae uterinae, sebelum bergabung dengan
korpus uteri.
Infundibulum tubae uterina yang berfimbrae memfasilitasi
pengumpulan ovum yang telah diovulasikan dari ovarium. Biasanya
pembuahan terjadi di ampulla tubae uterinae.1
iii. Ovarium. Seperti testis pada pria, ovarium mula-mula berkembang
pada dinding posterior abdomen dan kemudian berjalan turun
sebelum kelahiran, bersama dengan pembuluh-pembuluh darah, vasa
limfatika, dan nervinya. Tidak seperti testis, ovarium tidak
bermigrasi melalui canalis inguinalis ke dalam perineum, tetapi
berhenti dan mengambil posisi pada dinding lateral kavitas pelvis.
Ovarium merupakan tempat produksi ovum (oogenesis).
Ovum yang matang diovulasikan ke dalam kavitas peritonealis
dan secara normal diarahkan oleh fimbriae tubae pada ujung
tuba uterina ke dalam ostium abdominale tubae uterinae yang
berdekatan.
Ovarium merupakan tempat produksi ovum (oogenesis).
Ovum yang matang diovulasikan ke dalam kavitas peritonealis
dan secara normal diarahkan oleh fimbriae tubae pada ujung
tuba uterina ke dalam ostium abdominale tubae uterinae yang
berdekatan
2. Proses kehamilan
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung 20
sampai 35 tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses
pematangan dan terjadi ovulasi.
- Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)
- Dengan pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi
folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai
pembentukan cairan liquor folikuli
- Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan
penipisan dan disertai devaskularisasi
- Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf ovarium mengeluarkan
hormon estogen yang dapat mempengaruhi:
Gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium
Gerak sel rambut lumen tuba makin tinggi
Peristaltik tuba makin aktif
- Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi
- Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae) maka
ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba.
Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism.
- Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uterus,
dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
b. Spermatozoa
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang
kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis, dan sel interstitial
Leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada
setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung
40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Sebagian besar spermatozoa
mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba
fallopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat
hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi.
c. Konsepsi atau fertilisasi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung
sebagai berikut:
- Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
- Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah
sitoplasma yang disebut vitellus.
- Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitellus, melalui saluran pada
zona pelusida.
- Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba
- Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
- Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri
- Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan
sebagian dari "liproteinnya" sehingga mampu mengadakan fertilisasi
- Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genitalia interna
Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi
serta me-ngikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses
enzimatik: hialuronidase
Melalui "stomata" spermatozoa memasuki ovum. Setelah kepala
spermatozoa masuk ke dalam ovum, ekornya lepas dan
tertinggal di luar
Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zigot
Keseluruhan proses tersebut merupakan mata rantai fertilisasi
atau konsepsi.
d. Proses nidasi atau implantasi
Sebelum implantasi, zona pelusida menghilang dan selanjutnya
blastokista menempel serta menyebabkan erosi dinding endometrium.
Setelah erosi, blastokista membenamkan diri dan menjadi terbungkus
seluruhnya di dalam endometrium.
e. Perkembangan embrio setelah implantasi
- Pada hari ke-24-26 gestasi, lempeng embrionik bersifat bilaminar
terdiri dari ektoderm dan endoderm embrio.
- Proliferasi selular pada lempen embrioik menyebabkan penebalan
garis tengah (garis primitif). Sel kemudian menyebar ke arah lateral
dari garis primitif di antara endoderm dan ektoderm untuk
membentuk mesoderm. Peristiwa ini menghasilkan lempeng
embrionik trilaminar.
- Ketiga lapisan germinal ini menghasilkan semua organ embrio
Ektoderm : sistem saraf, epidermis beserta turunannya (lensa
mata, rambut)
Endoderm : GIT dan turunannya (pankreas, hati, tiroid)
Mesodem : tulang rangka, dermis, otot, sistem vaskular,
urogenital
3. Plasenta
Pembentukan, pertumbuhan dan pemantangan
Setelah nidasi, trofoblas terdiri atas 2 lapis, yaitu bagian dalam disebut
sitotrofoblas dan bagian luar disebut sinsisiotrofoblas. Endometrium atau sel
desidua di mana terjadi nidasi menjadi pucat dan besar disebut sebagai reaksi
desidua. Sebagian lapisan desidua mengalami fagositosis oleh sel trofoblas.
Reaksi desidua agaknya merupakan proses untuk menghambat invasi, tetapi
berfungsi sebagai sumber pasokan makanan.
Sebagian sel trofoblas terus menembus bagian dalam lapisan
endometrium mendekati lapisan basal endometrium di mana terdapat
pembuluh spiralis, kemudian terbentuk lakuna yang berisi plasma ibu. Proses
pelebaran darah arteri spiralis sangat penting sebagai bentuk fisiologik yaitu
model mangkuk. Hai ini dimungkinkan karena penipisan lapisan endotel
arteri akibat invasi trofoblas yang menumpuk lapisan fibrin.
Proses invasi trofoblas tahap kedua mencapai bagian miometrium arteri
spiralis terjadi pada kehamilan 14 - 15 minggu dan saat ini perkembangan
plasenta telah lengkap. Apabila model mangkuk tersebut kurang sempurna,
akan timbul kekurangan pasokan darah ibu yang berakibat iskemia plasenta
dan terjadi preekiampsia. Lakuna yang kemudian terbentuk akan menjadi
ruang intervili.
Sel trofoblas awal kehamilan disebut sebagai vili primer, kemudian
akan berkembang menjadi sekunder dan tersier pada trimester akhir. Bagian
dasar sel trofoblas akan menebal yang disebut korion frondosum dan
berkembang menjadi plasenta. Sementara itu, bagian luar yang menghadap ke
kavum uteri disebut korion laeoe yang diliputi oleh desidua kapsularis.
Desidua yang menjadi tempat implantasi plasenta disebut desidua basalis. 1
Pada usia kehamilan 8 minggu (6 minggu dari nidasi) zigot telah
melakukan invasi terhadap 40 - 60 arteri spiralis di daerah desidua basalis.
Vili sekunder akan mengapung di kolam darah ibu, di tempat sebagian vili
melekatkan diri melalui integrin kepada desidua.
Hormon yang dihasilkan plasenta yaitu:
- HCG
- Laktogen plasenta manusia
- Hormon steroid
- Hormon pertumbuhan
- Hormon pelepas kortikotropin
- Pro-opiomelanokortin
- Hormon pelepas gonadotropin
- Lapisan seluler
- Lapisan retikuler padat
- Pseudo-basement membrane
- Trofoblas
- Lapisan seluler
- Membrana basalis
- Stratum kompaktum
- Stratum fibroblas
- Stratum spongiosum
2. Cairan amnion
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga atau
ruangan amnion, Mula-mula ruangan amnion merupakan rongga
kecil saja tapi kemudian mengelilingi seluruh janin. Akhirnya
amnion merapat pada chorion dan melekat dengannya. Di dalam
rongga ruangan ini terdapat cairan amnion (likuor amnii). Cairan
amnion diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion
atau plasenta yang kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk,
urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga
amnion. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari
lapisan amnion, mesoderm, chorion dan lapisan tipis dari decidua.
Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban, yaitu :
- Cairan jernih agak pucat dan sedikit basa ( pH 7.2)
- Pada pertengahan kehamilan jumlahnya sekitar 400 ml dan
pada kchamilan 36 38 minggu mencapai 1000 ml seteclah itu
volume terus menurun dan penurunan berlanjut terus sampai
kehamilan postmatur.
Komposisi cairan amnion
- Air ( 98 - 99%)
- Karbohidrat (glukosa dan fruktora), protein (albumin dan
globulin), lemak, (esterogen dan progesteron ), enzym (alkali
fosfatase).
- Mineral (natrium, kalium dan klorida)
- Material lain (vernix caseosa, rambut lanugo, sel epitel yang
terkelupas dan mekonium)
Cairan amnion bersifat dinamik dan senantiasa ber sirkulasi
dengan kecepatan 500 ml setiap jamnya. Cairan amnion berasal
dari:
Janin ( produksi utama )
- Sekresi aktif dari epiteo amnion
- Transudasi sirkulasi janin
- Air seni janin
Maternal
- Transudasi dari sirkulasi maternal
Keadaan normal cairan amnion:
- Pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc
- Keadaan jernih agak keruh
- Steril
- Bau khas, agak manis dan amis
- Terdiri atas 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan
bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut
lanugo, verniks kaseosa, dan sel-sel epitel
- Sirkulasi sekitar 500 ce/jam.
Kandungan cairan amnion:
- Prolaktin
- Alpha feto protein
- Lesitin-Spingomyelin
- Sitokin
- Interleukin-1B
- Prostaglandin
- Platelet aktiving factor
- Tahap embrionik
Tahap kedua, yang disebut tahap embrionik berlangsung dari
minggu kedua sampai kedelapan perkembangan.Tahap embrio mulai
ketika zigot telah tertanam dengan baik pada dinding rahim.Dalam tahap
ini, sistem dan organ dasar bayi mulai terbentuk dari susunan sel.
Meskipun bentuk luar masih jauh berbeda dibandingkan manusia dewasa,
beberapa bentuk seperti mata dan tangan, bahkan telinga dan kaki mulai
dapat dikenali. 3
Seperti lintah menghisap darah ke kulit, kluster sel (embrio)
manusia menghisap darah dari dinding rahim (endometrium) yang
mengalami kehamilan.Tak terhitung banyaknya embrio yang berusia 23-
24 hari bertindak seperti lintah semula.Embrio pada tahap ini hanya dapat
terlihat dengan bantuan mikroskop.Setelah itu, baru pada awal minggu
keempat, embrio dapat dilihat oleh mata telanjang. 3
Sel throphoblast pada lapisan luar kluster sel melakukan sekresi
enzim yang disebut hyaluronidase. Enzim ini akan menghancurkan lapisan
asam (hyaluronic acid) pada jaringan dinding rahim. Sel throphoblast juga
bertanggung-jawab dalam membentuk placenta sebagai penyangga antara
embrio dan darah ibu. Diantara placenta dan bayi terdapat tiga pembuluh
darah yang dalam perkembangannya akan menjadi mirip tali panjang yang
disebut tali pusar (umbilical cord). Salah satu pembuluh ini disebut
umbilical vein yang berfungsi untuk mengangkut darah yang berisi sari
makanan dan oksigen dari placenta kepada bayi. Dua saluran lain disebut
umbilical arteri yang bermanfaat untuk melakukan transportasi darah yang
berisi karbondioksida dan pembuangan yang dihasilkan oleh makanan dari
bayi ke placenta.3
Pada awal minggu ketiga, embrio manusia terlihat seperti
“segumpal daging” yang terbungkus, yang terus melakukan pembelahan
untuk perkembangan selanjutnya. Pada akhir minggu keempat, mulai
terlihat perluasan yang mirip cetakan gigi, yang nantinya akan
berkembang menjadi organ dan anggota tubuh yang lengkap. Jika kita
mengikuti perkembangan embrio, kita akan menemukan setelah empat
minggu, proses diferensiasi mulai terjadi dimana sekelompok sel di dalam
embrio mengubah dirinya menjadi bentuk organ tertentu yang lebih besar.
Salah satu struktur awal yang terbentuk dalam tahap ini adalah
cartilaginous yang merupakan dasar tulang kerangka manusia (dalam
beberapa bulan kemudian cartilage mengeras dan menguat). Ini kemudian
diikuti dengan munculnya cikal bakal organ lain, termasuk otot, telinga,
mata, ginjal, jantung, dan lain-lain.Periode embrio biasanya dianggap
sebagai waktu yang kritis karena bentuk fisik yang saat itu berkembang
pesat dapat terganggu oleh kondisi yang kurang baik dalam lingkungan
prenatal. 3