Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. N DENGAN STROKE NON HEMORAGIC


DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6 B

1. Helena Adventia 1914901210113


2. Henny Kusuma W. 1914901210114
3. Indah Nurhayati 1914901210115
4. Isful Harnani 1914901210116
5. Ismi Noraida 1914901210117
6. M. Sapriliani Jamaludin 1914901210118

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM S.1 KEPERAWATAN PROFESI NERS
2020
ASUHAN KEPERAWATAN
(Mini Cex)

Nama Mahasiswa : Henny Kusuma Wardani


NPM : 1914901210114
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2020
Ruangan : Stroek Center
Tanggal Pengkajian : 22 April 2020
Jam : 10.00 WITA

I. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata Klien
- Nama : Ny. S
- Usia : 64 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Alamat : Jl. Salat Makmur
- Status Pernikahan : Menikah
- Agama : Islam
- Pekerjaan : IRT
- Diagnosa medik : Infark Cerebri Embolik,HF, Pneumonia
- No. Medical Record : 1-XX-XX-XX
- Tanggal Masuk : 17 April 2020

Penanggung Jawab
- Nama : Ny. G
- Usia : 43 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Pekerjaan : PNS
- Hubungan dengan klien : Saudara
II. KELUHAN UTAMA
Klien masuk RS dengan keadaan penurunan kesadaran, membuka mata dan
mengerang dengan rangsangan nyeri, tidak bisa berbicara, nafas irreguler,
terdapat retraksi dada .

III.RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Sebelum masuk RS, pada tanggal 9 April 2020 klien ada menggalami terjatuh
di meja makan. Datang ke RS dalam keadaan penuruna kesadaran, membuka
mata dan mengerang dengan rangsangan nyeri, tidak bisa berbicara, nafas
irreguler, terdapat retraksi dada .

2. Riwayat Kesehatan Lalu


Saudara klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kejadian seperti ini
sebelumnya dan tidak ada penyakit keturunan hipertensi dan diabetes mellitus.
Saudara klien juga mengatakan, klien tidak pernah masuk rumah sakit
sebelumnya

3. Riwayat Kesehatan Keluarg


Genogram:
Keterangan:
: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Klien
IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Keluarga klien mengatakan, hubungan klien dengan orang lain baik, hubungan
klien dengan keluarga baik, klien selalu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
(tetangga) ditempat klien tinggal. Selama dirumah sakit klien tidak mampu
bersosialisasi dengan sesama pasien di ruangan stroke center karena harus tirah
baring, Klien tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan perawat dan tenaga
medis lainnya, di karenakan klien hanya bisa merespon saat diberikan
rangsangan nyeri. Keluarga klien mengatakan klien merasa tidak terbebani deng
an biaya rumah sakit.

V. RIWAYAT SPIRITUAL
Keluarga klien mengatakan klien beragama islam, keluaga klien selalu
mendoakan kesembuhan klien karena keluarga percaya hanya Allah SWT yang
maha menyembuhkan penyakit yang dialami klien. Klien selalu mengerjakan
sholat 5 waktu, tetapi selama dirumah sakit klien tidak bisa melakukan sholat 5
waktu karena klien mengalami penurunan kesadaran.

VI.     PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan umum klien
-     Tanda-tanda dari distress                 : Tidak ada
-     Penampilan dihubungkan dengan usia       : Klien tampak lemah dan lemas

-     Ekspresi wajah, bicara, mood          : Ekspresi wajah klien tidak ada,
klien tidak sadarkan diri
-     Berpakaian dan kebersihan umum   : Klien terlihat rapi
-     Tinggi badan, BB, IMT : -
- Gaya berjalan      : Klien hanya tirah baring

2. Tanda-tanda vital
TD : 120/86 mmHg
RR : 32 x/menit
T : 35,80 C
N : 138 x/ menit
SpO2 : 99 % (dengan nasal kanul 3 lpm)

3. Sistem pernafasan
- Hidung :  Normal, napas terlihat cepat
- Leher :  Tidak ada pembesaran
- Dada :
 Bentuk dada : Simetris: Normal
 Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan transversi: Normal
 Gerakan dada :Tidak ada retraksi
 Keadaan proxsesus xipoideus: Normal
 Suara nafas :Vesikuler
 Apakah ada suara nafas tambahan :Tida kada
 Apakah ada clubbing :Tidak ada

4. Sistem kardiovaskuler
- Conjuctiva : Terlihat anemis
- Bibir : Terlihat pucat dan tidak cyanosis,
- Tekanan vena jugularis : Tidak ada tekanan vena jugularis
- Ukuran jantung : Tidak terkaji
- Ictus cordis/apex : Tidak terkaji
- Suara jantung : Normal
- Capillary refilling time : Normal kembali ≤ 2 detik
5. Sistem perncernaan
- Bibir : Tampak kering
- Mulut : Tidak ada gangguan, mulut tampak kotor
- Gaster : Normal , tidak ada nyeri
- Abdomen : Normal , tidak ada nyeri
- Anus : Tidak terkaji

6. Sistem indra
- Mata : Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, tampak secret
- Hidung : Tidak ada pembesaran polip, tidak terdapat secret
- Telinga : Keadaan daun telinga normal, fungsi pendengaran baik, tidak
tampak secret telinga

7. Sistem saraf
a. Fungsi cerebral
Status mental : Status mental Kritis
Kesadaran : Stupor
Bicara : Tidak bisa bicara, hanya merasa jika diberi
rangsangan nyeri

b. Fungsi kranial
Saraf I Olfaktori : Sulit dinilai
Saraf II Optikus : Sulit dinilai
Saraf III Okulomotoris : Sulit dinilai
Saraf IV Trochlearis : Sulit dinilai
Saraf V Trigeminus : Sulit dinilai
Saraf VI Abdusen : Sulit dinilai
Saraf VII Fasialis : Wajah simetris
Saraf VIII Verstibulocochlearis : Sulit dinilai
Saraf IX Glosofaringeus : Sulit dinilai
Saraf X Vagus : Refleks muntah (+)
Saraf XI Asesoris : Sulit dinilai
Saraf XII hipoglusus : Tidak mampu bicara

c. Fungsi motorik : Sulit dinilai

8. Sistem musculoskeletal
- Kepala : Struktur kepala simetris, hasil CT Scan menunjukkan adanya
pendarahan intra cerebri embolik hemisper kiri.
- Vertebrae : Normal, tidak ada trauma.
- Lutut : Klien tidak mampu menggerakkan lutut kiri dan kanan karena
kesadaran klien stupor.
- Kaki : Klien tidak mampu menggerakkan kaki kiri secara mandiri
dan kaki kanan karena kesadaran klien stupor.

- Tangan : Klien tidak mampu menggerakkan tangan kiri secara mandiri


dan tangan kanan karena kesadaran klien stupor.
- Skala kekuatan otot : 2 2
2 2

9. Sistem integumen
- Rambut : Rambut klien tampak bersih, tidak ada kotoran, tekstur
lembut dan tidak kering.
- Kulit : Warna kulit sawo matang, kebersihan kulit baik, tidak
terdapat lesi dan odema pada kulit, suhu tubuh teraba hangat
(36,8ºC ), turgor kulit: kembali ke semula setelah ditekan
> 2 detik).
- Kuku : Kuku klien berwarna merah muda, kebersihan kuku baik.

10. Sistem endokrin


- Kelenjar tiroid    : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
- Percepatan pertumbuhan   : Normal
- Gejala kreatinisme  atau gigantisme     : Normal, tidak ada gejala
- Ekskresi urine berlebihan , polydipsi, poliphagi   : Eliminasi urine klien
menggunakan dower catheter.
- Suhu tubuh yang tidak seimbang ,keringat berlebihan, leher kaku : Suhu tubuh
normal 36, 80 C, tidak ada keringat berlebih, dan leher sudah tidak tegang
lagi.
- Riwayat bekas air seni dikelilingi  semut   : Tidak terkaji

11.Sistem perkemihan
- Edema palpebra  :Tidak terkaji
- Moon face          :Tidak terkaji
- Edema anasarka :Tidak terkaji
- Keadaan kandung kemih   :Tidak terkaji
- Nocturia, dysuria, kencing batu    :Tidak terkaji
- Penyakit hubungan sexual      :Tidak terkaji

12. Sistem reproduksi


Perempuan
- Payudara  (putting, areola mammae, besar, perbandingan kiri dan kanan)   :
Tidak terkaji
- Labia mayora dan minora    : Tidak terkaji
- Haid pertama     : Tidak terkaji
- Siklus haid      : Tidak terkaji

13. Sistem immune


Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan dan obat.

VII. AKTIVITAS SEHARI-HARI


A.  Kebutuhan Nutrisi
- Selera makan  : Anak pasien mengatakan sebelum sakit tidak ada masalah
dengan selera makan pasien, selama sakit psien mulai tidak napsu makan dan
mudah tersedak. Dan ketika dikaji pasien tidak bisa makan per oral.
- Menu makan dalam 24 jam   : Sebelum dirawat pasien makan tanpa
pantangan. Selama di rawat diet yang diberikan adalah diet cair RGRL
- Frekuensi makan dalam 24 jam    : Anak pasien mengatakan sebelum sakit
frekuensi makan pasien sedikit tapi sering, selama di rawat diit yang diberikan
6x200cc diet cair
- Makanan yang disukai dan makanan pantangan   : Tidak ada pantangan
- Pembatasan pola makanan      : Anak pasien mengatakan sebelum sakit pasien
mengurangi makanan yang asin dan berlemak
- Cara makan  ( Bersama keluarga, alat makan yang digunakan )    : Makan
bersama keluarga dalam satu rumah dan tidak dipisah alat makannya.
- Ritual sebelum makan : Berdoa bersama sebelum makan

A. Kebutuhan Cairan
- Jenis minuman  yang dikonsumsi dalam 24 jam : Sebelum dirawat pasien
minum air mineral sedikit. Setelah sakit pasien mengalami muntah tiap makan
dan minum.Terapi yang diberikan cairan NaCl 0,9% 1500 cc/24 jam
- Frekuensi minum : Sebelum sakit pasien minum sedikit tapi sering. Selama
sakit pasien tidak mampu minum per oral dikarenakan penurunan kesadaran.
- Kebutuhan cairan dalam 24 jam : Tidak terkaji

C.  Kebutuhan Eliminasi  ( BAB  & BAK )


- Tempat pembuangan : Selama sakit pasien terpasang DC untuk pengeluaran
urin dan terpasang pampers untuk BAB
- Frekuensi : Produksi urine 150 cc/5jam
- Konsistensi    : Urine terlihat kuning dan pekat, Feses tidak terkaji
- Kesulitan dan cara menanganinya    : Tidak ada
- Obat-obat untuk memperlancar BAB/BAK    : Tidak ada

A. Perhitungan intake dan output cairan (balance cairan): Input 1500cc/24jam, urine
yang keluar 720cc/24 jam. Balance cairan -700cc. Pasien mengalami dehidrasi.

E.  Kebutuhan Istirahat Tidur


- Apakah cepat  tertidur  : Tidak terkaji, Selama di rawat pasien mengalami
penurunan kesadaran
- Jam tidur  (siang/malam) : Tidak terjaji
- Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan   : Tidak terkaji
- Apakah tidur secara rutin : Tidak terkaji

F. Kebutuhan Olahraga:
- Program olahraga tertentu   : Tidak ada
- Berapa lama melakukan dan jenisnya  : Tidak ada
- Perasaan setelah melakukan olahraga  : Tidak ada
G.   Rokok / alcohol dan obat-obatan
- Apakah merokok : Tidak ada riwayat merokok
- Apakah minum minuman keras : Tidak ada riwayat minum alkohol
- Kecanduan kopi, alkohol, tea  atau minuman ringan : Tidak ada
- Apakah mengkonsumsi obat dari dokter  (marihuana, piltidur, obatbius)    :
Pasien minum obat dari dokter karna riwayat gastritis, jenis obat tidak terkaji,
karna obat tidak dibawa.

H.  Personal hygiene


- Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu)  : Selama sakit
pasien diseka anak pasien dan dibantu oleh perawat ruangan.
- Cuci rambut   : Selama dirawat pasien belum dilakukan cuci rambut
- Gunting kuku    : Kuku pasien tampak bersih.
- Gosok gigi      : Selama pasien dirawat pasien tidak melakukan oral hygiene

I. Aktivitas / mobilitas fisik


- Kegiatan sehari-hari        : Pasien mengalami penurunan kesadaran (stupor)
- Pengaturan jadwal  harian    : Tidak ada
- Penggunaan alat bantu untuk aktivitas   : Tidak ada
- Kesulitan pergerakan tubuh : Penurunan kesadaran, Pasien hanya respon
terhadap rangsangan nyeri
- Skala aktivitas : 5 Tergantung secara total (1-5)

A. Rekreasi
- Bagaimana perasaan anda saat bekerja   : Tidak terkaji
- Berapa banyak waktu luang      : Tidak terkaji
- Apakah puas setelah rekreasi  : Tidak terkaji
- Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang     : Tidak terkaji
- Bagaimana perbedaan hari libur  dan hari kerja   : Tidak terkaji

VIII.   PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Tanggal Pemeriksaan:
-     Laboratorium  (tulis nilai normalnya)      : Terlampir
-     Ro foto      : Terlampir
-     CT Scan     : Terlampir
-     MRI, USG, EEG, ECG, dll.:

IX.          Therapy saat ini  (tulis dengan rinci)


Nama Obat Komposisi Golong Indikasi/Kontaindikasi Dosis Cara
an Obat Pemberian
NaCl Natrium Obat Indikasi : Mengganti 20 Tpm Intravena
Clorida 0.9% Keras cairan tubuh yang
hilang karena
beberapa faktor
berfungsi sebagai
pengatur
keseimbangan cairan
tubuh

Kontraindikasi :
SNMC Monoammoniu Obat Indikasi : Obat yang 2x1 Drip
(Stronger m Keras digunakan untuk Ampul
Neo- Glycyrrhizinat memperbaiki fungsi 20 mL
Minophage e 40mg, Asam hati abnormal pada
n C) Amino Asetat penyakit hati kronis.
400mg, L-
Sistein HCl Kontraidikasi : Tidak
20mg. boleh digunakan oleh
pasien yang telah
diketahui memiliki
alergi terhadap
kandungan SNMC
dan pasien dengan
riwayat
aldosteronisme,
miopati, dan
hipopotasemia.
Citicoline Citicoline 500 Obat Indikasi : Untuk 2x250 Injeksi
mg, Citicoline Keras membantu menangani mg Intravena
1000 mg penurunan
kemampuan kognitif
pada usia lanjut.

Kontraindikasi : tidak
boleh diberikan pada
penderita hipertonia
sistem saraf
parasimpatis.
OMZ Omeprazole 40 Obat Indikasi : Untuk 1X40 mg Injeksi
(Omeprazol mg Keras mengatasi penyakit Intravena
e) yang disebabkan oleh
asam lambung.

Kontraidikasi :
Hipersensitif terhadap
OMZ, pasien yang
sedang mengkonsumsi
obat-obatan yang
mengandung
Rilpivirine,
Nelfinavir, Atazanavir
CPg Clopidogel 75 Obat Indikasi : Untuk 1x75 mg Oral
mg Keras membantu mencegah
serangan jantung dan
stroke pada orang
dengan penyakit
jantung, stroke, atau
penyakit sirkulasi
darah.

Kontraindikasi :
hindari pemberian
pada pasien penderita
gangguan organ hati,
gangguan ginjal, tukak
lambung dan
gangguan pembekuan
darah seperti
hemofilia.
Aspilet Acetylsalicylic Obat Indikasi : Untuk terapi 1x80 mg Oral
Acid 80 mg Bebas pengobatan dan
pencegahan angina
pektoris dan infark
miokardium.

Kontraindikasi :
Gangguan perdarahan,
asma, tukak lambung
aktif.
Curcuma Ekstrak Herbal Indikasi : Untuk 3x1 tab Oral
Curcuma mengembalikan nafsu
Xanthorrhiza makan. Selain itu,
Rhizome orang yang memiliki
masalah fungsi hati
untuk memelihara
fungsi hati, juga bisa
dikonsumsi oleh
pasien yang memiliki
kondisi medis
penyakit jantung.

Kontraindikasi :
Adanya alergi atau
hipersensitifitas
terhadap kandugan
curcuma.
HASIL LABORATORIUM
HASIL CT SCAN
FOTO THORAK

FOTO EKG
XI. ANALISIS DATA
NO Tanggal/Jam Data Fokus Etiologi Problem
1. 15 April 2020 DS : Defisit volume Asupan
Pukul 10.00 Pasien mengeluh mengalami mu cairan cairan
WITA ntah sebanyak 2x, nafsu makan menurun
berkurang
DO :
 GSC: E3V3M3, Kesadaran
stupor
 Mukosa bibir kering
 PU 150 cc/ 5 jam atau 30
cc/jam
 Konsentrasi urine kuning
pekat
 TTV nadi meningkat
 Kulit terasa kering
 CRT > 2 detik
 Balance cairan -700cc. Pasie
n mengalami dehidras
2. 15 April 2020 DS: Hambatan Penurunan
Pukul 10.00 Pasien mengeluh mengalami kel mobilitas fisik kekuatan otot
WITA emahan anggota gerak pada kaki
dan tangan di sebelah kanan,
serta badan terasa lemas
DO:
 Klien mengalami kelema
han anggota gerak pada
kaki dan tangan di
sebelah kanan
 Skala kekuatan otot :
2 2
2 2
 Kesadaran stupor
 Klien hanya tirah baring
 Klien terlihat lemas dan
lemah
3. 15 April 2020 Faktor resiko: Resiko gangguan
Pukul 10.00  Status mental kritis perfusi serebral
WITA  Kesadaran stupor
 Berbicara tidak jelas hanya
merasa jika diberi ransangan
nyeri
 Klien mengalami sakit
intracerebral hemorrhage
(ICH)

4. 15 April 2020 Faktor Resiko: Resiko


Pukul 10.00  Klien mengalami kelema keerusakan
WITA
han anggota gerak pada integritas kulit
kaki dan tangan di
sebelah kanan
 Kesadaran stupor
 Klien hanya tirah baring
 Klien terlihat lemas dan
lemah
 CRT > 2 detik
XII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b/d asupan cairan menurun
2. Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot
3. Resiko gangguan perfusi jaringan serebral
4. Resiko kerusakan integritas kulit

XIII. PERENCANAAN KEPERAWATAN


N No Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional
O Diagnosa
Keperawa-
tan
1. Defisit Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui

I
volume tindakan keperawatan dengan cepat
cairan b/d selama 1x24 jam defisit penyimpaang
asupan volume cairan dapat and dari
cairan teratasi dengan kriteria keadaan
menurun hasil: normal
 Mempertahankan 2. Kaji input dan output 2. Mengetahui
urine output sesuai cairan balance cairan
dengan usia dan BB dan elektrolit
 Tanda-tanda vital dalam tubuh
dalam batas normal 3. Obesrvasi adanya 3. Agar segera
 Tidak ada tanda- tanda-tanda syok dapat
tanda dehidrasi dilakukan

 Orientasi waktu dan tindakan jika

tempat baik terjadi syok

 Elektrolit, Hb, dan 4. Anjurkan klien untuk 4. Asupan

Hmt dalam batas banyam minum caiiran sangat

normal dibutuhkan

 pH urine dalam batas untuk

normal peningkatan

 intake oral dan volume cairan

intravena adekuat 5. Kolaborasi pemberian 5. Pemberian


cairan intravena cairan Iv
sangat penting
bagi pasien
untuk
memenuhi
kebutuhan
cairan.
2. Hambatan Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. Mengetahui

II
mobilitas tindakan keperawatan pasien dalam
fisik b/d selama 3x24 jam hambatan keadaan
penurunan mobilitas fisik dapat normal atau
kekuatan teratasi dengan kriteria tidak
otot hasil: 2. Berikan/ bantu pasien 2. Meningkatkan
 Klien mampu untuk melakukan kemampuan
melakukan aktivitas latihan ROM pasien serta
sesuai dengan pasif/aktif menghindari
kemampuannya kontraktur
 Tidak terjadi kontaktur sendi
sendi 3. Berikan perawatan 3. Menghindari
 Bertambahnya kulit yang baik adanya
kekuatan otot tekanan pada
daerah yang
menonjol
4. Libaatkan keluarga 4. Dukungan
dalam proses dari keluarga
keperawatan akan sangat
5. Kolaborasi dengan ahli membantu
fisioterapi untuk klien
latihan fisik klien 5. Menurunkan
terjadinya
resiko iskemia
jaringan
akibat
sirkulasi
darah yang
jelek pada
daerah yang
tertekan
3. Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. Mengetahui

III gangguan
perfusi
jaringan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam resiko
gangguan perfusi jaringan
perkemba-
ngan kondisi
pasien
dapat teratasi dengan 2. Observasi status 2. Mengetahui
kriteria hasil: neurologis kecenderunga
 Tekanan sistol dan n tingkat
diastol dalam rentang kesadaran dan
normal potensial
 Mempertahankan peningkatan
tingkat kesadaran TIK dan
 Tidak adanya mengetahui
peningkatan TIK kerusakan
SPP
3. Tinggikan kepala 3. Meninggikan
tempat tidur 15-30 kepala dapat
derajat jika membantu
memungkinkan drainage vena
untuk
mengurangi
kongesti vena
4. Pertahankan 4. Meningkatkan
lingkungan yang istirahat dan
tenang dan batasi menurunkan
jumlah pengunjung rangsangan
yang
membantu
menurunkan
TIK
5. Kolaborasi dengan 5. Membantu
dokter untuk proses
pemberian terapi penyembuhan
4 Resiko Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien latihan 1. Meningkatkan

IV kerusakan
integritas
kulit
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam resiko
kerusakan integritas kulit
ROM dan mobilisasi
jika mungkin
aliran darah
kesemua
daerah tubuh
dapat teratasi dengan 2. Ubah posisi tiap 2 jam 2. Menghindari
kriteria hasil: sekali tekanan dan
 Klien mampu meningkatkan
mempertahankan aliran darah
keutuhan kulit 3. Gunakan bantal air 3. Menghindari
 Klien mau atau pengganjal yang tekanan yang
berpartisipasi terhadap lunak dibawah daerah- berlebih pada
pencegahan luka daerah yang menonjol daerah yang
 Klien mengetahui menonjol
penyebab dan cara 4. Lakukan massage pada 4. Menghindari
pencegahan daerah yang menonjol kerusakan-

 Tidak ada tanda-tanda yang baru mengalami kerusakan

kemerahan tekanan pada waktu kapiler


berubah posisi
5. Anjurkan keluarga 5. Mempertahan
untuk menjaga kan keutuhan
kebersihan kulit dan kulut
seminimal mungkin
hindari trauma panas
terhadap kulit
XVI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari /Tanggal:
Nomor
Jam
NO Daignosa Tindakan Evaluasi Tindakan Paraf
Tindakan
NANDA

XIV. EVALUASI KEPERAWATAN (CATATAN PERKEMBANGAN/SOAP)


Hari /Tanggal:
NO Jam Nomor Respon Respon Objektif (O) Analisis Perencanaan Paraf
Evaluasi Daignosa Subjektif (S) Masalah (A) Selanjutnya
NANDA (P)

Banjarmasin, April 2020


Preseptor akademik Preseptor klinik

( Dewi Kartika Wulandari, Ns., M.Kep) (Ricca Desy Widia, S.Kep.,Ns)

Anda mungkin juga menyukai