Anda di halaman 1dari 9

MAKALAHPERSPEKTIFAGAMAISLAMTENTANGHIV/AIDS

UntukmemenuhitugasHIVAIDSKeperawatan

DosenPengampuRosalina,S.Kp.,M.Kes

Disusunoleh:
RinaAndreani

0100118A118

FAKULTASKEPERAWATAN
PROGRAMSTUDIS1KEPERAWATAN
UNIVERSITASNGUDIWALUYO
2019
BABI

PENDAHULUAN

A.LatarBelakang

HIV dan AIDS merupakan penyakit yang menjadi momok palingmenakutkan di kalangan remaja
dewasa ini. Dengan terjangkitnya penyakit HIV maupun AIDS, masa depan para remaja akan suram
karenamenyebabkan kematian. Salah satu penyebab dari terjangkitnya atau penularan HIV dan AIDS
adalah karena pergaulan bebas dan jugakurangnya pemahaman agama. Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) merupakansekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena
rusaknyasistemkekebalantubuh manusia akibat infeksi. Human Immunodeficiency Virus(HIV).
Penyakit infeksi HIV dan AIDS hingga kini masih merupakanmasalah global karena penderita
penyakit ini dari tahun ke tahun makinmeningkat dan sampai saat ini HIV/AIDS belum ada vaksin
maupun obatuntuk benar-benar dapat menyembuhkan penyakit ini.Penyebab HIV / AIDS sendiri
disebabkan diantaranya yaitu selamamelakukan hubungan seks vaginal, anal atau oral dengan
pasangan yangterinfeksi yang darah, air mani atau cairan vagina memasuki tubuh. Keduatransfusi
darah, dalam beberapa kasus, virus dapat ditularkan melaluitransfusi darah.Ketiga yaitu berbagi
jarum, virus HIV dapat ditularkanmelalui jarum suntik terkontaminasi dengan darah yang
terinfeksi.Keempat dari ibu ke anak. ibu yang terinfeksi dapat menginfeksi bayiselama kehamilanatau
persalinan, atau melalui menyusui.Di Indonesia penderita HIV/AIDS terus meningkatdan
dampakyang ditimbulkan dari HIV/AIDS ini juga semakin memprihatinkan,karena penyakit ini telah
menyebabkan angka kesakitan dan kematianyang sangat tinggi diantara usia produktif. Masalah yang
timbul jugasangat kompleks, bukan saja di bidang kesehatan, tetapi juga pada bidangekonomi, sosial,
politik budaya, agama dan juga dari segi pergaulan.Demikian juga upaya penanggulangannya, tidak
dapat ditinjau hanya dari satu sudut pandang saja, tetapi harus melihatnya sebagai suatu kesatuandan
adanya keterlibatan dari berbagai pihak sehingga penanggulangannyadapat lebih tepat sasaran.
B.RumusanMasalah

1. ApadefinisiHIV/AIDS?
2. Bagaimanaaspek pergaulan tentang HIV/AIDS?
3. BagaimanaHIV/AIDSdari peranan moralitas agama?
4. Bagaimana aspek pergaulan tentangHIV/AIDS?
5. Bagaimana AIDSMenurutPandanganAgamaIslam
6. Apa hal yang seharusnya dilakukan menurut Islam?

C.Tujuanpenulisan

1. UntukmengetahuiapaituHIV/AIDS.
2. Untukmengetahuiaspek agama tentang HIV/AIDS
3. Untuk mengetahuiHIV/AIDSdariperananmoralitasagama
4. Untuk mengetahui aspek pergaulantentangHIV/AIDS
5. Untuk mengetahui AIDSMenurutPandanganAgamaIslam
6. MengetahuiHIV/AIDSdilihatdariaspekpergaulan.

BAB II

PEMBAHASAN

1. PengertianHIV AIDS
AIDS (Acquired Immune deficiency syndrome) yaitu: penyakit yang disebabkan oleh virus yang
merusak sistem kekebalan tubuh manusia.Virus tersebut dinamakan HIV (Human Immuno deficiency
virus). Biasanya sistem kekebalan tubuh melindungi tubuh terhadap penyakit jika sistem kekebalan
tubuh di rusak oleh virus AlIDS, maka serangan penyakit yang tidak berbahaya akan menyebabkan
penyakit dan meninggal. Virus yang terinfeksi HIV untuk jangka waktu tertentu (5-10 tahun) masih
tampak sehat, setelah itu barulah penyakit ini menggerogotinya hingga diterima.Penderita AIIDS yang
meninggal bukan semata-mata disebabkan oleh virus, tetapi oleh penyakit lain yang sebenarnya bisa
di tolak seandainya daya tahan tahan tidak dirusak oleh virus AIDS.

2.HIV/AIDS ditinjau dari aspek agama

Pandangan Agama Terhadap HIV-AIDS

Dalam berbagai ungkapan keagamaan, dinyatakan adanyaketerpaduan antara iman dan amal shaleh,
antara tali hubungan darisesama manusia, serta antara taqwa dan budi pekerti luhur (akhlaq,
etika,moral). Keterpaduan tersebut harus berjalan seiring satu sama lain, jikatidak maka akan
menyebabkan runtuhnya nilai-nilai agama yang dianutmanusia. Sedangkan etika atau nilai etis dari
perbuatan manusiamerupakan faktor yang cukup penting untuk menyertai sikap taqwamanusia kepada
Allah, Tuhan Yang Maha Esa.Dengan menyadarimakna dan tujuan hidup, manusia dapat
denganmudah menjalankan ataumelaksanakan arti iman dan taqwa atau pentingnya“beriman” dan
“bertaqwa” kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Ada sendi-sendi pokok pandangan hidup
berdasarkan iman yang harus menjadi bagian dan dasar pertimbangan etis dari semua kegiatan
“beriman dan bertaqwa”.

a. Bahwa manusia tidak dibenarkan memutlakkan sesuatu apa pun selainTuhan Yang Maha Esa
itu sendiri. Mengakui Tuhan YangMaha Esasebagai yang mutlak berarti menyadari bahwa
Tuhan tidak dapatdijangkau oleh akal manusia.
b. Tuhan tidak dapat diketahui, tetapi harus diinsafi sedalam-dalamnya bahwa Dia-lah asal dan
tujuan hidup, dengan konsekuensi bahwamanusia harus membaktikan seluruh hidupnya demi
memperoleh perkenan atau ridha-Nya.
c. Tidak memutlakkan sesuatu apa pun selain Tuhan Yang Maha Esa.
d. Pandangan hidup itu terkait erat dengan pandangan bahwa manusiaadalah puncak ciptaan
Tuhan, yang diciptakan dalam keadaan sebaik- baiknya dan mempunyai kelebihan dari
ciptaan Tuhan lainnya.
e. Manusia harus mengamati alam raya ini dengan penuh apresiasi,dalam rangka kemaslahatan
mereka hidup di muka bumi ini.
f. Di atas segala-galanya, manusia harus senantiasa berusaha menjagakonsistensi dan keutuhan
orientasi hidupnya yang luhur (menuju perkenan Tuhan Yang Maha Esa), dengan senantiasa
memeliharahubungan dengan Tuhan, dan dengan perbuatan baik kepada sesamamanusia.
g. Perbuatan baik kepada sesama manusia yang dilakukan dengankonsistensi tujuan luhurnya
yang murni itu adalah jalan terdekatmenuju ridha-Nya, bukan semata-mata dengan mengikuti
danmenjalankan segi-segi formal lahiriah ajaran agama.
h. Karena itu manusia harus bekerja sebaik-baiknya, sesuai bidangmasing-masing,
menggunakan setiap waktu lowong secara produktifdan senantiasa berusaha menanamkan
kesadaran Ketuhanan dalamdirinya. Manusia dalam pandangan Tuhan tidak memperoleh apa-
apakecuali yang ia usahakan sendiri, tanpa menanggung kesalahan oranglain.
i. Manusia harus menyadari bahwa semua perbuatannya, baik dan buruk, besar dan kecil, akan
dipertanggungjawabkan dalam Pengadilan Tuhandi Hari Kemudian.
j. Karena iman, manusia menjadi bebas dan memiliki dirinya sendirisecara utuh (tidak
mengalami fragmentasi), sebab ia tidak tundukkepada apa pun selain kepada Allah Tuhan
Yang Maha Esa.

3.Peranan Moralitas Agama dalam Menanggulangi HIV-AIDS

Ajaran agama dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS diintegrasikandengan pelaksanaan


pembangunan agama yang meliputi peningkatankeimanan dan ketaqwaan, kerukunan beragama dan
peningkatan peranaktif umat dalam pembangunan nasional yang dilaksanakan melalui pendidikan
keluarga, pendidikan masyarakat, pendidikan formal serta penyediaan sarana dan prasarana yang
memadai. Sejalan dengan polatersebut, maka ajaran agama dalam penanggulangan HIV-AIDS
dapatdilaksanakan sebagai berikut :

a. Peningkatan Pengetahuan AgamaUpaya peningkatan pengetahuan agama dalam sekolah


diarahkanagar supaya siswa memahami ajaran agama terutama yangmenyangkut kehidupan
praktis sehari-hari, mengingat volume pelajaran agama yang diberikan di sekolah relatif
sangat minim,sehingga siswa tidak mungkin dapat menyerap ajaran agama dalamwaktu
singkat. Oleh karena itu peran guru agama di dalam sekolahmaupun di luar sekolah menjadi
faktor yang sangat penting terutamadi dalam menterjemahkan ajaran agama di dalam
kehidupan sehari-hari.Di samping itu pendidikan agama di lingkungan rumah tanggaterutama
yang dilakukan oleh para orang tua terhadap anggotakeluarga perlu terus ditingkatkan.
b. Peningkatan Pengamalan AgamaUpaya peningkatan pengalaman agama dilaksanakan
seiringdengan upaya peningkatan pengetahuan agama yang dimiliki oleh parasiswa terutama
yang bersifat aplikatif. Untuk merealisasikan haltersebut guru agama maupun para orang tua
dituntut menjadi pelopor pelaksanaan ajaran-ajaran agama yang bersifat praktis dan
dapatdirasakan oleh siswa secara langsung dalam lingkungan sekolahmaupun di rumah.
Tempat-tempat peribadatan seperti mushola dantempat lain yang dapat dijadikan tempat
ibadah sebaiknya dirintis dandijadikan sentral kegiatan dalam pengembangan ajaran
agamaterutama yang menyangkut pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Peningkatan Penghayatan Ajaran AgamaUpaya peningkatan penghayatan ajaran agama dapat
dilaksanakansejalan dengan upaya peningkatan pengetahuan dan pengamalanagama. Upaya
ini dilaksanakan dengan memperdalam pengetahuanagama, menggali nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan yang terkandungdalam pengetahuan dan pengamalan agama.Dimensi ibadah
adalah mencakup hubungan antara manusiadengan penciptanya, dan dimensi sosial mencakup
hubungan sesamamanusia dan alam lingkungan, sedangkan dimensi personal
adalahmerupakan aktualisasi diri.
d. Bagi yang belum berkeluarga maupun yang sudah berkeluargadiharamkan melakukan segala
sesuatu yang dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain misalnya saja mendonorkan
darah ataumelakukan hubungan seks di luar nikah (pasangan yang sah).
e. Bagi setiap pengidap HIV-AIDS dan pengidap AIDS wajibmemberitahukan tentang
kesehatannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan jaminan kesehatannya.

4.HIV/AIDS ditinjau dari aspek pergaulan

Ditinjau dari aspek pergaulannya ada beberapa faktor yang menyebabkanseseorang dapat terkena
penyakit HIV/AIDS, antara lain :

1.Keluarga.
Lingkungan keluarga biasanya menjadi faktor awal yang bisamenjadi penyebab kaum remaja terjebak
ke dalam pergaulan bebas, seperti perceraian orang tua (broken home) dan berbagai masalah di dalam
rumahlainnya. Yang mana, biasanya menimbulkan kekecewaan dankeputusasaan sehingga
mengakibatkan salah bergaul dengan hal-hal yangnegatif di luar rumah.Pelampisan kekecewaan ini
biasanya dialami ketika adanyatekanan dari berbagai aspek, seperti keluarga yang terlalu
otoriter(memaksakan) maupun membebaskan, sehingga menyebabkan remajamenjadi labil dalam hal
pengontrolan emosinya. Mereka akan mencarisuatu pelampisan untuk bisa menghilangkan semuanya
tanpamempedulikan hal positif dan negatifnya, dalam artian sangat rentanterpengaruh akan hal-hal
yang negatif, salah satunya ialah pergaulan bebas.Pandangan orangtua mengenai anak-anak tumbuh
menjadi remaja,mereka belum paham dengan sex education, sebab orang tua masihmenganggap
bahwa membicarakan mengenai seks adahal hal yang tabu.

2. Teman

Faktor berikutnya berasal dari lingkungan pergaulan meliputiteman, tetangga, dan orang di luar
kalangan keluarga.Hal ini terjadidisebabkan karena salah memiliki teman dalam bergaul yang
dialamiremaja, di mana emosinya masih lebih mementingkan kesenangan entahyang positif maupun
negatif.Pengaruh teman atau kelompok sepermainanSudah tidak dapat kita ungkiri bahwa sekarang ini
teman ialah tempatmenampung segala keluh kesah kita. Namun, apabila kita kita salahmencari teman,
mereka akan menghibur kita, mereka akan mengajak kitamencari solusi semua masalah kita dengan
mengajak kita clubbing,merokok, apalagi mencari menggunakan ganja.

3. Media sosial

Faktor perubahan zaman biasanya berkaitan kuat dengan berbagaihal, seperti perkembangan teknologi
yang pesat dan cepat.Faktor ini jugamerupakan sesuatu yang kuat dalam menjadi penyebab pergaulan
bebas dikalangan remaja.Yang mana, pada zaman sekarang ini banyak sekalimedia seperti handphone
dan internet yang semakin memudahkan semuaorang dalam melakukan serta mengakses berbagai hal
termasuk kalanganremaja.Hal negatif yang merupakan bagian dari faktor penyebab pergaulan bebas
misalnya adalah mudahnya mengakses dan bebasnya mengaksesterhadap tayangan-tayangan yang
tidak semestinya dilihat oleh kalanganremaja. Namun karena adanya rasa keingintahuan yang besar
dan belumdiimbangi dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni akan mengakibatkanremaja untuk tetap
mengakses hal yang tidak semestinya dilihat tersebut.Oleh karena itu, faktor agama, lingkungan, dan
ilmu pengetahuan yangsudah dijelaskan sebelumnya juga diperlukan untuk membentengi remajadari
pergaulan bebas pada perubahan zaman sekarang ini, terutama orangtua yang menjadi awal dunianya.

4. Globalisasi

Globalisasi merupakan suatu proses munculnya suatu gagasanyang selanjutnya ditawarkan untuk
diikuti dan akhirnya sampai menjadi panutan. Globalisasi memberikan pengaruh yang besar dalam
kehidupansuatu negara serta dalam kehidupan para remaja sebagai generasi muda.Globalisai tidak
hanya memberikan pengaruh positif namun jugamemberikan pengaruh negatif khususnya terhadap
perkembangan remajayang masih labil.Indonesia merupakan Negara Timur yang memiliki adat
istiadatdan menjunjung tinggi nilai kesopanan. Namun, dengan adanyaglobalisasi dari Negara Barat
yang menawarkan gaya hidup yang liberalis(bebas) dan bertolak belakang dengan karakteristik
Indonesia sebagai Negara Timur banyak remaja yang sudah meninggalkan budaya dan lebih bangga
dengan budaya luar. Budaya luar ( Negara Barat ) yang cenderung bebas dalam pergaulan. Hal ini
mengubah remaja dari segala aspekseperti gaya berpakaian, berperilaku, dan bergaul.
Perubahan gaya hidup yang cenderung bebas membuat remajalebih mudah terpengaruh hal-hal negatif
seperti penggunaan napza.Penyalahgunaan obat-obatan (napza) merupakan hal yang dilarang oleh
pemerintah karena dapat merusak akal sehat generasi muda. Penggunaannapza dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya adamenggunakan alat suntik untuk bergantian dengan teman
pengguna napzayang lain. Pertukaran darah yang terinfeksi HIV lewat jarum suntikmerupakan cara
penularan HIV antara pengguna napza suntik. AIDSmerupakan penyakit yang belum ditemukan obat
untukmenyembuhkannya dan belum ada vaksin untuk mencegahnya.Globalisasi yang merujuk pada
pergaulan bebas menjadi sumber penularan HIV karena penularan HIV tidak hanya melalui
pertukarandarah pada alat suntik, namun juga dapat terjadi melalui hubunganseksual. Hubungan
seksual sesama jenis (homoseksual) atau berbeda jenis(heteroseksual) ketika pasangannya telah
terinfeksi HIV menjadi penyebab tersebarnya HIV dikalangan antar remaja. Pada remaja
yangterserang HIV AIDS ( Acquired Immunodeficiency Syndrome) akanterjadi penurunan sistem
kekebalan tubuh oleh virus HIV sehingga meningkatkan angka kematian pada remaja.

5.AIDS Menurut Pandangan Agama Islam

AIDS di anggap sebagai kutukan dan adzab Allah jika di derita oleh kemaksiatan, melewati batas,
memiliki penyimpangan dalam hubungan seksi, atau mendukung ketentuan Allah, melibatkan
tercakup dalam firman Allah Tindakan yang dilakukan manusia, mulai Allah Perundingan "Juga
dinyatakan dalam hadis Nabi, jika perjinahan yang merupakan sebab utama terjangkitnya Virus HIV
telah merajalela di masyarakat maka Allah akan menurunkan adzabnya" Jika perzinahan dan riba
telah melanda di kampung, maka ditanyakan demikian untuk diri sendiri mereka sendiri siksaan
Allah (HR al-Thabarani dan al-Hakim) "HIV / AIDS dapat di anggap sebagai cobaan jika di derita
oleh orang-orang yang beriman dan shaleh, seperti tertulari melalui jarum suntik, donor darah, dsb.
Hal ini tercakup dalam ayat ayat Al-Quran "dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu,
dengan sedikit kesulitan, diterima, kekuranagn harta, jiwa dan buah-buahan. Dan memberikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar (Qs al-Baqarah (2): 155) Jadi, pengidap HIV AIDS
dapat disetujui sebagai percobaan, untuk orang shaleh yang berhasil mengatasi AIDS karena tertulari
orang lain.bukan pengubahan seksual yang dilakukan.karena Tentang adzab Allah kadang-kadang
tidak hanya mengenai orang yang dzalim saja, tetapi berlaku umum.akan tentang orang-orang yang
bertakwa.sebagaimana bertanya di al-Qur'an "Dan peliharalah dirimu dari pemeriksaan yang tidak
dapat menimpa orang- orang yang zalim saja antara kamu.dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras
siksaan-nya. (Qs al-Anfal (8): 25) Juga dinyatakan dalam hadits Nabi "Jika manusia melihat suatu
kemungkaran dan idak dilibatkan olehnya.maka dikhawatirkan Allah akan menimpakan siksa kepada
merka ruh" (HR.lbnu Majah dan al-Tirmidzi).dengan baik diberikan kepada orang lain yang tidak
sakit atau berhasil penyakit lain.

6.Hal yang harus dilakukanmenurut Islam

Individu yang berkhusnudzon memiliki ciri-ciri berprasangka baik terhadap memiliki


prasangka baik terhadap sesama manusia. Islam SWT dan berbicara setiap manusia untuk
selalu berprasangka baik terhadap yang terjadi dan mentransfer manusia pesimistik dalam
menjalankan kehidupan atau beribadah apa pun untuk mendukung yang Berperilaku optimis
akan memunculkan semangat kerja yang baik, melindungi diri dan pantang sesuai dengan
kebutuhan dikehidupan (Rusydi, 2012) .Selain itu, individu yang memiliki prasangka baik
terhadap Allah SWT dan orang lain juga percaya bahwa ia memiliki tekanan yang meningkat
dalam kegiatan sehari-hari akan membantu rileks dan dapat menyelesaikan dengan baik.
Berprasangka positif terhadap orang lain juga dapat membuat orang percaya dirinya
mendapatkan kepuasan hidup karena dia merasa berguna untuk orang lain dan dicintai oleh
banyak orang di sekitarnya. Menangani Hubungan orang dengan HIV AIDS. Semakin tinggi
khusnudzonpada orang dengan HIV AlIDS, diharapkan semakin meningkat kesejahteraan
psikologis dan semakin positif sebaliknya antara khusnudzondengan kesejahteraan
psikologis.

BAB III

SIMPULAN

Penyakit HIV/AIDS dilihat dari aspek agama merupakan akibat dariseseorang yang tidak dapat untuk
mengamalkan ajaran agamanya dengan baiksehingga mereka menggunakan obat-obatan dan juga
narkoba serta melakukanhubungan seks bebas di luar nikah yang telah jelas dilarang dalam
agamaislam.

Bahwa penyakit dan penyebaran virus HIV/AIDS dalam pandangan Islam sudah merupakan bahaya
umum (al-dharar al amm) yang dapat mengancam setiap orang tanpa memandang jenis kelamin, usia
dan profesi. Menyadari betapa bahayanya virus HIV/AIDS tersebut, maka ada kewajiban kolektif
(fardhu kifayah) bagi semua pihak untuk mengikhtiarkan pencegahan terjangkit, tersebar atau
tertularnya virus yang mematikan tersebut melalui berbagai cara yang memungkinkan untuk itu,
dengan melibatkan peran Ulama/tokoh agama. Meningat bahwa penyebab penyakit HIV/AIDS
sebagian besar diakibatkan oleh perilaku seksual yang diharamkan Islam, maka cara dan uapa yang
paling efektif untuk mencegahnya adalah dengan malarang perzinaan serta hal-hal lain yang terkait
dengan perzinaan, seperti pornografi dan pornoaksi.
DAFTAR PUSTAKA

Kasman, Thamrin, dkk. 2014. Pendidikan pencegahan HIV-AIDS di Sekolah.Jakarta : Direktorat


Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikandan KebudayaanMoh. Isyam M

Moh.IsyamM.Hamidy.2004.AncamanVirusHiv/AidsDanUpayaPencegahannya(DalamPerspektifSosio
logisDanAgama).FakultasAdabIAINSunanKalijaga.

Anda mungkin juga menyukai