Anda di halaman 1dari 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Pengertian Psikologi Agama


1.   Psikologi
Selama ini, kita mengenal psikologi dengan “ilmu jiwa”. Istilah psikologi berasal
dari bahasa inggris “psychology”. Kata psychology merupakan dua akar kata yang
bersumber dari bahasa Greek (Yunani), yaitu “psyche” artinya jiwa dan “logos”
artinya ilmu. Jadi, secara harfiah psikologi artinya “ilmu jiwa”. Istilah ilmu jiwa
sering menimbulkan konotasi lain, seperti adanya anggapan bahwa ilmu jiwa adalah
ilmu yang langsung menyelidiki jiwa. Oleh karena sering menimbulkan konotasi lain,
istilah “ilmu jiwa” untuk arti kata psikologi, sekarang jarang dipakai oleh kalangan
profesional baik yang berkecimpung dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia
profesi lain. Sebaiknya istilah psychology jangan diganti dengan istilah ilmu jiwa
melainkan psikologi saja, sebab sebutan itu lebih pas untuk disiplin ilmu ini.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan manusia yang berkaitan
dengan pikiran, perasaan dan kehendak. Jadi definisi psikologi secara umum yaitu
ilmu yang meneliti dan mempelajari kejiwaan yang ada dibelakangnya, karena jiwa
itu sendiri bersifat abstrak.
2. AGAMA
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti
“tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat
kembali”. Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita
sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan
keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya.

3. Psikologi Agama
Dari pengertian psikologi dan pengertian agama, bahwa pengertian psikologi agama
adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan
pikiran, perasaan dan kehendak yang bersifat abstrak yang menyangkut dengan
masalah yang berhubungan dengan kehidupan batin manusia, yang mempengaruhi
perbuatan-perbuatan manusia dan menimbulkan cara hidup manusia atau ajaran-
ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat, psikologi agama adalah cabang dari psikologi
yang meneliti dan menela’ah kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari
seberapa besar pengaruh keyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku..
Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi agama adalah ilmu yang  mempelajari
tingkah laku makhluk hidup mengenai kehidupan beragama pada seseorang dan
mempelajari seberapa besar pengaruh keyakinan beragama serta keadaan hidup pada
umumnya.

B.Manfaat psikologi Agama dalam belajar Mengajar.


Dalam kehidupan sehari-hari bannyak sekali manfaat yang diambil dari psikologi
agama, khususnya dalam proses belajar mengajar.

B.    Manfaat Psikologi Agama dalam Belajar Mengajar


Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali manfaat yang diambil dari psikologi agama,
khususnya dalam proses belajar mengajar. Berikut ini beberapa manfaat psikologi agama
dalam proses belajar mengajar, diantaranya :
1.    Menanamkan Cara Berpikir Positif terhadap Anak
Berpikir positif merupakan salah satu cara berpikir yang lebih menekankan pada hal-hal yang
positif, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun situasi yang dihadapi. Setiap orang
yang mempunyai pikiran positif akan melihat segala kesulitan dengan cara yang polos serta
tidak mudah terpengaruh, sehingga menjadi tidak mudah putus asa oleh berbagai tantangan
ataupun hambatan yang dihadapi. Individu yang berpikir positif selalu mempunyai keyakinan
bahwa setiap masalah pasti ada solusi yang tepat dan melalui proses intelektual yang sehat
(Peale, 1996).
2.    Menanamkan Kecerdasan Kreatif pada Anak
Dilihat dari perspektif psikologis, definisi kreativitas bisa ditinjau dari berbagai sudut
pandang. Menurut Triantoro Safaria, kreativitas merupakan kemampuan berpikir secara
berbeda dalam berbagai macam sudut pandang yang fleksibel dan bervariasi. Secara garis
besar, kreativitas dapat dilihat dari empat macam dimensi atau yang sering disebut sebagai 4
P, yaitu process, person, press and product. Kreativitas juga dapat dilihat dari karakteristik
pribadi, dari proses yang dilalui oleh individu tersebut, dari dorongan internal maupun
eksternal, dan terakhir dapat dilihat dari produk yang dihasilkan oleh individu tersebut.
Namun, pada umumnya, orang lebih bisa melihat sebuah kreativitas dari produknya, dengan
asumsi seseorang bisa dikatakan kreatif jika telah menghasilkan sesuatu yang dinilai inovatif,
lebih aktual, dan lebih berbeda dari yang lain.
3.    Menanamkan Kecerdasan Emosional pada Anak
Secara garis besar, emotional intelligence berisikan kualitas-kualitas dan potensi-potensi
positif sebuah pribadi yang bersifat interpersonal dan ekstra personal. Kualitas-kualitas
tersebut adalah empati, mengungkapkan dan memahami perasaan, mengendalikan amarah,
kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan memecahkan masalah
pribadi, ketekunan, kesetiakawanan, keramahan dan adanya sikap hormat terhadap orang lain.

4.    Membangun Kecerdasan Spiritual pada Anak


Sebenarnya kemampuan kecerdasan spiritual individu dapat dilihat dari bagaimana praktik
dan aplikasi keagamaan individu terinternalisasi atau menyatu dalam kehidupannya, namun
bukan hanya sebatas pemahaman agama saja. Dalam hal ini psikologi agama juga berperan
penting untuk menanamkan kecerdasan spiritual pada jiwa individu. Hal ini juga didukung
oleh Prof. Dr. Ahmad Tafsir, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunungjati dalam sebuah
seminar tentang “Kecerdasan Spiritual dalam Perspektif Islam” yang menyatakan bahwa
memang benar jika kecerdasan spiritual tidak bisa dilihat dari pemahaman keberagamaan
seseorang, karena berapa banyak pula orang yang pemahaman keagamaannya bagus, namun
tindakan korupsi masih dilakukan juga, artinya yang dimaksud di sini adalah bukan hanya
sekadar dan sebatas
pemahaman, tetapi juga aplikasi dalam kehidupannya.

Anda mungkin juga menyukai