A. Konsep Teori
1. Definisi
Hipertensi adalah istilah yang diterapkan untuk menyebutkan penyakit
jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia
jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan
karena peningkatan tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung
(Morton, 2015).
Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi
gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke (untuk otak),
penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan left ventricle
hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ diotak yang berupa stroke,
hipertensi adalah penyebab utama stroke yang membawa kematian (Amiruddin,
dkk, 2015).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal
bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik
usia. Namun, secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih tinggi daripada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg
diastolik (ditulis 140/90) (Corwin, 2015).
2. Anatomi dan Fisiologi
Secara fisiologi, jantung adalah salah satu organ tubuh yang paling vital
fungsinya dibandingkan dengan organ tubuh vital lainnya. Dengan kata lain,
apabila fungsi jantung mengalami gangguan maka besar pengaruhnya terhadap
organ-organ tubuh lainya terutama ginjal dan otak. Karena fungsi utama jantung
adalah sebagai single pompa yang memompakan darah ke seluruh tubuh untuk
kepentingan metabolisme sel-sel demi kelangsungan hidup. Untuk itu, siapapun
orangnya sebelum belajar EKG harus menguasai anatomi & fisiologi dengan baik
dan benar.
Gambar 1
b. Lapisan Pembungkus Jantung
Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di
mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan (lihat gambar 3)
yaitu:
a) Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang
melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan
fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian
dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini
termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar
yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal
arteri dan vena pulmonal).
b) Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
c) Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan
luar dari otot jantung atau epikardium.
Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat
ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut
dengan cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi
dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau
berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 – 50 ml, dan tidak
boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
Gambar 2
c. Lapisan Otot Jantung
Seperti yang terlihat pada Gb.3, lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu :
1) Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral
2) Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab
atas kemampuan kontraksi jantung.
3) Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan
tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat
sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada
pembuluh darah lainnya. (Lihat Gb.3 atau Gb.4)
Gambar 3
d. Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup
atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik
dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup
atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium
kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang
menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup
semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri
dengan asendence aorta yaitu katup aorta. (Lihat Gb: 5)
Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung
sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi
atau diastolik. Tiap bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea
sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang
sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae tendinea sendiri berikatan
dengan otot yang disebut muskulus papilaris. (Lihat Gb:6)
Gambar 4
Gambar 5
Seperti yang terlihat pada gb.5 diatas, katup trikuspid 3 daun katup
(tri =3), katup aortadan katup pulmonal juga mempunya 3 daun katup. Sedangkan
katup mitral atau biskupid hanya mempunyai 2 daun katup.
Ruang,Dinding & Pembuluh Darah Besar Jantung
Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :
1. Atrium (serambi)
2. Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke
ventrikel. Oleh karena itu otot atrium lebih tipis dibandingkan dengan otot ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian halnya
dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung
bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri &
ventrikel kiri).
Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle. Dimana
kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi menampung darah
apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal
atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal
atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen ovale saat kita
lahir. Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu anda ketahui
yang terdapat di kedua atrium, yaitu :
a) Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat diruang atrium
kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan atrium kanan.
b) Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kanan
yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium kanan.
c) Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang terdapat di
atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung dengan atrium kanan.
d) Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium kiri yang
menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri yang mempunyai 4
muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel
maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam
dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung
dengan darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-
tonjolan yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel
dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung
dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior
interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan
kanan kedua ventrikel.
Perlu anda ketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar dibandingkan
dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri menghadapi aliran darah
sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari beberapa organ tubuh sehingga
dibutuhkan tekanan yang besar dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya
bertanggung jawab pada organ paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri
khususnya otot ventrikel sebelah kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.
e. Pembuluh Darah Besar Jantung
Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:
1) Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas
diafragma menuju atrium kanan.
2) Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah
diafragma ke atrium kanan.
3) Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.
4) Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
5) Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
6) Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
7) Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ
tubuh bagian atas.
8) Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung
jawab dengan organ tubuh bagian bawah. (lihat Gb:7)
Gambar 6
3. Etiologi
Menurut Corwin (2015), penyebab peningkatan tekanan darah ada tiga hal
yaitu:
a. Peningkatan Kecepatan Denyut Jantung
Dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf dan hormon pada nodus
serabut arikinji (SA). Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung
kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Peningkatan kecepatan
denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup
sehingga tidak menimbulkan hipertensi.
b. Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama
Dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang
berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau
konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan volume plasma akan
menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan
volume sekuncup dan tekanan darah.
c. Peningkatan total peripheral resistance (TPR) yang berlangsung lama
Peningkatan Total Periperial Resistence yang berlangsung lama dapat
terjadi pada peningkatan rangsangan saraf atau hormon pada arteriol, atau
responsivitas yang berlebihan dari arteriol terdapat rangsangan normal. Kedua
hal tersebut akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Pada
peningkatan Total Periperial Resistence, jantung harus memompa secara lebih
kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan yang lebih besar, untuk
mendorong darah melintas pembuluh darah yang menyempit. Hal ini disebut
peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan dengan
peningkatan tekanan diastolik. Apabila peningkatan afterload berlangsung
lama, maka ventrikel kiri mungkin mulai mengalami hipertrofi (membesar).
Dengan hipertrofi, kebutuhan ventrikel akan oksigen semakin meningkat
sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras lagi untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, serat-serat otot jantung juga
mulai tegang melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya menyebabkan
penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup.
Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,
genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok,
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan
antara kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor utama pada
stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit,
meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan
aktifitas mekanik ventrikel kiri. (Chang, 2015)
5. Patways Keperawatan
Nyeri Akut
Suplai darah kejaringan tak adekuat
Defisiensi Pengetahuan
6. Manifestasi Klinis
Menurut Corwin (2015), tanda dan gejala hipertensi adalah:
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan darah intrakranium
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
c. Ayunan langkah yang tidak mantap akibat kerusakan susunan saraf pusat
d. Nokturia akibat peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomelurus
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Fhoto torax, posisi poster anterior, hipertrofi kensistrik, besar jantung dalam
batas normal.
b. Pemeriksaan laboratorium, darah vaksin, yang diperlukan adalah Hb, serta
ureum dan creatinin untuk menilai fungsi ginjal, Glukosa, Kalium Serum,
Kolestrol, Gliserin Serum.
c. EKG
8. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer (2015), pengobatan hipertensi yang ideal yang
diharapkan mempunyai sifat-sifat seperti :
a. Menurunkan tekanan darah secara bertahap dan aman.
b. Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral.
c. Berkhasiat untuk semua tingkat hipertensi.
c) Antagonis kalsium
9. Komplikasi
nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok. Ddistress
respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas tambahan, sianosis.
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM , penyakit
ginjal. Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon
2. Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan gangguan irama jantung, stroke
volume, pre load dan afterload, kontraktilitas jantung.
b. Ketidakefektifan Perfusi jaringan serebral berhubungan dengan hipertensi
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplei
oksigen dengan kebutuhan
d. Nyeri Akut berhubungan agen cidera biologis
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak mengetahui sumber-sumber
informasi.
f. Risko Injuri dengan faktor risko kelemahan umum
3. Intervensi
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Penurunan curah jantung NOC : NIC :
berhubungan dengan a. Cardiac Pump 1. Auskultasi nadi apikal, kaji 1. Biasanya terjadi
gangguan irama jantung, effectiveness frekuensi dan irama jantung takikardi (meskipun pada saat
stroke volume, pre load dan b. Circulation 2. Catat bunyi jantung istirahat) untuk mengkompensasi
afterload, kontraktilitas Status 3. Palpasi nadi perifer penurunan kontraktilitas ventrikel.
jantung. c. Vital Sign 4. Pantau TD 2. S1 dan S2
DO/DS: Status 5. Kaji kulit terhadap pucat mungkin lemah karena menurunnya
1. Aritmia, takikardia, d. Tissue dan sianosis kerja pompa. Irama Gallop umum
bradikardia perfusion: perifer 6. Berikan obat sesuai (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran
2. Palpitasi, oedem Setelah dilakukan asuhan indikasi darah ke serambi yang distensi.
3. Kelelahan selama………penurunan 7. Pantau EKG dan perubahan Murmur dapat menunjukkan
4. Peningkatan/penurunan kardiak output klien teratasi foto dada inkompetensi/ stenosis katup.
JVP dengan kriteria hasil: 8. Pantau pemeriksaan lab 3. Penurunan
5. Distensi vena jugularis 1. Tand BUN, kreatinin curah jantung dapat menunjukkan
6. Kulit dingin dan lembab a Vital dalam rentang normal menurunnya nadi radial, popliteal,
7. Penurunan denyut nadi (Tekanan darah, Nadi, dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi
perifer respirasi) mungkin cepat hilang atau tidak
8. Oliguria, kaplari refill 2. Dapat teratur untuk dipalpasi dan pulsus
lambat mentoleransi aktivitas, tidak alternan.
9. Nafas pendek/ sesak ada kelelahan 4. Pada GJK dini,
nafas 3. Tidak sedang atau kronis tekanan darah
10. Perubahan warna kulit ada edema paru, perifer, dan dapat meningkat. Pada HCF lanjut
11. Batuk, bunyi jantung tidak ada asites tubuh tidak mampu lagi
S3/S4 4. Tidak mengkompensasi dan hipotensi tidak
12. Kecemasan ada penurunan kesadaran dapat normal lagi.
5. AGD 5. Pucat
dalam batas normal menunjukkan menurunnya perfusi
6. Tidak perifer sekunder terhadap tidak
ada distensi vena leher adekuatnya curah jantung,
7. Warn vasokontriksi dan anemia. Sianosis
a kulit normal dapat terjadi sebagai refraktori GJK.
jaringan serebral keperawatan selama 3 x 24 jam, Intrakranial Pressure (ICP) Intrakranial Pressure (ICP)
Batasan Karakteristik : diharapkan suplai aliran darah Monitoring (Monitor tekanan Monitoring (Monitor tekanan
a. Massa tromboplastin keotak lancar dengan kriteria intrakranial) intrakranial)
parsial abnormal hasil: 1. Berikan informasi kepada
b. Massa protrombin NOC : keluarga 1. Menurunkan kecemasan keluarga
abnormal Circulation status 2. Set alarm 2. Memudahkan pasien dalam
c. Sekmen ventrikel kiri Tissue Prefusion : cerebral 3. Monitor tekanan perfusi serebral memanggil petugas kesehatan jika
akinetik Kriteria Hasil : 4. Catat respon pasien terhadap memerlukan bantuan
d. Ateroklerosis aerotik 3. Memantau TIK pasien
1. Mendemonstrasikan status stimuli
e. Diseksi arteri 4. Mengetahui Perkembangan pasien
sirkulasi yang ditandai 5. Monitor tekanan intrakranial
f. Fibrilasi atrium 5. Mengetahui kecenderungan tingkat
dengan : pasien dan respon neurology
g. Miksoma atrium kesadaran dan potensial peningkatan
h. Tumor otak a. Tekanan systole terhadap aktivitas TIK dan dapat menunjukkan TIA yang
i. Stenosis karotid dandiastole dalam 6. Monitor intake dan output cairan merupakan tanda terjadinya trombosis
j. Aneurisme serebri rentang yang diharapkan 7. Monitor suhu dan angka WBC CVS baru
k. Koagulopati (mis, anemia b. Tidak ada 8. Kolaborasi pemberian antibiotic 6. Menentukkan tingkat kebutuhan
sel sabit) ortostatikhipertensi 9. Posisikan pasien pada posisi cairan pasien
l. Kardiomiopati dilatasi c. Tidk ada tanda tanda semifowler 7. Mengetahui peningkatan leukosit
m. Koagulasi intravaskular peningkatan tekanan Terapi oksigen sebagai indikator infeksi
diseminata intrakranial (tidak lebih 1. Bersihkan jalan nafas dari secret 8. Antibiotik membantu membunuh
n. Embolisme dari 15 mmHg) 2. Pertahankan jalan nafas tetap mikro organisme patogen.
o. Trauma kepala 2. Mendemonstrasikan efektif 9. Posisi semi fowler membantu
p. Hierkolesterolemia kemampuan kognitif yang 3. Berikan oksigen sesuai intruksi menurunkan tekanan pada diafragma
q. Hipertensi ditandai dengan: 4. Beri penjelasan kepada klien sehingga pasien merasa bisa leluasa
r. Endokarditis infeksi a. Berkomunikasi dengan tentang pentingnya pemberian bernafas
s. Katup prostetik mekanis jelas dan sesuai dengan oksigen Terapi oksigen
t. Stenosis mitral kemampuan 5. Observasi tanda-tanda hipo- 1. Jalan nafas yang bersih dari secret
u. Neoplasma otak b. Menunjukkan perhatian, ventilasi membantu memenuhi kebutuhan
v. Baru terjadi infak oksigen sesuai dengan kebutuhan
konsentrasi dan orientasi 6. Monitor respon klien terhadap
miokardium 2. Jalan nafas yang efektif membantu
c. Memproses informasi pemberian oksigen
w. Sindrom sick sinus memberikan ruang bebas dalam
d. Membuat keputusan 7. Anjurkan klien untuk tetap
x. Penyalahgunaan zat sirkulasi oksigen
y. Terapi trombolitik dengan benar memakai oksigen selama aktifitas 3. Oksigen yang sesuai indikasi
z. Efek samping terkait 3. Menunjukkan fungsi sensori dan tidur membantu memenuhi kebutuhan
terapi (bypass motori cranial yang utuh : oksigen di otak
kardiopulmunal, obat) tingkat kesadaran mambaik, 4. Penjelasan yang baik dan
tidak ada gerakan gerakan pemahaman klien tentang kebutuhan
involunter oksigen, dapat membantu kerjasa
antara perawat dan klien dalam
tindakan keperawatan
5. Sianosis pada kapiler sebagai
tanda atau indikasi menurunnya suplai
oksigen
6. Respon tidak nyaman sebagai
indikator kebutuhan oksigen tidak
sesuai dengan kebutuhan pasien
7. Menjaga keseimbangan kebutuhan
oksigen tubuh
3 Intoleransi aktivitas NOC : Ativity Therapy Activity Therapy
Berhubungan dengan : a. Self Care : 1. Kolaborasi dengan tim 1. Mengkaji setiap aspek klien
a. Tirah Baring atau ADLs kesehatan lain untuk terhadap terapi latihan yang
imobilisasi b. Toleransi merencanakan , monitoring dierencanakan.
b. Kelemahan menyeluruh aktivitas program aktivitasi klien. 2. Aktivitas yang teralau berat dan
c. Ketidakseimbangan c. Konservasi 2. Bantu klien memilih tidak sesuai dengan kondisi klian
antara suplei oksigen eneergi aktivitas yang sesuai dengan dapat memperburuk toleransi
dengan kebutuhan Setelah dilakukan tindakan kondisi. terhadap latihan.
d. Gaya hidup yang keperawatan selama …. Pasien 3. Bantu klien untuk 3. Melatih kekuatan dan irama
dipertahankan. bertoleransi terhadap aktivitas melakukan aktivitas/latihan fisik jantung selama aktivitas.
DS: dengan Kriteria Hasil : secara teratur. 4. Mengetahui setiap
1. Melaporkan secara 1. Berpartisipasi 4. Monitor status emosional, perkembangan yang muncul segera
verbal adanya kelelahan dalam aktivitas fisik tanpa fisik dan social serta spiritual setelah terapi aktivitas.
atau kelemahan. disertai peningkatan tekanan klien terhadap latihan/aktivitas. 5. EKG memberikan gambaran
2. Adanya dyspneu darah, nadi dan RR 5. Monitor hasil pemeriksaan yang akurat mengenai konduksi
atau ketidaknyamanan saat 2. Mampu EKG klien saat istirahat dan jantung selama istirahat maupun
beraktivitas. melakukan aktivitas sehari aktivitas (bila memungkinkan aktivitas.
DO : hari (ADLs) secara mandiri dengan tes toleransi latihan). 6. Pemberian obat antihipertensi
cedera
16. Kunci roda dari kursi roda,
tempat tidur, saat
memindahkan pasien.
17. Ajari pasien bagaimana cara
duduk, berdiri dan berjalan
yang aman untuk
meminimalkan cedera bila
diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, dkk, 2015, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2, Edisi 3, FKUI, Jakarta.
Tjokronegoro, 2016, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI,
Jakarta