Anda di halaman 1dari 44

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GANGGUAN LEUKIMIA


(KANKER DARAH)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Dokumentasi Keperawatan


Dosen Pengampu : Nurul Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun oleh:
TUTUT TRIJAYANTI
NIM 16612779

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2017

i
ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tentang “Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan
Gangguan Leukimia (kangker darah)” untuk memenuhi tugas dokumentasi
Keperawatan.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam rangka penulisan


makalah ini tidak akan terlaksana sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan,
motivasi kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Nurul Sri Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kes. selaku dosen pembimbing mata


kuliah Dokumentasi Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
2. Teman-teman Prodi D3 Keperawatan IIA Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo atas kerja sama dan motivasinya.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
dalam penyelesaian makalah ini.

Akhir kata kami harap makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembacanya
dan dapat bermanfaat pula.

Ponorogo, Juli 2017

Tutut Trijayanti
NIM 16612799
iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul..............................................................................................i

Kata Pengantar ...............................................................................................ii

Daftar Isi .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………...……1


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………….1
1.3 Tujuan ………………………………………………………2
1.4 Manfaat ……………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit ……………………………………..3


2.1.1 Definisi ……………………………………………………..3
2.1.2 Etiologi ……………………………………………………..4
2.1.3 Manifestasi Klinis …………………………………………..5
2.1.4 Pemeriksaan Penunjang …………………………………….6
2.1.5 Penatalaksanaan …………………………………………….6
2.1.6 Masalah yang lazim muncul………………………………...9
2.1.7 Discharge planning………………………………………….9
2.1.8 Patofisiologi ……………………………………………….10
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ……………………...11
2.2.1 Pengkajian …………………………………………………11
2.2.2 Diagnosis Keperawatan …………………………………...11
2.2.3 Intervensi ………………………………………………….12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………40


3.2 Saran …………………………………………………………..40

Daftar Pustaka ……………………………………………………..41


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Leukimia,berasal dari bahasa yunani leukos-putih dan haima –
darah. Leukimia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsung tulang
dan jaringan getah bening. Semua kanker bermula di sel, yang membuat
darah dan jaringan lainya. Biasanya, sel-sel akan tumbuh dan membelah
diri untuk membentuk sel –sel baru yangdi butuhkan tubuh, saat sel-sel
baru yang dibutuhkan tubuh. Saat sel-sel semakin tua, sel-sel tersebut akan
mati dan sel-sel baru akan menggantikannya.
Tapi, terkadang proses yang teratur ini berjalan menyimpang, sel-
sel baru ini terbentuk meski tubuh tidak membutuhkannya, dan sel-sel
lama tidak mati seperti seharusnya. Kejanggalan ini disebut leukimia, di
mana sumsung tulang menghasilkan sel-sel darah putih abnormal yang
akhirnya mendesak sel-sel lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari leukimia ?
2. Apakah etiologi dari leukimia ?
3. Apakah manifestasi klinis dari leukimia ?
4. Apakah pemiriksaan penunjang ?
5. Apakah penatalaksanaan dari leukimia ?
6. Apakah masalah yang lazim muncul ?
7. Apakah discharge planing ?
8. Apakah patofisiologi dari leukimia ?
Apakah pengkajian dari leukimia ?
9. Apakah diagnosis keperawatan dari leukimia ?
10. Apakah intervensi dari leukimia ?

1
2

1.3 Tujuan
1. Untuk menjelaskan tentang definisi dari leukimia
2. Untuk menjelaskan tentang etiologi dari leukimia
3. Untuk menjelaskan tentang manifestasi klinis dari leukimia
4. Untuk menjelaskan tentang pemeriksaan penunjang dari leukimia
5. Untuk menjelaskan tentang masalah penata laksanaan
6. Untuk menjelaskan tentang masalah yang lazim muncul
7. Utuk menjelakan tentang masalah discharge planning
8. Untuk menjelaskan tentang patofisiologi dari leukimia
9. Untuk menjelaskan tentang pengkajian dari leukimia
10. Untuk menjelaskan tentang diagnosis keperawatan dari leukimia
11. Untuk menjelaskan tentang intervensi dari leukimia

1.4 Manfaat

Dengan di tulisnya makalah ini diharapkan pembaca mampu


mengembangkan khasanah keilmuan dalam memahami konsep dasar asuhan
keperawatan tentang gangguan leukimia.
1.) Bagi mahasiswa
Makalah ini mampu memberikan informasi dan referensi, selain itu
mampu memberikan pengetahuan mengenai konsep dasar asuhan
keperawatan tentang gangguan leukimia (kangker darah).
2.) Bagi dosen
Makalah ini dapat dijadikan referensi dalam mengajar mahasiswa.
3.) Bagi masyarakat
Makalah ini sebagai sumber pengetahuan bagi masyarakat secara umum.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Definisi
Leukimia adalah poliferasi sel leukosit yang abnormal
,ganas,sering disertai bentuk leukosit yang lait dari pada jumlahnya
berlebihan dan dapat menyebabkan anemia trombositopenia dan di akhiri
dengan kematian. (Hasan, R) Secara sederhana leukimia dapat
diklasifikasikan berdasarkan maturasi sel dan tipe sel asal yaiu:
1. Leukimia Akut
Leukimia akut adalah keganasan primer sumsung tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal
(blastosit) yang di sertai dengan penyebaran ke organ-oergan lain.
Leukimia akut memiliki perjalanan klinis yang cepat,tanpa pengobatan
penderita akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.
a. Leukimia limfostik Akut (LLA); LLA merupakan jenis leukimia
dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel
patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan
organomegali (pembesaran organ dalam) dan kegagalan organ.
LLA lebih sering di temukan pada anak-anak (82%) daripada umur
3-7 tahun. Tanpa pengebotan sebagian anak-anak akan hidup 2-3
bulan setelah terdiagnosis terutama diakibatkan oleh kegagalan dari
sumsum tulang.
b. Leukimia Mielositik Akut (LMA); LMA merupakan leukimia yang
mengenal sel sistem hematopoetik yang akan berdiferensiasi ke
semua sel mieloid. LMA merupakan leukimia nonlimfositik yang
paling sering terjadi. Lebih sering ditemukan pada orang dewasa
(85%) dibandingkan anak-anak (15%). Permulaannya mendadak

3
4

dan progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan durasi gejala


yang singkat. Jika tidak di obati , LNLA fatal dalam 3-6 bulan.
2. Leukimia Kronik
Leukimia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai proliferasi
neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau terjadi karena
keganasan hematologi.
a. Leukimia Limfositik kronis (LLK); LLK adalah suatu keganasan
klonal limfosit B (jarang pada limfosit T). Perjalanan penyakit ini
biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang berjalan
lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung
di kenal sebagai kelainan ringan yang menyerang individu yang
berusia 50 sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-
laki.
b. Leukimia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK);
LGK/LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai
dengan produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang
relatif matang. LGK/LMK mencakup 20% leukimia dan paling
sering di jumpai pada orang dewasa usia pertenghan (40-50 tahun).
Abnormalitas genetik yang dinamakan kromosom philadelphia di
temukan pada 90-95% penderita LGK/LMK. Sebagian besar
penderita LGK/LMK akan meninggal setelah memasuki fase akhir
yang disebut fase krisi blastik yaitu produksi berlebihan sel muda
leuosit, biasanya berupa mieloblas /promielosit, disertai produksi
neutrofil, trombosit dan sel darah merah yang amat kurang.

2.1.2 Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor
presposisi yang menyebabkan terjadinya leukimia, yaitu :
1. Faktor genitik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan
struktur gen (Tcell Leukimia – Lhyphoma Virus/ HLTV).
2. Radiasi
5

3. Obat-obat imunosupresif,obat-obat kardiogenik seperti


diethylstilbestrol.
4. Faktor herediter,misalnya pada kembar monozigot.
5. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom.

Leukimia biasanya mengenai sel-sel darah putih.penyebab dari sebagian


besar jenis leukimia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran
(radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya sindroma Down dan
Sindroma Fanconi). Juga lebih peka terhadap leukimia

2.1.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis klinik yang sering dijumpai paa penyakit leukimia


adalah sebagai berikut:

1. Leukimia Limfositik Akut


Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan
kegagalan sumsung tulang. Gejala klinis berhubungan dengan
anemia (mudah lelah,letargi,pusing,sesak,nyeri dada), infeksi dan
pendarahan. Selain itu juga ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan
sendi, hipermetabolisme. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada
sternum, tibia dan femur.
2. Leukimia Mielositik Akut
Gejala utama LMA adalah rasa lelah,perdarahan dan infeksi yang
di sebabkan oleh sindrom kegagalan sumsung tulang. Pendarahan
biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita
LMA dengan leukosit yang sangat tinggi (lebih dari 100 ribu /mm)
biasanya mengalami gangguan kesadaran,sesak napas, nyeri dada
dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan gangguan
metabolisme yaitu hiperurisemia dan hipoglikemia.
3. Leukimia Limfositik KronikSekitar 25% penderita LLK tidak
menunjukan gejala. Penderita LLK yang mengalami gejala
6

biasanya ditemukan limfadenopati generalisata,penurunan berat


badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan
penurunan kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat
malam dan infeksi semakin parah sejalan dengan perjanan
penyakitnya.
4. Leukimia Granulositik/Mielositik Kronik
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik,fase akselerasi dan fase
krisis blas, pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa
cepat kenyang akibat desakan limpa dan lambung. Penurunan berat
badan terjadi setelah penyakit berlangsung lama. Pada fase
akselerasi di temukan keluhan anemia yang bertambah berat,
petekie, ekimosis dan demam yang di sertai infeksi.

2.1.4 Pemeriksaan Penunjang


1. Darah tepi : Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-
kadang menyebabkan gambaran darah tepi monoton terdapat
sel blast, yang merupakan gejala patogonomik untuk leukimia.
2. Sum-sum tulang : Dari pemeriksaan sumsung tulang akan
ditemukan gamabaran yang monoton yaitu hanya terdiri dari
sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak
(apabila sekunder). (ilmu kesehatan anak :145)

3. Pemeriksaan lain

- Biopsi limpa
- Kimia darah
- Cairan cerebrospinal
- sitogenik
2.1.5 Penatalaksanaan
1. Kemoterapi
a. Kemoterapi pada penderita LA
7

Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun


tidak semua fase yang digunakan untuk semua orang.
b. Kemoterapi pada penderita LMA
- Fase induksi ; fase induksi adalah regimen
kemoterapi yang intesif, bertujuan untuk
mengeradikasi sel-sel leukimia secara maksimal
sehingga tercapai remisi komplit.
- Fase konsolidasi ; fase konsolidasi dilakukan
sebagai tidak lanjut dari fase induksi. Kemoterapi
konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus
kemoterapi dan menggunakan obat dengan jenis dan
dosis yang sama atau lebih besar dari dosis yang
digunakan pada fase induksi. Dengan pengobatan
modern, angka remisi 50-75%, tetapi angka rata-rata
hidup masih 2 tahun dan yang dapat hidup lebh dari
5 tahun hanya 10%.
c. Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menentukan
strategi terapi dan prognosis. Salah satu sistem penderajatan
yang dipakai ialah
klasifikasi rai:
- Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsung
tulang
- Stadium I : limfositosis dan limfadenopati
- Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb<11gr/dl)
- Stadium IV : limfositosis dan trombositopenia
<100.000/mm dengan / tanpa gejala pembesaran
hati,limpa,kelenjar.

Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan


karena tujuan terapi bersifat konvensional, terutama
8

untuk mendalikan gejala. Pengobatan tidak diberikan


kepada penderita tanpa gejala karena tidak
memperpanjang hidup. Pada stadium I atau II,
pengamatan atau kemoterapi adalah pengobatan biasa.
Pada stadium III atau IV di berikan kemoterapi intensif.
Angka kesehatan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun
25% pasien dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien
satdium 0 atau 1 dapat bertahan hidup rata-rata 10
tahun. Sedangkan pada pasien dengan stadium III atau
IV rata-rata dapat bertahan hidup kurang dari 2 tahun.

d. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK


- Fase kronik; Busulfan dan hidroksiurea merupakan
obat pilihan yang mampu menahan pasien bebas
dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen
dengan bermacam obat yang intensif merupakan
terapi pilihan fase kronis LMK yang tidak diarahkan
pada tindakan transplantasi sumsung tulang.
- Fase Akselerasi ; sama dengan terapi leukimia akut,
terapi respons sangat rendah.
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh
sel – sel leukimia.
3. Transplatasi Sumsum Tulang
Transplatasi sumsum tulang dilakukan untuk mengganti sumsum
tulang yang rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau terapi
radiasi. Selain itu, transplatasi sumsum tulang berguna untuk
mengetahui sel –sel darah yang rusak karena kanker.
4. Terapi Suportif
Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat – akibat yang di
timbulkan penyakit leukimia dan mengatasi efek samping obat.
9

Misalnya transfusi darah untuk penderita leukimia dengan keluhan


anemia, transfusi trombosit unruk mengatasi pendarahan dan
antibiotik untuk mengatasi infeksi.
2.1.6 Masalah yang lazim muncul
1. Ketidak seimbangan perfusi jaringanperefer b.d penurunan
suplai darah keperefer (anemia). (hal 296)
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
perubahan proliferative gastrointestinal dan efek toksik obat
kemoterapi. (hal 302)
3. Resiko perdarahan b.d penurunan jumlah trombosit. (hal 334)
4. Resiko infeksi b.d menurun nya sistem pertahanan tubuh. (hal
316)
5. Nyeri akut b.d ilfiltrasi leukosit jaringan sistemik. (hal 306)
6. Hambatan mobilitas fisik b.d kontraktur, kerusakan integritasi
struktur tulang, penurunan kekuatan otot (depresi sumsum
tulang). (hal 271)
2.1.7 Discharge planning
1. Kenali gejala yang ditimbulkan
2. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam dan batuk.
3. Inspeksi kullit,tekan nyeri, area eritematosus; luka terbuka.
Bersihkan kulit dengan larutan antibakterial.
4. Tingkatan kebersihan perianal.
5. Istirahat yang cukup dan makan makanan tinggi protein dan
cairan.
10

2.1.8 PATOFISIOLOGI

Factor pencetus :
- Genetik- Kelainan kromosom Sel neoplasma
- Radiasi- Infeksi virus berproliferasi didalam
- Obat-obatan - Paparan bahan kimia sumsum tulang

Infiltrasi sumsum tulang Penyebaran ekstramedular Sel onkogen

Pertumbuhan berlebih
MII Sirkulasi darah MII system limfatik

Kebutuhan nutrisi
Pembesaran hati dan Nodus limfe
meningkat
limpa

Limfadenopati
Hepatosplenomegali Hipermetabolisme

Penekanan ruang Peningkatan tekanan intra Ketidakseimbangan


abdomen abdomen nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Sel normal digantikan
oleh sel kanker Gangguan rasa nyaman
nyeri

Depresi produksi Suplai oksigen kejaringan Ketidakseimbangan


sumsum tulang inadekuat perfusi jaringan parifer

Resiko perdarahan
Penurunan eritrosit Anemia

Kecenderungan
Penurunan trombosit Trombositopenia perdarahan

Penurunan fungsi Daya tahan tubuh me ↓ Resiko infeksi


leukosit

Infiltrasi periosteal Kelemahan tulang

Tulang lunak dan lemah Stimulasi saraf C


(nociceptor)

Fraktur fisiologis
Gangguan rasa nyaman
nyeri
11

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

1. Riwayat penyakit
2. Kaji tanda – tanda anemi, pucat , kelemahan, sesak, nafas
cepat
3. Kaji adanya tanda leukopenia: demam , infeksi.
4. Kaji adanya tanda – tanda trombosipenia :
ptechiae,purpura,perdarahan membran mukosa; kaji adanya
inflasi intra medula; limfanenopati;
hepatomegali,spenomegali.
5. Kaji adanya pembesaran testis,hepmaturia,hipertensi,gagal
ginjal,inflamasi di sekitar rectal,dan nyeri.
2.2.2 Diagnosis Keperawatan
1. Ketidak seimbangan perfusi jaringanperefer b.d penurunan suplai
darah keperefer (anemia). (hal 296)
2. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
perubahan proliferative gastrointestinal dan efek toksik obat
kemoterapi. (hal 302)
3. Resiko perdarahan b.d penurunan jumlah trombosit. (hal 334)
4. Resiko infeksi b.d menurun nya sistem pertahanan tubuh. (hal 316)
5. Nyeri akut b.d ilfiltrasi leukosit jaringan sistemik. (hal 306)
6. Hambatan mobilitas fisik b.d kontraktur, kerusakan integritasi struktur
tulang, penurunan kekuatan otot (depresi sumsum tulang). (hal 271)
12

2.2.3 Intervensi/Rencana Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi

Hasil

1. Ketidak efektifan perfusi NOC NIC


perifer
 circulation Peripheral
Definisi : penurunan sirkulasi status sensation
darah ke perifer yang dapat  tissue mnagement
mengganggu kesehatan perfusion :
(menejemen
cerebral
Batasan karakteristik : sensasi perifer)
kriteria hasil:
 Tidak ada nadi - memonitor
mendemostrasikan
 Perubahan fungsi adanya
status sirkulasi yang
motorik daerah
di tandai dengan:
 Perubahan tertentu
karakteristik kulit  tekanan systole yang hanya
(warna dan diastole peka
elastsitas,rambut,kele dalam rentang terhadap
mbabpan yang panas/dingin
,kuku,sensasi,suhu) diharapkan /tajam/tump

 Indek ankle – brakhial  tidak ada ul

< 0,90 ortostatik - monitor

 Perubahan tekanan hipertensi adanya

darah diekstremitas  tidak ada paretese

 Waktu pengisian tanda-tanda - instruksikan

kapiler >3 detik peningkatan keluaga


tekanan untuk
 Klaudikasi
intrakranial mengobserv
 Warna tidak kembali
(tidak lebih asi kulit jika
ketungkai saat tungkai
dari 15 ada isi atau
di turunkan
13

 Kelambatan mmHg) laserasi


penyembuhan luka mendemostrasikan - gunakan
perifer kemampuan kognitif sarung
Penurunan nadi yang di tandai tangan untuk
 Edema dengan : proteksi
 Nyeri ektsrimitas - batasi
 berkomunikasi
 Bruit femoral gerakan
dengan jelas
 Pemendekan jarak pada
dan sesuai
total yang di tempuh kepala,leher
dengan
dalam uji bejalan enam dan
kemampuan
menit punggung
 menunjukan
- monitor
 Pemendekan jarak perhatian,kons
kemampuan
bebas nyeri yang di entrasi dan
BAB
tempuh dalam uji orientasi
- kolaborasi
berjalan enam menit  memproses
pemberian
 Perestesia informasi
analgetik
 Warna kulit pucat saat  membuat
- monitor
elevasi keputusan
adanya
Faktor yang berhubungan : dengan benar
tromboplebit
menunjukan fungsi
 Kurang pengetahuan is
sensori motori
tentang faktor - diskusikan
cranial yang utuh :
pemberat mengenai
tingat kesadaran
(mis.,rokok,gaya penyebab
membaik,tidak ada
hidupmonoton,trauma, perubahan
gerakan involunter
obesitas,asupan sensasi
garam,mobilitas)
 Kurang pengetahuan
tentang proses
penyakit
(mis.,diabetes,hiperlipi
14

demia)
 Diabetes militus
 Hipertensi
 Gaya hidup monoton
 Merokok
2. Ketidakseimbangan nutrisi NOC NIC
kurang dari kebutuhan
 Nutritional Nutrition
tubuh
status: Manegement
Definisi: Asupan nutrisi tidak  Nutrional
- Kaji adanya
cukup untuk memenuhi Status: food
alergi
kebutuhan metabolik. and fluid
makanan
intake
Batasan karakteristik: - Kolaborasi
 Nutrional
dengan ahli
 Kram abdomen status: nutrient
gizi untuk
 Nyeri abdomen intake
menentukan
 Menghindari makanan  Weight control
jumlah
 Berat badan 20% atau Kriteria Hasil: kalori dan
lebih di bawah berat  Adanya nutrisi yang
badan ideal peningkatan di butuhkan
 Kerapuhan kapiler berat badan - Anjurkan
 Diare sesuai dengan pasien untuk
 Kehilangan rambut tujuan meningkatka
berlebihan  Berat badan n intake Fe
 Bising usus hiperaktif ideal sesuai - Anjurkan
 Kurang makanan dengan tinggi pasien untuk
 Kurang nformasi badan meningkatka
 Kurang minat pada  Mampu n protein
makanan mengidentifik dan vitamin

 Penurunan berat badan asi kebutuhan C

dengan asupan nutrisi - Berikan


15

makanan adekuat  Tidak ada substansi


 Kesalahan konsepsi tanda gula
 Kesalahan informasi malnutrisi - Yakinkan

 Membran mukosa  Menunjukan diet yang

pucat peningkatan dimakan

 Ketidakmampuan fungsi mengandung

memakan makanan pengecapan tinggi serat

 Tonus otot menurun dari menelan untuk


 Tidak terjadi mencegah
 Mengeluh gangguan
penurunan konstipasi
sensasi rasa
berat badan - Berikan
 Mengeluh asupan
yang berarti makanan
makanan kurang dari
yang terpilih
RDA (recommended
(sudah di
daily allowance)
konsukan
 Cepat kenyang setelah
dengan ahli
makan
gizi)
 Sariawan rongga mulut
- Ajarkan
 Steatorea
pasien
 Kelemahan otot
bagaimana
pengunyah
membuat
 Kelemahan otot
catatan
menelan
makanan
Faktor – faktor yang
seharian
berhubungan :
- Monitor
 Faktor biologis jumlah

 Faktor ekonomi nutrisi dan

 Ketidak mampuan kandungan


kalori
untuk mengabsorsi
- Berikan
nutrien
informasi
 Ketidak mampuan
16

untuk mencerna tentag


makanan kebutuhan
 Ketidak mampuan nutrisi
menelan makanan - Kaji
 Faktor psikologis kemampuan
pasien untuk
mendapatka
n nutrisi
yang di
butuhkan
Nutrition
Monitoring

- BB pasien
dalam batas
normal
- Monitor
adanya
penurunan
berat badan
- Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas
yang biasa
dilakukan
- Monitor
interaksi
anak atau
orang tua
selama
makan
17

- Monitor
lingkungan
selama
makan
- Jadwalkan
pengobatan
dan tindakan
tidak selama
jam makan
- Monitor
kulit kering
dan
perubahan
pigmentasi
- Monitor
turgo kulit
- Monitor
kekeringan,r
ambut
kusam,dan
mudah patah
- Monitor
mual dan
muntah
- Monitor
kadar
albumin,tota
l
protein,Hb,d
an kadar Ht
- Monitor
18

pertumbuha
n dan
perkembaga
n
- Monitor
pucat,kemer
ahan dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
- Monitor
kalori dan
intake
nutrisi
- Cacat
adanya
edema,hiper
emik,hiperto
nik papila
lidah dan
cavitas oral
- Catat jika
lidah
berwara
magenta,sca
rlet
3. Resiko perdarahan NIC NOC

Definisi : Beresiko mengalami  Blood lose Bleending


penurunan volume darah yang severity precautions
dapat mengganggu kesehatan  Blood
- Monitor
koagulation
19

Faktor resiko: Kriteri hasil: ketat tanda


tanda
 Aneurisme  Tidak ada
perdarahan
 Sirkumsisi hematuria dan
- Catat nila
 Defisensi pengetahuan hematemesis
Hb dan HT
 Koagulopati  Kehilangan
sebelum dan
intravaskuler darah yang
sesudah
diseminata terlihat
terjadinya
 Riwayat jatuh  Tekanan darah
perdarahan
dalam batas
 Gangguan - Monitor
normal sistol
gastrointestinal (mis., nilai lab
dan diastole
penyakit ulkus (koagulasi)
 Tidak ada
lambung,polip,varises) yang
perdarahan
 Gangguan fungsi hati ( meliputi
pervagina
mis.,sirosis,hepatitis) PT,PTT,tro
 Tidak ada
 Koagulopti inheren mbosit
distensi
(mis., trombositopenia) - Monitor
abdomal
 Komplikasi TTV
 Hemaglobin
pascapartum ortostatik
dan
(mis.,atoniutri,retensi - Pertahankan
hematrokrit
plasenta) bed rest
dalam batas
 Komplikasi terkait selama
normal
kehamilan perdarahan
 Plasma
(mis.,plasenta aktif
.PT,PTT dalam
previa,kehamilan - Kolaborasi
batas normal
mola,solusi plasenta) dalam
 Trauma pemberian
 Efek samping terkait produk
terapi (mis., darah
pembedahan,pemberia (platelet atau
n obat,pemberian fresh frozen
20

produk darah defiensi plasma)


trombosit,kemoterapi) - Lindungi
pasien dari
trauma yang
dapat
menyebabka
n perdarahan
- Hindari
mengukur
suhu lewar
rectal
- Hindari
pemberian
aspirin dan
anticoagulan
t
- Anjurkan
pasien untuk
meningkatka
n intake
makanan
yang banyak
mengandung
vitamin K
- Hindari
terjadinya
konstipasi
dengan
menganjurka
n untuk
mempertaha
21

nkan intake
cairan yang
adekuat dan
pelembut
feses
- Bleending
reduction
- Identifikasi
penyebab
perdarahan
- Monitor
trend
tekanan
darah dan
paremeter
hemodinami
k
(CVP,pulmo
nary
capillary/art
ery
wegepressur
e
- Monitor
status cairan
yang
meliputi
intake dan
- output
- Monitor
penentu
22

pengiriman
oksigen ke
jaringan
(PaO2,SaO2
dan level Hb
dan cardiac
output)
- Pertahankan
patensi IV
line
- Bleending
reduction
:wound/luka
- Lakukan
manual
pressure
(tekanan)pad
a area
perdarahan
- Gunakan ice
pack pada
area
perdarahan
- Monitor
ukuran dan
karakteristik
hematoma
- Monitor
nadi distal
dari area
yang luka
23

atau
perdarahan
- Instruksi
pasien untuk
menekan
area luka
pada saat
bersin atau
batuk
- Intruksikan
pasien untuk
membatasi
aktivitas
Bieeding reduction
: gastrointensial

- Observasi
adanya
darah dalam
sekresi
cairan
tubuh:
emesis,feses,
urine,rusidu
lambung
,dan
drainase
luka
- Monitor
complete
blood count
24

dan leukosit
- Kolaborasi
dalam
pemberian
terapi:lactul
ose atau
vasopressin
- Lakukan
pemasangan
NGT untuk
memonitor
sekresi dan
perdarahan
lambung
- Lakukan
bilas
lambung
dengan
NaCL
dingin
- Dokumentas
ikan
warna,jumla
h dan
karakteristik
feses
- Hindari pH
lambung
yang
ekstrem
dengan
25

kolaborasi
pemberian
antacids atau
hiatamine
blocking
angent
- Kurangi
faktor strees
- Pertahankan
jalan nafas
- Hindari
penggunaan
anticoagulan
t
- Monitor
status nutrisi
pasien
- Berikan
cairan intra
vena
- Hindari
penggunaan
aspirin dan
ibuprofen
4. Resiko infeksi NOC NIC

Definisi:mengalami  Immune status Infection


peningkatan resiko terserang  Knowledge: control(kontrol
organisme patogenik infection infeksi)
control
Faktor – faktor resiko : - Bersihkan
 Risk control
lingkungan
 Penyakit kronis
26

- Diabetes Kriteria hasil: setelah di


militus pakai pasien
 Klien bebas
- Obesitas lain
dari tanda dan
 Pengetahuan yang - Pertahankan
gejala infeksi
tidak cukup untuk teknik
 Mendeskripsik
menghindari isolasi
an proses
pemanjanan patogen - Batasi
penularan
 Pertahankan tubuh pengunjung
penyakit
primer yang tidak bila perlu
facktor yang
adekuat - Intruksikan
mempengaruhi
- Gangguan pada
penularan serta
peritalsis pengunjung
penatalaksanaa
- Kerusakan untuk
nnya
integritas kulit mencuci
 Menunjukan
(pemasangan tangan saat
kemampuan
kateter berkunjung
untuk
intravena,prose dan setelah
mencegah
dur unvasif) berkunjung
timbulnya
- Perubahan meninggalk
infeksi
sekresi pH an pasien
 Jumlah
- Penurunan - Gunakan
leukosit dalam
kerja siliaris sabun
batas normal
- Pecah ketuban antimikrobia
 Menunjukan
dini untuk cuci
prilaku hidup
- Pecah ketuban tangan
sehat
lama - Cuci tangan
- Merokok setiap
- Stasis cairan sebelum dan
tubuh sesudah
- Trauma tindakan
jaringan keperawatan
27

(mis.,trauma - Gunakan
destruksi baju,sarung
jaringan) tangan
 Ketidak adekuatan sebagai alat
pertahanan sekunder pelindung
- Penurunan - Pertahankan
hemaglobin lingkungan
- Imunosupresi aseptik
(mia.,imunitas selama
dapat tidak pemasangan
adekuat,agen alat
farmaseutikal pelindung
termasuk - Ganti letak
imunosupresan, IV parifer
steroid,anti dan line
bodi central dan
monoklonal,im dresing
unomudulator) sesuai
- Supresi respon dengan
inflansi petunjuk
 Vaksinansi tidak umum
adekuat - Gunakan
 Pemajanan terhadap kateter
patogen intermiten

 Linkungan meningkat untuk

- Wabah menurunkan

 Prosedur invasif infeksi


kandung
 Malnutrisi
kencing
- Tingkatkan
intake
28

nutrisi
- Berikan
terapi
antibiotikbil
a perlu
infection
protection
(proteksi
terhadap
infeksi)
- Monitor
hitung
granulosit,
WBC
- Monitor
hitung
kerentanan
terhadap
infeksi
- Batasi
pengungjun
g terhadap
penyakit
menular
- Pertahankan
teknik
aspesis pada
pesien yang
beresiko
- Pertahankan
teknik
29

isolasi k/p
- Berikan
perawatan
kulit pada
area
epidema
- Inspeksi
kulit dan
membran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas,draina
se
- Inspeksi
kondisi
luka/insisi
bedah
- Dorong
masukan
nutrisi yang
cukup
- Dorong
masukan
cairan
- Dorong
istirahat
- Intruksikan
pasien
minum
antibiotik
30

sesuai resep
- Ajarkan
pasien dan
keluarga
tanda dan
gejala
infeksi
- Laporkan
kecurigaan
infeksi
- Laporkan
kultur
positif

5. Nyeri akut NOC NIC

Definisi: pengalaman snsori  Pain level Pain management


dan emosioanal yang tidak  Pain control
- Lakikan
menyenangkan yang muncul  Comfort level
pengkajian
akibat kerusakan jaringan Kriteria hasil:
nyeri secara
yang aktual atau potensial atau
 Mampu komprehensi
digambarkan dalam hal
mengontrol f termasuk
kerusakan sedemikian rupa
nyeri (tahu lokasi,karakt
(International association for
penyebab eristik,durasi
the study of pain): awitan
nyeri,mampu ,frekuensi,ku
yang tiba-tiba atau lambat dari
menggunakan alitas,dan
intensitas ringan hingga berat
tehnik faktor
dengan akhir yang dapat
nonfarkologi presipitasi
diantisipasi atau diprediksi
untuk - Observasi
dan berlangsung <6 bulan.
mengurangi reaksi
nyeri,mencari nonverbal
31

Batasan karakteristik: bantuan) dari ketidak


 Melaporkan nyamanan
 Perubahan selera
bahwa nyeri - Gunakan
makan
berkurang teknik
 Perubahan tekanan
dengan komunikasi
darah
menggunakan terapeutik
 Perubahan frekuensi
menejemn untuk
jantung
nyeri mengetahui
 Perubahan frekuensi
 Mampu pengalaman
pernapasan
mengenali nyeri pasien
 Laporan isyarat
nyeri - Kaji kultur
 Diaforesis (skala,intensita yang
 Perilaku distraksi s,frekuensi dan mempengaru
(mis.,berjalan mondar- tanda nyeri) hi respon
mandir mencari orang  Menyatakan nyeri
lain dan atau aktivitas rasa nyaman - Evaluasi
lain,aktivitas yang setelah nyeri pengalaman
berulan) berkurang nyeri masa
 Mengekspresikan lampau
prilaku - Evaluasi
(mis.,gelisah,merengek bersama
,menangis) pasien dan
 Sikap melindungi area tim
nyeri kesehatan
 Masker wajah lain tentang
( mis.,matakurang ketidak
bercahaya,tampak efektifan
kacau,gerakana mata kontrol nyeri
berpencar atau tetap masa
pada satu fokus lampau
meringis) - Bantu pasien
32

 Sikap melindungi area dan keluarga


nyeri untuk
 Fokus menyempit mencari dan
(mis., gangguan menemukan
persepsinyeri,hambata dukungan
n proses - Kontrol
berfikir,penurunan lingkungan
interaksi dengan orang yang dapat
dan lingkungan) mempengaru
 Indikai nyeri yang hi nyeri
dapat diamati seperti suhu

 Perubahan posisi untuk ruangan,pen

menghindari nyeri cahayaan

 Sikap tubuh dan

melindungi kebisingan

 Di atas pupil - Kurangi


faktor
 Melaporkan nyeri
presipitasi
secara secara verbal
nyeri
 Gangguan tidur
- Pilih dan
Faktor yang berhubungan:
lakukan
 Agen cedera (mis., penanganan
biologis,zat nyeri
kimia,fisik,psikologis) (farmakologi
,non
farmakologi
dan inter
personal)
- Kaji tipe dan
sumber
nyeri untuk
33

menentukan
intervensi
- Ajarkan
tenang
teknik non
farmakologi
- Berikan
analgetik
untuk
mengurangi
nyeri
- Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan
istirahat
- Kolborasikn
dengan
dokter jika
ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
- Monitor
penerimaan
pasien
tentang
menejemen
nyeri
34

Analgesic
administration:

- Tentukan
lokasi,karakt
eristik,kualit
as,dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian
obat
- Cek
instruksi
dokter
tentang jenis
obat,dosis,da
n frekuensi
- Cek riwayat
alergi
- Pilih
analgesik
yang
diperlukan
atau
kombinasi
dari
analgesik
ketika
pemberian
lebih dari
satu
35

- Tentukan
pilihan
analgesik
tergantung
tipe dan
berat nya
nyeri
- Tentukan
analgetik
pilihan,rute
pemberian,d
an dosis
optimal
- Pilih rute
pemberian
secara
IV,IM untuk
pengobatan
nyeri secara
teratur
- Monitor
vital sign
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
- Berikan
analgesik
tepat waktu
terutama
36

saat nyeri
hebat
- Evaluasi
efektivitas
analgesik,ta
nda dan
gejala
6. Hambatan mobilitas fisik NOC NIC

Definisi : keterbatasan pada  Joint Exercise therapy:


pergerakan fisik tubuh atau movement: ambulation
satu atau lebih esktrimitas active
- Monitoring
secara mandiri dan terarah.  Mobility level
vital sign
 Self car :ADLs
Batasan karakteristik: sebelum/ses
 Transfer
udah latihan
 Penurunan waktu performance
dan lihat
reaksi Kriteria hasil:
respon
 Kesulitan membolak-
 Klien pasien saat
balik posisi
meningkat latihan
 Melakukan aktivitas
dalam aktivitas - Konsultasika
lain sebagai pengganti
fisik n dengan
pergerakan(mis.,menin
 Mengerti terapi fisik
gkatkan perhatian pada
tujuan dari tentang
aktivitas orang
peningkatan rencana
lain,mengendalikan
mobilitas ambulasi
perilaku,focus pada
 Memverbalisas sesuai
ketunadayaa/aktivitas
ikan perasaan dengan
sebelum sakit)
dalam kebutuhan
 Dispnemia setelah
meningkat - Bantu klien
beraktivitas
kekuatan dan untuk
 Perubahan cara
kemampuan menggunaka
berjalan
37

 Gerakan bergetar berpindah n tongkat


 Keterbatasan  Mempergeraka saat berjalan
kemampuan n penggunaan dan cegah
melakukan alat terhadap
keterampilan motorik  Bantu untuk cidera
halus mobilisasi - Ajarkan
 Keterbatasan (walker) pasien atau
kemampuan tenaga
melakukan kesehatan
keterampilan motorik lain tentang
kasar teknik

 Keterbatasan rentang ambulasi

pergerakan sendi - Kaji

 Tremor akibat kemampuan

pergerakan pasien

 Kesetidak stabilan dalam

postur mobilitas
- Latih pasien
 Gerakan lambat
dalam
 Pergerakan tidak
pemenuhan
terkoodinasi
kebutuhan
Faktor yang berhubungan:
ADLs secara
 Intoleransi aktivitas mandiri
 Perubahan sesuai
metabolisme selular kemampuan
 Ansietas - Dampingi
 Indesk masa tubuh di dan bantu
atas perintil ke 75 pasien saat
sesuai usia mobilisasi
 Gangguan koknitif dan bantu

 Kontraktur penuhi
38

 Kepercayaan budaya kebutuhan


tentang aktivitas sesuai ADLs
usia - Bersihkan
 Penurunan ketahanan alat bantu
tubuh jika klien
 Penurunan kendali otot memerlukan

 Penurunan massa otot - Ajarkan

 Malnutrisi pasien
bagaiman
 Gangguan
merubah
muskuloskeletal
posisi dan
 Gangguan
berikan
neuomskular,nyeri
bantuan jika
 Agens obat
diperlukan.
 Penurunan kekutan
otot
 Kurang pengetahuan
tentang aktivitas fisik
 Keadaan mood
depresif
 Keterlambatan
perkembangan ketidak
nyamanan
 Disuse,kaku sendi
 Kurang dukungan
lingkungan (mis.,fisik
atau sosial)
 Keterbatasan
ketahanan
kardiovaskuler
 Kerusakan intregitas
39

struktur tulang
 Progam pembatasan
gerak
 Keengganan memulai
pergerakan
 Gaya hidup monoton
 Gangguan sensori
perseptual
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Leukimia berasal dari bahasa yunani yaitu leukos yang berarti putih dan
haima yang berarti darah, jadi leukimia dapat diartikan sebagai suatu penyakit
yang disebabkan oleh sel darah puih. Proses tetjadi nya leukimia adalah ketika sel
darah yang bersifat kanker membelah sel darah normal. Gejala-gejala yang yang
dirasakan antara lain wajah pucat,sesak nafas,perdarahan gusi,mimisan,mudah
memar,penurunan berat badan,nyeri tulang dan sendi.

3.2 Saran

Demikian makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan pada ejaan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti dan kurang lugas.
Karena kami hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga
sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

40
41

Daftar Pustaka

Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC-


NOC 2015 jilid 2

Ariasandyhasim.blogspot.co.id/2015/11/asuhan – keperawatan-pada-anak-
degan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai