Anda di halaman 1dari 15

Afifah Fadhilah Hasna/17312241063/IPA I 2017

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah quasi experiment
atau penelitian semu. Eksperimen semu merupakan penelitian yang menentukan apakah
suatu perlakuan memengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh yang didapat, dihasilkan
dari penerapan suatu perlakuan pada satu kelompok dan tidak menerapkannya pada
kelompok yang lain. Kemudian menentukan bagaimana dua kelompok tersebut
menentukan hasil akhir pengaruh adanya suatu perlakuan(Creswell, 2014: 19).
Desain eksperimen yang dipilih adalah nonequivalent control group design atau
pre and posttest design by controlling group, dimana kelompok eksperimen A dan
kelompok kontrol B sama-sama dilakukan uji prat es dan pasca test. Kelompok A dan B
diambil tanpa prosedur penempatan acak (without random assigenment) dan hanya
kelompok eksperimen A saja yang diberi perlakuan (Creswell, 2014:242). Skema desain
eksperimen yang dipilih sebagai berikut,

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest


A O11 X O21
B O12 - O22
Gambar 1. Skema Nonequivalent Control Group Design
Eksperimen dalam penelitian kali ini menggunakan beberapa variabel, yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable)
Menurut Sugiyono (2016: 61), variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi
munculnya variabel terikat. Dalam penelitian ini digunakan variabel bebas yaitu kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media teka-
teki silang berbantuan Adobe Flash Cs6 dan kelas control menggunakan pembelajaran
konvensional tanpa media teka-teki silang.
2. Variabel kontrol (control variabel)
Menurut Sugiyono (2014:41), ariabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan
atau dibuat sama agar variabel terikat hanya dipengaruhi oleh variabel bebas yang
ditentukan, tidak terpengaruh oleh faktor luar lainnya (Sugiyono, 2014: 41), Dalam
penelitian kali ini mengontrol peserta didik antara kelas kontrol dan eksperimen dan
tidak mengubah-ubah dari segi partisipan. Mengontrol instrument penilauan dan hasil
dari pre-test kedua kelas.
3. Variabel terikat (dependent variable)
Menurut Sugiyono (2014:41), variabel terikat merupakan variabel yang menjadi
akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian kali ini variabel terikatnya adalah
minat belajar dan hasil belajar siswa. Sehingga pengaruh penggunaan media teka-teki
silang berbantuan Adobe Flash Cs6 terhadap hasil belajar dapat diketahui dari
perbandingan nilai pretest dan posttest. Minat belajar siswa dapat diukur menggunakan
instrument penilaian berupa angket antusis belajar.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Ponjong di kabupaten Gunungkidul, provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2020 yang mana pada akhir semester
ganjil. Jadwal pelaksanaan penelitian menyesuaikan sekolah dalam 2 bulan, dua kali
pertemuan dalam seminggu.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi menurut Sukardi (2003: 65) pada prinsipnya adalah anggota kelompok
dalam tempar yang sama dan secara sistematis menjadi sasaran kesimpulan hasil
penelitian. Menurut Sugiyono (2010: 61), populasi merupakan wilayah umum yang
mencakup subjek/objek yang memiliki kualitas, karakteristik dan sifat tertentu untuk
dipelajari dan disimpulkan sebagai hasil akhirnya. Jadi, populasi adalah objek/subjek di
dalam suatu cakupan wilayah yang memiliki kriteria tertentu yang akan digunakan untuk
penelitian dan menghasilkan kesimpulan sebagai hasil akhir. Pada penelitian kali ini,
populasi yang digunakan adalah peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP N 2
Ponjong.
2. Sampel Penelitian

Sampel meurut Sugiyono (2011: 118) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
dalam suatu populasi. Apabila populasi yang dipilih terlalu besar, maka peneliti dapat
mengambil sampel saja, namun, sampel yang diambil adalah yang benar-benar
representatif, yaitu mewakili karakteristik seluruh jumlah populasi. Dalam penelitian kali
ini, sampel yang diambil adalah seluruh populasi yang ada, yaitu sampling jenuh.
Menurut Sukardi (2003: 65), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampling ketika
seluruh populasi dijadikan sampel. Hal ini dapat meminimalisir kesalahan dan membuat
generalisasi hasil penelitian. Sampling jenuh digunakan dalam penelitian karena populasi
yang dipilih tidak terlalu besar. Sehingga memungkinkan pengambilan seluruh anggota
populasi sebagai sampel.

Berdasarkan uraian di atas seluruh peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP N
2 Ponjong digunakan sebagai sampel dan dibagi menjadi 2 kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Untuk pengujian instrumen diambil 10 anak dari masing-masing
kelompok. Kurang jumlah real

D. Definisi Operasional Variabel


1. Media pembelajaran teka-teki silang

Gerlach & Ely, mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusu
kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2008:3). 

Teka-teki silang dalam kamus besar bahasa Indonesia yang berarti menebak,
menduga dan menerka (Depdikbud RI, 1998). TTS adalah Rätsel atau teka-teki sudah
lama dikenal oleh masyarakat di Indonesia mulai dari mereka yang berusia muda
sampai mereka yang tua. Materi yang diajarkan melalui Rätsel adalah Wortschatz
atau kosakata (Kustandi, 2011:5). TTS merupakan salah satu bentuk permainan
bahasa. Permainan ini dapat digunakan sebagai teknik untuk melatihkan penguasaan
kosakata (Soeparno, 1998:72).

2. Adobe Flash
Software ini dapat digunakan pada sistem operasi Windows Xp, Vista, dan
Macintosh. Adobe Flash merupakan salah satu software komputer yang bisa dijadikan
sebagai media pembelajaran dengan membuat animasi baik animasi interaktif
maupun animasi non interaktif (Suprapto, 2013). Dalam pembelajaran, adobe flash
dapat membantu pendidik dalam menyampaikan konten pembelajaran menjadi lebih
interaktif. Adobe Flash menampilkan media visual yang dapat menginterpretasikan
berbagai media, seperti video, animasi, gambar, dan suara, serta menyediakan tombol
sebagai alat kontrol bagi pengguna. 

3. Minat Belajar

Minat menurut Djaali adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri (Djaali, 2014: 121). Minat Muhammad Fathurrohman dan
Sulistyorini adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap pada diri seseorang dan
biasanya disertai dengan perasaan senang (Fathurrohman, 2012:173). Menurut
Mulyasa minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
perbuatan. Misalnya minat anak untuk mempelajari atau melakukan sesuatu
(Mulyasa, 2003: 39). Jadi, minat belajar adalah kesan yang dihasilkan oleh siswa
yang berasal dari sesuatu yang berasal dari luar dirinya. Biasanya diiringi perasaan
senang dan kecenderungan untuk melakukan suatu perbuatan.

Menurut Safari (2003). Indikator minat belajar ada empat, yaitu:

a. Perasaan Senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu mata
pelajaran, maka siswa tersebut akan terus mempelajari ilmu yang disenanginya.
Tidak ada perasaan terpaksa pada siswa untuk mempelajari bidang tersebut.

b. Ketertarikan Siswa

Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa


tertarik pada orang, benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman afektif yang
dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c. Perhatian Siswa

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap pengamatan dan


pengertian, dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa yang
memiliki minat pada objek tertentu, dengan sendirinya akan memperhatikan objek
tersebut.

d. Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang mengakibatkan orang tersebut


senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek
tersebut.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam


sikap dan perilaku (Purwanto, 2009:34).  Hasil belajar disebut juga dengan prestasi
belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan
yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dan aktivitas dalam
belajar (Nashar, 2004:77). Hasil belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2003: 3). 
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar menunjukkan
perubahan diri dari keseluruhan aktifitas-aktifitas yang telah dilakukan oleh siswa dan
menyebabkan perubahan terhadap pengetahuan, tingkah laku, dan perilaku sebagai
hasil dari proses belajar. 

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Instrumen
Menurut Sugiyono (2009), instrumen penelitian adalah alat untuk mengukur
fenomena alam maupun social yang sangat berpengaruh menentukan kualitas suatu
penelitian. Validitas data sangat ditentukan oleh validitas instrumen yang digunakan,
selain adanya langkah-langkah dalam pengumpulan data yang dilakukan. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalalah angket minat belajar siswa dan lembar penilaian
hasil belajar untuk pretest dan posttest.
a. Angket minat belajar
Angket yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa diberikan sebelum
dan sesudah diberikan perlakuan pada kelas eksperimen. Hal tersebut digunakan untuk
mengetahui perbedaan minat belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dan
mengetahui peningkatan minat belajar siswa kelas eksperimen sesudah diberi perlakuan
penggunaan media teka-teki silang berbantuan flash ini. Angket atau kuisioner adalah
seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis untuk menghasilkan jawaban dari
responden (Arikunto, 2013).
Berikut kisi-kisi instrumen angket minat belajar dalam penelitian ini:

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen angket minat belajar siswa

Variabel Indikator Sub indikator No. Item Jumlah


Minat 1. Perasaan  Tidak cepat bosan 8
belajar senang  Tertarik untuk
belajar di kelas
2. Ketertarikan  Rasa ingin tahu 10
dalam belajar tinggi
 Belajar setelah
menerima materi
 Belajar sebelum
ujian
3. Perhatian siswa  Semangat dalam 7
mengikuti
pelajaran di kelas
 Responsif dalam
proses belajar
dikelas
4. Keterlibatan  Kehadiran di kelas 5
siswa  Kondisi kelas data
proses belajar
berlangsung
Jumlah 30

b. Tes Terlulis

Menurut Arikunto (2013: 193), tes adalah serentetan pertanyaan, latihan, atau alat
lain yang berfungsi mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan
yang dimiliki seseorang atau kelompok orang. Penelitian ini menggunakan intrumen tes
yang dilakukan diawal (pretest) dan diakhir (posttest) untuk kelas kontrol dan eksperimen
dengan pertanyaan yang sama. Pretest dilakukan untuk mengetahui nilai hasil belajar
sebelum perlakuan pada kelompok eksperimen dan posttest untuk mengetahui
peningkatan nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen setelah diberi perlakuan.

Berikut kisi-kisi instrumen tes hasil belajar dalam penelitian ini:

Tabel 2. Kisi-kisi instrumen tes hasi belajar siswa

KD Indikator No Item Jumlah

2. Teknik
Menuru Sugiyono (2013: 193), teknik pengumpulan data adalah langkah paling
utama dalam penelitian. Dikatakan paling utama karena tujuan adanya penelitian untuk
mendapatkan data sehingga pemilihan teknik yang sangat dibutuhkan.

a. Angket minat belajar


Dalam penelitian kali ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui instrumen
angket untuk mengukur minat belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
pada angket penilaian minat belajar siswa ini adalah skala linkert. Menurut Sugiyono
(2009), skala linkert digunakan untuk mengukur presepsi, sikap, atau pendapat seseorang
mengenai kejadian-kejadian sosial. Dalam angket minat belajar ini, responden menjawab
pertanyaan dan peryataan dengan memberi tanda centang pada kolom sangat setuju (SS),
setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), dan sangan tidak setuju (STS) yang telah
diatur oleh peneliti.
b. Tes Tertulis

Teknik pensekoran dengan tes ini diberikan kepada siswa untuk mengukur tingkat
pemahaman materi sebagai hasil belajar yang dibuat berdasarkan kompetensi dasar dan
indikator seperti pada kisi-kisi soal pretest dan posttest yang telah dibuat. Tes ini
berbentuk pilihan ganda dengan hasil akhir berupa penambahan skor untuk jawaban yang
benar sesuai kunci jawaban. Tes pilihan ganda merupakan tes yang butirnya menyedikan
pilihan jawaban dengan opsi benar dan salah secara acak. Opsi yang sebenarnya bukan
jawaban yang dimaksud berfungsi sebagai pengecoh (Yamin, 2004: 152).

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Sugiyono (2010: 173) menambahkan bahwa butir-butir instrumenselanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli instrumen. Ahli instrumenmemberikan pendapat tentang
instrumen yang telah disusun denganmemberi keputusan instrumen dapat digunakan
tanpa ada perbaikan,dengan perbaikan atau mungkin intrumen diganti secara
keseluruhan.Setelah dikonsultasikan dengan ahli instrumen selanjutnya instrumendiuji
cobakan dan dianalisis dengan analisis item.
1. Validitas
Menurut Arikunto (2002: 144), validitas merupakan ukuran yang menunjukkan
tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti dapat mengukur sesuatu
yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2014: 182),
untuk instrumen tes dilakukan validitas isi dengan membandingkan intrumen tes dengan
materi yang diajarkan, apakah terdapat kesesuainan. Seorang guru yang memberi tes
diluar materi yang diajarkan, berarti tes tidak valid.
1. Tes

Instrumen tes ini berupa soal pilihan ganda, dengan skor salah 0 dan benar 1.
Analisis validitas yang digunakan adalah teknik korelasi point biserial dengan rumus
sebagai berikut:

Keterangan:

rpbi = koefisien korelasi point biserial


Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi butir yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
st = standar deviasi dari skor total
p = proporsi peserta didik yang menjawab betul (banyaknya peserta didik yang
menjawab betul dibagi dengan jumlah seluruh peserta didik)
q = proporsi peserta didik yang menjawab salah (q = 1 – p)
2. Angket

Untuk instrumen angket, dilakukan validasi dengan uji validitas konstruk.


Menurut Sugiyono (2008: 125), pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis
faktor dengan mengkorelasikan skor item instrumen dengan skor total. Cara yang
digunakan adalah dengan menggunakan rumys korelasi product moment yang
dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto (2002: 146), sebagai berikut :

N ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
N
rxy=
√ ¿ ¿¿

Dimana:

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy


N : Jumlah Subyek
X : Skor item
Y : Skor total
∑X : Jumlah skor items
∑Y : Jumlah skor total
∑X2 : Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 : Jumlah kuadrat skor total
Validitas soal diukur dengan persamaan korelasi produk moment dengan angka
kasar. Indeks inilah yang dicari dengan nilai berkisar antara -1 sampai 1, nilai mutlak .
Interprestasi mengenai besarnya korelasi atau validitas butir, sebagai berikut:
• Antara 0,800 - 1,00 = sangat tinggi
• Antara 0,600 - 0,800 = tinggi
• Antara 0,400 - 0,600 = cukup
• Antara 0,200 - 0,400 = rendah
• Antara 0,00 - 0,200 = sangat rendah
Butir soal dengan validitas antara 0,00 – 0,200 atau sangat rendah merupakan butir
soal gugur sehingga tidak dipakai. Butirsoal dengan validitas diatas 0,200 selanjutnya
dianalisis lagi baik daridaya pembeda, indeks kesukaran dan juga keterkaitan dengan kisi-
kisisoal yang dibuat.
2. Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel atau dapat dipercaya jika hasil yang didapat tetap walaupun
diteskan berulang kali. Menurut Arikunto (2013: 74), sebuah tes dikatakan reliabel apabila
hasil-hasil tes menunjukan keajegan atau ketetapan. Jika tes diberikan kepasa siswa dalam
waktu berlainan maka setiap siswa akan berada pada ranking yang sama dalam
kelompoknya.

1. Tes

Reliabilitas konsistensi internal instrumen tes dapat dihitung dengan


menggunakan rumus Koefisien Alpha-Cronbach, Kuder-Richardson (KR-20 atau KR-
21), dan Teknik Belah Dua. KR-20 ini secara khusus untuk menghitung reliabilitas tes
yang datanya dikotomi misalnya soal pilihan ganda dengan skor benar 1 dan salah 0,
dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas tes
p = proporsi testee yang menjawab betul
q = proporsi testee yang menjawab salah
n = banyaknya testee
SD2t = varian total tes
pq =pxq
k = banyak butir tes
Jika taraf kesulitan butir tes homogen, maka analisis yang digunakan adalah KR –
21, dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:
r1.1 = reliabilitas tes
M = rata-rata hitung
k = banyak butir
SD2t = varian total tes
Varian merupakan kuadrat dari simpangan baku atau standar deviasi. Nilai
standar deviasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
SDt =simpangan baku (standar deviasi)
n =jumlah responden
2. Angket
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu, reliabel artinya dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010: 221). Reliabilitas angket dihitung
menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

Keterangan :
r1.1 = koefisien reliabilitas perangkat tes
k = banyak butir tes
= varians skor tiap butir (item)
= varian skor total
Untuk menentukan derajat reliabilitas tes, dapat digunakan kriteria sebagai berikut.
≤ 0,20 : sangat rendah
0,20 ≤ 0,40 : rendah
0,40 ≤ 0,60 : sedang
0,60 ≤ 0,80 : tinggi
0,80 ≤ 1,00 : sangat tinggi

G. Teknik Analisis Data


1. Uji homogenitas

Uji ini berfungsi untukmelihat kesamaan kelompok atau homogen tidaknya data
darikelompok tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan melihatkesamaan varians. Untuk
menguji kesamaan varians rumus yangdigunakan uji F sebagai berikut:

varian terbesar
F=
varianterkecil

(Sugiyono, 2013 : 276).

Taraf signifikasi yang digunakan adalah α = 0,05. Uji homogenitas menggunakan


SPSS dengan kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan apabila F hitung
lebih besar dari F tabel maka memiliki varian yang homogeny. Akan tetapi apabila F
hitung lebih besar dari F tabel, maka varian tidak homogen
2. Uji normalitas

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai prasyarat untuk melakukan
analisis data. Uji normalitas dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model
penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data
dalam satu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak
untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data distribusi normal. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Rumus Kolmogorov-
Smirnovadalah sebagai berikut :

Keterangan :

KD = jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari

n1 = jumlah sampel yang diperoleh

n2 = jumlah sampel yang diharapkan

(Sugiyono, 2013:257).

Data dikatakan normal, apabila nilai signifikan lebih besar 0,05 pada (P>0,05).
Sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 pada (P<0,05), maka data
dikatakan tidak normal.

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan pengujian gain score, menggunakan selisih pretest dan
posttest. Perhitungan gain score dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

X1 = pre test

X2 = post test
X maks = nilai maksimal

Dengan kriteria gain score sebagai berikut:

Uji hipotesis untuk menjawab rumusan masalah pengaruh penggunaan media


teka-teki silang berbantuan adobe flash terhadap minat dan hasil belajar siswa
menggunakan independent sample t test. Uji ini digunakan untuk melihat perbedaan
minat belajar dan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pengujian ini
dilakukan jika kelas kontrol dan eksperimen terdistribusi normal dan homogen.

Analisis yang digunakan adalah independent sample t test :

Keterangan :

x̄1 = rata-rata gain score kelas eksperimen

x̄2 = rata-rata gain score kelas kontrol

n1 = banyaknya siswa kelas eksprimen

n2 = banyaknya siswa kelas kontrol

Sgab = simpangan baku gabungan

Taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05. Kriteria keputusan H0 diterima jika t hitung
≥ t tabel.

1. Hipotesis minat belajar


H0 = tidak terdapat perbedaan signifikan minat belajar siswa menggunakan media
teka-teki silang berbantuan adobe flash.
H1 = terdapat perbedaan signifikan minat belajar siswa menggunakan media teka-teki
silang berbantuan adobe flash.

2. Hipotesis hasil belajar


H0 = tidak terdapat perbedaan signifikan hasilbelajar siswa menggunakan media teka-
teki silang berbantuan adobe flash.
H1 = terdapat perbedaan signifikan hasil belajar siswa menggunakan media teka-teki
silang berbantuan adobe flash.
4. Uji effect size
Santoso (2010:2) menyatakan effect size merupakan ukuran signifikan praktis
hasil penelitian berupa ukuran besarnya korelasi atau perbedaan, atau efek dari suatu
variabel pada valiabel lain. Effect size ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis
penelitian. Sehingga dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur minat belajar
dan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui besarnya efek perlakuan digunakan ukuran
efek pada rerata dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :
𝑚𝑚𝑎𝑥 = Nilai rata – rata terbesar antara kedua populasi
𝑚𝑚𝑖𝑛 = Nilai rata – rata terkecil antara kedua populasi
𝜎 = Simpangan baku gabungan kedua populasi

Untuk menafsirkan nilai 𝑑, maka digunakan kriteria effect size Cohen’s 𝑑.


Kriteria effect size Cohen’s 𝑑 tentang besar kecilnya ukuran efek sebagai berikut :

Effect size Interpretasi


d < 0,2 Tidak ada
0,2 < d < 0,5 Kecil
0,5 ≤ d ≤ 0,7 Sedang
0,7 < d Besar

Anda mungkin juga menyukai