Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KONSEP UMUM DAN ROLEPLAY

KETIDAKBERDAYAAN

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Kamariyah S.Kep.,M.Kep

DISUSUN OLEH :
Nurul Mellinia Ramadana (G1B118059)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020
KONSEP UMUM KETIDAKBERDAYAAN

1. Pengertian Ketidakberdayaan (power less)


Menurut Muhammad bin Hasan bin Aqil Musa Syarif, 2008. Ketidakberdayaan atau
disfungsionalitas adalah ketidakmampuan melakukan suatu tindakan, dan keberadaan
orang tersebut akhirnya  menjadi beban bagi orang lain.
Ketidakberdayaan merupakan kondisi ketika individu atau kelompok merasakan
kurangnya control personal terhadap sejumlah kejadian atau situasi tertentu yang
memengaruhi pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
Ketidakberdayaan adalah perasaan yang dialami semua orang dalam derajat yang berbeda
pada situasi yang berlainan. Stephenson (1979) menggambarkan dua jenis
ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan situasional muncul pada sebuah peristiwa spesifik
dan mungkin berlangsung singkat. Ketidakberayaan dasar (trait powerlessness)bersifat
lebih menyebar, memengaruhi pandangan, tujuan, gaya hidup, dan hubungan. Secara
klinis, diagnosis keperawatan ketidakberdayaan mungkin lebih bermanfaat jika
digunakan untuk menggambarkan individu yang mengalami ketidakberdayaan dasar
dibandingkan ketidakberdayaan situasional.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan. Dalam hal ini, individu yang putus asa
tidak melihat adanya solusi untuk mengatasi masalahnya atau jalan untuk mencapai
keinginannnya, bahkan ia sangat merasa ingin memegang kendali atas hidupnnya.
Individu yang tidak berdaya mungkin melihat alternative atau jawaban untuk masalahnya,
tetapi tidak mampu berbuat apa pun karena persepsi tentang control dan sumber yang
ada. Ketidakberdayaan yang berkepanjangan bisa menyebabkan keputusasaan.

2 Etiologi
Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan hospitalisasi
Hospitalisasi menimbulkan berbagai respons pada masyarakat dan keluarga,
termasuk kecemasan, ketakutan, dan ketidakberdayaan. Jika hospitalisasi diduga
berlangsung singkat, diagnosis kecemasan yang berhubungan dengan lingkungan yang
asing, kehilangan rutinitas yang biasa, dan gangguan privasi mungkin beguna untuk
menggambarkan ketidakberdayann situasional. Jika hospitalisasi merupakan upaya
perawatan ulang untuk masalah yang berkelanjutan, penggunaan diagnosis
ketidakberdayaan mungkin lebih sesuai untuk menggambarkan ketidakberdayaan dasar.
Diagnosis tersebut sebaiknya dinyatakan kembali sebagai ketidakberdayaan yang
berhubungan dengan perawatan ulang untuk infeksi paru dan pengaruh pada karier dan
perkawinan.

3 Jenis-jenis ketidakberdayaan
2.3.1 Mayor
Memperlihatkan atau menutupi (marah, apatis) ekspresi ketidakpuasan atau
ketidakmampuan mengontrol situasi (misalnya ; pekerjaan, penyakit, prognosis,
perawatan, tingkat penyembuhan) yang mengganggu pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
2.3.2 Minor
 Kurangnya prilaku mencari informasi
 Apatis kebergantungan yg tidak memuaskan pada orang lain
 Ansietas perilaku buruk
 Marah kegelisahan
 Perilaku kekerasan perilaku menarik diri
 Depresi pasif

4 Patofisiologis
Setiap proses penyakit, baik akut maupun kronis, dapat menyebabkan
ketidakberdayaan atau berperan menyebabkan ketidakberdayaan. Beberapa sumber
umum antara lain
1. Berhubungan dengan ketidakmampuan berkomunikasi, sekunder akibat cedera
serebrovaskular (CVA), sindrom Guilain-Barre, intubasi
2. Berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari, sekunder
akibat CVA, trauma servikal, infark miokard, nyeri
3. Berhubungan dengan ketidakmampuan menjalani tanggung jawab peran,
sekunder akibat pembedahan, trauma, arthritis
4. Berhubungan dengan proses penyakit yang melemahkan, sekunder akibat
sklerosis multiple, kanker terminal
5. Berhubungan dengan penyalahgunaan zat
6. Berhubungan dengan distorsi kognitif, sekunder akibat depresi
Situasional (Personal, Lingkungan)
a. Berhubungan dengan perubahan status dari kuratif menjadi paliatif
b. Berhubungan dengan perasaan kehilangan control dan pembatasan gaya hidup,
sekunder akibat (sebutkan)
c. Berhubungan dengan pola makan yang berlebihan
d. Berhubungan dengan karakteristik personal yang sangat mengontrol nilai (mis,.
Lokus control internal).
e. Berhubunngan dengan pengaruh pembatasan rumah sakit atau lembaga
f. Berhubungan dengan gaya hidup berupa ketidakmampuan (helplessness)
g. Berhubungan dengan rasa takut terhadap penolakan (ketidaksetujuan)
h. Berhubungan dengan kebutuhan dependen yang tidak terpenuhi
i. Berhubungan dengan umpan balik negative yang terus-menerus
j. Berhubungan dengan abusive jangka panjang
k. Berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
l. Berhubungan dengan mekanisme koping yang tidak adekuat
Maturasional
a. Anak remaja b.d masalah pengasuhan anak
b. Dewasa b.d peristiwa kehilangan lebih dari satu kali, sekunder akibat penuan
(mis,. Pensiun, deficit sensori, deficit motorik, uang, orang terdekat

5 Intervensi Umum
1. Kaji factor penyebab dan factor penunjang
a) Kurang pengetahuan
b) Ketidakadekuatan pola koping sebelumnya (mis,. Depresi; untuk pembahasan,
lihat ketidakefektifan koping individu yang berhubungan dengan depresi)
c) Kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan
2. Hilangkan atau kurangi factor penunjang jika memungkinkan Kurang pengetahuan
a. Tingkatkan komunikasi yang efektif antara individu dan tenaga kesehatan
b. Jelaskan seluruh prosedur, peraturan, dan pilihan yang ada pada individu; hindari
istilah medis. Bantu individu untuk mengantisipasi sensasi yang akan muncul
selama pengobatan (langkah ini meemberikan gambaran kognitif berorientasi-
realitas yang memperkuat perasaan control dan strategi koping)
c. Sediakan waktu untuk menjawab berbagai pertanyaan; minta individu untuk
menuliskan pertanyaan tersebut agar tidak lupa.
d. Sediakan waktu khusus (10-15 menit) setiap sif yang dapat individu gunakan
untuk mengajukan pertanyaan atau membahas berbagai topic sesuai keinginan
e. Antisipasi berbagai pertanyaan/ minat dan berikan informasi. Bantu individu
untuk mengantisipasi kejadian atau hasil akhir
f. Dengan tetap bersikap realistis, tunjukkan berbagai perubahan positif pada
kondisi individu, seperti menurunnya kadar enzim serum setelah peristiwa infark
miokard atau membaiknya luka insisi
g. Jadilah pendengar yang aktif dengan member kesempatan pada individu untuk
mengutarakan kekhawatiran dan perasaannya; kaji adanya area kekhawatiran
h. Buat pengaturan staf yang konsisten
i. Tetapkan satu orang perawat untuk bertanggungjawab terhadap rencana
perawatan selama 24 jam, dan beri kesempatan pada individu dan keluarga untuk
melakukan identifikasi bersama perawat teersebut
j. Hubungi kelompok pendukung swabantu jik ada (mis; mastektomi, klub ostomi,
penderita paraplegia)
k. Jika factor penunjang berupa nyeri atau cemas, berikan informasi tentang cara
menggunakan tekhnik control perilaku (mis; relaksasi, imajinasi, nafas dalam)
3.   Berikan kesempatan pada indiviidu untuk mengontrol keputusasaan dan
mengidentifikasi tujuan personal perawatan
a) Beri kesempatan pada individu untuk memanipulasi langkungan sekitar, seperti
memutuskan tempat untuk meletakkan barang-barang (mis; sepatu dibawah
tempat tidur, lukisan pada jendela).
b) Jika individu mennginginkan, dan kebijakan rumah sakit mengizinkan, anjurkan
individu untuk membawa barang-barang miliknya dari rumah (mis; bantal, foto).
c) Letakkan barang-barang yang dibutuhkan dalam jangkauan individu (bel
pemanggil, urinal, tisu).
d) Jangan tawarkan pilihan jika memang tidak ada (mis; injeksi IM Z-track yang
dalam harus dirotasi). Tawarkan pilihan yang relevan dengan individu.
e) Diskusikan tentang rencana aktivitas harian dan beri kesempatan pada individu
untuk membuat sebanyak mungkin keputusan terkait rencana tersebut.
f) Tingkatkan peluang individu membuat keputusan setelah kondisinya membaik
g) Hargai dan ikuti keputusan individu jika Anda telah memberinya pilihan.
h) Catat pilihan khusus individu pada rencana perawatan untuk memastikan bahwa
staf yang lain mengetahui pilhan tersebut (“tidak suka jus jeruk”, “mandi dengan
pancuran”, “rencanakan ganti balutan/ pakaian pada pukul 7.30 sebelum mandi”).
i) Tepat janji
j) Beri kesempatan pada individu dan keluarga untuk menngutarakan perasaannya.
k) Beri kesempatan pada individu dan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan
l) Waspadai adanya tanda-tanda pternalisme/ maternalisme pada tenaga kesehatan
(mis; menetapkan keputusan untuk klien)
m) Rencanakan suatu ppertemuan asuhan(care conference) guna member kesempatan
pada staf untuk mendiskusikan metode individualisasi asuhan, anjurkan setiap
perawat untuk menyampaikan setidaknya satu tindakan yang ia ketahui diinginkan
oleh individu.
n) Alihkan perhatian dari hal yang tidak dapat dilakukan individu ke hal yang dapat
ia lakukan
o) Buat tujuan yang bersifat jangka-pendek, teerkait-perilaku, praktis, dan realistis
(berjalan lima langkah lagi setiap hari; kemudian dalam satu minggu, klien dapat
berjalan keruang televise)
p) Beri tahu kemajuan klien setiap hari
q) Puji pencapaian/ prestasi individu
r) Bantu individu untuk mengidentifikasi factor terkontrol dan factor tak terkontrol.
Bantu individu unutk menerima hal yang tidak dapat diiubah dan mengubah hal
yang dapat diubah.
s) Tekankan aspek positif saat individu mulai terfokus pada rasa takut akan hal
terburuk (kurangi ketakutan dengan mengganti pandangan dengan member
kesempata individu memperoleh kembali kontrolnya).
t) Beri kesempatan pada individu untuk merasakan hasil dari upayanya sendiri.
4.      Kaji resppon yang biasa individu gunakan dalam menghadapi masalah (lihat criteria
pengkajian focus)
a. Control internal (berupaya mengubah perilaku diri atau linngkungan untuk
mengontrol masalah)
b. Control eksternal (mengharapkan oranng lain atau factor lain-takdir,
keberuntungan-untuk mengontrol masalah)
5.      Berikan informasi yang dibutuhkan kepada individu dengan lokus control internal
untuk mengubah perilaku atau lingkungan
a. Jelaskan tentang masalah sedetail yang diinginkan individu
b. Jelaskan tentang hubungan antara perilaku yang dianjurkan dan hasilnya (mis;
perlu pembatasan garam, pengaruh fisiologis dari latihan fisik, pengaruh tirah
baring pada fungsi jantung yang terganggu)
6.      Pantau individu dengan lokus control eksternal untuk mendukung partisipasinya
a. Minta individu untuk membuat catatan (mis,. Asupan makan untuk 1 minggu ;
table penurunan berat badan; program latihan fisik-tipe dan frekuensi; obat yang
diminum).
b. Gunakan kontak telepon untuk memantau individu jika memungkinkan.
c. Berikan petunjuk tertulis yang jelas (mis,. Perencanaan makan; program latihan
fisik-jenis frekuensi, durasi; pelajaran latihan berbicara-untuk pasien afasia).
d. Ajarkan orang terdekat klien tentang berbagai metode untuk memanipulasi
perilaku jika dibutuhkan.
e. Berikan penghargaan untuk setiap tujuan yang tercapai.
Seorang remaja Laki-laki dg nama (Y) usia 19 tahun, saat ini ia kuliah di fak.hukum salah
satu universitas. Y adalah termasuk anak yang pandai, karna kepandaiannya iya banyak di
idolakan oleh banyak temen perempuannya. Hingga satu diantara mereka menjadi pacar
Y, Ibu Y (Ny. L) bercerita Informasi dari teman dekatnya, Y adalah Tipe cowok yang
setia, dan mudah frustasi jika ada yang ia inginkan, namun tidak ia dapatkan. Menurut
Ny.L dari SD Y sering juara kelas, kalau nilainya turun suka kecewa, dak mau makan,
dak mau bicara, Cuma diaam aja, saya susah ngebujuknya, tapi setelah dia besar agak
berubah, lebih bisa menerima. Tapi beberapa minggu ini saya perhatikan seperti orang
yang kehilangan sesuatu yang paling berharga gitu. Kadang saya liat dikamarnya dia
menangis, saya Tanya tidak jawab ya udah saya biarin aja. Kebetulan temennya datang,
saya Tanya katanya abis putus dengan pacarnya. Saya bingung sekarang, saya takut dia
terlalu lama dia putus asa, terus sakit. Soalnya dia ndak perduli dg kesehatan dirinya
sendiri.

FASE ORIENTASI
Intan : “Assalammualaikum mbak, Perkenalkan saya perawat Intan yang
bertugas dari jam 8.00-14.00 siang nanti”.
Alfi dan Etia : “Waalaikumsalam sus”
Intan : “Apakah benar dengan Ibu Alfi dan mbak etia?”
Alfi dan Etia : “Iya benar sus”.
Intan : “Untuk lebih enaknya saya harus memanggil ibu dan mbaknya apa
ya ?”.
Alfi : “Ibu alfi saja sus”.
Etia : “Tia aja sus”.
Intan : “Sebelumnya mohon maaf bu. Ada apa ya bu sehingga ibu membawa
anak ibu kesini?”
Alfi : “Jadi begini sus, akhir- akhir ini saya perhatikan anak saya etia ini
seperti orang yang kehilangan sesuatu yang berharga gitu sus.
Terkadang ketika saya lewat di depan kamarnya saya lihat dia sedang
menangis, ketika saya bertanya tidak pernah ia jawab sus. Jadikan kan
saya khawatir sus dengan keadaan anak saya”
Intan : “ohh begitu ya bu. Baiklah bu kalau begitu saya coba untuk bicara
dengan anak ibu ya bu, dan semoga saja anak ibu mau terbuka dengan
saya”
Alfi : “iya sus. Aamiin. Semoga saya ya sus”
Intan : “iya bu. Ibu tidak perlu khawatir”
Intan : “hallo mba etia. Bagaimana perasaan mbak hari ini ?”.
Etia : “Saya merasa sedih sus, saya merasa putus asa”.
Intan : “Kalo boleh saya tau apa yang membuat perasaan mbak jadi sedih dan
putus asa?”.
Etia : “Kebetulan beberapa hari yang lalu saya putus sus dengan pacar saya,
jadi sekarang saya galau sus dan menjadi putus asa”.
Intan : “hmmm begitu yaa mbak ? Bagaimana kalau kita berbincang –
bincang mengenai perasaan mbak.? Lebih lanjutnya waktunya kurang
lebih 15 menit ya mbak. Bagaimana mbak mau nggak ?”.
Etia : “Ya sus, Boleh….”.
Intan : “oke mbak maaf sebelumnya mbak untuk tempatnya bagaimana
tempat nya di ruangan sini aja mbak apakah mbak keberatan ?”.
Etia :“iya ngga papa disini aja sus”
FASE KERJA
Perawat (alda) :dik kalo boleh saya tahu kenapa adik terlihat sangat sedih?apakah adik
ada masalah ? jika adik punya masalah adik bisa cerita sama suster
Pasien ( fajar ) : saya sangat kecewa sus
Perawat ( alda ) : kalau susterboleh tau adik kecewa karena apa ?
Pasien ( fajar ) : Nilai ujian saya anjlok sus, dan saya ditinggalkan oleh pacar saya
sus ,dia selingkuh dan memilih L dari pada saya sus ,saya tau L lebih
segalanya dari saya ,tapi kan saya setia dan sangat mencintainya sus.
Perawat ( alda ) : ,di hianati orang yang kita saying memang sakit sih ,wajar kalau
kecewa tapi , adik tidak boleh kecewa dan sedih terlalu lama apalagi
sampai tidak mau makan ,nanti kalau adik tidak mau makan adik bisa
sakit loh..
Pasien ( Fajar ) : iya sus
Perawat ( Alda ) : saran suster adik harus coba move on karna dunia tidak akan berhenti
berputar hanya karna dia pergi, adik bisa mencari kesibukan lain yang
lebih bermanfaat seperti,olahraga,dan belajar kan adik bilang nilai ujian
adik juga anjlok ,adik harus bisa bngkit dari rasa kecewa dan jangan
nangis lagi ,adik itu pintar kok suster yakin nilai ujian adik selanjutkan
akan lebih baik dan akan mendapat kan pacar yang lebih baik lagi
Pasien ( Fajar ) : Tapi gimana kalo saya gak dapet orang seperti dia lagi sus?
Perawat ( Alda ) : Kamu masih muda , cantik , masih banyak yang belom kamu kenal
diliar sana .. percayalah jodoh sudah ada yang ngantur dik
Pasien ( Fajar ) : terimaksih sus , saya merasa sedikit lega ,dan benar kata suster saya
harus bangkit saya ngga bisa begini terus

Rachel : “Kenapa dek kok keliatannya murung sekali?”


Angel : “Emm.. saya punya masalah sus dan masalahnya berat sekali sehingga
saya tidak mampu untuk mengatasinya”
Rachel : “Masalah seperti apa dek yang membuat adek tidak berdaya dalam
mengatasi masalah tersebut?”
Angel : “Saya diputusin pacar saya sus. Saya tidak bisa menerimanya, saya
juga ga tau alasan dia putusin saya. Padahal saya sayang sekali dengan
pacar saya sus. Apakah ada yang salah ya dengan saya? Padahal saya
selalu baik. Saya ga bisa menerimanya sus, saya frustasi sekali. Saya
orangnya mudah kepikiran sus, dan juga frustasi kalau apa yang saya
inginkaan tidak bisa terwujud. Apa dia Cuma manfaatin saya aja ya sus?
Karna saya terkenal pandai dikampus dan banyak di idolakan dengan
perempuan di kampus saya ”.
Rachel : “Adek ga boleh ngomong gitu. Mungkin dia punya alasan yang ga
bisa disampaikan ke adek. Kalau begitu adek harus lebih selektif lagi
untuk memilih pacar. Dan adek harus berubah menjadi pribadi yang
lebih baik lagi supaya dia menyesal karna mutusin adek. Jangan
terpuruk lagi dalam kesedihan karna itu ga bagus untuk kesehatan adek.
Kasian ibu adek yang melihat adek seperti tidak mempunyai semangat
hidup”
Angel : “Jadi saya harus berubah menjadi lebih baik lagi ya sus supaya dia
menyesal mutusin saya?”.
Rachel : “Iya, karna dengan adik yang tidak mau makan, tidak mau bicara sama
orang lain itu juga tidak bisa memperbaiki keadaan. Jadi adek harus
berubah menjadi lebih baik lagi. Jangan mudah frustasi karna apa yang
kita mau tidak tercapai karna tidak ada gunanya juga. Lebih baik kita
berusaha untuk mendapatkan hal yang lebih baik lagi”.
Angel : “Oh baiklah sus, saya akan mencobanya”

Perawat ( Ayu ) : “maaf mbak saya ingin bertanya , Ketika perasaan adek merasa sedih,
galau apa yang yang biasanya mbak lakukan ?”
Pasien ( Nia ) : “Saya hanya bisa menangis sus, sampai-sampai saya lupa akan
kesehatan saya sendiri sus . Dan semenjak itu juga saya lebih sering
mengurung diri di kamar sus “
Perawat ( Ayu ) : ”Selain mengatasinya dengan itu apakah tidak ada cara lain ?’
Pasien ( Nia ) : “Tidak ada sus,tidak ada lagi yang bisa saya lakukan selain meningis
dan menangis jika ingat akan kenangan bersama mantan pacar saya”
Perawat ( ayu ) : “ Apakah perasaan sedih yang Adek rasakan sering timbul atau
bagaimana adek?”
Pasien ( nia ) : “ Jika saya membuka ponsel saya ,saya langsung merasa sedih
sus,saya mengingat kenangan saya bersama mantan pacar saya sus”
Perawat ( ayu ) : “saya saya sudah mengerti masalahnya. Jadi dek ada nama nya tekhnik
relaksasi nafas dalam. Jadi itu bisa mengurangi rasa sedih yang adek
rasakan . Mungsin saat merasa sedih adek bisa mencoba
melakukannya . Jika adek bersedia kita bisa mecobanya”
Pasien ( nia ) : “iya sus saya bersedia
Perawat ( ayu ) : “ baiklah adek saya akan melakukannya terlebih dahulu, nanti baru
adek ikut
Pasien ( Nia ) : “Baik sus “
Perawat ( Ayu ) : “ pertama-tama adek tarik nafas dari hidung tahan sebentar lalu
keluarkan dari mulut, sekali lagi tarik nafas dari hidung tahan sebentar
lalu keluarkan dari mulut .bagaimana adek apakah adek bisa
mengikutinya ?”
Pasien ( nia ) :”Baik sus, tarik nafas dari hidung tahan sebentar lalu keluarkan dari
mulut
Perawat ( Ayu ) :” Wah bagus sekali adek,”
Pasien ( Nia ) : “terimakasih sus “
Perawat ( Ayu ): “Jadi adek, mbak bisa melakukan tekhnik nafas dalam ini ketika
perasaan adek sedih”
Pasien( Nia ) : “baik sus”
Perawat ( Ayu ):” oh iya adek ,Adalagi adek cara yang lain adek jika mbak merasa sedih
gara-gara ingat akan mantan adek, adekbisa melakukan hal-hal yang
adek sukai misalnya jalan jalan main game dan lainnya .Dengan begitu
adek akan melupakan semua kesedihan yang mbak rasakan “
Pasien ( Nia ) :”Baik sus “

FASE TERMINASI
Perawat Rivi : “Baik dek … Nah setelah tadi kita berbincang-bincang bagaimana
perasaannya sekarang…?”
Pasien Mori : “Alhamdulillah… saya merasa lebih tenang dan rileks rasanya sus”
Perawat Rivi : “Kalau suster perhatikan sepertinya ekspresi adek juga berubah lebih
ceria ya?”
Pasien Mori : “ iya sus,,, setelah menceritakan yang saya pendam dan suster ajarin
ngendaliin perasaan tadi beda sus rasanya hehe.”
Perawat Rivi : “ Jadi dek, tadi suster udah mengajarkan apa ? ”
Pasien Mori : “ suster tadi udah mengajarkan kepada saya jika suatu saat terjadi
sesuatu yang membuat perasaan itu dateng kembali gimana cara
menurunkan atau menghilangkan perasaan itu sus terus suster
memberikan motivasi kepada saya.”
Perawat rivi : “ Baik sekali dek, ternyata adek bener-bener memperhatikan dan
adekbisa mempraktekkan kembali ya dek setelah pulang. ( senyum dan
menatap pasien sebagai bentuk perhatian kepada pasien) ”
Pasien Mori : “Ya sus, nanti akan dipraktekkan kembali….(mengangguk dan
senyum)”
Perawat rivi : “baik adek nanti suster akan kembali lagi sesuai dengan waktu yang
telah disepakati ya untuk berbincang bincang lagi mengenai perasaan
adek dan melihat perkembangan keadaan adek. Bagaiamana apakah
adek bersedia?”
Pasien Mori : “Ya sus, saya bersedia sus….”
Perawat Rivi : “adek maunya jam berapa?”
Pasien Mori : “Jam 2 siang aja sus.”
Perawat Rivi : “Oke dek… Terima kasih dan suster akan kembali lagi besok pada jam
2 siang ya dek. Baiklah kalau begitu suster permisi dulu ya dek dan
terima kasih untuk waktunya dek ya…?? Semangat terus ya dek…
(senyum dan pegang pundak pasien).”
Pasien Mori : “Iya sus, terima kasih…”
Perawat Rivi : “Sama-sama dek, permisi ya dek. Assalamualaikum…”
Pasien Mori : “Wa’alaikumsalam”

Anda mungkin juga menyukai