Anda di halaman 1dari 4

Buatlah pandangan anda melalui kelompok tugas dengan tema “Dampak dan

Ancaman Virus Corona (Covid-19) terhadap perusahaan dan


pekerja/karyawan” dengan menjelaskan :

1. Situasi saat ini terhadap aktivitas, ekonomi, kuantitas dan kualitas


pekerjaan.
2. Dampak corona terhadap pekerjaan (Berdasarkan Sumber)
3. Bagaimana perusahaan/instansi mengelarkan pilar utama mitigasi dampak
Corona Virus (Covid-19)

JAWAB :

1. Situasi saat ini terhadap aktivitas perusahaan, menurut kelompok kami jadi
bahwasannya dalam beberapa perusahaan aktivitas cenderung menurun yang
mana beberapa kegiatan lebih cenderung dilakukan di dalam rumah melalui
daring/online (pada Bank). Namun pada perusahaan seperti perusahaan PTP
Nusantara (Perkebunan Kelapa Sawit) aktivitas di lapangan tetap berlanjut seperti
biasa yang mana para karyawan tetap bekerja untuk memanen buah sawit, namun
kegiatan di perkantoran mereka sudah mulai tampak menurun tidak seperti
biasanya yang mana jadwal mereka sudah lebih cepat pulang dan mereka
cenderung lebih aktiv di didalam rumah ketimbang aktivitas di luar rumah.

Situasi saat ini terhadap ekonomi perusahaan kalau melihat dari situasi
dari pada PTP Nusantara (Perkebunan Kelapa Sawit). Situasi perekonomian masih
dapat di katakan masih dalam keadaan yang baik dan dalam batas kewajaran.
Dapat kita ketahui sendiri dari penjelasan sebelumnya pada paragraf pertama yang
mana karyawan perusahaan di bagian lapangan tetap bekerja seperti biasa oleh
karena itu untuk produksi mereka tetap berjalan baik dan lancar seperti biasa.

Situasi saat ini terhadap kuantitas dan kualitas pekerjaan, menurut


pandangan kelompok kami tentang kuantitas dan kualitas pekerjaan yang kami
tinjau dari perusahaan PTP Nusantara (Perkebunan Kelapa Sawit), masih bisa
berjalan seperti standart operasional di perusahaan mereka.

2. Jadi ada beberapa sumber yang kami ambil dan diantaranya :


 https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4214725/akibat-corona-covid-19-
75-juta-pekerja-industri-pariwisata-terancam-kehilangan-pekerjaan

menurut sumber di atas bahwasannya :

Akibat Corona COVID-19, 75 Juta Pekerja Industri Pariwisata Terancam


Kehilangan Pekerjaan yang mana, COVID-19 membawa dampak yang sangat
besar dalam pekerjaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan World Travel &
Tourism Council (WTTC), 75 juta orang yang bekerja di industri perjalanan dan
pariwisata di seluruh dunia bisa kehilangan pekerjaan mereka.

Setiap hari, satu juta pekerjaan di sektor perjalanan dan pariwisata hilang,
kata temuan itu, seperti dilansir dari Independent, Senin (30/3/2020).

Angka tersebut meningkat 50 persen dari prediksi yang dibuat oleh WTTC
kurang dari dua minggu lalu dan memiliki implikasi parah bagi ekonomi dunia.
Tahun ini saja, kerugian produk domestik bruto (PDB) perjalanan dan pariwisata
terhadap ekonomi dunia bisa mencapai 2,1 triliun dolar AS.

Wilayah Asia Pasifik diperkirakan akan terkena dampak paling besar,


dengan risiko hingga 49 juta pekerjaan. Di Eropa, hingga 10 juta pekerjaan,
dengan Jerman yang paling terpukul, diikuti oleh Rusia.

Amerika juga sekitar 10 juta pekerjaan hilang, dengan tujuh juta di


antaranya tersebar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Gloria Guevara, presiden dan CEO WTTC, mengatakan bahwa jumlah


pekerjaan yang sekarang berisiko di sektor perjalanan dan pariwisata global
mencapai 75 juta, membawa kekhawatiran nyata dan mendalam bagi jutaan
keluarga di seluruh dunia.

"Angka baru yang mengerikan itu juga menunjukkan keterlambatan


banyak pemerintah di dunia untuk bereaksi cepat untuk memberikan bantuan
kepada sektor yang menjadi tulang punggung ekonomi global," kata Gloria.

 https://www.merdeka.com/uang/akibat-virus-corona-247-juta-orang-
terancam-kehilangan-pekerjaan.html

menurut sumber di atas bahwasannya :

Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan antara 5,3 juta


hingga 24,7 juta orang di dunia terancam kehilangan pekerjaan akibat dari krisis
ekonomi dan tenaga kerja yang disebabkan oleh pandemi virus corona. Hal ini
tercermin dari krisis tahun 2008, di mana jumlah pengangguran global meningkat
menjadi 22 juta orang.

Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan, Rabu (18/3), ILO


memperkirakan pengangguran terselubung juga akan meningkat secara besar-
besaran, karena konsekuensi ekonomi dari wabah virus diterjemahkan menjadi
pengurangan dalam jam kerja dan upah.

Selain itu, wirausaha di negara-negara berkembang, yang sering berfungsi


untuk meredam dampak perubahan, mungkin tidak melakukannya kali ini karena
pembatasan pergerakan orang dan barang. Menurut laporan itu, kemerosotan
dalam pekerjaan juga berarti kerugian pendapatan yang besar bagi pekerja, antara
USD 860 miliar hingga USD 3,4 triliun pada akhir 2020.

"Ini bukan lagi hanya krisis kesehatan global, ini juga merupakan krisis
pasar tenaga kerja utama dan ekonomi yang berdampak besar pada manusia," kata
Direktur Jenderal ILO, Guy Ryder, dikutip Antara, Kamis (19/3).

Laporan, "COVID-19 dan dunia kerja: Dampak dan tanggapan",


menyerukan langkah-langkah mendesak, berskala besar dan terkoordinasi di tiga
pilar. Di antaranya melindungi pekerja di tempat kerja, merangsang ekonomi dan
pekerjaan, serta mendukung pekerjaan dan pendapatan.

Menurut laporan itu, langkah-langkah ini akan mencakup memperluas


perlindungan sosial, mendukung retensi pekerjaan, dan bantuan keuangan serta
pajak untuk usaha mikro, kecil dan menengah.

3. Kami mengambil salah satu contoh dari sebuah perusahaan yang bernama
MODALKU. Modalku sebagai perusahaan financial technologi (fintech)
menerapkan prinsip responsible lending sebagai langkah mitigasi risiko untuk
antisipasi dampak dari COVID-19. Bagi perusahaan, prinsip ini adalah asas
operasi Modalku dalam melakukan penilaian terhadap UMKM peminjam dan
kemampuan finansial mereka untuk melunasi pinjaman. Modalku juga memiliki
tanggung jawab terhadap para pemberi pinjaman yang turut mendukung
perkembangan UMKM. Modalku Ambil 3 Langkah Mitigasi Risiko Antisipasi
Dampak Covid-19, dan caranya sebagai berikut.

Menurutnya, Modalku telah menerapkan langkah-langkah untuk


memantau dan mengelola risiko pada portofolio dalam beberapa waktu ke depan.
Beberapa langkah yang diambil adalah pertama, Modalku akan melakukan
proses seleksi yang lebih comprehensive terhadap calon peminjam maupun
UMKM yang sudah menjadi peminjam di Modalku. Beberapa industri seperti
food & beverage, travel, perdagangan lintas negara, dan industri jasa yang
bergantung pada tenaga kerja dari negara-negara yang terkena dampak di Asia
Tenggara akan mendapat perhatian lebih dari Modalku ketika melakukan
penilaian pengajuan pinjaman.

Kedua, Modalku akan bereaksi lebih cepat terhadap perubahan kondisi


ekonomi makro dengan menyesuaikan batas jumlah (limit) serta jangka waktu
pinjaman (tenor). Angka limit & tenor pinjaman akan disesuaikan dengan jenis
pinjaman dan profil bisnis masing-masing UMKM sehingga untuk penyesuaian
ini akan dilakukan kasus per kasus.
Ketiga, memaksimalkan kolaborasi dengan platform e-commerce yang
sebagian besar penjualnya masuk ke dalam segmen mikro. Di kondisi pentingnya
physical distancing saat ini, transaksi bisnis melalui e-commerce bisa berkembang
dengan baik karena masyarakat akan cenderung memilih berbelanja secara online,
baik itu dalam memenuhi kebutuhan pokok maupun obat- obatan/ kesehatan.

"Secara berkala, kami akan terus mengelola langkah-langkah tersebut


dengan hati–hati dan mengembangkan kemampuan manajemen risiko sesuai
dengan situasi ekonomi global saat ini. Modalku juga akan terus berkoordinasi
dengan OJK sebagai regulator & AFPI sebagai asosiasi sehingga langkah-langkah
yang kami ambil sesuai dengan regulasi dari OJK," jelas Reynold Wijaya (CEO
Modalku).

Menurut Reynold (CEO Modalku), Modalku mengutamakan kesehatan


karyawan dan telah efektif memberlakukan work from home hampir kepada
seluruh karyawan untuk mengurangi penyebaran Covid-19. Namun, Modalku
akan tetap beroperasi dan bisa dihubungi melalui fitur Live Chat yang tersedia
pada website Modalku untuk melayani kebutuhan para UMKM serta pemberi
pinjaman.

Anda mungkin juga menyukai