Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“KELUARGA SAKINAH MAWADAH WARAHMAH”

Disusun Oleh :

Nama :Resi Juliana


NIM : PO.71.39.0.15.021
Kelas :Reguler 1A
Dosen Pembimbing :Dra. Nyimas Nur Khotimah M.Kes

DINAS PENDIDIKAN NASIONAL


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2015/2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas petunjuk dan karunia-
Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam yang berjudul
“Keluarga Sakinah Mawadah Warahmah” ini dengan baik dan tepat waktu. Pembuatan makalah
ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Saya ucapkan rasa
terima kasih kepada Ibu Nyimas Nur Khotimah M.Kes.selaku dosen Pendidikan Agama Islam
sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini sangatlah Saya
butuhkan.

Palembang, November 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……............................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang...........................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah .……….………………………………3

2.2 Fungsi Kuluarga dalam Islam...……………………………………………………………….4

2.3 Ciri-ciri Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah …...……..;………………………….….5

2.4 Mewujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah.…………………………..………..6

2.5 Ayat-ayat Al-Quran dan Hadist tentang Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah…….......7

Bab III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................8

3.2 Saran .........................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Peningkatan mutu kehidupan dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan
pendidikan yang baik dan berkualitas dan penanaman nilai moral ke dalam sikap dan prilaku
individu. Dimana semua itu dapat dicapai dari sebuah keluarga. Keluarga merupakan awal dari
sebuah kehidupan. Dalam agamapun islam mengajarkan untuk membentuk keluarga. Islam
mengajak manusia untuk hidup dalam naungan keluarga, karena keluarga seperti gambaran kecil
dalam kehidupan stabil yang menjadi pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan
kebutuhannya. Dalam mewujudkan keluarga pun di capai dengan melakukan apa yang di sebut
dengan pernikahan atau perkawinan.
Untuk mencapai suatu keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah seperti
diharapkan Nabi dan rasul mungkin tidaklah mudah tetapi jika ada kemauan untuk
memperbaikinya bisa di mulai dari sekarang. Karena bagi Allah swt tidak ada kata terlambat
untuk berubah ke arah yang benar. Suatu keluarga yang baik di mulai dari perkawinan atau
pernikahan yang  baik pula. Pada dasarnya pernikahan merupakan salah satu cara seseorang
untuk mengindari perbuatan zina. Dimana kita juga dapati bahwa semua agama langit
mengharamkan dan memerangi yang namanya perzinaan.
Terakhir adalah agama Islam, yang dengan sangat keras melarang dan mengancam
pelakunya. Hal ini di karenakan zina menyebabkan simpang siurnya suatu keturunan, terjadinya
kejahatan terhadap keturunan, dan  juga yang akan menyebabkan berantakannya sebuah
keluarga, hingga tercerabutnya akar kekeluargaan dengan menyebarnya penyakit menular,
merajalelanya nafsu, dan maraknya kebobrokan moral. Maha besar Allah swt.

Dalam Q.S. Al-Isra ayat 32 disebutkan:


“Dan janganlah kalian dekati zina. Sesungguhnya perzinaan itu perbuatan keji dan jalan hidup
yang buruk.” (Q.S. Al-Isra: 32)

4
Sebagaimana telah kita ketahui apabila Islam mengharamkan sesuatu, ia pasti akan
membendung dengan segala jalan dan pintu yang menuju ke arahnya. Islam mengharamkan
segala sesuatu yang mengantarkan ke arah sana. Maka dari itu apabila seseorang yang berpikir
atas dorongan islam untuk menghindari perbuatan haram tersebut dalam mewujudkannya
pastilah ia akan berkeluarga. Keluarga yang di capai dengan pernikahan atau perkawinan pada
dasarnya merupakan tempat menyalurkan kebutuhan seksual secara terhormat, melalui keluarga
juga cinta dan kasih sayang dipupuk dan dibina, anak-anak (turunan) juga dapat dilindungi dari
ketidakpastian masa depannya.  Dengan itu diharapkan memperhatikan dengan penuh kejelasan
terhadap berbagai tugas terpenting dan tujuan berkeluarga menurut Islam. Karena sebuah
keluarga akan kokoh bila dibentuk atas dasar pernikahan yang sah yang sesuai dengan akidah
Islam.
Berkenaan dengan itu sebagai dasar pengetahuan dalam membentuk keluarga yang baik
menurut Islam perlu disusun sebuah Makalah yang mampu menjadi wahana bagi sebagian
muslim untuk memperoleh wawasan, pengetahuan, dan konsep keilmuan berkenaan dengan
hukum perkawinan dalam islam demi mencapai sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah, dan
warrahmah sesuai dengan sunnah Nabi dan Rasul baik secara teoritis maupun secara praktis.
 
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini merupakan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa pengertian keluarga?
2. Apa saja fungsi keluarga?
3. Apa pengertian keluarga sakinah?
4. Bagaimana ciri-ciri keluarga sakinah?
5. Bagaimana cara membangun keluarga sakinah?
6. Faktor apa saja yang berhubungan dengan pembentukan keluarga sakinah?

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah


Keluarga adalah komponen masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak. Atau
bisa juga suami dan istri saja (sekiranya pasangan masih belum mmpunyai anak baik anak
kandung atau anak angakat). Keluarga dapat diartikan juga sebagai kelompok paling kcil dalam
masyarakat, sekurang kurangnya dianggotai oleh suami dan istri atau ibu bapak dan anak. Ia
adalah asas pembentukan sebuah masyarakat kebahagiaan masyarakat adalah bergantung setiap
keluarga yang menganggotai masyarakat.

 Sakinah
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman,
merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Namun,
penggunaan nama sakinah itu diambil dari penggalan al Qur’an surat 30:21 “Litaskunu ilaiha”
yang artinya bahwa Allah SWT telah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu
merasa tenteram terhadap yang lain.Jadi keluarga sakinah itu adalah keluarga yang semua
anggota keluarganya merasakan cinta kasih, keamanan, ketentraman, perlindungan, bahagia,
keberkahan, terhormat, dihargai, dipercaya dan dirahmati oleh Allah SWT.

 Mawaddah
Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan
jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu
seseorang pada lawan jenisnya). Karena itu, Setiap mahluk Allah kiranya diberikan sifat ini,
mulai dari hewan sampai manusia. Mawaddah cinta yang lebih condong pada material seperti
cinta karena kecantikan, ketampanan, bodi yang menggoda, cinta pada harta benda, dan lain
sebagainya. Mawaddah itu sinonimnya adalah mahabbah yang artinya cinta dan kasih sayang.

6
 Warahmah
Wa artinya dan sedangkan Rahmah (dari Allah SWT) yang berarti ampunan, anugerah,
karunia, rahmat, belas kasih, rejeki. (lihat : Kamus Arab, kitab ta’riifat, Hisnul Muslim (Perisai
Muslim) Jadi, Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk
menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada
sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta
tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar
dari cahaya iman. Sifat rahmah ini akan muncul manakala niatan pertama saat melangsungkan
pernikahan adalah karena mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasulullah serta bertujuan hanya
untuk mendapatkan ridha Allah SWT.
Dengan demikian keluarga sakinah mawadah warohmah adalah sebuah kondisi sebuah
keluarga yang sangat ideal yang terbntuk berlndaskan Al Qur’an dan sunah untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Keluarga sakinah akan terwujud jika para anggota keluarga
dapat memenuhi kewajiban-kewajibanya terhadap allah, terhadap diri sendiri, terhadap keluarga,
terhadap masyarakat dan terhadap lingkunganya,sesuai ajaran Al Qur’an dan Sunah Rasul.

2.2 Fungsi Keluarga dalam Islam


Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, perlu diberdayakan fungsinya agar
dapat mensejahterakan ummat secara keseluruhan. Dalam Islam fungsi keluarga meliputi :

1. Penerus Misi Ummat Islam


Menurut riwayat Abu Zar’ah Arrozi bahwa jumlah kaum muslimin ketika Rasulullah
Saw wafat sebanyak 120.000 orang pria dan wanita. Para sahabat sebanyak itu kemudian
berguguran dalam berbagai peperangan, ada yang syahid dalam perang jamal atau perang
Shiffin. Namun sebagian besar dari para syuhada itu telah meninggalkan keturunan yang berkah
sehingga muncullah berpuluh “singa” yang semuanya serupa dengan sang ayah dalam hal
kepahlawanan dan keimanan. Kaum muslimin yang jujur tersebut telah menyambut pengarahan
Nabi-nya: “Nikah-lah kalian, sesungguhnya aku bangga dengan jumlah kalian dari ummat
lainnya, dan janganlah kalian berfaham seperti rahib nashrani” .

7
Demikianlah, berlomba-lomba untuk mendapatkan keturunan yang bermutu merupakan faktor
penting yang telah memelihara keberadaan ummat Islam yang sedikit. Pada waktu itu menjadi
pendukung Islam dalam mempertahankan kehidupannya.

2. Perlindungan Terhadap Akhlaq


Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana efektif memelihara pemuda dari
kerusakan dan melidungi masyarakat dari kekacauan. Karena itulah bagi pemuda yang mampu
dianjurkan untuk menyambut seruan Rosul.

“Wahai pemuda! Siapa di antara kalian berkemampuan maka menikahlah. Karena nikah lebih
melindungi mata dan farji, dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah shoum, karena
shoum itu baginya adalah penenang” ( HR.AL-Khosah dari Abdullah bin Mas’ud ).

3. Wahana Pembentukan Generasi Islam


Pembentukan generasi yang handal, utamanya dilakukan oleh keluarga, karena
keluargalah sekolah kepribadian pertama dan utama bagi seorang anak. Penyair kondang Hafidz
Ibrohim mengatakan: “Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya. Bila engaku mendidiknya berarti
engkau telah menyiapkan bangsa yang baik perangainya“. Ibu sangat berperan dalam
pendidikan keluarga, sementara ayah mempunyai tugas yang penting yaitu menyediakan sarana
bagi berlangsungnya pendidikan tersebut. Keluarga-lah yang menerapkan sunnah Rosul sejak
bangun tidur, sampai akan tidur lagi, sehingga bimbingan keluarga dalam melahirkan generasi
Islam yang berkualitas sangat dominan.

4. Memelihara Status Sosial dan Ekonomi


Dalam pembentukan keluarga, Islam mempunyai tujuan untuk mewujudkan ikatan dan
persatuan. Dengan adanya ikatan keturunan maka diharapkan akan mempererat tali persaudaraan
anggota masyarakat dan antar bangsa.
Islam memperbolehkan pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam (non Arab), antara kulit
hitam dan kulit putih, antara orang Timur dan orang Barat. Berdasarkan fakta ini menunjukkan

8
bahwa Islam sudah mendahului semua “sistem Demokrasi ” dalam mewujudkan persatuan
Ummat manusia.
Untuk menjamin hubungan persudaraan yang akrab antara anak-anak satu agama, maka
Islam menganjurkan dilangsungkannya pernikahan dengan orang-orang asing (jauh), karena
dengan tujuan ini akan terwujud apa-apa yang tidak pernah direalisasikan melalui pernikahan
keluarga dekat.
Selain fungsi sosial, fungsi ekonomi dalam berkeluarga juga akan nampak. Mari kita simak
hadist Rosul “Nikahilah wanita, karena ia akan mendatangkan Maal” (HR. Abu Dawud, dari
Urwah RA). Maksud dari hadist tersebut adalah bahwa perkawinan merupakan sarana untuk
mendapatkan keberkahan, karena apabila kita bandingkan antara kehidupan bujangan dengan
yang telah berkeluarga, maka akan kita dapatkan bahwa yang telah berkeluarga lebih hemat dan
ekonomis dibandingkan dengan yang bujangan. Selain itu orang yang telah berkeluarga lebih
giat dalam mencari nafkah karena perasaan bertanggung jawab pada keluarga daripada para
bujangan.

5. Menjaga Kesehatan
Ditinjau dari segi kesehatan, pernikahan berguna untuk memelihara para pemuda dari
kebiasaan onani yang banyak menguras tenaga, dan juga dapat mencegah timbulnya penyakit
kelamin.

6. Memantapkan Spiritual (Ruhiyyah)


Pernikahan berfungsi sebagai pelengkap, karena ia setengah dari keimanan dan pelapang
jalan menuju sabilillah, hati menjadi bersih dari berbagai kecendrungan dan jiwa menjadi
terlindung dari berbagai waswas.

3.3 Ciri-ciri Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah


1. Menurut hadis Nabi, pilar keluarga sakinah itu ada empat (idza aradallohu bi ahli baitin
khoiran dst) :
(a) memiliki kecenderungan kepada agama,
(b) yang muda menghormati yang tua dan yang tua menyayangi yang muda,
(c) sederhana dalam belanja,

9
(d) santun dalam bergaul dan
(e) selalu introspeksi.
2. Hubungan antara suami isteri harus atas dasar saling membutuhkan, seperti pakaian dan
yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun lahunna, Q/2:187).
3. Suami isteri dalam bergaul memperhatikan hal-hal yang secara sosial dianggap patut
(ma`ruf), tidak asal benar dan hak, Wa`a syiruhunna bil ma`ruf (Q/4:19). Besarnya mahar,
nafkah, cara bergaul dan sebagainya harus memperhatikan nilai-nilai ma`ruf. Hal ini
terutama harus diperhatikan oleh suami isteri yang berasal dari kultur yang menyolok
perbedaannya.
4. Suami istri secara tulus menjalankan masing-masing kewajibannya dengan didasari
keyakinan bahwa menjalankan kewajiban itu merupakan perintah Allah SWT yang dalam
menjalankannya harus tulus ikhlas.
5. Semua anggota keluarganya seperti anak-anaknya, isrti dan suaminya beriman dan bertaqwa
kepada Allah dan rasul-Nya (shaleh-shalehah). Artinya hukum-hukum Allah dan agama
Allah terimplementasi dalam pergaulan rumah tangganya.
6. Riskinya selalu bersih dari yang diharamkan Allah SWT. Penghasilan suami sebagai
tonggak berdirinya keluarga itu selalu menjaga rizki yang halal. Suami menjaga agar anak
dan istrinya tidak berpakaian, makan, bertempat tinggal, memakai kendaraan, dan semua
pemenuhan kebutuhan dari harta haram. Dia berjuang untuk mendapatkan rizki halal saja.
7. Anggota keluarga selalu ridha terhadap anugrah Allah SWT yang diberikan kepada mereka.
Jika diberi lebih mereka bersyukur dan berbagi dengan fakir miskin. Jika kekurangan
mereka sabar dan terus berikhtiar. Mereka keluarga yang selalu berusaha untuk memperbaiki
semua aspek kehidupan mereka dengan wajib menuntut ilmu-ilmu agama Allah SWT.

4.1 Mewujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah


Untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah wa rahmah perlu melalui proses yang
panjang dan pengorbanan yang besar, di antaranya:
1. Pilih pasangan yang shaleh atau shalehah yang taat menjalankan perintah Allah dan
sunnah Rasulullah SWT.
2. Pilihlah pasangan dengan mengutamakan keimanan dan ketaqwaannya dari pada
kecantikannya, kekayaannya, kedudukannya.

10
3. Pilihlah pasangan keturunan keluarga yang terjaga kehormatan dan nasabnya.
4. Niatkan saat menikah untuk beribadah kepada Allah SWT dan untuk menghindari
hubungan yang dilarang Allah SWT
5. Suami berusaha menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dengan dorongan
iman, cinta, dan ibadah. Seperti memberi nafkah, memberi keamanan, memberikan
didikan islami pada anak istrinya, memberikan sandang pangan, papan yang halal,
menjadi pemimpin keluarga yang mampu mengajak anggota keluaganya menuju ridha
Allah dan surga -Nya serta dapat menyelamatkan anggota keluarganya dario siksa api
neraka.
6. Istri berusaha menjalankan kewajibannya sebagai istri dengan dorongan ibadah dan
berharap ridha Allah semata. Seperti melayani suami, mendidik putra-putrinya tentan
agama islam dan ilmu pengetahuan, mendidik mereka dengan akhlak yang mulia,
menjaga kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya, dan membahagiakan
suaminya.
7. Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling menghargai,
merasa saling membutuhkan dan melengkapi, menghormati, mencintai, saling mempercai
kesetiaan masing-masing, saling keterbukaan dengan merajut komunikasi yang intens.
8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu bersama dalam
mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
9. Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah atau ibadah bersama-sama,
seperti suami mengajak anak istrinya bersedekah pada fakir miskin, dengan tujuan suami
mendidik anaknya agar gemar bersedekah, mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur
kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak istri membaca al-qur’an,
berziarah qubur, menuntut ilmu bersama, bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan
Allah SWT. Dan lain-lain.
10. Suami istri selalu meomoh kepada Allah agar diberikan keluarga yang sakinah
mawaddah wa rohmah.
11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk
melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan anak-anaknya
saling meminta maaf pada anggota keluarga itu pada setiap hari kamis malam jum’at.
Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis, terbuka, plong, tanpa

11
beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan masing-masing
anggota keluarga.
12. Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah keluarga. Dan
ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon perlindungan
kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya.

5.1 Ayat –ayat Alquran dan Hadits tentang Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah

1. Sakinah
Yaitu perasaan nyaman, cenderung, tentram atau tenang kepada yang dicintai,
…‫لِتَ ْس ُكنُوا إِلَ ْيهَا‬
Artinya : … supaya kamu merasa nyaman kepadanya.
Seperti orang yang penat dengan kesibukan dan kebisingan siang lalu menemukan
kenyamanan dan ketenangan dalam kegelapan malam.

Surat Yunus ayat 67 :

َ‫ت لِقَوْ ٍم يَ ْس َمعُون‬ َ ِ‫صرًا إِ َّن فِي َذل‬


ٍ ‫ك آليَا‬ َ َ‫ه َُو الَّ ِذي َج َع َل لَ ُك ُم اللَّي َْل لِتَ ْس ُكنُوا فِي ِه َوالنَّه‬
ِ ‫ار ُم ْب‬

Artinya : “Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya
(litaskunu fihi) dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah).
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang
yang mendengar”. 

َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ِ‫ َم َو َّدةً َو َرحْ َمةً إِ َّن فِي َذل‬ ‫لَ ُك ْم ِم ْن أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ْز َواجًا لِتَ ْس ُكنُوا إِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم‬ ‫ق‬
ٍ ‫ك آليَا‬ َ َ‫َو ِم ْن آيَاتِ ِه أَ ْن َخل‬

Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan
rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir” [Ar-Rum 21].

2. Mawadah
Dalam ayat :

12
…ً‫ َم َو َّدة‬ ‫… َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم‬

Artinya : “…dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah…”.

Mawadah adalah perasaan ingin bersatu atau bersama.

Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam bersabda:


ِ ‫لَ ْم نَ َر لِ ْل ُمتَ َحابَّ ْي ِن ِم ْث َل النِّك‬
‫َاح‬
Artinya : “Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah/lebih baik oleh) orang-orang yang saling
mencintai seperti halnya pernikahan”.

Al-Qur’an juga menegaskan hubungan antara mawadah dan keinginan bersama,

ِ ‫ت َم َعهُ ْم فَأَفُوزَ فَوْ ًزا ع‬


‫َظي ًما‬ ُ ‫صابَ ُك ْم فَضْ ٌل ِمنَ هَّللا ِ لَيَقُولَ َّن كَأ َ ْن لَ ْم تَ ُك ْن بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَهُ َم َو َّدةٌ يَا لَ ْيتَنِي ُك ْن‬
َ َ‫َولَئِ ْن أ‬

Artinya : “Dan sungguh jika kamu beroleh karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia
mengatakan seolah-olah belum pernah ada mawadah antara kamu dengan dia: “Wahai, kiranya
saya ada bersama-sama mereka, tentu saya mendapat kemenangan yang besar (pula)” [An-Nissa
73].

surat Al-Ma’idah ayat 82-83, tentang doa orang-orang yang memiliki mawadah:

َ‫َربَّنَا آ َمنَّا فَا ْكتُ ْبنَا َم َع ال َّشا ِه ِدين‬

Artinya : “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang
menjadi saksi (atas kebenaran Al Qur’an dan kenabian Muhammad shallallahu’alaihi
wasalam)”  

3. Warahmah
Dalam ayat diatas :

…ً‫ َم َو َّدةً َو َرحْ َمة‬ ‫َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم‬

Artinya : “… dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah”.


Rahmah adalah kasih sayang dan kelembutan, timbul terutama karena ada ikatan. Al-Qur’an
menyebut hubungan darah ini al-arham,
ْ ‫ب هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ بِ ُكلِّ ش‬
‫َي ٍء َعلِي ٌم‬ ِ ‫ْض فِي ِكتَا‬ ُ ‫َوأُولُو األرْ َح ِام بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم أَوْ لَى بِبَع‬

13
Artinya : Orang-orang yang mempunyai al-arham (hubungan) itu sebagiannya lebih berhak
terhadap sebagiannya dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu
[Al-Anfal 75]

4. Allah Taala berfirman yang bermaksud:


‘Hai orang-orang yang beriman! Jagalah dirimu dan ahli keluargamu dari api Neraka.” (At
Tahrim : 6)

5. Allah Taala berfirman yang bermaksud:


“Perintahkanlah keluargamu agar melakukan sholat.” (Thaha:132)

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam bahasa Arab, kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman,
merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan.Mawaddah adalah
jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa dikatakan
mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu seseorang pada lawan
jenisnya).Rahmah adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi
dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada sifat
qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta
tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar
dari cahaya iman.
Demikianlah bentuk keluarga yang sempurna di dalam Islam, yang semua hal didasarkan
pada bimbingan al-Qur’ān dan as-Sunnah.

3.2 Saran
Sejalan dengan simpulan di atas, penulis merumuskan saran sebagai berikut:
Seorang muslim yang telah mempunyai kemampuan secara lahir dan bathin hendaknya
secepatnya untuk menikah. Karena pada dasarnya pernikahan merupakan salah satu cara
seseorang untuk mengindari perbuatan zina dan melindungi sebuah keturunan dari ketidakpastian
masa depannya.
Dalam membangun dan membina sebuah keluarga diharapkan memperhatikan dengan
penuh kejelasan terhadap berbagai tugas terpenting dan tujuan berkeluarga menurut Islam.

15
untuk mewujudkan terbentuknya keluarga yang harmonis dengan prinsip-prinsip Islam adalah
dengan melakukan pembinaan keluarga menurut aturan-aturan yang telah di gariskan didalam
islam dengan sedini mungkin. Insyaallah akan di ridhai Allah swt

DAFTAR PUSTAKA

http://annajib.wordpress.com

http://teambulls.wordpress.com/2010/11/06/kewajiban-suami-terhadap-istri-nas-al-quran-dan-

hadis/

http://gusuwik.info/2009/03/11/training-keluarga-sakinah-mawaddah-wa-rahmah-samara/

http://mujahid.wordpress.com/2006/11/02/sakinah-mawaddah-wa-rahmah

http://sekteislam.wordpress.com/2013/03/04/keluarga-dalam-islam/

http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/02/contoh-makalah-agama-islam-membangun.html

http://www.ayahara.abatasa.com/post/detail/18305/7-larangan-untuk-istri-

http://mewujudkan keluarga sakinah   PENDIDIKAN ISLAM UNTUK ANAK.blogspot.com

16

Anda mungkin juga menyukai