Anda di halaman 1dari 28

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang studi kasus deskriftif tentang penerapan Pemberian
Terapi Non Farmakologis Kompres Dingin Pada Pasien Closed Fraktur yang
dilakukan pada An. A dan Tn. A dengan diagnosa medis Closed Fraktur. Asuhan
keperawatan dimulai dari pengkajian, Analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Pengkajian ini
dilakukan dengan metode auto anamnesa (wawancara dengan klien langsung) dan
allo anamnesa (wawancara dengan keluarga atau orang terdekat), tenaga kesehatan
lain (perawat ruangan), pengamatan, observasi, pemeriksaaan fisik, menganalisa
catatan medis dan catatan keperawatan.
A. Hasil Studi kasus
1. Gambaran Karakteristik Pasien Closed Fraktur Di RSUD Dr. M.Yunus
a. Karakteristik Demografi Pasien Closed Fraktur
Table 4.1 Karakteristik Demografi Pasien Closed Fraktur
Identitas Pasien I An A Identitas Pasien II Tn A
Seorang pasien anak laki- laki, An A lahir Seorang pasien laki-laki, Tn. A lahir
tanggal 03 Februari 2010 (10 tahun) tanggal 01 November 1949 (70 tahun)
beragama islam, belum menikah memiliki sudah menikah Istri Tn A sudah
ayah, ibu dan 3 orang saudara kandung (1 meninggal. Tn A memiliki 5 orang
kakak perempuan dan 2 adik laki laki). anak, 4 anak laki-laki dan 1 anak
Tinggal bersama keluarga di Jl Mahakam perempuan, tinggal di Jl kenanga RT
RT 8 RW 02 kelurahan Jl Gedang. An A 07 RW 02 dan beragama Islam, tidak
sekarang kelas 4 SD komunikasi yang bekerja lagi dulu bekerja di
digunakan bahasa Bengkulu . perkantoran, komunikasi menggunakan
bahasa Jawa serta pendidikan terakhir
adalah D1.

47
48

2. Gambaran Fase Pra Interaksi


a. Gambaran Pengkajian Riwayat Kesehatan
Table 4.2 Riwayat Kesehatan
No Riwayat Kesehatan Pasien I An A Pasien II Tn A
Pasien dibawa Ke IGD RSUD Dr M. Yunus Pasien Tn A dibawa Ke IGD RSUD Dr M. Yunus
oleh warga sekitar. Pasien merupakan korban oleh warga sekitar taman remaja pada tanggal 20
kecelakan lalu lintas ditabrak motor 2 kali dari Februari 2020 jam 16.30 . Pasien tidak sadarkan
arah berlawanan, dari belakang lalu dari depan diri saat diantar ke RS akibat kecelakan tunggal
di Jalan Mahakam pada tanggal 11 Februari mengendarai sepeda saat berolahraga. Terdapat
1. Keluhan Utama 2020 jam 21.30. Pasien tidak sadarkan diri luka robek dibagian kepala dan jejas serta
akibat kecelakan tersebut. Terdapat luka robek bengkak di sekitar pergelangan tangan. Terdapat
dibagian kepala depan jejas serta bengkak luka lecet di kaki dan tangan pasien.
dikedua kaki korban, serta luka lecet dikaki,
tangan, dibawah hidung, sekitar alis mata dan
bagian badan korban.
2. Keluhan Pada saat dikaji tanggal 12- 02- 2020 jam 13.00 Pada saat dikaji tanggal 21- 02- 2020 jam 13.00 di
Sekarang WIB di kamar 9 ruang rawat inap Seruni An A kamar 9 ruang rawat inap seruni, Tn A mengatakan
mengatakan nyeri dikedua kaki. Pasien nyeri dipergelangan tangan kanan dan juga
mengatakan tidak mampu untuk menggerakan kepalanya terasa pusing, pasien mengatakan sulit
kakinya, kaki terasa kram. Pasien mengatakan untuk menggerakan pergelangan tangannya, pasien
49

tidak nyaman dipakaikan bidai. Karena nyeri ibu juga mengatakan dipergelangan tangan nya
pasien mengatakan An A tadi malam sulit tidur dan bengkak, karena nyeri dibagian kepala dan
menangis, Ibu Pasien mengatakan terdapat pergelangan tangan pasien mengatakan tadi malam
bengkak dikedua kaki An A mengatakan perih sulit tidur keadaan umum lemah, kesadaran compos
dibagian jahitan dikepalanya dan kepalanya terasa mentis. Hasil pengukuran tanda-tanda vital
pusing. Keadaan umum nya lemah, kesadaran didapatkan tekanan darah: 180/100 mmHg, nadi
compos mentis. Hasil pengukuran tanda- tanda radialis 90x/menit, teraba kuat dan teratur, suhu
vital didapatkan, nadi radialis 90x/menit, teraba tubuh 37,7 °C, Respiration Rate (RR) 22 x/menit.
kuat dan teratur, suhu tubuh 37,6 °C, Respiration Pasien mengatakan BB terakhir diukur 60 kg TB
Rate (RR) 24 x/menit. Ibu Pasien mengatakan BB 160 cm saat berobat di puskesmas kurang lebih
terakhir diukur 40 kg TB 140 cm kira- kira saat januari 2020. Pasien tampak meringis sesekali,
penimbangan di Puskesmas pada bulan Desember tampak jejas dan bengkak di pergelangan tangan
2019. Pasien tampak meringis sesekali, tampak dan luka lecet di tangan
jejas di kedua kaki, kedua kaki terpasang bidai dan
ada luka lecet di tangan, kaki, badan, dekat alis
mata hidung dan wajah.
3. Riwayat Penyakit Pasien pernah di rawat karena penyakit tifus di Pasien mengatakan ada riwayat menderita penyakit
Dahulu Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat saat usia hipertensi sejak masuk usia 50 th sering
kurang lebih umur 1 tahun. Tidak ada riwayat mengkonsumsi obat hipertensi yang didapatkan dari
50

puskesmas. Pasien pernah dirawat di Rumah Sakit


karena penyakit jantung kurang lebih 4 hari sekitar 4
tahun yang lalu di Kota Lampung. Menurut pasien
karena usia sudah tua pasien sering mengalami nyeri
alergi, riwayat merokok ataupun operasi. sendi dan pasien ada riwayat rematik. Pasien tidak
pernah mengalami operasi, pasien juga mengatakan
belum ada riwayat patah tulang sebelumnya Apabila
terjatuh dari motor hanya luka lecet. Pasien bukan
perokok ataupun peminum minuman keras.
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang
Riwayat Penyakit memiliki penyakit keturunan seperti DM hanya memiliki penyakit keturunan seperti DM hanya saja
4
Keluarga saja Ayah An A punya penyakit Hipertensi anak pertama pasien sudah mulai sering terkena
penyakit hipertensi.

b. Gambaran Pengkajian Kebutuhan Aman dan Nyaman


Table 4.3 Pengkajian Nyeri Pasien Closed Fraktur
51

Pengkajian Kebutuhan Pasien I An A Pasien II Tn A


Aman dan Nyaman
Provokatif (P) An A mengatakan nyeri yang dirasakan karena Tn A mengatakan nyeri yang dirasakan
pasien mengalami kecelakaan ditabrak motor 2 kali karena pasien mengalami kecelakaan saat
berolahraga sehingga terjadi patah tulang
Quality (Q) An A mengatakan nyeri tajam dikedua kaki Pasien mengatakan nyeri tajam
khususnya bagian paha dipergelangan tangan kanan

Region (R) An A mengatakan nyeri yang dirasakan berada Nyeri yang dirasakan berada disekitar
disekita kaki khususnya di paha pergelangan tangan kanan
Skala (S) An A mengatakan skala nyeri yang dirasakan pasien Skala nyeri yang dirasakan pasien untuk
untuk nyerinya 6 (Skala Sedang) nyerinya 5 ( Skala Sedang)
Time (T) An A mengatakan timbulnya nyeri yang dirasakan Timbulnya nyeri yang dirasakan sekitar 5
sekitar 10 menit dan konstan tetap menit dan konstan tetap

c. Gambaran Hasil Pemeriksaan Fisik


Table 4.4 Pemeriksaan Fisik pada Pasien Closed Fraktur
No Aspek Yang Diambil Pasien I An A Pasien II Tn A
1. Sistem Muskoloskeletal Kelengkapan ekstremitas pasien terdapat 2 Ekstremitas Pasien lengkap terdapat 2 tangan
52

tangan dan 2 kaki. Ekstremitas Superior dan 2 kaki. Pasien tampak lemah belum kuat
pasien yaitu tangan kiri dan kanan pasien untuk berjalan dan berdiri lama, namun tidak
normal tidak ada masalah, pasien bisa ada masalah di ekstremitas inferior. Pasien
memegang handphone. An A mengatakan merasakan nyeri dipergelangan tangan. Saat
nyeri yang dirasakan karena pasien dikaji pengkajian nyeri PQRST, Pasien
mengalami kecelakaan lalu lintas ditabrak mengatakan nyeri yang dirasakan karena
motor 2 kali, An A mengataka nyeri yang pasien mengalami kecelakaan saat berolahraga
dirasakan tajam, An A mengatakan nyeri sehingga terjadi fraktur, Pasien mengatakan
yang dirasakan berada disekitar kaki nyeri yang dirasakan tajam. Pasien
khususnya di area paha dan skala nyeri mengatakan nyeri yang dirasakan di sekitar
yang dirasakan pasien di kedua kaki pergelangan tangan kanan. Pasien mengatakan
adalah 6 (nyeri sedang). Pasien nyeri yang dirasakan pasien untuk nyerinya 5
mengatakan nyeri yang dirasakan sekitar (Nyeri sedang). Pasien mengatakan timbulnya
10 menit dan konstan. Pasien terpasang nyeri yang dirasakan sekitar 5 menit dan
bidai di kedua kaki, pasien merasakan konstan. Saat dikaji PMS (Pulse, Motorik dan
lemah dan kram di kaki. Pasien tidak dapat Sensorik), Nadi teraba di arteri radialis,
menggerakan kaki. Pemeriksaan PMS motorik pasien normal dapat menggerakan
(Pulse, Motorik dan Sensorik ) didapatkan tangannya dan ujung jarinya, saat diperiksa
nadi terasa di bagian arteri dorsal pedis, sensoriknya pasien mampu merasakan tangan
53

pasien mampu menggerakan ujung peneliti di ujung jarinya. Ada keterbatasan


kakinya, pasien mampu menebak bagian pergerakan pergelangan tangan kanan karena
yang dipegang. Pemenuhan kebutuhan fraktur pergerakan sendi normal kecuali
personal hygiene, makan, minum, dibagian tangan kanan.Tangan kiri pasien
eliminasi pasien dibantu keluarga terdekat. normal tidak ditemukan masalah. Pemenuhan
Pergerakan sendi normal di kedua tangan kebutuhan personal hygiene, makan, minum,
hanya terdapat masalah di kedua kaki. eliminasi pasien dibantu keluarga terdekat.
Keadaan tonus otot baik kekuatan tonus Keadaan tonus otot baik kekuatan tonus otot
otot seperti dijelaskan dibawah. seperti dijelaskan dibawah,
555 555 441 444
113 113 444 444
Pasien mengatakan ada merasa kesemutan Pasien mengatakan ada merasa kesemutan
2 Sistem Neurosensori atau kebas atau pegal di daerah kaki atau kebas atau pegal di daerah tangan kanan
tadi malam

d. Gambaran Hasil Pemeriksaan Penunjang


Table 4.5 Pemeriksaan Penunjang Pasien Closed Fraktur
No Aspek Yang
Pasien I An A Pasien II Tn A
Diambil
1. Hasil Rontgen Ct Hasil Rontgen 11 Februari Hasil rontgen 20 Februari 2020
54

SCAn Closed Fraktur 1/3 Proximal Femur Dextra Closed Fraktur Radius Ulna
Closed Fraktur 1/3 Distal Femur Sinistra
2 Hasil laboratorium Pemeriksaan H2TL 11 Februari 2020 Pemeriksaan H2TL 20 Februari 2020
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Pemeriksaa
Hematokrit 37 37- 47 v% Hasil Nilai Rujukan
n
Hemoglobin 12,8 13,0- 18,0 g/dl
Hematokrit 34 37- 47 v%
Leukosit 10600 4000- 10000 mm3
Hemoglobin 12,8 13,0- 18,0 g/dl
Trombosit 420000 150000- 450000
Leukosit 7600 4000- 10000
t/mm3
mm3
Trombosit 150000 150000- 450000
Kimia Darah 12 Februari 2020
t/mm3
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Kimia Darah 20 Februari 2020
Fungsi Hati
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
SGOTT 36 <47 U/L
Gula Darah 101 <160 mg/dL
SGPT 19 <39 U/L
Diabetes Sewaktu
Glukosa Darah 105 <160 mg/dL Kreatinin 1,1 0,5- 1,2 mg/dl
Ureum 35 20- 40
Waktu Sewaktu
Imuno-Serologi
HBsAg Non Non Reaktif
Reaktif
HIV Non Non Raktif
Reaktif
Hemo statis Koagulasi
55

PT 11,10 9,70-13,10
detik
APTT 32,2 25,5-42,1 detik

e. Gambaran Hasil Kolaborasi


Table 4.6 Kolaborasi Pemberian Obat Pasien Closed Fraktur
Nama Pasien : An. A
13/02/20 14/02/20 15/02/20
No Register : 823176
No Obat Dosis Dosis Dosis Via
1. Ringer Lactate 1500 cc 1500cc 1500 cc Parenteral
2. Cefotaxime 2x500 mg 2x500 mg 2x 500mg Parenteral
2. Paracetamol Infus 3x100 ml 3x100 ml 3x100 ml Parenteral
3. Omeprazole 1x 20 mg 1x20 mg 1x40 mg Parenteral
Nama Pasien : Tn. A
13/02/20 14/02/20 15/02/20
No Register : 603446
No Obat Dosis Dosis Dosis Via
1. Ringer Lactate 100 cc 100cc 100 cc Parenteral
2. Paracetamol Infus 3x100 ml 3x100 ml 3x100 ml Parenteral
3. Omeprazole 2x 40 mg 2x40 mg 2x40 mg Parenteral
56

4 Monnitol 4x125 ml 4x125 ml 4x125 ml Parenteral

f. Gambaran Persiapan Alat bahan untuk Penerapan Kompres Dingin


Sebelum melakukan penelitian, perawat menyiapkan bahan dan alat 2 hari sebelum penelitian. Bahan yang digunakan
adalah waslap handuk kering baskom dan juga thermometer air dimana semua peralatan dipinjam dari laboratorium
Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Kemudian alat yang sudah dipinjam di cuci terlebih dahulu dan disetrika rapi sebelum
memulai penelitian . Alat dan bahan dibawa ke Ruangan Seruni pada tanggal penelitian dalam keadaan bersih dan rapi
serta siap untuk digunakan. Untuk air dingin perawat membawa botol minum yang diisi air dan diletakan di kulkas
pantry ruangan. Sebelum datang kepasien peneliti sudah membaca catatan keperawatan yang ada diruangan mengenai
identitas pasien kamar ruangan serta kronologis kejadian penyakit pasien.
Pada An A persiapan bahan dan alat dilakukan setiap hari selama 3 hari berturut-turut. Setelah penggunaan handuk
washlap dicuci kembali sebelum melakukan penelitian selanjutnya. Begitupun padaTn A persiapan bahan dan alat
dilakukan setiap hari selama 3 hari berturut-turut. Setelah penggunaan handuk washlap dicuci kembali sebelum
melakukan penelitian selanjutnya. Untuk Air dingin peneliti meletakan botol aqua di kulkas pantry saat dating dinas.
57

g. Gambaran Diagnosa
Table 4.7 Diagnosa Pasien Closed Fraktur
No Pasien I An A Pasien II Tn A
1. Dx: Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen pencedera Dx: Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen pencedera fisik
fisik (Trauma) (Trauma)
Data Subjektif Data Subjektif
1. An A mengatakan nyeri dikedua kaki 1. Tn A mengatakan nyeri dipergelangan tangan kanan
2. An A mengatakan perih dibagian jahitan 2. Tn A mengatakan kepalanya terasa pusing
dikepalanya kepalanya terasa pusing 3. Tn A mengatakan sulit untuk menggerakan pergelangan
3. An A mengatakan tidak mampu untuk tangan kanan nya
menggerakan kakinya 4. Tn A mengatakan pergelangan tangan bengkak
4. An A mengatakan kedua kaki terasa kram 5. Tn A mengatakan karena nyeri dibagian kepala dan
5. Ibu pasien mengatakan An A tadi malam sulit tidur pergelangan tangan kanan pasien tadi malam sulit tidur
dan menangis karena nyeri. 6. Tn A mengatakan sering mengalami nyeri sendi dan pasien
6. Ibu pasien mengatakan ada bengkak dikedua kaki ada riwayat rematik.
pasien 7. Pasien merasakan lemah belum kuat untuk berjalan dan
58

7. An A mengatakan tidak nyaman dipakaikan bidai berdiri lama


8. Pasien mengatakan merasa kesemutan tadi malam
Data Objektif Data Objektif :
1. Keadaan umum lemah, 1. Usia Pasien 70 tahun
2. Kesadaran compos mentis. 2. Hasil pengukuran tanda-tanda vital didapatkan tekanan
3. Hasil pengukuran tanda-tanda vital didapatkan, darah: 180/100 mmHg, Nadi radialis 90x/menit, teraba
nadi radialis 92 x/menit, teraba kuat dan teratur, kuat dan teratur, suhu tubuh 37,7°C, Respiration Rate (RR)
suhu tubuh 37,6 °C, Respiration Rate (RR) 24 22 x/menit.
x/menit. 3. Pasien tampak meringis sesekali
4. Pengkajian Nyeri di dapatkan 4. Pengkajian Nyeri
P: An A mengatakan nyeri yang dirasakan karena P : Tn A mengatakan nyeri yang dirasakan karena pasien
pasien mengalami kecelakaan ditabrak motor 2 kali mengalami kecelakaan saat berolahraga sehingga terjadi
Q: An A mengatakan nyeri tajam dikedua kaki fraktur
R: An A mengatakan nyeri yang dirasakan berada Q: Tn A mengatakan nyeri tajam dipergelangan tangan
disekita kaki khususnya di paha kanan
S: An A mengatakan skala nyeri yang dirasakan R: Tn A mengatakan Nyeri yang dirasakan berada
pasien untuk nyerinya 6 ( Skala Sedang) disekitar pergelangan tangan kanan
T: An A mengatakan timbulnya nyeri yang S: Tn A mengatakan Skala nyeri yang dirasakan pasien
dirasakan sekitar 10 menit dan konstan tetap untuk nyerinya 5 ( Skala Sedang)
59

5. Pasien tampak meringis sesekali T: Tn A mengatakanTimbulnya nyeri yang dirasakan


6. Tampak jejas di kedua kaki sekitar 5 menit dan konstan tetap
7. Kedua kaki terpasang bidai 5. Tampak jejas dan bengkak di pergelangan tangan
8. Luka lecet di tangan, kaki, badan, dekat alis mata 6. Luka lecet di tangan
dan hidung 7. Pasien Tampak Lemah
9. Kelengkapan ekstremitas Pasien lengkap terdapat 2 8. Kelengkapan ekstremitas Pasien lengkap terdapat 2 tangan
tangan dan 2 kaki dan 2 kaki
10.Pemenuhan kebutuhan personal hygiene , makan, 9. Tidak ada masalah di ekstremitas infperior, tangan kiri
minum, eliminasi pasien dibantu keluarga terdekat pasien normal tidak ada masalah
11.Keadaan tonus otot baik 10. Ada keterbatasan pergerakan atau keterbatasan
12.Kekuatan tonus otot pergelangan tangan kanan karena fraktur
555 555 11. Untuk pemenuhan kebutuhan personal hygiene, makan,
113 113 minum, eliminasi pasien dibantu keluarga terdekat
13.Hasil Rontgen 11 Februari 12. Keadaan tonus otot baik kekuatan tonus otot seperti
Closed Fraktur 1/3 Proximal Femur Dextra dijelaskan dibawah,
Closed Fraktur 1/3 Distal Femur Sinistra 441 444
14.Hasil pemeriksan PMS 444 444
15.Pemeriksaan PMS (Pulse, Motorik dan Sensorik) 13. Pergerakan sendi normal kecuali dibagian pergelangan
didapatkan nadi terasa di bagian arteri dorsal pedis, tangan kanan.
60

pasien mampu menggerakan ujung kakinya, pasien 14. Hasil Rontgen tampak Closed Fraktur di bagian Radius
mampu menebak bagian yang dipegang cotohnya Ulna
ketika peneliti memegang bagian jempol kakinya. 15. Saat dikaji PMS (Pulse, Motorik dan Sensorik), Nadi
teraba di arteri radialis, motorik pasien normal dapat
menggerakan tangannya dan ujung jarinya, saat diperiksa
sensoriknya pasien mampu merasakan tangan peneliti di
ujung jarinya

3. Gambaran Fase Orientasi


Table 4.8 Gambaran Fase Orientasi
Pasien I An A Pasien II Tn A
Pada fase orientasi peneliti memberi salam “ Pada fase orientasi peneliti memberi salam “
Assalamualaikumpermisi buk, dek” dan memperkenalkan diri Assalamualaikum, permisi pak buk” dan memperkenalkan diri
terlebih dahulu kepada ibu pasien dan pasien sebagai mahasiswi terlebih dahulu kepada Anak laki-laki pasien dan pasien
jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang sebagai mahasiswi jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes
melakukan penelitian di Ruang Rawat Seruni. Peneliti Bengkulu yang melakukan penelitian di Ruang Rawat Seruni
menanyakan nama klien serta panggilannya, umur dan keluhan setelah itu mengidentifikasi pasien dengan menanyakan nama
pasien.. Kemudian karena pasien mengeluh nyeri peneliti klien, umur dan keluhan pasien yang dirasakan saat ini..
menanyakan kabar pasien dan nyeri yang dirasakan ternyata Kemudian penelitian menanyakan kabar pasien dan nyeri
61

menurut klien An. A nyeri yang dirasakan pada skala 6 (nyeri yang dirasakan Tn. A pada skala 5 (nyeri sedang). Dari hasil
sedang). Dari hasil yang didapatkan peneliti melakukan yang didapatkan peneliti melakukan informed consent dengan
informed consent dengan menjelaskan bahwa tindakan menjelaskan bahwa tindakan pemberian terapi kompres
pemberian terapi kompres dingin yang bertujuan untuk dingin yang bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan
mengurangi nyeri yang dirasakan sebagai terapi alternative atau sebagai terapi alternative atau komplementer selain pemberian
komplementer selain pemberian obat yang dlakukan sebelum obat yang dlakukan sebelum pemberianobat sore dilakukan
pemberian obat sore dilakukan selama 10 menit untuk 3 hari selama 10 menit untuk 3 hari kedepan. Setalah peneliti
kedepan di jam 16.00-16.20 Setalah peneliti menjelaskan menjelaskan tentang penerapan kompres dingin pasien dan ibu
tentang penerapan kompres dingin pasien dan ibu pasien pasien bersedia menjadi responden dalam penelitian selama 3
bersedia menjadi responden dalam penelitian selama 3 hari. hari. Peneliti menjelaskan alat seperti handuk atau washlap
Peneliti menjelaskan alat seperti handuk atau washlap disiapkan disiapkan dari peneliti
dari peneliti.
Pada hari ke 2 perawat datang sesuai kontrak waktu yang telah Pada hari kedua peneliti datang sesuai kontrak waktu yang
disepakati kemarin yaitu sama seperti jam sebelum nya yaitu telah disepakati setelah pemberian terapi kompres dingin.
jam 16.00 setelah selesai pemberian terapi. memberikan salam Peneliti menyapa anak pasien, anak pasien masih mengingat
dan menyapa adek An A .Peneliti menanyakan kepada adik peneliti, anak pasien mengatakan pasien belum bangun,
apakah masih mengingat peneliti, An A mengatakan masih peneliti mengerti dan menunggu pasien bangun tidak lama
ingat dengan kakak peneliti. Peneliti menanyakan bagaimana kemudia Tn A bangun kira- kira jam 16.10. setelah pasien
nyeri yang dirasakan apakah berkurang atau tidak. An A bangun peeliti bertanya kepada pasien apakah masih ingat?
62

mengatakan nyeri kembali lagi ke skala 6 lagi. Peneliti datang Pasien mengatakan masih ingat dengan peneliti. Peneliti
untuk melakukan kompres dingin. Dan An A tampak senang menanyakan keluhan pasien pada hari ini pasien mengatakan
dan bersedia nyeri yang dirasakan kembali lagi ke skala 5( nyeri sedang)
lagi. Peneliti menanyakan untuk memuulai kompres dingin
pada pasien. Pasien bersedia dilakukan
Pada hari ke tiga perawat datang sesuai kontrak waktu dengan Pada hari ketiga peneliti datang sesuai kontrak waktu dengan
pasien yang disepakati kemarin yaitu sama seperti jam pasien yang disepakati kemarin yaitu sama seperti jam
sebelumnya yaitu jam 16.00 peneliti menanyakan kabar pasien . sebelumnya yaitu jam 16.00, pasien dalam keadaan rileks .
peneliti menanyakan keadaan pasien apakah nyeri berkurang pasien menanyakan kabar pasien dan menanyakan keluhan
atau tidak pasien mengatakan lebih baik keadaanya daripada pasien yang dirasakan , pasien mengatakan nyeri yang
hari pertama nyeri berkurang turun satu tingkat dari kemarin dirasakan berkurang dan lebih ringan dari 2 hari sebelumnya
skala nyeri sekarang skala 5 nyeri sedang . peneliti datang dirasakan berada di (4 nyeri sedang)
untuk mengontrak pemberian kompres dingin hari terakhir,
pasien bersedia menjadi responden.

4. Gambaran Fase Interaksi


Table 4.9 Fase Interaksi pada Pasien Closed Fraktur
Pasien I An A Pasien II Tn A
Pada fase interaksi hari pertama peneliti mempersiapkan alat Pada fase interaksi hari pertama peneliti mempersiapkan alat
terlebih dahulu berupa mengeluarkan air dari kulkas terlebih dahulu berupa mengeluarkan air dari kulkas
63

menuangkan air dingin ke baskom mengukur suhu air menuangkan air dingin ke baskom mengukur suhu air tidak
tidaklebih dari 20° dan tidak kurang dari 15° lalu membawa lebih dari 20° dan tidak kurang dari 15° lalu membawa
baskom berisi air dingin ke ruangan pasien untuk persiapan baskom berisi air dingin ke ruangan. Saat tiba diruangan tirai
lingkungan tirai ditutup demi menjaga privasi keadaan pasien. sudah tertutup duluan privasi sudah terjaga, posisi pasien
Posisi pasien supinasi tidak memakai bantal ruangan dengan supinasi dengan bantal , sebelum melakukan penelitian
cahaya cukup, Sebelum melakukan penelitian peneliti cuci peneliti cuci tangan dengan handsrub dan memakai sarung
tangan dengan handsrub dan memakai sarung tangan. tangan. Kemudian washlap bersih tadi di letakan dalam
Kemudian washlap bersih tadi di letakan dalam baskom, baskom, diperas kemudian diletakan di bagian pergelangan
diperas kemudian diletakan di bagian paha kanan selama 10 tangan kanan selama 10 menit saat mulai tidak terasa dingin
menit saat mulai tidak terasa dingin washlap dicelupkan washlap dicelupkan kembali diperas dan diletakan kembali
kembali diperas dan diletakan kembali dipaha pasien. dipergelangan tangan kanan pasien.
Pada hari kedua dan Ketiga penelitian di fase interaksi terdapat Pada hari kedua dan Ketiga penelitian di fase interaksi
kesamaan prosedur pemberian terapi kompres dingin pada terdapat kesamaan prosedur pemberian terapi kompres dingin
pasien closed Fraktur An A pada pasien closed Fraktur Tn A
64

5. Fase Terminasi
Table 4.10 Fase Terminasi Pasien Closed Fraktur
Pasien I An A Pasien II Tn A
Pada fase terminasi hari pertama peneliti menanyakan perasaan Pada fase terminasi hari pertama peneliti menanyakan
pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin perasaan pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres
dimana An A mengatakan terasa lebih nyaman setelah dingin dimana Tn A mengatakan terasa lebih nyaman setelah
diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah pahanya. diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah
Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan pergelangan tanganya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala
pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turunlebih nyeri yang dirasakan Tn A dimana Tn A mengatakan skala
enakan walaupun tidak terlalubeda jauh. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan turun lebih enakan dan ringan walaupun
skala nyeri yang dirasakan dilevel 5 kemudian peneliti tidak terlalu beda jauh. Pasien mengatakan skala nyeri yang
mengkontrak waktu untuk pemberian penerapan kompres dirasakan dilevel 4 ( nyeri sedang) kemudian peneliti
dingin untuk hari ke dua mengkontrak waktu untuk pemberian penerapan kompres
dingin untuk hari ke dua
Pada fase terminasi hari kedua peneliti menanyakan perasaan Pada fase terminasi hari kedua peneliti menanyakan perasaan
pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin
dimana An A mengatakan terasa sangat nyaman setelah dimana Tn A mengatakan terasa lebih nyaman setelah
diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah pahanya. diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah
Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan. pergelangan tanganya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala
Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turun seperti nyeri yang dirasakan Tn A dimana Tn A mengatakan skala
65

kemarin lebih enakan walaupun tidak terlalu beda jauh. Pasien nyeri yang dirasakan turun lagi seperti kemarin lebih enakan
mengatakan skala nyeri yang dirasakan dilevel 5 kemudian dan ringan walaupun tidak terlalu beda jauh. Pasien
peneliti mengkontrak waktu untuk pemberian penerapan mengatakan skala nyeri yang dirasakan dilevel 4 (nyeri
kompres dingin untuk hari ke tiga sedang) kemudian peneliti mengkontrak waktu untuk
pemberian penerapan kompres dingin untuk hari ke tiga
Pada fase terminasi hari ketiga peneliti menanyakan perasaan Pada fase terminasi hari ketiga peneliti menanyakan perasaan
pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin
dimana An A mengatakan terasa lebih nyaman setelah dimana Tn A mengatakan terasa lebih nyaman setelah
diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah pahanya. diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah
Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan. pergelangan tanganya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala
pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turun 2 angka nyeri yang dirasakan Tn A dimana Tn A mengatakan skala
dari hari pertama. Pasien mengatakan skala nyeri yang nyeri yang dirasakan turun lagi lebih dari kemarin lebih
dirasakan dilevel 4 kemudian peneliti mengakhiri penelitian, enakan dan ringan. nyeri sangat berkurang Pasien mengatakan
berpamitan kepada keluarga dan menjelaskan bahwa ada skala nyeri yang dirasakan dilevel 3 (nyeri ringan) kemudian
perbedaan nyeri yang dirasakan pasien daripada hari pertama peneliti mengakhiri penelitian, berpamitan kepada keluarga
saat pasien tiba di ruangan.peneliti mengucapkan terimakasih dan menjelaskan bahwa ada perbedaan nyeri yang dirasakan
kepada pasien dan mengucapkan salam pasien daripada hari pertama saat pasien tiba di ruangan.
Peneliti mengucapkan terimakasih dan mengucapkan salam
66

B. Pembahasan
1. Gambaran Karakteristik Pasien
Pengkajian keperawatan merupakan pemikiran dasar dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah,
menggali kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental,
sosial, dan lingkungan (Potter & Perry, 2005). Pada tahap pertama Pada
kondisi normal, tulang mampu menahan tekanan, namun jika terjadi
penekanan ataupun benturan yang lebih besar dan melebihi kemampuan
tulang untuk bertahan, maka akan terjadi Fraktur (Garner, 2008; Price &
Wilson, 2006).
Pada umumnya fraktur dapat terjadi karena benturan keras atau trauma
benda tumpul sebagaimana kasus pada An A dimana An A mengalami
trauma akibat kecelakaan lalu lintas di tabrak 2 kali dari depan dan
belakang. Pasien pernah di rawat karena penyakit tifus di Tasikmalaya,
Provinsi Jawa Barat saat usia kurang lebih umur 1 tahun. Tidak ada riwayat
alergi, riwayat merokok ataupun operasi Pasien mengatakan tidak ada
keluarga yang memiliki penyakit keturunan seperti DM hanya saja Ayah An
A punya penyakit Hipertensi, sedangkan Tn A mengalami trauma akibat
kecelakaan tunggal saat berolahraga sebagaimana teori yang menjelaskan
mengenai closed frakur. Pada kasus Tn A dapat dimasukan juga fraktur
akibat patologik dimana umur Tn A sudah memauki 70 tahun dimana
kekuataan otot mulai merapuh atau dikenal juga dengan osteoporosis dan Tn
A juga memiliki penyakit radang sendi atau disebut juga Rematik sebagai
bahan etiologi Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki
penyakit keturunan seperti DM hanya saja anak pertama pasien sudah mulai
sering terkena penyakit hipertensi. Dari Hasil penelitian sesuai dengan
penyebab fraktur terbesar diakibatkan angka kejadian kecelakaan atau
trauma sesuai data Riskesdas 2018, serta kekuatan otot yang mulai merapuh
beriringan dengan usia sesuai dengan faktor predisposisi penyebab yang
dapat menyebabkan fraktur. Sedangkan Dari hasil penelitian tidak
67

ditemukan riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga pada An


A yangdapat menjadi pencetus atau faktor predisposisi penyakit closed
fraktur .
2. Fase Pra Interaksi
Komunikasi dalam fase pra interaksi ini adalah perawat mengumpulkan
data-data riwayat sebelumnya, agar perawat tahu apa saja tindakan yang
boleh dan tidak di lakukan oleh perawat. Perawat juga harus mengikuti
standar operational prosedur yang berlaku agar perawat tidak melenceng
dari peraturan yang berlaku (Mahfud, 2009)
Saat dilakukan pengkajian nyeri Pada pasien dengan closed fraktur yang
mengalami nyeri biasanya terjadi ketidakmampuan melakukan aktivitas
normal dan lebih banyak berbaring ditempat tidur. Saat pengkajian sistem
muskoloskeletal didapatkan pada pasien An A Kelengkapan ekstremitas
pasien terdapat 2 tangan dan 2 kaki, saat dilakukan pengkajian nyeri PQRST
An A mengatakan nyeri yang dirasakan karena pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas ditabrak motor 2 kali, An A mengatakan nyeri yang
dirasakan tajam, An A mengatakan nyeri yang dirasakan berada disekitar
kaki khususnya di area paha dan skala nyeri yang dirasakan pasien di kedua
kaki adalah 6 (nyeri sedang). Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan
sekitar 10 menit dan konstan. Pasien terpasang bidai di kedua kaki, pasien
merasakan lemah dan kram di kaki. Pasien tidak dapat menggerakan kaki.
Pemeriksaan PMS (Pulse, Motorik dan Sensorik) didapatkan nadi terasa di
bagian arteri dorsal pedis, pasien mampu menggerakan ujung kakinya,
pasien mampu menebak bagian yang dipegang. Ekstremitas Superior pasien
yaitu tangan kiri dan kanan pasien normal tidak ada masalah, pasien bisa
memegang handphone. Pemenuhan kebutuhan personal hygiene, makan,
minum, eliminasi pasien dibantu keluarga terdekat. Pergerakan sendi normal
di kedua tangan hanya terdapat masalah di kedua kaki. Keadaan tonus otot
baik kekuatan tonus otot seperti dijelaskan dibawah. Untuk pemenuhan
makan, minum dan buang air kecil pasien dibantu dengan keluarga.
68

555 555
113 113
Pada Kasus Tn A Ekstremitas Pasien lengkap terdapat 2 tangan dan 2
kaki. Pasien tampak lemah belum kuat untuk berjalan dan berdiri lama,
namun tidak ada masalah di ekstremitas inferior. Pasien merasakan nyeri
dipergelangan tangan. Saat dikaji pengkajian nyeri PQRST, Pasien
mengatakan nyeri yang dirasakan karena pasien mengalami kecelakaan saat
berolahraga sehingga terjadi fraktur, Pasien mengatakan nyeri yang
dirasakan tajam. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan di sekitar
pergelangan tangan kanan. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan pasien
untuk nyerinya 5 (Nyeri sedang). Pasien mengatakan timbulnya nyeri yang
dirasakan sekitar 5 menit dan konstan. Saat dikaji PMS (Pulse, Motorik dan
Sensorik), Nadi teraba di arteri radialis, motorik pasien normal dapat
menggerakan tangannya dan ujung jarinya, saat diperiksa sensoriknya
pasien mampu merasakan. Ada keterbatasan pergerakan pergelangan tangan
kanan karena fraktur pergerakan sendi normal kecuali dibagian tangan
kanan.Tangan kiri pasien normal tidak ditemukan masalah. Pemenuhan
kebutuhan personal hygiene, makan, minum, eliminasi pasien dibantu
keluarga terdekat. Keadaan tonus otot baik kekuatan tonus otot seperti
dijelaskan dibawah Untuk pemenuhan makan, minum dan buang air kecil
pasien dibantu dengan keluarga. Dalam hasil yang didapatkan ternyata
pasien closed fraktur merasakan nyeri sedang sebagaimana jurnal penelitian
yang mengambil sampel pasien closed fraktur dengan nyeri sedang.
441 444
444 444
Pada tahap anamnesa awal didapatkan bahwa pada dasarnya yang
ditemukan pada pasien dengan closed fraktur biasanya berhubungan dengan
sistem muskoloskeletal, sistem neurosensori dan menggangu personal
hygiene termasuk makan, minum dan lain-lainya. Pemeriksaaan sistem
neurosensori didapatkan pasien merasakan kesemutan, kebas atau pegal di
69

daerah yang nyeri sebagaimana teori yang ada, saat berlangsungnya


pengkajian pasien merasakan kebas sekali baik pada tn A ataupun An A.
Pada kasus An A dengan keluhan utama nyeri dikedua kaki. Pada sistem
muskoloskeletal An A mengatakan tidak mampu untuk menggerakan
kakinya, An A mengatakan kaki terasa kram karena nyeri ibu pasien
mengatakan An A tadi malam sulit tidur dan menangis. An A mengatakan
tidak nyaman dipakaikan bidai. An A mengatakan perih dibagian jahitan
dikepalanya dan kepalanya terasa pusing. Begitupun keluhan utama pada Tn
A, Tn A mengatakan nyeri dipergelangan tangan kanan dan juga kepalanya
terasa pusing, pasien mengatakan sulit untuk menggerakan tangannya,
pasien juga mengatakan dipergelangan tangan nya bengkak, karena nyeri
dibagian kepala dan pergelangan tangan pasien mengatakan tadi malam sulit
tidur. Dari hasil yang didapatkan dari pasien terhadap masalaah di
muskoloskletal dan neurosensori berhubungan dengan teori yang di
dapatkan
Pemeriksaan Penunjang berupa pemeriksaan radiologi didapatkan hasil
pada An A closed fraktur 1/3 proximal femur dextra, dan closed fraktur 1/3
distal femur sinistra sedangkan Tn A closed fraktur radius ulna sebagaimana
dengan teori yang menunjukan pemeriksaan penunjang pada closed fraktur (
Doengeus, 2010).
Diagnosa pada kasus An. A yang muncul adalah nyeri akut dimana
berhubungan dengan agen pencedera fisik atau trauma akibat kecelakaan
lalu lintas. Pada Tn. A diagnosa yang muncul juga adalah nyeri akut yang
berhubungan dengan agen pencedera fisik atau trauma akibat kecelakaan
tunggal saat berolahraga Diagnosa keperawatan utama pada pasien dengan
Closed Fraktur yang berfokus pada manajemen nyeri adalah nyeri akut
berhubungan dengan pergeseran fragmen tulang yang patah akibat trauma.
Diagnosa ini ditegakkan karena diagnosa keperawatan merupakan
pernyataan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan
yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya
(Potter, 2005).
70

Dalam mengatasi nyeri yang dirasakan maka perawat melakukan


pemberian kompres dingin untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
dimana Pada tindakan kompres dingin dapat memberikan efek fisiologis,
seperti menurunkan respon inflamasi jaringan, menurunkan aliran darah,
dan mengurangi edema (Tamsuri,2017). Semakin tinggi kadar endorphin
seseorang, semakin ringan rasa nyeri yang dirasakan. Produksi endorphin
dapat ditingkatkan melalui stimulasi kulit salah satunya dengan tindakan
kompres dingin (Smeltzer, 2004) jus. Maka dari itu peneliti tertarik
menggunakan kompres dingin untuk mengurangi nyeri yang dirasakan.
Sebelum melakukan penelitian, perawat menyiapkan bahan dan alat 2 hari
sebelum penelitian. Bahan yang digunakan adalah handuk waslap
thermometer air dan baskom dimana semua alat dipinjam di Laboratorium
3. Fase Orientasi
Fase orientasi bertujuan memvalidasi kekuatan data dan rencana yang
telah dibuat sesuai keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil tindakan
yang lalu. harus memperkenalkan dirinya dan begitu pula pasien agar terjadi
hubungan saling percaya, pada saat fase orientasi perawat juga
memberitahukan bagaimana langkah kerja dan kontrak waktu yang
digunakan, agar pasien tidak merasakan waktu yang cukup lama
(Damaiyanti, 2008).
Pada fase orientasi peneliti memberi salam “ Assalamualaikumpermisi
buk, dek” dan memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada ibu pasien dan
pasien sebagai mahasiswi jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu yang melakukan penelitian di Ruang Rawat Seruni. Peneliti
menanyakan nama klien serta panggilannya, umur dan keluhan pasien..
Kemudian karena pasien mengeluh nyeri peneliti menanyakan kabar pasien
dan nyeri yang dirasakan). Dari hasil yang didapatkan peneliti melakukan
informed consent dengan menjelaskan bahwa tindakan pemberian terapi
kompres dingin yang bertujuan untuk mengurangi nyeri yang dirasakan
sebagai terapi alternative atau komplementer selain pemberian obat yang
dlakukan sebelum pemberianobat sore dilakukan selama 10 menit untuk 3
71

hari kedepan di jam 16.00-16.20 Setalah peneliti menjelaskan tentang


penerapan kompres dingin pasien dan keluarga pasien bersedia menjadi
responden dalam penelitian selama 3 hari. Peneliti menjelaskan alat seperti
handuk atau washlap disiapkan. Untuk orientasi selajutnya peneliti lebih
mendekatkan diri dan menanyakan apakah klien masih ingat atau tidak
dengan pasien sebelum prosedur selanjutnya, dan komunikasi tersebut juga
sebagai bahan untuk membi
4. Fase Interaksi
Pada fase interaksi peneliti mempersiapkan alat terlebih dahulu berupa
mengeluarkan air dari kulkas menuangkan air dingin ke baskom mengukur
suhu air tidak lebih dari 20° dan tidak kurang dari 15° lalu membawa
baskom untuk persiapan lingkungan tirai ditutup demi menjaga privasi
keadaan pasien berisi air dingin ke ruangan pasien. Posisi pasien supinasi
tidak memakai bantal atau memakai bantal ruangan dengan cahaya cukup,
Sebelum melakukan penelitian peneliti cuci tangan dengan handsrub dan
memakai sarung tangan. Kemudian washlap bersih tadi di letakan dalam
baskom, diperas kemudian diletakan di bagian yang nyeri selama 10 menit
saat mulai tidak terasa dingin washlap dicelupkan kembali diperas dan
diletakan kembali di daerah nyeri pasien. Pada An A Pada fase interaksi
peneliti mempersiapkan alat terlebih dahulu berupa mengeluarkan air dari
kulkas menuangkan air dingin ke baskom mengukur suhu air tidaklebih dari
20° dan tidak kurang dari 15° lalu membawa baskom untuk persiapan
lingkungan tirai ditutup demi menjaga privasi keadaan pasien berisi air
dingin ke ruangan pasien. Posisi pasien supinasi tidak memakai bantal
ruangan dengan cahaya cukup, Sebelum melakukan penelitian peneliti cuci
tangan dengan handsrub dan memakai sarung tangan. Kemudian washap
bersih tadi di letakan dalam baskom, diperas kemudian diletakan di bagian
paha kanan selama 10 menit saat mulai tidak terasa dingin washlap
dicelupkan kembali diperas dan diletakan kembali dipaha kanan pasien.
dan Tn A Pada fase interaksi peneliti mempersiapkan alat terlebih dahulu
berupa mengeluarkan air dari kulkas menuangkan air dingin ke baskom
72

mengukur suhu air tidak lebih dari 20° dan tidak kurang dari 15° lalu
membawa baskom berisi air dingin ke ruangan. Saat tiba diruangan tirai
sudah tertutup duluan privasi sudah terjaga, posisi pasien supinasi dengan
bantal , sebelum melakukan penelitian peneliti cuci tangan dengan handsrub
dan memakai sarung tangan. Kemudian washap bersih tadi di letakan dalam
baskom, diperas kemudian diletakan di bagian pergelangan tangan kanan
selama 10 menit saat mulai tidak terasa dingin washlap dicelupkan kembali
diperas dan diletakan kembali dipergelangan tangan kanan pasien.
5. Evaluasi
Pada fase terminasi perawat menanyakan perasaan pasien setelah
dilakukan kompres dingin pada Kasus An A dimana An A mengatakan pada
hari pertama terasa lebih nyaman setelah diberikan kompres dingin ada rasa
dingin di daerah pahanya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang
dirasakan pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turunlebih enakan
walaupun tidak terlalubeda jauh. Pasien mengatakan skala nyeri yang
dirasakan dilevel 5 kemudian peneliti mengkontrak waktu untuk pemberian
penerapan kompres dingin untuk hari ke dua. Pada hari kedua ternyata nyeri
yang dirasakan anak kembali terlebih dahulu ke skala 6 dan setelah
pembarian terapi turun lagi ke skala 5 (Skala sedang). Pada fase terminasi
hari ke tiga peneliti menanyakan perasaan nyeri pasien setelah dilakukan
pemberian terapi kompres dingin dimana An A mengatakan terasa lebih
nyaman setelah diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah
pahanya. Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan.
pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan turun 2 angka dari hari
pertama. Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan dilevel 4 (Sedang)
kemudian peneliti mengakhiri penelitian, berpamitan kepada keluarga dan
menjelaskan bahwa ada perbedaan nyeri yang dirasakan pasien daripada
hari pertama saat pasien tiba di ruangan.peneliti mengucapkan terimakasih
kepada pasien dan mengucapkan salam
Pada Kasus Tn A Pada fase terminasi hari pertama peneliti menanyakan
perasaan pasien setelah dilakukan pemberian terapi kompres dingin dimana
73

Tn A mengatakan terasa lebih nyaman setelah diberikan kompres dingin ada


rasa dingin di daerah pergelangan tanganya. Selanjutnya peneliti
menanyakan skala nyeri yang dirasakan Tn A dimana Tn A mengatakan
skala nyeri yang dirasakan turun lebih enakan dan ringan walaupun tidak
terlalu beda jauh. Pasien mengatakan skala nyeri yang dirasakan dilevel 4
( nyeri sedang) kemudian peneliti mengkontrak waktu untuk pemberian
penerapan kompres dingin untuk hari ke dua di terminasi hari kedua skala
nyeri sebelum pemberian terapi tetap di skala 5 dan turun menjadi skala 4
sama seperti hari pertama walau agak lebih baik. Pada fase terminasi hari ke
tiga peneliti menanyakan perasaan pasien setelah dilakukan pemberian
terapi kompres dingin dimana Tn A mengatakan terasa lebih nyaman setelah
diberikan kompres dingin ada rasa dingin di daerah pergelangan tanganya.
Selanjutnya peneliti menanyakan skala nyeri yang dirasakan Tn A dimana
Tn A mengatakan skala nyeri yang dirasakan turun lagi lebih dari kemarin
lebih enakan dan ringan. nyeri sangat berkurang Pasien mengatakan skala
nyeri yang dirasakan dilevel 3 (nyeri ringan) kemudian peneliti mengakhiri
penelitian, berpamitan kepada keluarga dan menjelaskan bahwa ada
perbedaan nyeri yang dirasakan pasien daripada hari pertama saat pasien
tiba di ruangan. Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pasien dan
mengucapkan salam
C. Keterbatasan
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi keterbatasan
penelitian ini. Keterbatasan ini dapat berasal dari peneliti sendiri maupun
pasien. Beberapa keterbatasan yang ada pada peneliti yaitu keterbatasan waktu,
tenaga dan dana penelitian. Dalam bahan penelitian, peneliti sulit mendapatkan
air dingin dan menjaga suhu tetap dingin maka proses pemberian air dingin
dijadikan stok dalam kulkas dan ditambahkan bila suhu berkurang. Secara
teoritis banyak sekali masalah yang harus diteliti dalam masalah closed fraktur,
tetapi maka peneliti ini hanya meneliti beberapa variabel yang terkait dengan
closed fraktur yaitu masalah klinis nyeri, dengan nyeri skala sedang 4-6. Untuk
pasien An A, peneliti harus menjelaskan dengan bahasa yang mudah
74

dimengerti dan menunggu apabila anak sedang bermain. Untuk pasien Tn A


tidak ada keterbatasan khusus hanya Tn a lebih sering tidur.

Anda mungkin juga menyukai