STASE II
KEPERAWATAN MATERNITAS
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu kehidupan seorang wanita yang mana
kehamilan akan membuat tubuh wanita berubah. Perubahan fisik tersebut
sesungguhnya merupakan suatu mekanisme adaptasi yang dilakukan tubuh untuk
menghadapi dan mempersiapkan berbagai kebutuhan pada waktu hamil dan
melahirkan(Maryati dan Sukarti, 2011).
Selama kehamilan otot-otot abdomen secara bertahap akan melebar atau
melonggar seiring bertambahnya usia kehamilan, hal ini menyebabkan terjadinya
pengurangan tonus otot dan akan terlihat jelas pada periode post partum sehingga
membuat dinding otot perut menjadi lemah dan terjadi penurunan kekuatan otot
perut (Maryani dan Sukarti, 2011). Setelah melahirkan dinding abdomen masih
lunak dan kendor diakibatkan karena putusnya serat-serat elastis kulit distensi
yang berlangsung lama akibat membesarnya uterus selama kehamilan (Verney,
2008).
Salah satu upaya untuk mengembalikan keadaan normal dan meningkatkan
kekuatan otot perut adalah dengan olahraga.Olahraga bermanfaat untuk
meningkatkan stamina, meningkatkan kekuatan otot, memperbaiki peredaran
darah, menjaga kekuatan otot serta memperbaiki kelenturan otot(Deka,
2008).Jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi ibu setelah melahirkan adalah
senam nifas.
Senam nifas merupakan suatu latihan yang dapat dilakukan 24 jam setelah
melahirkan dengan gerakan yang telah disesuaikan dengan kondisi ibu-ibu
setelah melahirkan yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
sirkulasi ibu pada masa nifas, serta membantu meningkatkan kekuatan otot perut
setelah melahirkan (Brayshaw, 2008).Para ibu kerap merasa takut melakukan
gerakan demi gerakan setelah persalinan, dikarenakan ibu merasa khawatir
gerakan yang diakukan justru menimbulkan dampak seperti nyeri dan
pendarahan. Padahal 6 jam setelah persalinan normal ibu sudah boleh melakukan
mobilisasi dini termasuk senam nifas, dengan senam nifas kondisi umum ibu
menjadi lebih baik dan pemulihan lebih cepat.
Senam nifas ini sangatlah penting dilakukan pada saat masa nifas, senam
nifas dapat mempercepat proses involusi uteri dan pemulihan alat
kandungan. Tetapi pada kenyataannya senam nifas jarang dilakukan karena ibu
pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan, takut jahitan lepas dan masih
sakit pada luka perineum(Salamah, 2006).
Oleh karena itu kami tertarik melakukan penyuluhan untuk memberikan
pengetahuan pentingnya mengenai senam nifas pada ibu postpartum.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan selama 45 menit,
diharapkan pesertadapat mengetahui bagaimana senam nifas yang baik dan
dapat dilakukan sendiri dirumah.
2. Tahap pelaksanaaan
a. Mengontrak waktu dengan pasien
b. Mengarahkan pasien ke tempat yang akan dilakukan penyuluhan
c. Melakukan pembukaan yang akan disampaikan oleh moderator
d. Menyampaikan materi penyuluhan yang akan disampaikan penyaji
e. Melakukan evaluasi kepada audiens
f. Membagikan leaflet kepada audiens
g. Mendokumentasikan kegiatan
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi/praktek latihan senam nifas
E. Media dan Alat
1. Leaflet
2. Powerpoint
3. Video senam nifas
G. Pengorganisasian
Moderator: Rubil Alhaq, S.Kep
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelalaskan tujuan dari penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
(kontrak waktu)
f. Menuliskan pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi
h. Mengatur waktu penyuluhan
Penyaji: Sri Aprianti Hartini, S.Kep
a. Menggali pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas
b. Menjelaskan materi mengenai senam nifas
c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
Peraga: Yovi Andriani, S.Kep
a. Memperagakan gerakan senam nifas
Observer: Rita Purnama Sari, S.Kep
a. Mengobservasi jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan
berlangsung
c. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil
penyuluhan
Dokumentasi: Aldo Indra, S.Kep
a. Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan
Fasilitator:
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum mulai penyuluhan
b. Mengatur teknik acara sebelum penyuluhan
c. Memotivasi ibu nifas agar berpartisipasi dalam penyuluhan
d. Memotivasi ibu nifas untuk mengajukan pertanyaan saat moderator
memberikan kesempatan bertanya
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
f. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan
Nama-nama fasilitator:
a. Heriyani Pertiwi, S.Kep
b. Santi, S.Kep
c. Priyana, S.Kep
d. Sri Maryati, S.Kep
e. Kiki Abory Pintubatu, S.Kep
H. Setting Tempat
I. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
No Waktu
kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Menyapa audiens 2. Membalas respon
3. Memperkenalkan diri 3. Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan
5. Melakukan kontrak waktu 5. Mendengarkan
2. Kegiatan inti 15 Menit P Penjelasan :
1. Mengkaji pengetahuan peserta 1. Menjawab
tentang senam nifas
2. Memberikan reinforcement 2. Menjelaskan
positif kepada peserta yang
mengetahui tentang senam nifas
3. Menjelaskan pengertian nifas 3. Mendengarkan
4. Menjelaskan tahapan masa nifas 4. Mendengarkan
5. Menjelaskan pengertian senam 5. Mendengarkan
nifas
6. Menjelaskan tujuan senam nifas 6. Mendengarkan
7. Menjelaskan manfaat senam 7. Mendengarkan
nifas
8. Menjelaskan kontra indikasi 8. Mendengarkan
senam nifas
9. Menjelaskan waktu pelaksanaan 9. Mendengarkan
senam nifas
10. Menjelaskan kerugian tidak 10. Mendengarkan
melakukan senam nifas
11. Menjelaskan tata cara 11. Mendengarkan
melakukan senam nifas
12. Menjelaskan persiapan senam 12. Mendengarkan
nifas
13. Menjelaskan persiapan sebelum 13. Mendengarkan
senam nifas
14. Menjelaskangerakan pada 14. Mendengarkan
senam nifas
3. Demonstrasi 10 menit 1. Menampilkan video senam nifas 1. Memperhatikan
2. Mendemonstrasikan senam 2. Memperhatikan/
nifas mengikuti
gerakan
4. Evaluasi 10 menit 1. Memberikan kesempatan 1. Memberi
kepada peserta untuk bertanya pertanyaan
2. Memberikan reword berupa
tepuk tangan kepada yang 2. Memberi tepuk
bertanya tangan
3. Menjawab pertanyaan dari
audiens 3. Mendengarkan
4. Evaluasi akhir materi dengan
memberikan pertanyaan kembali 4. Menjelaskan
5. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan
2. Menutup 2. Mendengar
3. Memberi salam 3. Menjawab salam
J. Evaluasi
Evalusai dengan memberikan pertanyaan kembali mengenai senam nifas
1. Evaluasi persiapan
a. Waktu, tempat dan peserta
b. Kontrak waktu dan tempat 1 hari sebelumnya
c. Ketersediaan fungsi, alat, bahan, media dan promosi kesehatan sesuai
dengan yang dibutuhkan
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara
selesai
c. Peserta mengajukan pertanyaan
3. Evaluasi hasil
a. 75% Peserta mengerti tujuan senam nifas
b. 75% Peserta mengerti manfaat senam nifas
c. 75% Peserta mengerti kontra indikasi senam nifas
d. 75% Peserta mengerti waktu pelaksanaan senam nifas
e. 75% Peserta mengerti kerugian tidak melakukan senam nifas
f. 75% Peserta mengerti tata cara melakukan senam nifas
g. 75% Peserta mengerti persiapan senam nifas
h. 75% Peserta mengerti persiapan sebelum senam nifas
i. 75% Peserta mengerti gerakan pada senam nifas
K. Referensi
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihama
Brayshaw, Eileen. 2008. Senam Hamil Dan Nifas Pedoman Praktek Bidan.
Jakarta: EGC
Marmi.2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas”Peurperium Care”.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Maryunani, A dan Sukaryati, Y. 2011.Senam Hamil, Senam Nifas Dan Terapi
Musik. Jakarta: Trans Info Media
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Edisi 2. Jakarta: EGC
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Verney, H. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta : EGC
Widianti, A dan Proverawati, A. 2010.Senam kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Wulandari,S.R, Handayani, S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
LANDASAN TEORI
SENAM NIFAS
A. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Marmi, 2012).
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung kira-
kira 6 minggu(Saleha, 2009).
6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut
kiri. Ulangi pada lutut kanan.
7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan.
angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal
mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan
perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.
8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi
di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah
lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan
meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit.
9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan
dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.
10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan kebawah seperti
gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.
11. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut
mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan
memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis,
lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.
12. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan dibawah kepala.
Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu
bersamaan angkatlah pantat darikasur dengan melengkungkan badan.
Lakukan sebanyak 4sampai 6 kali selama setengah menit.
13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki
kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama
tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4
detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.
PENUTUP
Senam nifas merupakan senam yang dilakukan pada ibu postpartum. Senam
nifas sangat penting bagi ibu post partum. Pengenalanmengenai senam nifas pada ibu
post partum sangat penting karena dapatmengembalikan kekuatan otot-otot badan,
ibu post partum menjadi sehatdan bugar dan membantu memperlancar pencernaan
pada ibu post partum.
Manfaat senam nifas secara umum untukmembantu penyembuhan rahim, perut,
dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-
bagian tersebut ke bentuk normal, membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi
longgar diakibatkan kehamilan dan persalinan, serta mencegah pelemahan dan
peregangan lebih lanjut, menghasilkan manfaat psikologis yaitu menambah
kemampuan menghadapi stres dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca
persalinan.
Tujuan dari senam nifas adalahmengembalikan rahim kebentuk semula,
memperbaiki elastisitas otot yang telah mulur, mencegah kesulitan buang air besar
atau buang air kecil, memperlancar sirkulasi darah, menghindari pembengkakan pada
kaki dan mencegah timbulnya varises, mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu
setelah melahirkan pada kondisi semula, membantu memulihkan kekuatan dan
kekencangan otot-otot panggul, perut dan perineum terutama otot yang berkaitan
selama kehamilan dan persalinan, memperlancar pengeluaran lochea, merelaksasi
otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan.