Bab ini menjelaskan tentang studi kasus deskriftif tentang penerapan Pemberian
Terapi Non Farmakologis Kompres Dingin Pada Pasien Closed Fraktur yang
dilakukan pada An. A dan Tn. A dengan diagnosa medis Closed Fraktur. Asuhan
keperawatan dimulai dari pengkajian, Analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Pengkajian ini
dilakukan dengan metode auto anamnesa (wawancara dengan klien langsung) dan
allo anamnesa (wawancara dengan keluarga atau orang terdekat), tenaga kesehatan
lain (perawat ruangan), pengamatan, observasi, pemeriksaaan fisik, menganalisa
catatan medis dan catatan keperawatan.
A. Hasil Studi kasus
1. Gambaran Karakteristik Pasien Closed Fraktur Di RSUD Dr. M.Yunus
a. Karakteristik Demografi Pasien Closed Fraktur
Table 4.1 Karakteristik Demografi Pasien Closed Fraktur
Identitas Pasien I An A Identitas Pasien II Tn A
Seorang pasien anak laki- laki, An A lahir Seorang pasien laki-laki, Tn. A lahir
tanggal 03 Februari 2010 (10 tahun) tanggal 01 November 1949 (70 tahun)
beragama islam, belum menikah memiliki sudah menikah Istri Tn A sudah
ayah, ibu dan 3 orang saudara kandung (1 meninggal. Tn A memiliki 5 orang
kakak perempuan dan 2 adik laki laki). anak, 4 anak laki-laki dan 1 anak
Tinggal bersama keluarga di Jl Mahakam perempuan, tinggal di Jl kenanga RT
RT 8 RW 02 kelurahan Jl Gedang. An A 07 RW 02 dan beragama Islam, tidak
sekarang kelas 4 SD komunikasi yang bekerja lagi dulu bekerja di
digunakan bahasa Bengkulu . perkantoran, komunikasi menggunakan
bahasa Jawa serta pendidikan terakhir
adalah D1.
47
48
tidak nyaman dipakaikan bidai. Karena nyeri ibu juga mengatakan dipergelangan tangan nya
pasien mengatakan An A tadi malam sulit tidur dan bengkak, karena nyeri dibagian kepala dan
menangis, Ibu Pasien mengatakan terdapat pergelangan tangan pasien mengatakan tadi malam
bengkak dikedua kaki An A mengatakan perih sulit tidur keadaan umum lemah, kesadaran compos
dibagian jahitan dikepalanya dan kepalanya terasa mentis. Hasil pengukuran tanda-tanda vital
pusing. Keadaan umum nya lemah, kesadaran didapatkan tekanan darah: 180/100 mmHg, nadi
compos mentis. Hasil pengukuran tanda- tanda radialis 90x/menit, teraba kuat dan teratur, suhu
vital didapatkan, nadi radialis 90x/menit, teraba tubuh 37,7 °C, Respiration Rate (RR) 22 x/menit.
kuat dan teratur, suhu tubuh 37,6 °C, Respiration Pasien mengatakan BB terakhir diukur 60 kg TB
Rate (RR) 24 x/menit. Ibu Pasien mengatakan BB 160 cm saat berobat di puskesmas kurang lebih
terakhir diukur 40 kg TB 140 cm kira- kira saat januari 2020. Pasien tampak meringis sesekali,
penimbangan di Puskesmas pada bulan Desember tampak jejas dan bengkak di pergelangan tangan
2019. Pasien tampak meringis sesekali, tampak dan luka lecet di tangan
jejas di kedua kaki, kedua kaki terpasang bidai dan
ada luka lecet di tangan, kaki, badan, dekat alis
mata hidung dan wajah.
3. Riwayat Penyakit Pasien pernah di rawat karena penyakit tifus di Pasien mengatakan ada riwayat menderita penyakit
Dahulu Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat saat usia hipertensi sejak masuk usia 50 th sering
kurang lebih umur 1 tahun. Tidak ada riwayat mengkonsumsi obat hipertensi yang didapatkan dari
50
Region (R) An A mengatakan nyeri yang dirasakan berada Nyeri yang dirasakan berada disekitar
disekita kaki khususnya di paha pergelangan tangan kanan
Skala (S) An A mengatakan skala nyeri yang dirasakan pasien Skala nyeri yang dirasakan pasien untuk
untuk nyerinya 6 (Skala Sedang) nyerinya 5 ( Skala Sedang)
Time (T) An A mengatakan timbulnya nyeri yang dirasakan Timbulnya nyeri yang dirasakan sekitar 5
sekitar 10 menit dan konstan tetap menit dan konstan tetap
tangan dan 2 kaki. Ekstremitas Superior dan 2 kaki. Pasien tampak lemah belum kuat
pasien yaitu tangan kiri dan kanan pasien untuk berjalan dan berdiri lama, namun tidak
normal tidak ada masalah, pasien bisa ada masalah di ekstremitas inferior. Pasien
memegang handphone. An A mengatakan merasakan nyeri dipergelangan tangan. Saat
nyeri yang dirasakan karena pasien dikaji pengkajian nyeri PQRST, Pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas ditabrak mengatakan nyeri yang dirasakan karena
motor 2 kali, An A mengataka nyeri yang pasien mengalami kecelakaan saat berolahraga
dirasakan tajam, An A mengatakan nyeri sehingga terjadi fraktur, Pasien mengatakan
yang dirasakan berada disekitar kaki nyeri yang dirasakan tajam. Pasien
khususnya di area paha dan skala nyeri mengatakan nyeri yang dirasakan di sekitar
yang dirasakan pasien di kedua kaki pergelangan tangan kanan. Pasien mengatakan
adalah 6 (nyeri sedang). Pasien nyeri yang dirasakan pasien untuk nyerinya 5
mengatakan nyeri yang dirasakan sekitar (Nyeri sedang). Pasien mengatakan timbulnya
10 menit dan konstan. Pasien terpasang nyeri yang dirasakan sekitar 5 menit dan
bidai di kedua kaki, pasien merasakan konstan. Saat dikaji PMS (Pulse, Motorik dan
lemah dan kram di kaki. Pasien tidak dapat Sensorik), Nadi teraba di arteri radialis,
menggerakan kaki. Pemeriksaan PMS motorik pasien normal dapat menggerakan
(Pulse, Motorik dan Sensorik ) didapatkan tangannya dan ujung jarinya, saat diperiksa
nadi terasa di bagian arteri dorsal pedis, sensoriknya pasien mampu merasakan tangan
53
SCAn Closed Fraktur 1/3 Proximal Femur Dextra Closed Fraktur Radius Ulna
Closed Fraktur 1/3 Distal Femur Sinistra
2 Hasil laboratorium Pemeriksaan H2TL 11 Februari 2020 Pemeriksaan H2TL 20 Februari 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Pemeriksaa
Hematokrit 37 37- 47 v% Hasil Nilai Rujukan
n
Hemoglobin 12,8 13,0- 18,0 g/dl
Hematokrit 34 37- 47 v%
Leukosit 10600 4000- 10000 mm3
Hemoglobin 12,8 13,0- 18,0 g/dl
Trombosit 420000 150000- 450000
Leukosit 7600 4000- 10000
t/mm3
mm3
Trombosit 150000 150000- 450000
Kimia Darah 12 Februari 2020
t/mm3
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Kimia Darah 20 Februari 2020
Fungsi Hati
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
SGOTT 36 <47 U/L
Gula Darah 101 <160 mg/dL
SGPT 19 <39 U/L
Diabetes Sewaktu
Glukosa Darah 105 <160 mg/dL Kreatinin 1,1 0,5- 1,2 mg/dl
Ureum 35 20- 40
Waktu Sewaktu
Imuno-Serologi
HBsAg Non Non Reaktif
Reaktif
HIV Non Non Raktif
Reaktif
Hemo statis Koagulasi
55
PT 11,10 9,70-13,10
detik
APTT 32,2 25,5-42,1 detik
g. Gambaran Diagnosa
Table 4.7 Diagnosa Pasien Closed Fraktur
No Pasien I An A Pasien II Tn A
1. Dx: Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen pencedera Dx: Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen pencedera fisik
fisik (Trauma) (Trauma)
Data Subjektif Data Subjektif
1. An A mengatakan nyeri dikedua kaki 1. Tn A mengatakan nyeri dipergelangan tangan kanan
2. An A mengatakan perih dibagian jahitan 2. Tn A mengatakan kepalanya terasa pusing
dikepalanya kepalanya terasa pusing 3. Tn A mengatakan sulit untuk menggerakan pergelangan
3. An A mengatakan tidak mampu untuk tangan kanan nya
menggerakan kakinya 4. Tn A mengatakan pergelangan tangan bengkak
4. An A mengatakan kedua kaki terasa kram 5. Tn A mengatakan karena nyeri dibagian kepala dan
5. Ibu pasien mengatakan An A tadi malam sulit tidur pergelangan tangan kanan pasien tadi malam sulit tidur
dan menangis karena nyeri. 6. Tn A mengatakan sering mengalami nyeri sendi dan pasien
6. Ibu pasien mengatakan ada bengkak dikedua kaki ada riwayat rematik.
pasien 7. Pasien merasakan lemah belum kuat untuk berjalan dan
58
pasien mampu menggerakan ujung kakinya, pasien 14. Hasil Rontgen tampak Closed Fraktur di bagian Radius
mampu menebak bagian yang dipegang cotohnya Ulna
ketika peneliti memegang bagian jempol kakinya. 15. Saat dikaji PMS (Pulse, Motorik dan Sensorik), Nadi
teraba di arteri radialis, motorik pasien normal dapat
menggerakan tangannya dan ujung jarinya, saat diperiksa
sensoriknya pasien mampu merasakan tangan peneliti di
ujung jarinya
menurut klien An. A nyeri yang dirasakan pada skala 6 (nyeri yang dirasakan Tn. A pada skala 5 (nyeri sedang). Dari hasil
sedang). Dari hasil yang didapatkan peneliti melakukan yang didapatkan peneliti melakukan informed consent dengan
informed consent dengan menjelaskan bahwa tindakan menjelaskan bahwa tindakan pemberian terapi kompres
pemberian terapi kompres dingin yang bertujuan untuk dingin yang bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan
mengurangi nyeri yang dirasakan sebagai terapi alternative atau sebagai terapi alternative atau komplementer selain pemberian
komplementer selain pemberian obat yang dlakukan sebelum obat yang dlakukan sebelum pemberianobat sore dilakukan
pemberian obat sore dilakukan selama 10 menit untuk 3 hari selama 10 menit untuk 3 hari kedepan. Setalah peneliti
kedepan di jam 16.00-16.20 Setalah peneliti menjelaskan menjelaskan tentang penerapan kompres dingin pasien dan ibu
tentang penerapan kompres dingin pasien dan ibu pasien pasien bersedia menjadi responden dalam penelitian selama 3
bersedia menjadi responden dalam penelitian selama 3 hari. hari. Peneliti menjelaskan alat seperti handuk atau washlap
Peneliti menjelaskan alat seperti handuk atau washlap disiapkan disiapkan dari peneliti
dari peneliti.
Pada hari ke 2 perawat datang sesuai kontrak waktu yang telah Pada hari kedua peneliti datang sesuai kontrak waktu yang
disepakati kemarin yaitu sama seperti jam sebelum nya yaitu telah disepakati setelah pemberian terapi kompres dingin.
jam 16.00 setelah selesai pemberian terapi. memberikan salam Peneliti menyapa anak pasien, anak pasien masih mengingat
dan menyapa adek An A .Peneliti menanyakan kepada adik peneliti, anak pasien mengatakan pasien belum bangun,
apakah masih mengingat peneliti, An A mengatakan masih peneliti mengerti dan menunggu pasien bangun tidak lama
ingat dengan kakak peneliti. Peneliti menanyakan bagaimana kemudia Tn A bangun kira- kira jam 16.10. setelah pasien
nyeri yang dirasakan apakah berkurang atau tidak. An A bangun peeliti bertanya kepada pasien apakah masih ingat?
62
mengatakan nyeri kembali lagi ke skala 6 lagi. Peneliti datang Pasien mengatakan masih ingat dengan peneliti. Peneliti
untuk melakukan kompres dingin. Dan An A tampak senang menanyakan keluhan pasien pada hari ini pasien mengatakan
dan bersedia nyeri yang dirasakan kembali lagi ke skala 5( nyeri sedang)
lagi. Peneliti menanyakan untuk memuulai kompres dingin
pada pasien. Pasien bersedia dilakukan
Pada hari ke tiga perawat datang sesuai kontrak waktu dengan Pada hari ketiga peneliti datang sesuai kontrak waktu dengan
pasien yang disepakati kemarin yaitu sama seperti jam pasien yang disepakati kemarin yaitu sama seperti jam
sebelumnya yaitu jam 16.00 peneliti menanyakan kabar pasien . sebelumnya yaitu jam 16.00, pasien dalam keadaan rileks .
peneliti menanyakan keadaan pasien apakah nyeri berkurang pasien menanyakan kabar pasien dan menanyakan keluhan
atau tidak pasien mengatakan lebih baik keadaanya daripada pasien yang dirasakan , pasien mengatakan nyeri yang
hari pertama nyeri berkurang turun satu tingkat dari kemarin dirasakan berkurang dan lebih ringan dari 2 hari sebelumnya
skala nyeri sekarang skala 5 nyeri sedang . peneliti datang dirasakan berada di (4 nyeri sedang)
untuk mengontrak pemberian kompres dingin hari terakhir,
pasien bersedia menjadi responden.
menuangkan air dingin ke baskom mengukur suhu air menuangkan air dingin ke baskom mengukur suhu air tidak
tidaklebih dari 20° dan tidak kurang dari 15° lalu membawa lebih dari 20° dan tidak kurang dari 15° lalu membawa
baskom berisi air dingin ke ruangan pasien untuk persiapan baskom berisi air dingin ke ruangan. Saat tiba diruangan tirai
lingkungan tirai ditutup demi menjaga privasi keadaan pasien. sudah tertutup duluan privasi sudah terjaga, posisi pasien
Posisi pasien supinasi tidak memakai bantal ruangan dengan supinasi dengan bantal , sebelum melakukan penelitian
cahaya cukup, Sebelum melakukan penelitian peneliti cuci peneliti cuci tangan dengan handsrub dan memakai sarung
tangan dengan handsrub dan memakai sarung tangan. tangan. Kemudian washlap bersih tadi di letakan dalam
Kemudian washlap bersih tadi di letakan dalam baskom, baskom, diperas kemudian diletakan di bagian pergelangan
diperas kemudian diletakan di bagian paha kanan selama 10 tangan kanan selama 10 menit saat mulai tidak terasa dingin
menit saat mulai tidak terasa dingin washlap dicelupkan washlap dicelupkan kembali diperas dan diletakan kembali
kembali diperas dan diletakan kembali dipaha pasien. dipergelangan tangan kanan pasien.
Pada hari kedua dan Ketiga penelitian di fase interaksi terdapat Pada hari kedua dan Ketiga penelitian di fase interaksi
kesamaan prosedur pemberian terapi kompres dingin pada terdapat kesamaan prosedur pemberian terapi kompres dingin
pasien closed Fraktur An A pada pasien closed Fraktur Tn A
64
5. Fase Terminasi
Table 4.10 Fase Terminasi Pasien Closed Fraktur
Pasien I An A Pasien II Tn A
Pada fase terminasi hari pertama peneliti menanyakan perasaan Pada fase terminasi hari pertama peneliti menanyakan
pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin perasaan pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres
dimana An A mengatakan terasa lebih nyaman setelah dingin dimana Tn A mengatakan terasa lebih nyaman setelah
diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah pahanya. diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah
Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan pergelangan tanganya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala
pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turunlebih nyeri yang dirasakan Tn A dimana Tn A mengatakan skala
enakan walaupun tidak terlalubeda jauh. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan turun lebih enakan dan ringan walaupun
skala nyeri yang dirasakan dilevel 5 kemudian peneliti tidak terlalu beda jauh. Pasien mengatakan skala nyeri yang
mengkontrak waktu untuk pemberian penerapan kompres dirasakan dilevel 4 ( nyeri sedang) kemudian peneliti
dingin untuk hari ke dua mengkontrak waktu untuk pemberian penerapan kompres
dingin untuk hari ke dua
Pada fase terminasi hari kedua peneliti menanyakan perasaan Pada fase terminasi hari kedua peneliti menanyakan perasaan
pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin
dimana An A mengatakan terasa sangat nyaman setelah dimana Tn A mengatakan terasa lebih nyaman setelah
diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah pahanya. diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah
Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan. pergelangan tanganya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala
Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turun seperti nyeri yang dirasakan Tn A dimana Tn A mengatakan skala
65
kemarin lebih enakan walaupun tidak terlalu beda jauh. Pasien nyeri yang dirasakan turun lagi seperti kemarin lebih enakan
mengatakan skala nyeri yang dirasakan dilevel 5 kemudian dan ringan walaupun tidak terlalu beda jauh. Pasien
peneliti mengkontrak waktu untuk pemberian penerapan mengatakan skala nyeri yang dirasakan dilevel 4 (nyeri
kompres dingin untuk hari ke tiga sedang) kemudian peneliti mengkontrak waktu untuk
pemberian penerapan kompres dingin untuk hari ke tiga
Pada fase terminasi hari ketiga peneliti menanyakan perasaan Pada fase terminasi hari ketiga peneliti menanyakan perasaan
pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin
dimana An A mengatakan terasa lebih nyaman setelah dimana Tn A mengatakan terasa lebih nyaman setelah
diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah pahanya. diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah
Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan. pergelangan tanganya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala
pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turun 2 angka nyeri yang dirasakan Tn A dimana Tn A mengatakan skala
dari hari pertama. Pasien mengatakan skala nyeri yang nyeri yang dirasakan turun lagi lebih dari kemarin lebih
dirasakan dilevel 4 kemudian peneliti mengakhiri penelitian, enakan dan ringan. nyeri sangat berkurang Pasien mengatakan
berpamitan kepada keluarga dan menjelaskan bahwa ada skala nyeri yang dirasakan dilevel 3 (nyeri ringan) kemudian
perbedaan nyeri yang dirasakan pasien daripada hari pertama peneliti mengakhiri penelitian, berpamitan kepada keluarga
saat pasien tiba di ruangan.peneliti mengucapkan terimakasih dan menjelaskan bahwa ada perbedaan nyeri yang dirasakan
kepada pasien dan mengucapkan salam pasien daripada hari pertama saat pasien tiba di ruangan.
Peneliti mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam
66
B. Pembahasan
1. Gambaran Karakteristik Pasien
Pengkajian keperawatan merupakan pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
menggali kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,
sosial, dan lingkungan (Potter & Perry, 2005). Pada tahap pertama Pada
kondisi normal, tulang mampu menahan tekanan, namun jika terjadi
penekanan ataupun benturan yang lebih besar dan melebihi kemampuan
tulang untuk bertahan, maka akan terjadi Fraktur (Garner, 2008; Price &
Wilson, 2006).
Pada umumnya fraktur dapat terjadi karena benturan keras atau trauma
benda tumpul sebagaimana kasus pada An A dimana An A mengalami
trauma akibat kecelakaan lalu lintas di tabrak 2 kali dari depan dan
belakang. Pasien pernah di rawat karena penyakit tifus di Tasikmalaya,
Provinsi Jawa Barat saat usia kurang lebih umur 1 tahun. Tidak ada riwayat
alergi, riwayat merokok ataupun operasi Pasien mengatakan tidak ada
keluarga yang memiliki penyakit keturunan seperti DM hanya saja Ayah An
A punya penyakit Hipertensi, sedangkan Tn A mengalami trauma akibat
kecelakaan tunggal saat berolahraga sebagaimana teori yang menjelaskan
mengenai closed frakur. Pada kasus Tn A dapat dimasukan juga fraktur
akibat patologik dimana umur Tn A sudah memauki 70 tahun dimana
kekuataan otot mulai merapuh atau dikenal juga dengan osteoporosis dan Tn
A juga memiliki penyakit radang sendi atau disebut juga Rematik sebagai
bahan etiologi Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki
penyakit keturunan seperti DM hanya saja anak pertama pasien sudah mulai
sering terkena penyakit hipertensi. Dari Hasil penelitian sesuai dengan
penyebab fraktur terbesar diakibatkan angka kejadian kecelakaan atau
trauma sesuai data Riskesdas 2018, serta kekuatan otot yang mulai merapuh
beriringan dengan usia sesuai dengan faktor predisposisi penyebab yang
dapat menyebabkan fraktur. Sedangkan Dari hasil penelitian tidak
67
555 555
113 113
Pada Kasus Tn A Ekstremitas Pasien lengkap terdapat 2 tangan dan 2
kaki. Pasien tampak lemah belum kuat untuk berjalan dan berdiri lama,
namun tidak ada masalah di ekstremitas inferior. Pasien merasakan nyeri
dipergelangan tangan. Saat dikaji pengkajian nyeri PQRST, Pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan karena pasien mengalami kecelakaan saat
berolahraga sehingga terjadi fraktur, Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan tajam. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan di sekitar
pergelangan tangan kanan. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan pasien
untuk nyerinya 5 (Nyeri sedang). Pasien mengatakan timbulnya nyeri yang
dirasakan sekitar 5 menit dan konstan. Saat dikaji PMS (Pulse, Motorik dan
Sensorik), Nadi teraba di arteri radialis, motorik pasien normal dapat
menggerakan tangannya dan ujung jarinya, saat diperiksa sensoriknya
pasien mampu merasakan. Ada keterbatasan pergerakan pergelangan tangan
kanan karena fraktur pergerakan sendi normal kecuali dibagian tangan
kanan.Tangan kiri pasien normal tidak ditemukan masalah. Pemenuhan
kebutuhan personal hygiene, makan, minum, eliminasi pasien dibantu
keluarga terdekat. Keadaan tonus otot baik kekuatan tonus otot seperti
dijelaskan dibawah Untuk pemenuhan makan, minum dan buang air kecil
pasien dibantu dengan keluarga. Dalam hasil yang didapatkan ternyata
pasien closed fraktur merasakan nyeri sedang sebagaimana jurnal penelitian
yang mengambil sampel pasien closed fraktur dengan nyeri sedang.
441 444
444 444
Pada tahap anamnesa awal didapatkan bahwa pada dasarnya yang
ditemukan pada pasien dengan closed fraktur biasanya berhubungan dengan
sistem muskoloskeletal, sistem neurosensori dan menggangu personal
hygiene termasuk makan, minum dan lain-lainya. Pemeriksaaan sistem
neurosensori didapatkan pasien merasakan kesemutan, kebas atau pegal di
69
mengukur suhu air tidak lebih dari 20° dan tidak kurang dari 15° lalu
membawa baskom berisi air dingin ke ruangan. Saat tiba diruangan tirai
sudah tertutup duluan privasi sudah terjaga, posisi pasien supinasi dengan
bantal , sebelum melakukan penelitian peneliti cuci tangan dengan handsrub
dan memakai sarung tangan. Kemudian washap bersih tadi di letakan dalam
baskom, diperas kemudian diletakan di bagian pergelangan tangan kanan
selama 10 menit saat mulai tidak terasa dingin washlap dicelupkan kembali
diperas dan diletakan kembali dipergelangan tangan kanan pasien.
5. Evaluasi
Pada fase terminasi perawat menanyakan perasaan pasien setelah
dilakukan kompres dingin pada Kasus An A dimana An A mengatakan pada
hari pertama terasa lebih nyaman setelah diberikan kompres dingin ada rasa
dingin di daerah pahanya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang
dirasakan pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turunlebih enakan
walaupun tidak terlalubeda jauh. Pasien mengatakan skala nyeri yang
dirasakan dilevel 5 kemudian peneliti mengkontrak waktu untuk pemberian
penerapan kompres dingin untuk hari ke dua. Pada hari kedua ternyata nyeri
yang dirasakan anak kembali terlebih dahulu ke skala 6 dan setelah
pembarian terapi turun lagi ke skala 5 (Skala sedang). Pada fase terminasi
hari ke tiga peneliti menanyakan perasaan nyeri pasien setelah dilakukan
pemberian terapi kompres dingin dimana An A mengatakan terasa lebih
nyaman setelah diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah
pahanya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan.
pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turun 2 angka dari hari
pertama. Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan dilevel 4 (Sedang)
kemudian peneliti mengakhiri penelitian, berpamitan kepada keluarga dan
menjelaskan bahwa ada perbedaan nyeri yang dirasakan pasien daripada
hari pertama saat pasien tiba di ruangan.peneliti mengucapkan terimakasih
kepada pasien dan mengucapkan salam
Pada Kasus Tn A Pada fase terminasi hari pertama peneliti menanyakan
perasaan pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin dimana
73