Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN ( SP 1 )

TINDAKAN KEPERAWATAN HDR

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
An. Y merasa tidak berguna lagi karena telah gagal memenuhi keinginan orang tua
untuk menjadi seorang Polisi, An. Y tampak menundukan kepala saat berbicara,
kontak mata ( - ).
2. Diagnosa / masalah keperawatan
Harga diri rendah
3. Tujuan
TUM : Pasien dapat meningkatkan harga diri dengan cara melakukan hal hal positif
yang dimiliki.
TUK : Pasien dapat mengidentifikasi aspek positif yang dimiliki, pasien dapat menilai
kemampuan yang masih dapat digunakan, pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan
yang sesuai dengan kemampuan, pasien dapat melatih kemampuan yang sudah dipilih
sesuai dengan kemampuan, pasien dapat menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan
yang telah dilatih dalam rencana harian.

B. Strategi Pelaksanaan
Orientasi:
“Selamat pagi pak, perkenalkan saya perawat Hariet Rinancy,senang dipanggil Cici. Nama
Bapak siapa? senang dipanggil apa pak?”
“Baiklah pak, saya perawat di RS ini yang saat ini sedang dinas pagi mulai dari jam 7.30 s/d
14.00 WIB dan saya yang akan melakukan perawatan kepada bapak Y. Bagaimana perasaan
Bapak Ysaat ini?”
“O… Bapak Y merasa bosan… apa yang membuat Bapak Y merasa bosan?”
“ Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang perasaan bapak Y dan kemampuan
yang Bapak miliki?” “Dimana kita bisa bercakap-cakap?”
“Baik, berapa lama pak?” “Bagaimana jika 30 menit? Tujuan kita bercakap-cakap adalah
agar Bapak Ydapat menilai kembali kemampuan yang dimiliki selama ini dan kegiatan yang
biasa Bapak Y lakukan”.
Kerja:
“Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian bapak terhadap diri bapak sendiri.
Tadi bapak Y mengatakan merasa bosan karena tidak berarti. Apa yang menyebabkan bapak
merasa demikian?”
“Jadi… bapak Y merasa telah gagal memenuhi keinginan orang tua utuk menjadi seorang
polisi…. Ada lagi hal lain yang tidak menyenangkan yang bapak rasakan?”
“Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga dan teman-teman setelah bapak Y merasakan
hidup yang tidak berarti dan tidak berguna?”
“Oo… Bapk Y jadi malas dan malu…. Ada lagi?”
“Tadi Bapak Y juga mengatakan telah gagal memenuhi keinginan orang tua, sebenarnya apa
saja harapan atau cita-cita Bapak Y?”
“Yang mana saja dari harapan bapak yang telah dicapai?”
“Bagaimana usaha bapak Y untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?”
“Agar dapat mencapai harapan-harapan Bapak Y, mari kita sama-sama menilai kemampuan
yang bapak dimiliki untuk dilatih dan dikembangkan. Coba bapak Y sebutkan kemampuan
apa saja yang pernah miliki?”
“Bagus, apalagi? Mari kita buat daftarnya ya…!Kegiatan di rumah tangga yang biasa bapak
lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring,…dst”.
“Wah, bagus sekali ada tujuh kemampuan dan kegiatan yang bapak Y miliki. Nah,
sekarang… dari tujuh kemampuan/ kegiatan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan?
Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua,….” (hingga tujuh kemampuan/ kegiatan
(misalnya akhirnya ada lima yang masih dapat dilakukan).
“Bagus sekali, ternyata ada lima kegiatan yang masih dapat dikerjakan. Menurut Bapak Y
adakah bantuan yang diperlukan untuk bapak melakukan kegiatan ini?”
“Iya, bagus sekali!”
“Mari kita lihat kembali daftar kegiatan yang telah kita buat tadi”
“Coba Bapak Y pilih yang mana yang akan dikerjakan sesuai kemampuan bapak. Yang
nomor satu… main tenis. Wah, saat ini belum bisa dilakukan ya... Yang nomor dua
merapikan tempat tidur, bagaimana pak ? Wah, tentu bisa dilakukan ya. Bagus sekali!”
“Baik… nomor tiga mencuci piring, bisa ya? (dan seterusnya hingga kelimanya didiskusikan,
misalnya akhirnya ada tiga kegiatan yang dipilih untuk dikerjakan di rumah sakit).
“Nah…dari ketiga kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan di rumah sakit… mana yang
mau dilatih hari ini?”
“Baik, mari kita latihan merapikan tempat tidur. Tujuannya agar bapak dapat meningkatkan
kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan manfaatnya. Dimana kamarnya?”
“Nah, kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan terlebih dahulu bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang
kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas ya… Bagus! Sekarang bagian kaki, tarik
dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan
letakkan di bagian atas/kepala. Mari kita lipat selimut. Nah, letakkan di bagian bawah/kaki.
Bagus!”
“Bagus sekali, Bapak Y dapat mengikuti langkah-langlahnya. Sekarang, mari kita masukkan
pada jadual harian bapak ya... Mau berapa kali sehari merapikan tempat tidur? Bagus!
Duakali sehari… pagi-pagi bangun tidur, lalu setelah istirahat siang jam 16.00 WIB. Jika
sudah dikerjakan, beri tanda ya….M artinya mandiri, diisi jika merapikan tempat tidur
dilakukan tanpa diingatkan perawat; B artinya bantuan, diisi jika kegiatan merapikan tempat
tidur dilakukan dengan bantuan perawat atau harus diingatkan perawat terlebih dahulu; dan
T artinya tergantung, diisi jika bapak Y tidak melakukannya”

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak Y setelah latihan merapikan tempat tidur?”
“Nah, sekarang coba ulangi kembali langkah-langkah merapikan tempat tidur!”
“Bagus sekali! Jangan lupa merapikan tempat tidur sesuai jadual yang telah dibuat tadi ya…
yaitu setelah bangun tidur pagi hari dan setelah istirahat siang hari”
“Nah, besok pagi saya akan datang kembali, kita latihan kegiatan yang kedua. Mau jam
berapa?”
“Baiklah, kalau besok saya akan datang pada jam 10. Sampai jumpa….”

Anda mungkin juga menyukai