12.1 Introduction
`Chapter ini membahasa kegunaan dari informasi laporan keuangan dalam menentukan harga
saham ekuitas. Beberapa hal yang akan dibahas adalah :
1. Pendekatan investasi aktif
2. Pembuatan keputusan oleh manajemen
3. Valuasi atas perusahaan swasta
4. Penelitian akademis
12.2 Source of Value and Equity-Valuation Models
Model valuasi ekuitas dapat berfokus pada –paling tidak- satu dari empat atribut berikut :
1. Stream of Future Earnings Approaches
Ekuilibrium nilai pasar dari sebuah perusahaan (semua ekuitas) adalah :
………. (12.1)
Dimana
…………….. (12.2)
Dimana
k : proporsi dari earning perusahaan yang diinvestasikan tiap tahun (asumsi konstan)
: tingkat pengembalkian dari investasi
Pada formula diatas, adalah fungsi dari kedua hal yaitu komponen yang tidak tumbuh
(term pertama pada right-hand side, RHS) dan komponen yang berkembang (term kedua pada
RHS). Pertumbuhan yang dimaksud adalah investasi terhadap proyek dengan pengembalian
yang melebihi biaya modal. Jika = r, term kedua dari RHS persamaan diatas menjadi 0,
…………. (12.3)
Dimana
: level earning tahunan yang diharapkan dengan asset yang dimiliki perusahaan i
Pendekatan kedua untuk mengenali risiko adalah memasukan risiko yang terpisah kedalam
valuasi. Litzenberger dan Rao (1971) mengilustrasikan pendekatan ini pada pengujian empiris
dari model valuasi yang didorong oleh dua parameter capital asset pricing model.
2. Cash Flow-Based Approaches
Alasan menggunakan CFB adalah :
a. DFB memperhitungkan waktu kas masuk dan kas keluar terjadi
b. Earning akuntansi dipengaruhi oleh pilihan acak pada area penting seperti cost
of goods sold, depresiasi, dan pension expense.
3. Dividend-Based Approaches
Formula untuk nilai pasar dari dasar saham ekuitas pada dividen masa depan adalah :
……..(12.4)
Dimana
: market rate dari bunga pada periode t untuk investasi yang kurang berisiko
…….(12.5)
Model diatas memberikan struktur flat term sebuah asumsi yaitu kesulitan dalam
mengestimasi pola dari suku bungan selama n tahun.
4. Individual Asset and Liability-Based Approaches
Aset dan kewajiban individual mendasari sebuah saham dimana saham tersebut dapat
memainkan peran penting pada perhitungan pasar dari saham tersebut. Nilai pasar dari
saham berdasarkan pada nilai pasar dari saham individual yang diperoleh dengan
pendanaan. Salah satu sudut pandang yang ada adalah berasal dari sudut pandang
pernggantian.
5. Overview
Keempat pendekatan diatas dapat digunakan untuk memperoleh estimasi dari nilai
ekuitas saham. Penelitian analitis dapat menemukan kondisi dimana keempat
pendekatan ini akan menghasilkan valuasi yang ekuivalen. Pada level empiris,
ekuivalen adalah hal yang jarang diperoleh.
Pi,t = (12.6)
Di mana :
Pi,t = harga pasar sekuritas i pada akhir periode t
di,t = dividen yang dibayarkan oleh perusahaan i selama periode t
IRRi = tingkat pengembalian yang digunakan oleh perusahaan i
2. Estimasi tingkat pengembalian equilibrium dari masing-masing sekuritas (E(Ri)). Estimasi ini
berdasarkan model capital asset pricing. Pengukuran kesalahan harga saham (MRM i) dihitung
sebagai :
MRMi = E(IRRi) – E(Ri) (12.7)
Semakin positif (negatif) nilai MRMi, semakin kekurangan (kelebihan) nilai sekuritas.
Dalam menggunakan model ini, menggunakan input berikut ini :
1. Estimasi dividen per lembar saham tiap tahun selama lima tahun (di,t+1, di,t+2, …)
2. Estimasi laba per lembar saham untuk kelima tahun (Ei,t+5)
3. Estimasi tingkat pertumbuhan laba per lembar saham untuk kelima tahun (Gi,t+5)
4. Estimasi dividend payout ratio untuk kelima tahun (Pi,t+5)
5. Pada tahun yang mana pertumbuhan laba mulai stabil (Gi,t+5) dan dividend payout ratio (Pi,t+5)
akan direalisasikan
6. Pola pertumbuhan laba per lembar saham yang diharapkan antara tahun kelima dan tahun T.
Tiga pola asumsi adalah kerusakan perlahan, kerusakan linear, dan kerusakan cepat.
Input 2 hingga 6 digunakan untuk mengestimasi rangkaian dividen pada tahun 6 hingga tahun T.
Menggunakan hubungan antara prediksi rangkaian dividen selama tahun 1 hingga tahun T dan Pi,t
saat ini dalam (12.6), maka diperoleh estimasi IRRi.
Model yang digunakan untuk mengestimasi E(Ri) telah mengalami beberapa modifikasi
untuk menangkap perubahan persepsi sebagai faktor yang mempengaruhi equilibrium
pengembalian sekuritas. Model awal menggabungkan single factor (beta atau risiko terkait) yang
ditentukan oleh versi sebelum pajak dari dua parameter model capital asset pricing. Persamaan
untuk mengestimasi MRMi adalah :
MRMi = tingkat pengembalian internal dari model penilaian – risiko yang disesuaikan menggunakan
versi CAPM sebelum pajak
Pengulangan kedua (dimulai pada Februari 1977) menambahkan faktor yang berkaitan dengan
likuiditas :
MRMi = tingkat pengembalian internal dari model penilaian – risiko yang disesuaikan menggunakan
versi CAPM sebelum pajak + penyesuaian likuiditas
Saham dengan likuiditas di bawah rata-rata diasumsikan memerlukan tingkat pengembalian yang
diharapkan di atas rata-rata dalam equilibrium pricing-nya. Pengulangan ketiga (dimulai pada
September 1978) dimotivasi oleh Wells Fargo mengadopsi versi CAPM setelah pajak. Dengan
model ini, penyesuaian dibuat untuk beta dan dividend yield. Sebuah surat peringatan internal
menyediakan rincian berikut :
Security Yield Line disebabkan oleh risiko kepemilikan yang konstan dan memberikan yield yang beragam.
Kemiringan Security Yield Line menyajikan rata-rata trade-off antara tingkat pengembalian yang diharapkan
dengan yield. Garis ini memiliki kemiringan positif karena yield saat ini dikenakan pajak dengan tarif yang tinggi
daripada capital gains. Untuk menghilangkan perbedaan pajak ini, investor pembayar pajak sebaiknya meminta
tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada saham yang memiliki yield tinggi, dan bersedia menerima tingkat
pengembalian yang lebih rendah daripada yield yang diterbitkan lebih rendah, yang lainnya tidak berubah.
Pengulangan keempat (dimulai Juni 1980) merupakan jatuhnya faktor likuiditas. Sejak Juni 1980,
persamaan yang digunakan untuk mengestimasi kesalahan harga yang terkait adalah:
MRMi = tingkat pengembalian internal dari model penilaian – risiko dan dividend yield yang
disesuaikan menggunakan versi CAPM setelah pajak
Wells Fargo menyebut risiko dan penyesuaian dividend yield sebagai penyesuaian bidang pasar.
Risiko (beta) mengestimasi berdasarkan regresi OLS dari pengembalian sekuritas tiap bulannya
dibandingkan dengan indeks S&P 500. Dividend yield dihitung dengan dividen tahunan dibagi
dengan harga pasar saat ini.
Wells Fargo menyajikan estimasi harga terkait tingkat sekuritas individu dan tingkat
industri. Estimasi berikut untuk industri tertentu dibuat pada Oktober 1984 :
Pada kasus momentum laba, angka yang diberikan pada deviasi laba kuartal antara aktual dan
estimasi dipilih untuk menjaga perbandingan dengan metode urutan yang diaplikasikan pada
kriteria nilai “non-parametric” dan momentum laba.
Urutan Akhir
Setelah seluruh saham diklasifikasikan berdasarkan masing-masing kriteria di atas, urutan
individu diringkas dan angka komposit dibagi ke dalam lima kategori sebagai berikut :
100 teratas - Urutan 1
300 berikutnya - Urutan 2
900 tengah - Urutan 3
300 berikutnya - Urutan 4
100 terbawah - Urutan 5
Pada pertengahan 1970an, Value Line memiliki faktor keempat – “faktor pertimbangan analis” –
yang bertanggung jawab dengan “tren jaminan simpanan, tingkat pesanan yang baru masuk,
penggunaan fasilitas, faktor kompetisi, permasalahan tenaga kerja, kualitas produk dan beberapa
variabel lainnya yang tidak dapat dikuantifikasi.” Faktor ini dihilangkan pada pertengahan 1979.
Komentar resmi dari Value Line, “kontribusinya secara statistik tidak signifikan dan demikian
negatif sehingga menyebabkan perubahan urutan yang tidak diperlukan.”
Figur 12.1 menyajikan rekaman kelompok Value Line selama periode 1965-1984.
Pengembalian Kelompok 1 mengasumsikan investor membeli setara dengan satu dolar pada setiap
saham diurutkan di Kelompok 1 (tertinggi) untuk kinerja harga pada setiap awal tahun. Investor
bertahan daftar tidak berubah sepanjang tahun dan pada akhir tahun merevisi daftar tersebut,
mengeluarkan saham yang tidak lagi pada urutan 1 dan mengganti dengan saham-saham yang
telah menggantikan posisi dalam Kelompok 1. Prosedur yang sama berulang pada keempat
kelompok saham lainnya. (Pengembalian pada Figur 12.1 tidak bertanggung jawab pada biaya
transaksi untuk mengubah portofolio pada setiap akhir tahun.) Perhatikan kinerja harga pada
masing-masing kelompok tampak konsisten dengan prediksi Value Line; sebagai contoh,
Kelompok 1 memiliki apresiasi harga tertinggi dan kelompok 5 memiliki depresiasi harga
tertinggi. Eisentadt (1982) mencatat bahwa “akademia telah lama, jika tidak selalu bersahabat,
tertarik pada sistem urutan Value Line. Dapatkah kamu membayangkan menggunakan laba yang
diketahui dan data harga, tidak diprediksi, prediksi dengan sukses terhadap kinerja harga pada 6
hingga 12 bulan berikutnya ? Keingintahuan kecil, kemudian, Value Line menghasilkan sambutan
dengan kesepakatan baik skeptisisme dalam lingkungan di mana teori pasar efisien hanya
merupakan kebenaran kitab” (hal 1).
Tidak mengejutkan, akademisi telah menguji urutan Value Line dengan menggunakan
benchmarks kegiatan mereka. Sebuah penelitian terdahulu oleh Black (1973) meliputi periode
1965-1970; lima portofolio yang dikonstruksi menyimpulkan lima kelompok dengan saham yang
diberikan pada kelompok berdasarkan kode Value Line pada bulan sebelumnya. Kesimpulan
bahwa “keberhasilan urutan sangat konsisten sepanjang waktu … ketika portofolio direvisi
dengan dasar bulanan, dan pengembalian ekstra dikumpulkan oleh saham urutan 1 dan urutan 5
secara respektif 10 persen per tahun dan –10% per tahun … kemungkinan kinerja ini dapat terjadi
dengan kemungkinan 1 dalam 10.000” (hal 12-14). Copeland dan Mayers (1982) menguji urutan
Value Line selama periode 1965-1978. Pengembalian sekuritas dalam periode 26 minggu dan 52
minggu berikut publikasi kode Value Line diuji. Kesimpulan bahwa “Value Line mengurutkan
pertunjukkan kinerja abnormal … Ini sangat kurang dari apa yang dilaporkan oleh Black (1973),
tetapi kemungkinan dari signifikansi ekonomi untuk beberapa investor tetap” (hal 291). Copeland
dan Mayers menguji tiga sub periode (November 1965 hingga Februari 1970, Mei 1970 hingga
Mei 1974, Agustus 1974 hingga 1978). Bukti kinerja abnormal paling banyak ditandai pada sub
periode 1965-1970 dengan “kelebihan tingkat pengembalian menjadi berkurang dengan
menggantikan masing-masing sub sejarah” (hal 313).
Bukti yang cukup penting, dari beberapa penjelasan dapat ditemukan pada Beaver dan Morse
(1978). Seagai contoh perusahaan-perusahaan yang terdapat di US dengan tahun fiscal Desember,
PE rasio sudah dihitung. Kemudian perusahaan di ranking kan berdasarkan PE rasio mereka dan
diletakan kedalam satu dari 25 portofolio. Ukuran mean reversion dalam 1 tahun adalah konsisten
dengan bagian dari perbedaan dalam PE rasio menjadi tujuan untuk mendapatkan komponen
transitory. Perusahaan dengan PE rasio yang tinggi dalam satu tahun, dalam rata rata, memiliki
komponen transitory yang negative dalam melaporkan l;aba untuk tahun itu dan sebagainya.
Selama satu tahun komponen transitory dalam melaporkan pendapatan atau laba begitu penting,
itu tidak muncul menjadi penjelasan untuk perbedaan lintas perusahaan dalam PE rasio. Portofolio 1
menunjukkan partumbuhan tertinggi untuk tiap portofolio pada table 12.2 untuk setiap tujuh tahun
subsequents. Bagaimanapun juga, ini hanya tiga tahun pertama yang tingkat pertumbuhan muncul
peredaan yang signifikan dari portofolio yang lain. Portofolio 25 menunjukkan pertumbuhan
terendah hanya dua tahun subsequent pertama. Beaver dan Morse menyatakan bahwa “ beberapa
dari hilangnya PE rasio dalam tiga tahun pertama setelah Formasi dapat dijelaskan oleh
pertumbuhan berbeda dalam pendapatan.
Satu penjelasan untuk pembedaan dalam PE rasio adalah perbedaan lintas perusahaan dalam
metode akuntansi mereka. Beaver dan Dukes (1973) meneliti PE rasio dari (1) 54 perusahaan yang
menggunakan depresiasi straight line untuk melaporkan pendapatan. (2) 69 perusahaan yang
menggunakan akselerasi depresiasi dalam melaporkan pendapatan. Peneliti kemudian menyesuaikan
laporan pendapatan yang menggunakan straight line yang akan ditunjukkan dibawah depresiasi
akselerasi. Pengurangan di perbedaan rata – rata pada PE rasio dari dua kelompok , ketika metode
depresiasi digunakan , adalah konsisten dengan pasar modal yang mengakui perbedaan lintas
perusahaan dalam metode depresiasi yang di tetapkan .