Anda di halaman 1dari 11

Judul Buku : Kepemimpinan, Manajemen dan Team Work Dalam

Keperawatan Edisi 2

Penulis : Petter Ellis & Shirley Bach

Tahun Terbit : 2019

Jumlah Bab : Bab I – Bab IX

Jumlah Halaman : 262 Halaman

Daftar Pustaka : Sebanyak 107

BAB 1

PENGALAMAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

Nilai-nilai dan asumsi mengenai kepemimpinan dan manajemen sebagian

besar berasal dari pengalaman dalam memimpin dan mengelola orang lain, dan

juga pengalaman saat dipimpin dan dikelola orang lain. Artinya, nilai-nilai ini

mencerminkan interprestasi pribadi akan apa yang terjadi selama prosesnya

berlangsung. Cara pandang dan opini mengenai kepemimpinan dan manajemen

yang baik sebagian besar dipengaruhi oleh pengalaman kepemimpinan dan

manajemen kita sendiri, baik sebagai seorang manajer, pemimpin, ataupun

anggota tim yang dipimpin oleh orang lain. Kegagalan untuk memahami alasan

dibalik penerapan suatu pendekatan manajemen atau kepemimpinan tertentu dapat

berujung pada miskonsepsi atau kesalahpahaman. Pemahaman cara kerja


keperawatan dapat mmbantu memahami dunia pekerjaan serta peran yang akan

dipikul.

Manajemen dan kepemimpinan dalam keperawatan adalah pencapian hasil

terbaik dalam rentang yang teratur, berulang, dan adil bagi banyak orang. Kualitas

yang sangat dibutuhkan dari seorang manajer atau pemimpin adalah kemapuan

untuk melihat gambaran secara lebih luas, juga mengantisipasi dan merencanakan

apa saja yang mesti dilakukan oleh tim dan bagaimana melakukannya.

Kepemimpinan dan manajemen sebenarnya tidak hanya mencakup aktivitas yang

perlu dilakukan saat ini, tetapi juga mencakup perencanaan aktivitas depan. Ciri-

ciri seorang manajer atau pemimpin yang baik adalah pemahaman akan apa yang

ingin mereka capai dan kemampuan untuk mengutarakan hal tersebut, dan

mungkin juga kemampuan untuk membagi-bagi tugas kepada anggota tim secara

elektif.

Salah satu definisi nilai yang paling seing dikutip, dan yang berpengaruh

terhadap kepemimpinan keperawatan adalah definisi oleh Scwartz (1993, hal.20),

yang mengemukakan bahwa suatu nilai adalah kepercayaan yang berkaitan

dengan kondisi akhir yang diinginkan atau mode prilaku yang melampaui stiuasi-

situasi tertentu; memberi pedoman seleksi atau evaluasi tingkh laku, orang-orang,

dan peristiwa, serta diatur berdasarkan tingkat kepentingan relatif terhadap nilai-

nilai untuk membentuk suatu sistem prioritas nilai.

Peran seorang pemimpin atau manajer untu memfasilitasi tim dalam

mencapai sasaran-sasaran, apabila ada perbedaan dalam nilai-nilai dan sasaran-

sasaran para anggota tim dengan pwmimpinnya, masalah akan muncul. Ketika

perawat atau pemimpi perawat melupakan nilai yang dianut maka akan
mengabaikan apa yang mulanya ingin dicapai. Suatu metode yang dapat

digunakan untuk memahami nilai-nilai sebagai calon pemimpin atau manajer

adalah menanyakan pertanyaan hipotesis kepada diri sendiri dengan jawaban yang

harus benar-benar rumit dan membuat merenung dengan demikian muncul nilai-

nilai dan landasan motivasi untuk memimpin.

BAB II

TIM DAN KERJA TIM

Memahami dinamika kelompok merupakan titik permulaan untuk

mengetahui cara terbaik bekerja dalam tim dan bersama tim. Dinamika grup

adalah ilmu tentang bagaimana orang-orang berkumpul dan bekerja sama dalan

sebuah tim atau kelompok demi pencapaian suatu sasaran atau tujuan bersama.

Sebuah tim adalah sejumlah orang yang teroganisir untuk berfungi secara

bersama-sama sebagai tim. Sementara itu sebuah kelompom adalah sejumlah

orang yang memiliki kesamaan tertentu diantara para anggotanya, seperti

ketertarikan, kepercayaan, atau tujuan politik. Sama halnya dengan organisasi-

organisasi pada umumnya, suatu tim ada untuk mengerjakan suatu tugas atau

pekerjaan lagi dan lagi, dan seperti suatu organisasi, tujuan dari sebuah tim

adalah untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut secara efektif dan efesien.

Sering dikatakan bahwa sebuah tim secara keseluruhan bekerja lebih

efektif daripada masing-masing anggotanya diminta melakukan tugas yang sama,

dengan kata lain suatu tim dapat melakukan lebih banyak hal dengan lebih efektif
daripada ketika orang-orang dengan jumlah yang sama diminta melakukan tigas

masing-masing tanpa koordinasi yang jelas.

Ketika sebuah tim bekerja bersama dengan baik, akan ada perbedaan yang

mencolok dalam suasana kerjanya. Suatu tim yang tidak efektif akan didominasi

oleh segelintir anggota saja dengan cara pandang dan opini yang kuat. Ini artinya

anggota yang lain bisa merasa terkecuali dari tujuan utama tim tersebut yang

kemudian dapat berujung pada perasaan –perasaan seperti kehilangan hak,

kebosanan, dan kurangnya keterlibatan serta komitmen.

Penggunaan peraturan dan regulasi yang berlebihan dapat berujung pada

merenggangnya pembangunan hubungan informal, yang merupakan proses yang

diperlukan demi mencapai harmoni tim dan suasana yang saling mendukung.

Seorang pemimpin perlu mengetahui regulasi institusi atau hukum mana yang

harus diikuti demi menjaga keselamatan pasien. Anggota-anggota tim harus sadar

akan tanggung jawab profesional masing-masing. Konflik dan perbedaan

pendapat merupakan situasi tidak menyenangkan yang harus ditangani didalam

tim. Apabila tidak dtangani, konflik ini dapat berujung pada saling abai atau

saling menghindari antar anggota tim dan saling memendam perasaan negatif. Hal

ini kemudian, dapat berujung pada penolakan dan rasa frustasi. Jadi penting untuk

melihat perbedaan pendapat sebagai peluang untu meningkatkan hubungan antar

anggota tim, dengan cara membicarakan perbedaan dan membahas alternatif

untuk bisa bekerja sama. Pemimpin tim dapat memposisikan diri ditengah pihak

yang berdiskusi tentunya apabila sudah ada peraturan dasar yang jelas, dan bila

resolusi perbedaan telah ditetapkan sebagai tujuan utama.


BAB III

BEKERJA DENGAN ORANG-ORANG DIDALAM TIM

Seorang pemimpin tim diharapkan memberikan tanggung jawab atas

aktivitas-aktivitas tertentu kepada tim untuk menyelesaikan pekerjaan dengan

berhasil. Tugas tersebut tidak akan berhasil dengan sendirinya atau dengan

menebak-nebak kemapampuan tim. Hal ini membutuhkan pemikiran yang jelas

mengenai apa yang diharapkan dan komunikasi yang jelas serta senantiasa

memonitor kemajuan sepanjang proses pengerjaan tugas. Pembagian tugas

adalaha cara untuk membagi-bagi beban tugas dalam sebuah tim. Dan juga cara

pemimpin untuk menolong anggota tim mengembangkan atau meningkatkan

kemampuan dan keterampilan

Pemimpin harus memiliki kesadaran tidak hanya akan pekerjaan yang

perlu dilakukan oleh tim, tetapi pada keahlian yang dimiliki oleh tim, dapat

memberikan perawatan yang efektif sehingga akan ada peluang untuk

pengembangan staf, peningkatan kepuasan kerja serta promosi. Proses paling

penting bagi meningkatkan kinerja dengan menetapkan sasaran dan

memerintahkan para staf untuk mencapai sasaran kerja tersebut.


BAB IV

MANAJEMEN KONFLIK DAN KETERAMPILAN BERNEGOSI

Keperawatan mencakup aktivitas merawat orang-orang melalui bagian

yang paling sulit sulit dari segi emosional. Dalam latar klinis manapun selalu ada

potensi timbulnya kegelisahan, kebingungan, rasa tertekan, rasa sakit, dan

kepedihan yang dapat memicu konflik. Konflik dapat muncul antara pasien dan

staf perawatan, antara pasiuen dengan pasien, antara staf perawat dan anatara

pasien dan orang terdekat pasien. Keterampilan dalam mengenali konflik adalah

kunci dari ekepemimpinan dan manajemen. Tidak semua konflik melibatkan

kontak fisik, meskipun ketidakpahaman, perdebatan yang panas, atau argument

dapat dengan segera berubah menjadiu kekerasan fisik jika tidak ditangani dengan

baik dan bernegosiasi terhadap konflik tersebut.

Negosiasi adalah proses yang diambil demi mencapai solusi kompromi

atas suatu masalah. Aturan dalam negosiasi adalah mengetahui pencapaian dan

hasil akhir yang bisa diterima demi tgercapainya sasaran penyeleisaian konflik.

JIka konflik tidak dapat terselesaikan dengan baik oleh kedua belah pihak maka

perlu pendekatan pemecahan masalah lain oleh pihak ketiga, penyelesaian

masalah dengan menggunakan mediasi. Mediasi bertujuan untuk membangun

batu loncatan Dario kesepakatan-kesepakata kecil sampai sebuah konsensus dapat

tercapai. Ketika proses negosiasi gagal maka cara lain menyelesaikan konflik

menggunakan arbitrase dan konsiliasi, arbitrase layaknya mediasi menggunakan

individu yang bertindak sebagai pihak ketiga untuk memutuskan dan memaksakan

solusi terakhir atas sebuah konflik. Keputusan tersebut didasarkan pada fakta-
fakta yang dikumpulkan pihak ketiga dan sampai pada kesimpulan untuk

menyelesaikan konflik tersebut.

BAB V

COACHING, MENTORING DAN SUPERVISI KLINIS

Dalam kepemimpinan dan manajemen metode penyokong seperti

coaching, mentoring dan supervisi klinis dapat digunakan untuk meningkatkan

wawasan dan kinerja, meningkatan keterampilan dan pencapaian target kerja

dalam tim. Coaching adalah metode untuk mendukung orang lain agar menjadi

semakin baik dengan cara dikhususkan bagi seorang individu yang didasarkan

pada kepercayaan bahwa individu dapat mengembangkan keterampilan dan

pengetahuan melalui berulang yang dirancang dan dilaksanakan dengan hasil yang

sudah disetujui. Dengan metode ini anggota tim dapat dilibatkan dalam

pengambilan keputusan dan saran-saran untuk penyelesaian tugas. Sama hal nya

dengan mentoring, metode ini juga memberikan bimbingan dan pendalaman

topik-topik yang dapat meningkatkan potensi tim dalam memberikan pelayanan.

Setiap tim yang sudah mendapatkan pelajaran atau pengetahuan baru dapat

dilakukan supervisi oleh pemimpin yang mempunyai keahliaan untuk

mengetahuai sejauh mana perkembangan potensi tim.


BAB VI

KERANGKA KERJA MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan sebagai suatu hal yang dibangun oleh tiga aktivitas yang

saling bertautan dan bergantung yang harus menjadi perhatian seorang pemimpin

dalam menjalankan perannya. Tugasnya, timnya serta para individu didalamnya.

Peran seorang pemimpin adalah melaksanakan tugas dengan membangun dan

mengembangkan timnya, sekaligus mengembangkan individu-individu yang

membentuk tim tersebut. Fungsi seorang pemimpin yang memampukan mereka

melaksanakan tugas adalah pendefinisian tugas, perencanaan penyelesaian tugas,

melakukan briefing tim, dan mengontrol proses. Seorang pemimpin juga perlu

melakukan evaluasi, motivasi, organisasi dan pemberian contoh terhadap tim

secara keseluruhan dan kepada masing-masing individu agar tercapainya tujuan

kerja didlam tim tersebut


BAB VII

MENINGKATKAN LAYANAN, MENGUBAH KETERAMPILAN

MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN

Layanana kesehatan sekarang sudah banyak mengalami perubahan,

perubahan ini biasanya berdasarkan kebijakan penstrukturan ulang organisasi,

atau kemajuan dalam ilmu-ilmu kesehatan. Menjalankan dan mengoordinasikan

perubahan memerlukan keterampilan kepemimpinan dan manajemen yang baik.

Dibutuhkan visi dan keterampilan perencanaan yang andal. Kebanyakan gagasan-

gagasan terbaik mengenai perubahan sistem praktik gagal karena persiapan dan

perencanaan yang tidak memadai. Persiapan yang buruk akan berujung pada

masalah saat implementasi, staf yang frustasi dan hasil yang tidak memuaskan

dengan demikian sebagai perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan dan

kemampuan sehingga mampu meningkatkan pelayanan kesehatan yang inovatif.

Kreativitas dan fleksibilitas para perawat pada tempat kerjaa, menyelesaikan

masalah dengan baik dan memilki keahlihan khusus dalam memberikan

pelayanan, dengan demikian perawat memliki kecendrungan melakukan aktivitas

wirausaha dalam proses pelayanan perawatan pasien.


BAB VIII

MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BELAJAR

Keperawatan sama halnya dengan layanan kesehatan dan sosial lainnya,

yang terus berkembang dan berevolusi. Profesionalisme yang bertambah dalam

keperawatan didemostrasikan oleh pergerakan kearah profesi seua lulusan yang

menuntun perawat agar semakin memperhatikan pengembangan dan pembelajaran

demi memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan. Lingkungan belajar pada

dasarnya adalah sikap, nilai dan tindakan yang menciptakan budaya dimana

pembelajaran dan perkembangan terjadi.

Nursing dan Midwifery Council (NMC, 2002) menyatakan bahwa

pembelajaran seumur hidup memerlukan pendekatan bertanya atas praktik

keperawtan dan kebidanan, juga atas masalah-masalah yang berdampak pada

praktek tersebut. Peran dari para manajer dan pemimpin dalam mengembangkan

lingkungan perawatan yang mendukung lingkungan belajar sangat lah penting.

Menciptakan lingkungan belajar adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh

pemimpin dengan memberi teladan, tidak hanya dengan cara menempuh

pendidikan formal, tetapi juga dengan belajar dari anggota timnya, kliennya, dari

keluhan-keluhan yang masuk dan dari praktik mandiri. Manfaat yang terkait

dalam pembelajaran berbasis kerja dalam pemberian pelayanan kesehatan sangat

ditekankan saat ini karena dengan pembelajaran berbasis kerja ini mampu

membangun tenaga kerja yang beralih dan mempunyai keterampilan kopetensi

teknis dan mampu beradaptasi dan berkembang sesuai dengan lingkungan yang

sedang dihadapi dan dapat meningkatkan keefektifan dalam bekerja.


BAB IX

MENGEMBANGKAN RASA PERCAYA DIRI SEBAGAI

SEORANG MANAJER DAN PEMIMPIN

Bertumbuh sebagai seorang pemimpin atau manajer dalam pandangan tim

dengan cara mewujudkan perubahan-perubahan kecil namun signifikan.

Memfasilitasi dan mewujudkan perubahan yang tidak saja meningkatkan taraf

kebahagiaan tim, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan cinta sebagai

seorang manajer, serta rasa percaya tim terhadap pemimpin, menganggap

pemimpin sebagai seorang yang peduli dengan tim dan mampu bekerja dengan

benar. Rasa percaya diri datang ketika dilatih, baik dari penerapan kepemimpinan

dengan mengembangkan dan menjaga hubungan baik dengan para staf, dan

mampu mempelajari diri sendiri sebagai seorang pemimpin. Sebagai seorang

manajer dan pemimpin yanng mempunyai sikap percaya diri akan mengenali

bahwa kepentingan suatu tim lebih besar dari epentingan perseorangan. Sikap

fokus pada tim tersebut akan membangun rasa percaya dalam sebuah tim.

Anda mungkin juga menyukai