Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL


KEHILANGAN DAN BERDUKA

OLEH :
Ns. Hariet Rinancy, S.Kep.M.Kep
Kehilangan

Suatu kondisi aktual ataupun potensial yang dapat


di alami individu ketika terpisah dengan sesuatu
yang sebelumnya ada , baik sebagian ataupun
keseluruhan, atau terjadi perubahan dalam hidup
sehingga terjadi perasaan kehilangan.
1. Kehilangan orang yang bermakna,
misalnya meninggal, di penjara.

2. Kehilangan kesehatan bio – psiko


– sosial, misalnya suatu penyakit,
amputasi bagian tubuh, kehilangan
Bentuk pendapatan, kehilangan perasaan,
kehilangan kehilangan pekerjaan, kehilangan
kedudukan, dan kehilangan
kemampuan seksual

3. Kehilangan milik pribadi, misalnya


benda yang berharga, uang atau
perhiasan
Berbagai hal yang mungkin dirasakan hilang
ketika seseorang mengalami sakit

• Kesehatan • Kepemilikan
• Kemandirian • Keamanan keuangan
• Rasa mengontrol • Makna produktivitas
dan pemenuhan diri
kehidupannya sendiri
• Rencana atau impian di
• Privasi masa depan
• Kesopanan • Gaya hidup
• Hubungan • Impian untuk kekal
• Uang
• Peran di dalam dan di
• Rutinitas sehari hari
luar rumah
• Tidur
• Status sosial • Fungsi seksual
• kepercayaan diri • Aktivitas di waktu
luang
Rentang respon emosi saat kehilangan dan
berduka

Adaptif Maladaptif
 Menangis, menjerit,  Diam / tidak menangis
menyangkal  Menyalahkan diri
 Menyalahkan diri sendiri, berkepanjangan
menawar, bertanya tanya  Rendah diri
 Membuat rencana untuk yang  Mengasingkan diri
akan datang  Tak berniat hidup
 Berani terbuka tentang
kehilangan
BERDUKA / GRIEVING

Respon total terhdap pengalaman emosional akibat kehilangan.


Berduka diwujudkan dalam pikiran dan perasaan, perilaku yang
berhubungan dengan kesedihan yang mendalam
Duka cita adalah respon subjektif yang dialami oleh orang yang
ditinggalkan setelah kematian / kehilangan.
Berkabung adalah proses perilaku yang pada akhirnya akan
menyelesaikan atau merubah berduka ( sering kali di pengaruhi oleh
budaya, keyakinan spiritual dan kebiasaan ).
Berduka adalah proses sosial uang lebih baik dibagi dan dijalani
dengan bantuan orang lain.
Mengatasi rasa berduka sangat penting karena karena duka cita
sangat berpotensi mengagganggu kesehatan
GEJALA YANG MENYERTAI
BERDUKA

Ansietas,depresi, Penurunan Berat Badan,


Kesulitan Menelan, Muntah, Keletihan, Sakit
Kepala, Pusing, Mata Berkunang2, Pandangan
Kabur, Keringat Berlebihan, Gangguan
Menstruasi, Nyeri Dada, Dispnea, Palpitasi,
Penurunan Libido, Kosentrasi, Pola Makan,
Pola Tidur, Aktivitas Dan Komunikasi.
Walaupun berduka dapat
mengancam kesehatan, tapi
resolusi yang positif dalam
proses berduka dapat
Next memperkaya individu dengan
pemahaman, nilai, tantangan,
keterbukaan, dan kepekaan
baru
Tipe respon berduka

1. Berduka singkat / berduka adaptif : berlangsung secara singkat, bisa


objek yang yg hilang tidak begitu penting atau bisa juga karena telah
digantikan segera oleh yang lain.
2. Berduka tertutup : seseorang tidak mampu mengakui kehilangan ke
orang lain karena terkait dengan kehilangan yang tidak dapat
diterima secara sosial : seperti aborsi, bunuh diri, atau memberikan
anak pada orang lain.
3. Berduk yang tidak selesai ( maladaptif ) : beralngsung lama dan
parah bisa karena traumatik di masa lalu atau kehilangan saat ini
tandanya : bisa menyangkal atau menginkari kehilangan, gejala
berduka yang berualang saat peringatan kematian, atau selama
liburan, terus merasa bersalah, terus mencari orang yang meninggal,
hubungan dg kerabat dan teman buruk setelah kematian, berpikir utk
bunuh diri agar dapat bertemu kembali
4. Berduka terhambat : banyak gejala berduka normal yang ditekan
Respon berduka

1.Denail ( penolakan )
Reaksi pertama : syok, tidak percaya, tidak
mengerti, atau mengingkari kenyataan
Reaksi fisik : letih, mual, lemah, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat, tidak tahu
berbuat apa, pucat, menangis, gelisah.
Berlangsung beberapa menit hingga beberapa
tahun
2. Anger ( Marah )
Kemarahan yang timbul sering di proyeksikan kepada
orang lain atau pada diri sendiri
Perilaku : agresif, menyerang orang lain, menuduh
dokter ataupun perawat tidak kompeten, bicara kasar dan
menolak pengobatan
Respon fisik : muka merah, gelisah, tangan mengepal,
denyut nadi cepat, susah tidur

3. Bargaining ( tawar menawar )


Penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya
kehilangan
Berupaya melakukan tawar menawar dengan memohon
kemurahan tuhan
4. Depression ( depresi )
 Menunjukan sikap menarik diri
 Kadang bersikap sangat penurut
 Tidak mau bicara
 Menyatakan keputusasaan
 Rasa tidak berharga
 Bisa muncul keinginan bunuh diri
 Gejala fisik : menolak letih, susah tidur, libido menurun
5. Acceptance ( penerimaan )
 Reorganisasi perasaan kehilangan
 Pikiran tentang objek yang hilang akan mulai berkurang
atau hilang beralih ke objek baru
 Menerima kenyataan kehilangan
 Mulai memaandang ke depan
 Apabila dapat memulai tahap ini dan menerima dengan
perasaan damai tan tuntas
 Apabila kegagalan masuk ketahap penerimaan akan
mempengaruhi dalam mengatasi perasaan kehilangan
selanjutnya.
Askep kehilangan dan
berduka

A. Pengkajian
Faktor predisposisi
1. Genetik : individu yang dibesrkan dlm krlg yg
mempunyai rieayat depresi sulit mengembangkan
sikap optimis dlm menghadapi mslh
2. Kesehatan jasmani : individu yg keadaan fisik sehat,
pola hiduo teratur cendrung mempunyai kemampua
mengatasi stree lebih tinggi dari yang mengalami
gangguan fisik
Faktor presipitasi:
Faktor pencetus berupa
3. Keadaan mental : indidvidu
perasaan stress nyata atau
yang mengalami gangguan
imajinasi individu dan
jiwa terutama ada riwayat
kehilangan yang bersifat bio
depresi yang ditandai persaan
psiko sosial seperti kondisi
tidak berdaya, pesismis, telah
sakit, kehilangan fungsi
dibayangi persaaan yang
seksual, kehilangan harga
suram bisa sangat peka dlm
diri, kehilangan pekerjaan,
menghadapi situasi
kehilangan peran, dan
kehilangan.
kehilangan posisi di
4. Pengalaman kehilangan
masyarakat
dimasa lalu : individu yang
Bentuk perilaku : menangis
trauma mengalami kehilangan
atau tidak mampu
masa lalu, sulit mencapai fase
menangis, marah, putus asa,
penerimaaan.
kadang berusaha bunuh diri,
atau membunuh orang lain.
B. Diagnosa keperawatan
1. Berduka b.d kehilangan aktual atau kehilangan
yang dirasakan
2. Berduka antisipasif b.d perpisahan atau
kehilangan
3. Berduka disfungsional b.d kehilangan orang /
benda yang dicintai atau memiliki arti besar
C. Perencanaa tindakan keperawatan
secara umum :
1. Membina dan meningkatkan hubungan
saling percaya dengan cara :
 Mendengarkan pasien berbicara
 Memberi dorongan agar pasien mau
mengungakapkan perasaan nya
 Menjawab pertanyaan pasien secara
langsung
 Menunjukan sikap menerima dan empati
2. Mengenali faktor2 yang mungkin menghambat
3. Mengurangi atau menghilangkan faktor
penghambat
4. Memberikan dukungan terhadap respon
kehilangan pasien
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antara
anggota keluarga
6. Menentukan tahap keberadaan pasien
Secara khusus
1. Mengingkari ( denail )
 Memeberikan kesempatan pada klienutk
mengungkapkanpersaanya :
a. Secara verbal mendukung pasien tetapi tidak
mendukung denail nya
b. Tidak membantah denail pasien , tetapi
menyampaikan fakta2 seprti pemakaman akan
dilakukan jam 3 siang.
c. Duduk disamping pasien
d. Teknik komunikasi diam dan sentuhan
e. Perhatikan kebutuhan dasar klien
2. Marah ( Anger )
Mendorong dan memeberikan waktu pada klien untuk
mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa melawan
dengan kemarahan :
a. Bantu klien / keluarga utk mengerti bahwa marah
adalah suatu respon yn normal utk merasakan
kehilangan dan ketidak berdayaan
b. Fasilitasi ungkapan kemarahan klien dan keluarga
c. Hindari menarik diri dan dendan karena klien /
keluarga bukan sedang marah pada perawat.
d. Tangani kebutuhannya pada segala reaksi
kemarahanya
3. Tahap bergainning
Membantu klien mengunkapkan
rasa bersalah dan takut :
a. Mendengarkan ungkapan dg
penuh perhatian
b. Mendorong pasien utk
membicarakan rasa takut atau
rasa bersalahnya
c. Bila klien selalu mengungkapkan
“ kalua “ atau “ seandainya “
beritahu klien bahwa perwat
hanya dapat sesuatu yang nyata
d. Membahas bersama klien
mengenaipenyebab rasa
bersalah dan takut
4. Tahap deprssion
Membantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut :
a. Mengamti perilaku klien dan bersama dg nya membhas
persaaanya
b. Mencegah tindakan bunuh diri
c. Membantu pklien mengurangi rasa bersalah
d. Menghargai persaan klien
e. Membantu klien menemukan dukungan yg + dg mengaitkan
pada kenyataan
f. Memberi kesempatan menangis dan mengungkapkan
persaaan
g. Bersama klien membahs persaan negatif yg sllu timbul
5. Tahap Acceptance
Membantu klien menerima kehilangan yang bisa
dielakan :
a. Menganjurkan keluarga mengunjungi klien
secara teratur
b. Membantu keluarga berbagi rasa
c. Membahas rencana setelah masa berkabung
terlewati
d. Memberi informasi akurat tentang kebutuhan
pasien dan keluarga
Intervensi Berduka Disfungsional
individu
Membina hubungan Berdiskusi cara mengatasi
saling percaya dengan klien berduka yang dialami:
Berdiskusi mengenai - Cara verbal
kondisi klien saat ini (mengungkapkan
(Kondisi pikiran,perasaan perasaan)
,fisik,sosial dan spiritual - Cara fisik (memberi
sebelum/sesudah kesempatan aktivitas
mengalam peristiwa fisik)
kehilangan dan hubungan - Cara sosial (sharing
antara kondisi saat ini melalui self help group)
dengan peristiwa - Cara spiritual (Berdoa,
kehilangan saat terjadi). Berserah diri)
Next...

Memberi informasi tentang sumber-sumber


komonitas yang bersedia untuk saling memberikan
pengalaman dengan seksama.
Membantu klien memasukan kegiatan dalam jadwal
harian
Kolaborasi dengan TIM kesehatan jiwa dipuskesmas
Intervensi Berduka Disfungsional
Keluarga

Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan dan


duka serta dampaknya pada klien

Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi berduka


yang dialami oleh klien

Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien dengan


berduka disfungsional

Berdiskusi dengan keluarga sumber-sumber bantuan yang


dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasikehilangan
yang dialami oleh klien
Thanks For
Attention

Anda mungkin juga menyukai