Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm.

40-43
ISSN 1829-9288

Treatment Limbah Industri Pulp


dengan Metode Filtrasi
untuk Menjaga Kualitas Air DAS Ciujung

Treatment of Industrial Pulp Waste


with Filtration Method
to Ensure Quality of Water at Ciujung DAS

Yayat Ruhiat1) dan Halim Akbar2)


1)
Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: yruhiat@fkip.untirta.ac.id
2)
Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh
Kampus Cot Teungku Nie, Reuleut, Muara Batu Aceh Utara 24355, Indonesia
Email:hakbar86@gmail.com

Diterima 20 Januari 2015; Dipublikasi 1 Maret 2015

Abstrak
Minimalisasi limbah merupakan implementasi untuk mengurangi jumlah dan tingkat cemaran limbah
yang dihasilkan dari suatu proses produksi dengan cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan
limbah. Pada penelitian ini, treatment terhadap limbah pulp dilakukan dengan metode filtrasi. Dalam
memberikan perlakuan terhadap limbah pulp melalui metode filtrasi dilakukan dalam dua tahapan.
Pertama, mengkaji dan mengoptimalkan sisa hasil produksi. Kedua, mendesain filter yang berfungsi
untuk meminimalisasi kadar limbah sebelum dibuang ke sungai, sehingga kualitas air sungai tetap terjaga.
Hasil pengukuran konsentrasi pencemar setelah dilakukan filtrasi, terjadi pula penurunan konsentrasi di
beberapa titik sampling. Konsentrasi pencemar dipengaruhi oleh debit limbah yang dibuang dari industri
ke sungai. Dalam menganalisis konsentrasi pencemar di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung
menggunakan nilai kondisi awal (initial conditions) dan nilai kondisi batas (boundary conditions) sebagai
input model.

Kata kunci : treatment limbah, metode filtrasi, minimalisasi limbah, penurunan konsentrasi,
kualitas air sungai.

Abstract
Waste minimization is an implementation to reduce the number and level of contamination of waste
generated from the production process by means of reduction, utilization and processing of waste. In this
study, treatment of the waste pulp made by the method of filtration. In providing the treatment of waste
pulp through a filtration method carried out in two stages. First, assess and optimize the rest of the
production. Second, filter design that serves to minimize waste levels before being discharged into the
river, so the river water quality is maintained. Results of measurements of pollutant concentrations after
the filtration, there is also a decrease in concentration in several sampling points. Pollutant concentrations
are influenced by the discharge of industrial waste dumped into the river. In analyzing the concentration
of pollutants in the watershed (DAS) Ciujung use the value of the initial conditions (initial conditions)
and the value of the boundary conditions (boundary conditions) as model input.

Key words: waste treatment, filtration methods, waste minimization, reduced concentration, the
water quality of the river.

Pendahuluan tersebut antara lain terjadinya degradasi kualitas


lingkungan, seperti menurunnya mutu air sungai.
Seiring dengan pertumbuhan sektor Menurut Wardhana (2004), air sungai yang
industri di Kabupaten Serang, maka tidak dapat memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
dihindari munculnya berbagai dampak negatif mempunayi pH berkisar antara 6,5 - 7,5. Air
terhadap lingkungan sekitarnya. Dampak limbah dan bahan buangan dari kegiatan industri

40
Yayat, R dan Halim, A.: Treatment Limbah Industri Pulp dengan Metode Filtrasi

yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air kolam air yang optimum, substrat/media yang
yang pada akhinya dapat mengganggu kehidupan cocok dan kehadiran mikroba tertentu. Adapun
organisme di dalam air. Pencemaran air pada terkait dengan penelitian pabrik Pulp and Paper
dasarnya berpangkal dari konsentrasi pencemar di kabupaten Serang, Nugraha et al., (2006)
tertentu di dalam air pada waktu yang cukup meneliti tentang Studi Penerapan Produksi
lama untuk menimbulkan pengaruh tertentu Bersih (Studi Kasus pada Perusahaan Pulp and
(Suratmo, 2004). Sehubungan dengan isu Paper Serang).
lingkungan PT Indah Kiat Pulp and Paper Dalam memberikan perlakuan untuk
(IKPP) melakukan berbagai perlakuan melalui meminimalisasi limbah, terdapat tiga hal yang
Waste Water Treatment (WWT) yang harus dilakukan yaitu perubahan bahan baku
memberikan treatment bagi limbah cair sebelum industri, perubahan proses produksi, dan daur
dibuang ke Daerah Aliran Sungai Ciujung. ulang limbah. Perubahan bahan baku dan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung perubahan proses produksi dimaksudkan untuk
telah diindikasikan sebagai salah satu DAS kritis menekan jumlah limbah yang dihasilkan,
dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) termasuk di dalamnya adalah efisiensi
Nasional. Penetapan ini didasarkan pada indikasi pemakaian bahan-bahan penolong dalam proses
kondisi stilling basin kurang memadai, sehingga produksi. Bila dalam proses produksi ini masih
mengakibatkan pengendapan lumpur yang cukup menghasilkan limbah, maka upaya
besar di saluran induk. Selain itu, masih meminimalisasi dilakukan dengan daur ulang
tingginya tingkat pencemaran air yang atau pemanfaatan kembali limbah yang
disebabkan oleh limbah industri. Menurut Dinas dihasilkan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Minimalisasi limbah merupakan
Kabupaten Serang, ada tujuh perusahaan yang implementasi untuk mengurangi jumlah dan
mencemari DAS Ciujung yaitu: PT IKPP, PT tingkat cemaran limbah yang dihasilkan dari
Cipta Paperia, PT Shinta Woshu, PT Prana suatu proses produksi dengan cara pengurangan,
Putratex, PT Panca Plaza Textile, PT Charoen pemanfaatan dan pengolahan limbah.
Pakhpan. Pengurangan limbah dilakukan melalui
PT IKPP dan PT Cipta Paperina peningkatan atau optimasi efisiensi alat
merupakan dua industri pulp yang berdekatan pengolahan, optimasi sarana dan prasarana
dengan DAS Ciujung. Industri pulp dan kertas pengolahan seperti sistem perpipaan,
saat ini dihadapkan pada penanganan limbah meniadakan kebocoran, ceceran, dan
padat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbuangnya bahan serta limbah. Untuk
terbesar berasal dari lumpur hasil pengolahan air mengurangi kadar limbah yang dialirkan ke
limbah. Setiap unit proses pada industri pulp sungai, dibuat suatu alat yang berfungsi untuk
menghasilkan limbah cair yang keseluruhannya mengendapkan limbah pada pipa saluran. Pada
diolah di unit effluent treatment. penelitian ini, treatment terhadap limbah pulp
Berbagai teknologi dan metoda dilakukan dengan metode filtrasi.
penanganan limbah cair industri dapat diterapkan
baik secara biologis, kimiawi maupun fisik Metode Penelitian
tergantung pada jenis limbah yang ada.
Kemampuan dan kesediaan teknologi yang ada Dalam memberikan perlakuan terhadap
dalam penanganan limbah cair industri, limbah pulp melalui metode filtrasi dilakukan
merupakan dasar dalam penentuan standar baku dalam dua tahapan. Pertama, mengkaji dan
mutu limbah cair industri yang mengacu pada: mengoptimalkan sisa hasil produksi. Kedua,
Kepmen No. KEP-51/MENLH/10/1995 tentang mendesain filter yang berfungsi untuk
Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri. meminimalisasi kadar limbah sebelum dibuang
Penelitian terkait pengolahan limbah cair ke sungai, sehingga kualitas air sungai tetap
telah banyak dilakukan, Cifuentes (2004) terjaga.
memisahkan larutan kimia menjadi anolyte dan Kualitas air dapat dinyatakan dengan
catholyte dengan menggunakan membran parameter BOD (Biochemical Oxygen Demand)
IONAC MA 4375 dan Tokuyama ACS. Meutia yakni besarnya kebutuhan oksigen untuk
(2000) melakukan pemurnian air menggunakan menguraikan bahan organik yang mencemari air
Construkted Wetland (CW). Kesuksesan CW sungai. Perhitungan BOD dalam sistem sungai
dalam memperbaiki kualitas air tergantung pada dapat didekati dengan model plug flow dengan
empat komponen dalam proses yaitu vegetasi,

41
Jurnal Agrium 12(1), Maret 2015. Hlm. 40-43

volume kontrol seperti ditampilkan pada Gambar


1.

Gambar 1. Volume kontrol aliran sistem plug


flow Hasil verifikasi menunjukkan bahwa
Perhitungan volume kontrol: Accumulation = secara umum konsentrasi pencemar di 24 titik
Inputs – Outputs + Reactions sampel di DAS Ciujung hasil model selalu lebih
kecil dari hasil pengukuran. Sebagai contoh
misalnya konsentrasi pencemar di Jembatan
Kragilan, menurut model nilainya sebesar 51,058
μg/m3 sedangkan hasil pengukuran sebesar
Persamaan (1) dibagi dengan V untuk V = A Δx 55,75 μg/m3. Di Undar-Andir menurut model
dan dV/dt = 0, maka: nilainya sebesar 11,648 μg/m3 sementara hasil
pengukuran sebesar 16,56 μg/m3. Perbedaan
yang sangat tinggi terjadi di Cisereh, Tirtayasa
dan Pontang. Di depan Cisereh konsentrasi
pencemar menurut model nilainya sebesar
11,289 μg/m3 sementara hasil pengukuran
sebesar 41,42 μg/m3. Di Tirtayasa konsentrasi
pencemar menurut model nilainya sebesar 7,168
dimana: Q debit sungai, C konsentrasi polutan, V μg/m3 sementara hasil pengukuran sebesar 19,78
volume, A luas penampang, t waktu, k konstanta μg/m3. Kemudian di Pontang konsentrasi SO2
r
reaksi biodegradasi, u kecepatan aliran air dan x menurut model nilainya sebesar 6,17 μg/m3
panjang segmen sungai. sementara hasil pengukuran sebesar 16,12
μg/m3.
Hasil dan Pembahasan Perbedaan hasil model dengan hasil
pengukuran, disebabkan model hanya
Hasil pengukuran konsentrasi pencemar memperhitungkan pencemar yang dibuang
setelah dilakukan filtrasi, terjadi pula penurunan industri ke sungai. Pencemar sungai yang
konsentrasi di beberapa titik sampling. dibuang dari rumah tangga pada studi ini tidak
Konsentrasi pencemar dipengaruhi oleh debit diperhitungkan. Dengan kata lain persamaan
limbah yang dibuang dari industri ke sungai. model hanya digunakan untuk menganalisis
Dalam menganalisis konsentrasi pencemar di konsentrasi yang dibuang dari industri.
DAS Ciujung menggunakan nilai kondisi awal Penurunan konsentrasi pencemar air DAS
(initial conditions) dan nilai kondisi batas Ciujung setelah dilakukan filtrasi, ditampilkan
(boundary conditions) sebagai input model. pada Gambar 3.
Model sebaran untuk mengetahui konsentrasi
pencemar merupakan aplikasi dari persamaan 3,
model tersebut dibangun dengan menggunakan
software Matlab. Hasil analisis interval
konsentrasi pada 24 titik sampel, ditampilkan
pada Gambar 2.

42
Yayat, R dan Halim, A.: Treatment Limbah Industri Pulp dengan Metode Filtrasi

Kesimpulan Daftar Pustaka

Untuk mengurangi kadar limbah yang [DPLH] Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup.
dialirkan ke sungai, dibuat suatu alat yang 2000. Data Statistik. Kabupaten Serang.
berfungsi untuk mengendapkan limbah pada pipa Meutia, A.A. 2000. Pengendalian/Pengolahan
saluran. Pada penelitian ini, treatment terhadap Pencemaran Lingkungan. Litbang
limbah pulp dilakukan dengan metode filtrasi. Pengolahan Air Limbah dengan Lahan
Dalam memberikan perlakuan terhadap limbah Basah Buatan. Proyek Pengembangan
pulp melalui metode filtrasi dilakukan dalam dua Prsarana dan Sarana Laboratorium LIPI
tahapan. Pertama, mengkaji dan mengoptimalkan Nugraha, W.D dan Ina, S. 2006. Studi Penerapan
sisa hasil produksi. Kedua, mendesain filter yang Produksi Bersih (Studi Kasus pada
berfungsi untuk meminimalisasi kadar limbah Perusahaan Pulp and Paper Serang).
sebelum dibuang ke sungai, sehingga kualitas air Program Studi Teknik Lingkungan. FT
sungai tetap terjaga. Hasil pengukuran Undip.
konsentrasi pencemar setelah dilakukan filtrasi, Suratmo, F.G. 2004. Analisis Mengenai Dampak
terjadi pula penurunan konsentrasi di beberapa Lingkungan. Gadjah Mada University
titik sampling. Konsentrasi pencemar Press.
dipengaruhi oleh debit limbah yang dibuang dari Wardhana, S. 2004. Optimasi Disc Filter sebagai
industri ke sungai. Dalam menganalisis Upaya Minimisasi Limbah Pabrik Pulp dan
konsentrasi pencemar di DAS Ciujung Kertas, Tugas Akhir Teknik Lingkungan
menggunakan nilai kondisi awal (initial FTSP ITS.
conditions) dan nilai kondisi batas (boundary
conditions) sebagai input model.

43

Anda mungkin juga menyukai