Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok Bahasa Indonesia

‘’ DEBAT ‘’

Dika Rizki. S
Hani Puspita. A
Kania Herawati
Melin Jamilah
Reva Musyarofah
Rina Aulia
Rizki Mulana. H
Yudi Firdaus
MATERI DEBAT
PELAKSANAAN UN AKAN MENINGKATKAN MUTU DAN
SEMANGAT BELAJAR SISWA

Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menolak


wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang
akan mengevaluasi ujian nasional (UN) untuk kembali menjadi syarat kelulusan
siswa. Muhadjir sempat mengutarakan wacana itu pada awal Mei 2018 di Kompleks
Istana Kepresidenan, Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitan LBH Jakarta terhadap 146 responden peserta UN
se-Jabodetabek tahun 2015-2017, sebanyak 89 persen responden menyebut UN tidak
layak dijadikan penentu kelulusan.
Sejak tahun 2009, Mahkamah Agung (MA) telah menetapkan penghapusan UN
sebagai penentu kelulusan. Lantas, pada tahun 2011-2012 pemerintah menetapkan
proporsi penilaian 60 persen UN dan 40 persen ujian sekolah 40 persen sebagai
penentu kelulusan. Kemudian, baru tahun 2015 UN tidak lagi menjadi penentu
kelulusan. Tahun 2017 pun Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) menjadi
penentu kelulusan.
Meski mayoritas responden menolak UN dijadikan penentu kelulusan, sebanyak 44
persen dari seluruh responden mendukung UN dilanjutkan dengan perbaikan;
yakni tetap tidak dijadikan penentu kelulusan, mata pelajaran dapat dipilih, dan
mengakomodasi minat.
Sementara 36 persen menuntut UN dihapus dan 20 persen mendukung UN
dilanjutkan demi mengukur prestasi siswa, acuan naik jenjang pendidikan, dan
supaya ada pemerataan kualitas pendidikan.

Pro :
Ujian Nasional merupakan tahap akhir evaluasi belajar siswa dalam menyerap ilmu
yantg diterimanya di sekolah.Ujian Nasional merupakan kebijakan pemerintah
dalam bidang pendidikan dan pelaksanaannya dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga seperti SD/MI, SMP/MTs. dan SMA/MA/SMK dengan tujuan agar
siswa mengetahui kemampuannya serta mengukur kemampuannya dalam
menyerap ilmu yang diterimanya di sekolah yang bersangkutan.

Nilai Ujian Nasional (UN) bukan penentu seorang siswa lulus atau tidak. Pihak
sekolah berwenang penuh menentukan siswanya lulus atau tidak
UN diperlukan oleh siswa agar bisa meningkatkan mutu siswa dalam proses
pembelajaran. Agar siswa itu menjadi SDM yang bermutu, mungkin dalam proses
belajar siswa tidak serius dalam menerima pembelajaran, tetapi setelah mendengar
kata UN siswa akan serius belajar.
“Saya berharap dengan adanya UN bisa meningkatkan mutu siswa. Mutu dalam
proses belajar-mengajar. Karena dengan UN, siswa lebih giat belajar dan memacu
diri agar bersungguh-sungguh memasuki sekolah negeri / universitas favorit.”
Dengan adanya UN ini siswa diminta serius agar terlahirnya generasi-generasi
bangsa yang berkompeten
“UN dibuat dengan peraturan. Dan peraturan itu memacu murid untuk berfikir
kreatif. Disetiap negara maju pasti selalu ada orang kreatif didalamnya. Dan yang
paling utama, UN dapat membuat siswa lebih disiplin.”

masyarakat yang pro diadakannya Ujian Nasional adalah mereka yang beralasan
bahwa dengan adanya ujian nasional akan dapat mengevaluasi siswa sejauh mana
siswa mampu menyerap ilmu yang diterimanya.

Dengan adanya UN, siswa juga dituntut lebih giat belajar dan memperbanyak do’a
kepada Allah SWT serta tidak putus asa dalam menghadapi ujian nasional, karena
ujian nasional merupakan penentu masa depan mereka.
Penentu masa depan maksudnya, mereka yang sudah lulus ujian nasional akan
berpikir ke depannya nanti.Mereka akan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi
atau berhenti sampai di situ saja.
Kontra :
mengembalikan fungsi UN sebagai uji diagnostik pemetaan kualitas layanan
pendidikan bukan sekedar kelulusan
Penempatan ujian nasional sebagai ujian kelulusan hanya akan menyempitkan
kurikulum, melanggengkan pengajaran berbasis soal ujian, dan pembelajaran
bersifat hafalan.
Guru hanya akan mengajarkan beberapa topik atau kompetensi (berdasarkan
panduan SKL) yang diprediksi bakal keluar dalam UN, dan kemudian
cenderung mengabaikan kompetensi lainnya yang diperkirakan tak akan diujikan
dalam UN, walaupun sangat mungkin kompetensi itu sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari pasca anak didik keluar dari ruangan ujian.
“Menerut pendapat … dengan adanya UN mutu siswa meningkat.
Jadi, jika tidak ada UN mutu siswa menurun? Kan banyak hal yang dapat membuat
mutu seorang siswa meningkat, tidak hanya soal UN.”
“Lagipula dengan adanya UN tidak menjamin suatu negara dapat berkembang
dengan baik. Contohnya Jerman, disana tidak ada UN tapi negaranya maju dengan
perkembangan yang pesat. Masih ada lagi, Amerika, Finlandia, Kanada, dan
Australia. Bisa dilihatkan mereka dapat maju tanpa adanya peran UN?”
“Negara maju membutuhkan sistem pendidikan yang baik. Sistem pendidikan baik
tidak selalu membutuhkan UN didalamnya. Pemerintah harus bisa mendidik dan
melatih guru agar bisa melaksakan evaluasi yang berkualitas. Itu yang
terpenting.”
masyarakat yang kontra tentang diadakannya ujian nasional bahkan mereka
mengatakan ujian nasional tidak perlu diadakan.Mereka beranggapan seperti itu
karena dalam ujian nasional tidak sedikit mengandung unsur-unsur penipuan.
Misalnya ada siswa yang dengan mudah membeli soal UN dan orang yang
menjualnya dengan mudah memberikannyakarena tergiur dengan imbalan.
Bocoran soal UN juga sering terjadi setiap tahun setaip akan diadakannya UN. Hal
ini tentu merupakan suatu yang kontradiksi dari tujuan Ujian Nasional yaitu
mengukur kemampuan siswa dalam menyerap ilmu yang diterimanya.
KESIMPULAN

pemerintah dituntut untuk dapat memperbaiki sistem pendidikan yang ada di


negeri ini. Misalnya pemerintah tetap mengadakan ujian nasional tetapi tidak
sebagai penentu kelulusan siswa. UN hanya diadakan untuk mengevaluasi
kemampuan siswa.
Pemerintah tidak berpihak terhadap yang pro maupun yang kontra dengan
UN.Pemerintah bersikap netral. Dengan demikian, masyarakat yang pro dan
kontra terhadap UN, tidak akan lagi berselisih pendapat tentang diadakannya
UN

Anda mungkin juga menyukai