Anda di halaman 1dari 53

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di ruangan perawatan anak RSUD Kota

Makassar. Secara geografis lokasi Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Makassar berada pada bagian Utara Timur Kota Makassar

yang merupakan kawasan pengembangan rencana induk kota

pada kecematan Biringakanaya dengan luas wilayah 80,06 km 2

dengan jumlah penduduk 168.848 jiwa dibandingkan luas

wilayah Kota Makassar 175,77 km 2 dengan jumlah penduduk

1,6 juta.

Awal berdirinya puskesmas daya pada tahun 1975. Pada

tahun 1978 – 2002 puskesmas perawatan Daya berubah

menjadi Puskesmas Plus Daya. Pada tahun 2002 dengan

adanya surat izin rumah sakit dari Dirjen Yenmedik nomor.

HK.01.021.2.4474 tanggal 28 Oktober 2002. SK wali kota

Makassar No. 50 pada tanggal 6 November 2002 dan surat

keputusan mentri kesehatan RI No. 967/Menkes/SK/X/2008,

maka statusnya berubah menjadi rumah sakit tipe C dengan

nama rumah sakit Umum Daerah Kota Makassar. Sesuai dengan

keputusan gubernur propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan SK

gubernur No. 13 tahun 2008. Sertifikat penetapan kelas rumah


sakit umum tipe B keputusan mentri kesehatan No:HK.03.05/I

1043/12, tanggal 20 juni 2012.

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar juga merupakan

Pusat Rujukan Pintu Gerbang Utara Makassar.Fasilitas

pelayanan RSUD Kota Makassar terdiri dari rawat jalan, poli gigi

dan mulut, poli jiwa, poli KIA, poli akupuntur, ploli gizi,poli klinik

TB, poli beda urologi, VCT,poli interna, poli anak, poli beda

umum, poli kandungan, poli mata, poli THT, poli syaraf, poli

bedah orthopedi. Rawat inap terdiri dari VVIP, VIP, kelas I, kelas

II, kelas III. Instalasi terdiri dari laboratorium patologi klinik,

instalasi farmasi, instalasi gizi, instalasi rehabilitasi medik ,

intalasi pemulasaran jenazah, instalasi radiologi.

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Identitas Kasus I Kasus II


Inisial klien An.”R” An.”D”

Umur 10 Tahun 11 Tahun

Agama Islam Islam

Alamat Pajjaiyang Perumnas sudiang

Suku Makassar Makassar

Rm 224221 208474

Tanggal masuk RS 16 September 2017 14 September 2017


Tanggal pengkajian 19 September 2017 19 September 2017

Penaggung jawab

Nama Ny “Y” Ny “K”


Umur 33 Tahun 36Tahun
Pekerjaan
IRT IRT
Hubungan
Ibu Ibu
Penjelasan:

Berdasarkan tabel di atas ditemukan data bahwa kasus I dan

kasus II sama sama tergolong anak-anak yang berjenis kelamin laki- laki.

Keduanya berada di Usia berada di usia sekolah. Keduanya datang di

Rumah sakit di bawah oleh keluarganya dengan diagnosa medik yang

sma yaitu DHF.

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan pasien

Kasus I Kasus II
Keluhan utama Demam Demam

Keluhan saat - Ibu pasien mengatakan - Ibu pasien mengatakan

dikaji anaknya demam yang di anaknya demam yang di

alami sejak 3 hari yang lalu alami sejak 5 hari yang

dan demamnya bersifat lalu dan demamnya terus

hilang timbul menerus, pasien

- Keadaan umum pasien mengeluh tidak nafsu

lemah, pasien mengeluh makan, kadang mual

tidak nafsu makan. muntah 1 kali


- Tanda-tanda vital: - Ibu pasien mengatakan

Nadi: 94 x/menit terdapat bintik merah pada

Pernafasan : lengan anaknya

24x/menit - Ibu pasien mengatakan

Suhu :39ºC gusih anaknya sering

berdara secara tiba-tiba

dab mimisan

- Keadaan umum pasien

kulit terasa panas, lemah,

pasien mengeluh tidak

nafsu makan.

- Tanda-tanda vital:

Nadi: 100 x/menit

Pernafasan :24x/menit

Suhu :39,5ºC

Riwayat Ibu pasien mengatakan pasien Ibu pasien mengatakan

kesehatan tahun lalu anaknya pernah anaknya belum pernah

dahulu masuk rumah sakit dengan mengalaminya

keluhan yang sama

Riwayat Pre natal care: Ibu pasien Pre natal care: ibu paseien

kehamilan dan memeriksakan memeriksakan


persalinan kehamilannya 3 kehamilannya

kali selama 3 kali selama

kehamilan kehamilan

Natal care :pasien Natal care : pasien di

dilahirkan lahirkan

dengan normal dengan

normal

Post natal :pasien dirawat Post natal :pasien dirawat

rawat gabung rawat gabung


Penjelasan

Berdasarkan tabel di atas didapatkan data riwayat kesehatan pada

kasus I dan kasus II sama-sama demam tapi pada kasus I dialami sejak

3 hari yang lalu bersifat hilang timbul sedangkan pada kasus II

mengalami demam sejak 5 hari yang lalu yang bersifat terus menerus.

suhu tubuh berada di rentang 390C.

b. Riwayat kesehatan keluarga

- Genogram

Kasus I
Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

X : meninggal

? : tidak diketahui
: garis serumah
: garis perkawinan
: garis keturunan
: pasien

Penjelasan :
GI : kakek dan nenek dari masing-masing
orang tua pasien telah meninggal dunia
karena faktor usia

GII : kedua orang tua pasien masih sehat

GIII : pasien anak ketiga dari tiga bersaudara


dan sekarang pasien sedang dirawat di
rumah sakit.

Kasus II

1
1

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

X : meninggal
? : tidak diketahui
: garis serumah
: garis perkawinan
: garis keturunan
: pasien

Penjelasan :
GI : kakek dan nenek dari masing-masing
orang tua pasien telah meninggal dunia
karena faktor usia

GII : kedua orang tua pasien masih sehat

GIII : pasien anak ketiga dari tiga bersaudara


dan sekarang pasien sedang dirawat di
rumah sakit.
- Riwayat imunisasi : Ibu pasien pada kasus I dan kasus II

mengatakan imunisasi anaknya

lengkap tapi tidak mengingat waktu

imunisasi anaknya

- Pemeriksaan fisik

Berat badan 28 kg 30 kg
Tinggi badan 140 cm 146cm
Waktu pertama tumbuh gigi Usia 7 bulan Usia 8 bulan

c. Riwayat pemberian nutrisi

- Pemberian ASI atau susu formula: Pada kasus I dan

kasus II Pemberian ASI sampai usia


2 tahun dan pertama kali di beri susu

formula usia 7 bulan

- Pemberian makanan tambahan: Kasus I dan kasus

II di berikan makanan tambahan pada

usia 6 bulan.

d. Riwayat psikososial : Kasus I dan kasus II hubungan

dengan keluarga baik

e. Riwayat spiritual : Kasus I dan kasus II selama di rumah

sakit tidak pernah sholat dan sebelum

sakit sering sholat 5 waktu

f. Reaksi hospitalisasi

- Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap:

kasus I dan kasus II keluarga pasien memahami tentang

rawat inap

- Pemahaman anak tentang rumah sakit:pasien

memahami tentang rawat inap di rumah sakit

g. Pola aktivitas sehari-hari

Kasus I

NO Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit


1 Nutrisi (makanan dan minuman)
Makanan Nasi, sayur
- Jenis Nasi, sayur
¾ porsi x 3/
- Jumlah 1 porsi x 3/
hari
hari
3x/hari
- Frekuensi 3x/hari
Nafsu makan
- Keluhan Tidak ada
kurang
keluhan

Minuman
Air dan susu
- Jenis Air dan susu
±1 liter/hari
±2 liter/hari
8 gelas 4 gelas
- Jumlah setiap hari
setiap hari
- Frekuensi Tidak ada
Malas minum
- Keluhan keluhan

2 Eliminasi ( BAB dan BAK)

BAB

- Frekuensi 1x/hari 1x/hari

- Warna Kuning Kuning

kecoklatan kecoklatan

- Konsistensi Lembek Lembek

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

keluhan keluhan

BAK

- Frekuensi Tidak terhitung Tidak terhitung

- Warna Kuning jernih Kuning pekat

- Konsistensi - -

- Keluhan Tidak ada Tidak ada


keluhan keluhan
3 Personal hygiene

Mandi

- Frekuensi 2x/hari 1x/hari

- Cara pemenuhan Menggunakan Menggunakan

sabun washlap

Keramas

- Frekuensi 3x/minggu Tidak pernah

- Cara pemenuhan Mengunakan

sampo

Gosok gigi

- Frekuensi 2x/hari 2x/hari

- Cara pemenuhan Menggunakan Menggunakan

pasta gigi pasta gigi


4 Istirahat tidur

- Jumlah jam tidur 8 jam/hari 9 jam/hari

- Pola Siang ±2 jam Siang ±3 jam

- Keluhan Malam ±6 jam Malam ±7 jam

- Masalah Tidak ada Tidak ada

masalah masalah
5 Aktivitas/ latihan Sekolah dan Terbaring di

bermain tempat tidur

Penjelasan

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa masalah yang di

temukan yakni terdapat pada pola aktivitas dan nutrisi yang ditandai

dengan sebelum sakit pasien dapat beraktivitas sekolah dan bermain


sedangkan pada saat sakit pasien hanya bisa terbaring di tempat tidur.

Sedangkan masalah yang ditemukan pada status nutrisi pasien kurang di

tandai dengan pola makan pasien pada saat pasien sakit nafsu makan

menurun

KASUS II

NO Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit


1 Nutrisi (makanan dan minuman)

Makanan

- Jenis Nasi, sayur Nasi, sayur

- Jumlah 1 porsi x 3/ ¾ porsi x 3/

hari hari

- Frekuensi 3x/hari 3x/hari

- Keluhan Tidak ada Nafsu makan

keluhan kurang

Minuman

- Jenis Air dan susu Air dan susu

±2liter/hari ±1 liter/hari

8 gelas 4 gelas

- Jumlah setiap hari setiap hari

- Frekuensi Tidak ada Malas minum

- Keluhan keluhan

2 Eliminasi ( BAB dan BAK)

BAB

- Frekuensi 1x/hari 1x/hari

- Warna Kuning Kuning


kecoklatan kecoklatan

- Konsistensi Lembek Lembek

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

keluhan keluhan

BAK

- Frekuensi Tidak terhitung Tidak terhitung

- Warna Kuning jernih Kuning pekat

- Konsistensi - -

- Keluhan Tidak ada Tidak ada

keluhan keluhan
3 Personal hygiene

Mandi

- Frekuensi 2x/hari 1x/hari

- Cara pemenuhan Menggunakan Menggunakan

sabun washlap

Keramas

- Frekuensi 3x/minggu Tidak pernah

- Cara pemenuhan Mengunakan

sampo

Gosok gigi

- Frekuensi 2x/hari 2x/hari

- Cara pemenuhan Menggunakan Menggunakan

pasta gigi pasta gigi


4 Istirahat tidur

- Jumlah jam tidur 8 jam/hari 9 jam/hari

- Pola Siang ±2 jam Siang ±3 jam


- Keluhan Malam ±6 jam Malam ±7 jam

- Masalah Tidak ada Tidak ada

masalah masalah
5 Aktivitas/ latihan Sekolah dan Terbaring di

bermain tempat tidur


Penjelasan

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa masalah yang di

temukan yakni terdapat pada pola aktivitas dan nutrisi yang ditandai

dengan sebelum sakit pasien dapat beraktivitas sekolah dan bermain

sedangkan pada saat sakit pasien hanya bisa terbaring di tempat tidur.

Sedangkan masalah yang ditemukan pada status nutrisi pasien kurang di

tandai dengan pola makan pasien pada saat pasien sakit nafsu makan

menurun.

4.1.3 Data umum kesehatan saat ini

a. Pemerisaan fisik

Kasus I Kasus II
- Kesadaran : Composmentis - Kesadaran : Coposmentis

- Penampilan : Bersih - Penampilan : Bersih

- berat badan : 28 kg - berat badan : 30kg

- Lingkar kepala : 65 cm - Lingkar kepala : 70 cm

- Lingkar dada : 67 cm - Lingkar dada : 72 cm

- Lingkar perut : 65 cm - Lingkar perut : 70 cm

- Lingkar lengan : 19 cm - Lingkar lengan : 20 cm

- Tanda- tanda vital - Tanda- tanda vital

TD :100/70mmHg
Nadi :100x/menit
TD : 100/60mmHg
Respirasi :24x/ menit

Nadi : 94x/menit Suhu : 39,5ºC

Respirasi : 24x/menit - Sistem pernafasan

Suhu : 39ºC - Inspeksi : simetris kiri dan

- Sistem pernafasan kanan, tidak

- Inspeksi : simetris kiri dan Nampak darah,tidak

kanan, tidak Nampak

Nampak polip,tidak secret,tidak ada

Nampak secret,tidak pernafasan cuping

ada pernafasan hidung.

cuping hidung. - Palpasi: tidak ada nyeri

- Palpasi: tidak ada nyeri tekan tekan

- Perkusi: Resonan - Perkusi: Resonan

- Auskultasi:Tidak ada suara - Auskultasi:Tidak ada suara

tambahan tambahan

- System kardiovaskuler

- System kardiovaskuler - Inspeksi: Gerakan dada

- Inspeksi: Gerakan dada mengikuti irama

mengikuti irama denyut jantung

denyut jantung - Palpasi: Tidak ada

- Palpasi: Tidak ada pembesaran pembesaran denyut

denyut jantung jantung

- Perkusi: Bunyi pekak - Perkusi: Bunyi pekak

- Auskultasi: Bunyi jantung lub - Auskultasi: Bunyi jantung lub

dub
dub

- Sistem pencernaan - Sistem pencernaan

- Inspeksi: Simetris,tidak buncit - Inspeksi: Simetris,tidak buncit

- Palpasi :Tidak ada nyeri tekan - Palpasi:Tidak ada nyeri tekan

- Perkusi: Timpany - Perkusi: Timpany

- Auskultasi : paristaltik usus - Auskultasi :paristaltik usus

10x/menit 10x/menit

- Sistem musculoskeletal - Sistem musculoskeletal

- Inspeksi: dibantu dalam - Inspeksi: dibantu dalam

memenuhi memenuhi

aktifitasnya, aktifitasnya,

terpasang infus terpasang infus

cairan RL 20 cairan RL 20

tetes/menit pada tetes/menit pada

eksremitas atas eksremitas atas

bagian tangan kiri. bagian tangan kiri.

- Palpasi: tidak ada nyeri tekan. - Palpasi: tidak ada nyeri tekan.

- Perkusi: Tidak dikaji - Perkusi: Tidak dikaji

- Auskultasi :Tidak dikaji - Auskultasi :Tidak dikaji

- System integument - System integument

- Inspeksi : Kulit tidak , kuku - Inspeksi : Kulit terlihat

terlihat bersih, lembab, kuku

mukosa bibir lembab. terlihat bersih,

- Palpasi : Kulit tidak elastis dan mukosa bibir


reraba demam lembab.

- Perkusi :tidak dikaji - Palpasi : Kulit tidak elastis

- Auskultasi:tidak dikaji dan reraba

demam

- Perkusi :tidak dikaji

- Auskultasi :tidak dikaji

- Sistem penglihatan - Sistem penglihatan

- Inspeksi : Konjungtiva anemis, - Inspeksi : Konjungtiva

tidak ada anemis, tidak

pembengkakan ada

kelopak mata, bulu pembengkakan

mata pendek. kelopak mata,

- Palpasi : Tidak ada nyeri bulu mata

tekan pendek.

- Perkusi : Tidak dikaji - Palpasi : Tidak ada nyeri

- Auskultasi: Tidak dikaji tekan

- Perkusi : Tidak dikaji

- Auskultasi: Tidak dikaji

- Sistem imun - Sistem imun

- Inspeksi : Bibir kering , gigi - Inspeksi : Bibir kering , gigi

tampak bersih, gusi tampak bersih, gusi

idak ada sianosis, idak ada sianosis,

tidak tamak edema tidak tamak edema

pada gusi, lidah pada gusi, lidah


lembab lembab

- Palpasi: Tidak dikaji - Palpasi: Tidak dikaji

- Perkusi: Tidak dikaji - Perkusi: Tidak dikaji

- Auskultasi :Tidak dikaji - Auskultasi :Tidak dikaji

Penjelasan

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa masalah yang

ditemukan pada kasus I dan kasus II yakni sistem musculoskeletal

ditandai dengan pasien dibantu dalam memenuhi aktifitasnya, terpasang

infus cairan RL 20 tetes/menit pada eksremitas atas bagian tangan kiri

dan pada sistem imun kulit teraba demam.

B. Diagnosa keperawatan

Data ETIOLOGI PROBLEM


Kasus I Virus dengue HIPERTERMI
DS (arbovirus)
1. Ibu pasien
mengatakan anaknya Melalui gigitan nyamuk
demam yang dialami
sejak 3 hari yang lalu RE infection oleh virus
dan sifatnya hilang dengue dengan serotip
timbul. berbeda
DO
1. Kulit teraba Bereksi dengan antibodi
panas
2. Takikardi Menimbulkan respon
3. Takipnea Peradangan
4. Kulit kemerahan
5. TTV: N : 94 Hipertermi
x/menit, RR : 24
x/menit, S: 39º C.

DS: Virus dengue Defisit nutrisi


(arbovirus)
Ibu pasien mengeluh
anaknya tidak ada Melalui gigitan nyamuk
RE infection oleh virus
nafsu makan, dan dengue dengan serotip
muntah 1 kali berbeda

Bereksi dengan antibodi


Pasien mengatakan
perutnya terkadang
Menimbulkan respon
keram.
peradangan
Pasien cepat Menstimulasi medulla
kenyang vomiting
mual dan muntah
DO
1. Keadaan umum Anoreksia
pasien lemah
2. Turgor kulit tidak Intake nutrisi kurang
elastis
3. Bibir kering Defisit nutrisi
4. Konjungtiva
anemis
5. Bising usus hiper
aktif

Kasus II Virus dengue Hipertermi


DS: (arbovirus)
1. Pasien mengeluh
badannya terasa Melalui gigitan nyamuk
lemah.
2. Ibu pasien RE infection oleh virus
mengatakan anaknya dengue dengan serotip
demam yang dialami berbeda
sejak 5 hari yang lalu
yang sifatnya terus Bereaksi dengan
menerus antibodi
DO:
1. TTV: N : 100 x/menit, Menimbulkan respon
RR : 24 x/menit, S: peradangan
39,5º C
2. Kulit teraba demam
3. Demam pasien Hipertermi
sifatnya terus
menerus.

DS: Virus dengue Devisit nutrisi


Ibu pasien mengeluh (arbovirus)
anaknya tidak ada nafsu
makan dan muntah 3 kali melalui gigitan nyamuk
DO:
1. Turgor kulit tidak RE infection oleh virus
elastis dengue dengan serotip
2. Bibir kering berbeda
3. Konjungtiva anemis
Bereaksi dengan
antibodi
Menimbulkan respon
peradangan

Menstimulasi medulla
vomiting
mual dan muntah

Anoreksia

Intake nutrisi kurang

Defisit nutrisi
DS: virus dengue Resiko pendarahan
(arbovirus)
1. Ibu pasien
mengatakan ada bintik Melalui gigitan nyamuk
merah pada lengan
anaknya. RE infection oleh virus
2. Ibu pasien dengue dengan serotip
mengatakan gisi berbeda
anaknya sering
berdarah dan anaknya Bereksi dengan antibodi
sering mimisan
DO: Trombositopenemia
1. Peteckie (+)
2. Pasien mimisan Resiko pendarahan
3. Gusi pasien berdarah

Penjelasan

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data subjektif

pada kasus I Ibu pasien mengatakan anaknya demam yang dialami sejak

3 hari yang lalu dan sifatnya hilang timbul.Ibu pasien mengeluh anaknya

tidak ada nafsu makan, dan muntah 1 kali. Sedangkan pada kasus II

pasien mengeluh badannya terasa lemah. Ibu pasien mengatakan

anaknya demam yang dialami sejak 5 hari yang lalu yang sifatnya terus

menerus. Ibu pasien mengeluh anaknya tidak ada nafsu makan. Ibu

pasien mengatakan ada bintik merah pada lengan anaknya. Ibu pasien
mengatakan anaknya sering mimisan. Pasien mengatakan gusinya sering

berdarah tiba-tiba.

Pada data objektif dapat di simpulkan bahwa pada kasus I

Keadaan umum pasien lemah,kulit teraba panas, TTV: N : 94 x/menit, RR

: 24 x/menit, S: 39º C, turgor kulit tidak elastis, bibir kering, konjungtiva

anemis. Sedangkan pada kasus II pasien nampak lemah, TTV: N : 100

x/menit, RR : 24 x/menit, S: 39,5º C, turgor kulit tidak elastis, bibir kering,

konjungtiva anemis, peteckie (+), pasien mimisan, gusi pasien berdarah.

Pada kasus I dan kasus II ditemukan dua diagnosa keperawatan

yang sama dan satu diagnosa keperawatan yang berbeda diganosa

keperawatan yang sama yaitu hipertermia berhubungan dengan proses

infeksi virus dengue dan defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu

makan yang menurun. Sedangkan pada kasus II ditemukan satu diagnosa

yang tidak di temukan pada kasus I yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan

perifer berhubungan kebocoran plasma darah

C. Perencanaan keperawatan

KASUS I

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil (NOC) (NIC)
1 Hipertermi berhubungan Kriteria Hasil: a. Fever Treatment:
dengan proses infeksi virus a) Suhu tubuh dalam 1) Monitoring
dengue rentang normal suhu sesering
Defenisi: b) Nadi dan mungkin
Peningkatan suhu tubuh di pernapasan 2) Monitor IWL
atas kisaran normal. dalam rentang 3) Monitor warna
Batasan Karakteristik: normal dan suhu kulit
a. Konvulsi c) Tidak ada 4) Monitor
b. Kulit kemerahan perubahan warna penurunan
kulit dan tidak ada tingkat
c. Peningkatan suhu tubuh pusing kesadaran
di atas kisaran normal 5) Monitor
d. Kejang WBC,Hb, Hct
e. Takikardi 6) Monitor intake
f. Takipnea dan output
g. Kulit teraba hangat 7) Berikan
Faktor yang berhubungan : Antipiretik
a. Ansietas 8) Berikan
b. Penurunan respirasi pengobatan
c. Dehidrasi untuk
d. Pemajanan lingkungan mengatasi
yang panas penyebab
e. Penyakit demam
f. Pemakaian pakaian 9) Selimuti pasien
yang tidak sesuai 10) Lakuka tapid
dengan suhu sponge
lingkungan 11) Kolaborasi
g. Peningkatan laju pemberian
metabolism cairan
h. Medikasi intravena
i. Trauma 12) Kompres
j. Aktiitas berlebihan pasien pada
lipat paha dan
aksila
13) Tingkatkan
sirkulasi udara
14) Berikan
pengobatan
untuk
mencegah
terjadinya
menggigil.
b. Temperatur
Regulation:
1) Monitor suhu
minimal 2 jam
2) Rencanakan
monitor suhu
secara
kontinyu
3) Monitor
TD,nadi, dan
RR
4) Monitor warna
dan suhu kulit
5) Monitor tanda-
tanda
hipertermi dan
hipotermi
6) Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
7) Selimuti pasien
untuk
mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh.
8) Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan
akibat panas
9) Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
efek negative
dari kedinginan
10) Beritahukan
tentang
indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
11) Ajarkan
indikasi dari
hipotermi dan
penanganan
yang
diperlukan
12) Berikan
antipiretik jika
perlu.
c. Vital Sign
Monitoring:
1) Monitoring TD,
nadi, suhu dan
RR
2) Catat adanya
fluktuasi
tekanan darah
3) Monitoring vital
sign saat
berbaring,
duduk atau
berdiri
4) Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
5) Moitoring
Monitoring TD,
nadi, dan RR
sebelum,
selama dan
setelah aktivitas
6) Monitor kualitas
dari nadi
7) Monitor
frekuensi dan
irama
pernafasan
8) Monitor suara
paru
9) Monitor pola
pernapasan
abnormal
10) Monitor suhu,
warna dan
kelembaban
kulit
11) Monitor
sianosis perifer
12) Monitor
adanya
cushing triad
(tekanan nadi
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik).
13) Identifikasi
penyebab dari
perubahan
vital sign.
2 Defisit nutrisi kurang dari kriteria hasil :
kebutuhan tubuh 1. Adanya 1. Kaji adanya
berhubungan dengan peningkatan alergi makanan
intake yang tidak adekuat berat badan 2. Kolaborasi
akibat mual dan nafsu sesuai dengan dengan ahli gizi
makan yang menurun tujuan untuk
1. Definisi: asupan nutrisi 2. Berat badan ideal menentukan
tidak cukup untuk sesuai dengan jumlah kalori dan
memenuhi kebutuhan tinggi badan nutrisi yang
metabolik 3. Mampu dibutuhkan
2. Batasan karakteristik mengidentifikasi pasien
a) Kram abdomen kebutuhan nutrisi 3. Monitor jumlah
b) Nyeri abdomen 4. Tidak ada tanda- nutrisi dan
c) Menghindari tanda malnuitrisi kandungan kalori
makanan Tidak terjadi 4. Berikan informasi
d) Bising usus hiper penurunan berat tentang
aktif badan yang kebutuhan nutrisi
e) Penurunan berat berarti 5. Kaji kemampuan
badan pasien
f) Membrane mukosa mendapatkan
pucat nutrisi yang
g) Cepat kenyang dibutuhkan
3. Faktor yang Monitoring nutrisi
berhubungan 1) Monitor adanya
a) Faktor biologis penurunan berat
b) Faktor ekonomi badan
c) Ketidakmampu-an 2) Monitor interaksi
untuk anak atau
mengabsorbsi orangtua selama
nutrient makan
d) Faktor psikologis 3) Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
4) Monitor turgor
kulit, monitor
pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva.
Hipertermi berhubungan Kriteria Hasil: a. Fever Treatment:
dengan proses infeksi virus a. Suhu tubuh dalam 1. Monitoring suhu
dengue rentang normal sesering mungkin
Defenisi: b. Nadi dan 2. Monitor IWL
Peningkatan suhu tubuh di pernapasan dalam 3. Monitor warna
atas kisaran normal. rentang normal dan suhu kulit
Batasan Karakteristik: c. Tidak ada 4. Monitor
a. Konvulsi perubahan warna penurunan
b. Kulit kemerahan kulit dan tidak ada tingkat
pusing kesadaran
c. Peningkatan suhu tubuh 5. Monitor
di atas kisaran normal WBC,Hb, Hct
d. Kejang 6. Monitor intake
e. Takikardi dan output
f. Takipnea 7. Berikan
g. Kulit teraba hangat Antipiretik
Faktor yang berhubungan : 8. Berikan
a. Ansietas pengobatan
b. Penurunan respirasi untuk mengatasi
c. Dehidrasi penyebab
d. Pemajanan lingkungan demam
yang panas 9. Selimuti pasien
e. Penyakit 10. Lakuka tapid
f. Pemakaian pakaian sponge
yang tidak sesuai 11. Kolaborasi
dengan suhu pemberian
lingkungan cairan intravena
g. Peningkatan laju 12. Kompres
metabolism pasien pada lipat
h. Medikasi paha dan aksila
i. Trauma 13. Tingkatkan
j. Aktiitas berlebihan sirkulasi udara
14. Berikan
pengobatan
untuk mencegah
terjadinya
menggigil.
b. Temperatur
Regulation:
1. Monitor suhu
minimal 2 jam
2. Rencanakan
monitor suhu
secara
kontinyu
3. Monitor
TD,nadi, dan
RR
4. Monitor warna
dan suhu kulit
5. Monitor tanda-
tanda
hipertermi dan
hipotermi
6. Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
7. Selimuti pasien
untuk
mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh.
8. Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan akibat
panas
9. Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
efek negative
dari kedinginan
10. Beritahukan
tentang indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
11. Ajarkan
indikasi dari
hipotermi dan
penanganan
yang
diperlukan
12. Berikan
antipiretik jika
perlu.
c. Vital Sign
Monitoring:
1. Monitoring TD,
nadi, suhu dan
RR
2. Catat adanya
fluktuasi
tekanan darah
3. Monitoring
vital sign saat
berbaring,
duduk atau
berdiri
4. Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
5. Monitoring TD,
nadi, dan RR
sebelum,
selama dan
setelah
aktivitas
6. Monitor
kualitas dari
nadi
7. Monitor
frekuensi dan
irama
pernafasan
8. Monitoring
suara paru
9. Monitor pola
pernapasan
abnormal
10. Monitor
suhu, warna
dan
kelembaban
kulit
11. Monitor
sianosis
perifer
12. Monitor
adanya
cushing triad
(tekanan nadi
melebar,
bradikardi,
peningkatan
sistolik).
13. Identifikasi
penyebab dari
perubahan
vital sign.
Kasus II
Defisit nutrisi kurang dari Kriteria hasil : 1. Kaji adanya
kebutuhan tubuh 1. Adanya alergi
berhubungan dengan peningkatan berat makanan
intake yang tidak adekuat badan sesuai 2. Kolaborasi
akibat mual dan nafsu dengan tujuan dengan ahli gizi
makan yang menurun Berat badan ideal untuk
1. Definisi : asupan nutrisi sesuai dengan menentukan
tidak cukup untuk tinggi badan jumlah kalori dan
memenuhi kebutuhan 5. Mampu nutrisi yang
metabolik mengidentifikasi dibutuhkan
2. Batasan karakteristik kebutuhan nutrisi pasien
3. Kram abdomen 6. Tidak ada tanda- 3. Monitor jumlah
4. Nyeri abdomen tanda malnuitrisi nutrisi dan
Tidak terjadi kandungan kalori
5. Menghindari makanan
penurunan 4. Berikan informasi
6. Bising usus hiper aktif berat badan tentang
7. Penurunan berat badan yang berarti kebutuhan nutrisi
8. Membram mukosa pucat 5. Kaji kemampuan
9. Cepat kenyang pasien
mendapatkan
10. Faktor yang
nutrisi yang
berhubungan
dibutuhkan
11. Faktor biologis Monitoring nutrisi
12. Faktor ekonomi 1. Monitor adanya
13. Ketidakmampu-an penurunan berat
untuk mengabsorbsi badan
nutrient 2. Monitor interaksi
14. Faktor psikologis anak atau
orangtua selama
makan
3. Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
Monitor turgor
kulit, monitor
pucat,
kemerahan,
dan kekeringan
jaringan
konjungtiva
Resiko syok (hipovolemik) Kriteria hasil : 1) Monitor status
berhubungan dengan 1) Nadi dalam batas sirkulasi tekanan
perdarahan yang yang diharapkan darah, warna kulit,
berlebihan, pindahnya 2) Irama jantung suhu kulit, denyut
cairan intravaskuler ke dalam batasan jantung, denyut
ekstravaskuler yang diharapkan nadi dan ritme
Defenisi : 3) Frekuensi napas nadi perifer dan
Beresiko terhadap dalam batsan kapiler refill
ketidakcukupan aliran yang diharapkan 2) Monitor tanda
darah ke jaringan tubuh 4) Irama pernapasan inadekuat oksigen
yang dapat mengakibatkan dalam batasan jaringan
disfungsi seluler yang yang diharapkan 3) Monitor suhu dan
mengancam jiwa. 5) Natrium serum pernapasan
Faktor resiko : dalam batasan 4) Monitor input dan
a. Hipotensi normal output
b. Hipovolemia 6) Kalium serum, 5) Pantau nilai
c. Hipoksemia klorida serum, laboratorium,
d. Hipoksia kalsium serum, Hb,Ht, dan
e. Infeksi magnesium elektrolit.
f. Sepsis serum, Ph darah 6) Monitor
g. Sidrom respon inflamasi serum dalam hemodinamik
sistemik batasan normal invasi yang sesuai
7) Monitor tanda dan
gejala asites.
8) Monitor tanda
awal syok.
9) Tempatkan pasien
pada posisi
supine, kaki
elevasi untuk
peningkatan
preload dengan
cepat.
10) Lihat dan
pelihara
kepatenan jalan
napas
11) Berikan cairan iv
dan atau oral yang
tepat. Berikan
vasodilatori yang
cepat.
12) Ajarkan keluarga
dan pasien
tentang tada dan
gejala datangnya
syok.
Ajarkan
keluarga pasien
tentang langkah
untuk
mengatasi
gejala syok.
Penjelasan

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

mengatasi permasalahan – permasalahan yang ditemukan pada kasus I

dan kasus II dengan diagnosa hipertermia berhubungan dengan proses

infeksi virus dengue dapat disusun rencana keperawatan yaitu monitor

perubahan suhu tubuh, nadi, pernapasan, serta tekanan darah, berikan

kompres dingin pada daerah aksilla dan lipatan paha, gunakan pakaian

yang tipis untuk membantu penguapan, berikan antipiretik dan antibiotik

sesuai dengan ketentuan, libatkan keluarga dan ajari keluarga cara


melakukan kompres serta evaluasi perubahan suhu. Anjurkan pasien

banyak minum (sedikit-sedikit tapi sering).

Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang ditemukan

pada kasus I dan kasus II dengan diagnosa keperawatandefisit nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun yaitu mengkaji pola

makan pasien, menganjurkan pasien makan makanan kesukaannya,

menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan sedikit tapi sering,

mencatat porsi yang di habiskan. Menganjurkan keluarga untuk

menyajikan mamakan dalam keadaan hangat. Befrikan health educatioan

pada pasien dan keluarga.

Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang di temukan

pada kasus II dengan diagnosa resiko pendarahan berhubungan dengan

penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopenia) yaitu kontrol

pendarahan pada gusi. Kontol terjadinya mimisan dan catat hasil

hemoglobin, leukosit, pcv, trombosit.

D. Pelaksanaan Keperawatan.

Diagnosa 19 September 2017 20 September 2017 20 September 2017

keperawat

an
Kasus I Data Data Data
Hipertermi Implementasi Implementasi Implementasi
berhubung 09.00 1. memonitor 09.00 1.memonitor 09.00 1.memonitor
an dengan perubahan perubahan perubahan
proses tekanan tekanan tekanan
infeksi virus darah, darah, suhu, darah, suhu,
dengue suhu, nadi nadi dan nadi dan
dan penafasan penafasan
penafasan Hasil : Hasil :
Hasil : TD:100/60m TD:100/60m
TD:100/60 mHg mHg
mmHg Suhu : Suhu :
0
Suhu : 39 C 38⁰C 37⁰C
RR: RR: RR:
24X/menit 24X/menit 24X/menit
09.15 2. berikan 09.15 2. berikan 09.15 2. berikan
kompres kompres kompres
hangat hangat pada hangat pada
pada dan, dan, aksilla dan, aksilla
aksilla dan dan lipatan dan lipatan
lipatan paha paha
paha Hasil : pasien di Hasil : pasien di
Hasil : pasien kompres kompres
di kompres oleh ibunya oleh pada
oleh pada dahi dahi
ibunya 09.25 3. anjurkan 09.25 3. anjurkan
pada dahi pasien pasien
09.25 3. anjurkan menggunaka menggunak
pasien n pakaian an pakaian
mengguna yang tipis yang tipis
kan untuk untuk
pakaian membantu membantu
yang tipis penguapan penguapan
untuk Hasil : pasien Hasil : pasien
membantu menggunaka menggunak
penguapan n pakaian an pakaian
Hasil : pasien tipis tipis
mengguna 09.30 4. berikan 09.30 4. berikan
kan antiperetik antiperetik
pakaian dan dan
tipis antibiotik antibiotik
09.30 4. berikan sesuai sesuai
antiperetik dengan dengan
dan ketentuan ketentuan
antibiotik Hasil: pasien Hasil: pasien
sesuai diberikan diberikan
dengan paracetamol paracetamol
ketentuan 500mg 1 500mg 1
Hasil: pasien tablet dan tablet dan
diberikan cefadroxil cefadroxil
paracetam 500 mg 1 500 mg 1
ol 500mg 1 kapsul. kapsul.
tablet dan 09.40 5. libatkan 09.40 5. libatkan
cefadroxil keluarga dan keluarga
500 mg 1 ajari dan ajari
kapsul. keluarga keluarga
09.40 5. libatkan cara cara
keluarga melakukan melakukan
dan ajari kompres kompres
keluarga serta serta
cara evaluasi evaluasi
melakukan perubahan perubahan
kompres suhu suhu
serta Hasil : Pasien Hasil : Pasien
evaluasi dijaga dijaga
perubahan ibunya ibunya
suhu 09.45 6. Anjurkan 09.45 6. Anjurkan
Hasil : Pasien pasien pasien
dijaga banyak banyak
ibunya minum minum
09.45 6. Anjurkan (sedikit tapi (sedikit tapi
pasien sering) sering)
banyak Hasil : Pasien Hasil : pasien
minum lebih sering
malas minum
(sedikit tapi minum
sering)
Hasil : Pasien
malas
minum

Defisit 10.00 1. Mengkaji 10.00 1. Mengkaji 10.00 1. Mengkaji


nutrisi pola pola makan pola makan
kurang dari makan pasien pasien
kebutuhan pasien Hasil : Ibu Hasil : Ibu
tubuh Hasil : Ibu pasien pasien
berhubung pasien mengatakan mengatakan
an dengan mengataka anaknya pasein
intake yang n anaknya tidak mau menghabisk
tidak tidak mau makan, tidak an porsi
adekuat makan, menhgabisk makanan
akibat mual tidak an porsi yang
dan nafsu menhgabis yang diberikan
makan kan porsi diberikan 10.15 2.
yang yang 10.15 2. Menganjurk
menurun diberikan Menganjurka an pasien
10.15 2. n pasien maman
Menganjur maman makanan
kan pasien makanan kesukaanny
maman kesukaanny a,
makanan a, menganjurk
kesukaann menganjurka an keluarga
ya, n keluarga pasien untuk
menganjur pasien untuk memberikan
kan memberikan makanan
keluarga makanan dalam porsi
pasien dalam porsi sedikit tapi
untuk sedikit tapi sering.
memberika sering. Hasil: Ibu
n makanan Hasil: Ibu pasien
dalam pasien mamahami
porsi mamahami ajuran yang
sedikit tapi ajuran yang diberikan.
sering. diberikan. 3. Mencatat
Hasil: Ibu 10.30 3. Mencatat 10.30 jumlah atau
pasien jumlah atau porsi
mamahami porsi makanan
ajuran makanan yang
yang yang dihabiskan
diberikan. dihabiskan Hasil: Pasien
10.30 3. Mencatat Hasil: Pasien hanya
jumlah hanya makan 1
atau porsi makan 2 porsi bubur
makanan sendok dan 1 gelas
yang bubur dan ½ susu
dihabiskan gelas susu 4. Libatkan
Hasil: Pasien 11.40 4. Libatkan 11.40 keluarga
hanya keluarga dalam
makan 2 dalam pemenuhan
sendok pemenuhan kebutuhan
bubur dan kebutuhan nutrisi
½ gelas nutrisi pasien.
susu pasien. Hasil: Ibu
11.40 4. Libatkan Hasil: Ibu pasien
keluarga pasien menyajikan
dalam menyajikan susu buat
pemenuha susu buat pasien
n pasien 5. Kaji pola
kebutuhan 12.30 5. Kaji pola 12.30 makan
nutrisi makan pasien
pasien. pasien Hasil : Pasien
Hasil: Ibu Hasil : Pasien tidak nafsu
pasien tidak nafsu makan
menyajikan makan 6.Anjurkan
susu buat 13.00 6.Anjurkan 13.00 keluarga
pasien keluarga pasien untuk
12.30 5. Kaji pola pasien untuk menyajikan
makan menyajikan makanan
pasien makanan dalam
Hasil : Pasien dalam keadaan
tidak nafsu keadaan hangat
makan hangat Hasil:Ibu pasien
13.00 6.Anjurkan Hasil:Ibu pasien memberikan
keluarga memberikan susu
pasien susu hangat. hangat.
untuk 13.15 7. Berikan 7. Berikan
menyajikan health health
makanan education education
dalam pada 13.15 pada
keadaan keluarga keluarga
hangat pasien dan pasien dan
Hasil:Ibu pasien pasien
pasien tentang tentang
memberika pentingnya pentingnya
n susu nutrisi nutrisi
hangat. Hasil: Hasil:
13.15 7. Berikan
keluargan dan keluargan dan
health
pasien pasien
education
pada mengerti mengerti
keluarga
pasien dan
pasien
tentang
pentingnya
nutrisi
Hasil:

keluargan

dan pasien

mengerti
Kasus II
09.00 1. memonitor 09.00 1. memonitor 09.00 1. memonitor
perubahan perubahan perubahan
tekanan tekanan tekanan
darah, darah, suhu, darah, suhu,
suhu, nadi nadi dan nadi dan
dan penafasan penafasan
penafasan Hasil : Hasil :
Hasil : TD:100/60 TD:100/60
TD:100/60 mmHg mmHg
mmHg Suhu : 380C Suhu : 370C
Suhu : 390C RR: 24X/menit RR: 24X/menit
RR: 09.15 2. berikan 09.15 2. berikan
24X/menit kompres kompres
09.15 2. berikan hangat pada hangat pada
kompres dan, aksilla dan, aksilla
hangat dan lipatan dan lipatan
pada dan, paha paha
aksilla dan Hasil : pasien di Hasil : pasien di
lipatan kompres kompres
paha oleh ibunya oleh ibunya
Hasil : pasien pada dahi pada dahi
di kompres 09.25 3. anjurkan 09.25 3. anjurkan
oleh pasien pasien
ibunya menggunak menggunak
pada dahi an pakaian an pakaian
09.25 3. anjurkan yang tipis untuk yang tipis
pasien membantu untuk
mengguna penguapan membantu
kan Hasil : pasien penguapan
pakaian menggunaka Hasil : pasien
yang tipis n pakaian menggunak
untuk tipis an pakaian
membantu 09.30 4. berikan tipis
penguapan antiperetik 09.30 4. berikan
Hasil : pasien dan antiperetik
mengguna antibiotik dan
kan sesuai antibiotik
pakaian dengan sesuai
tipis ketentuan dengan
09.30 4. berikan Hasil: pasien ketentuan
antiperetik diberikan Hasil: pasien
dan paracetamol diberikan
antibiotik 500mg 1 paracetamol
sesuai tablet dan 500mg 1
dengan cefadroxil tablet dan
ketentuan 500 mg 1 cefadroxil
Hasil: pasien kapsul. 500 mg 1
diberikan 09.40 5. libatkan kapsul.
paracetam keluarga dan 09.40 5. libatkan
ol 500mg 1 ajari keluarga
tablet dan keluarga dan ajari
cefadroxil cara keluarga
500 mg 1 melakukan cara
kapsul. kompres melakukan
09.40 5. libatkan serta kompres
keluarga evaluasi serta
dan ajari perubahan evaluasi
keluarga suhu perubahan
cara Hasil : Pasien suhu
melakukan dijaga Hasil : Pasien
kompres ibunya dijaga
serta 09.45 6. Anjurkan ibunya
evaluasi pasien 09.45 6. Anjurkan
perubahan banyak pasien
suhu minum banyak
Hasil : Pasien (sedikit tapi minum
dijaga sering) (sedikit tapi
ibunya Hasil : Pasien sering)
09.45 6. Anjurkan lebih sering Hasil : Pasien
pasien minum tapi lebih sering
banyak sedikit minum
minum
(sedikit tapi
sering)
Hasil : Pasien
malas
minum

10.00 1. Mengkaji 10.00 1. Mengkaji 10.00 1. Mengkaji


pola pola makan pola makan
makan pasien pasien
pasien Hasil : Ibu Hasil : Ibu
Hasil : Ibu pasien pasien
pasien mengatakan mengatakan
mengataka anaknya anaknya
n anaknya tidak mau mengabiska
tidak mau makan, tidak n porsi yang
makan, mengabiska diberikan
tidak n porsi yang 10.15 2.
mengabisk diberikan Menganjurk
an porsi 10.15 2. an pasien
yang Menganjurka makan
diberikan n pasien makanan
10.15 2. makan kesukaanny
Menganjur makanan a,
kan pasien kesukaanny menganjurk
makan a, an keluarga
makanan menganjurka pasien untuk
kesukaann n keluarga memberikan
ya, pasien untuk makanan
menganjur memberikan dalam porsi
kan makanan sedikit tapi
keluarga dalam porsi sering.
pasien sedikit tapi Hasil: Ibu
untuk sering. pasien
memberika Hasil: Ibu mamahami
n makanan pasien ajuran yang
dalam mamahami diberikan.
porsi ajuran yang 3. Mencatat
sedikit tapi diberikan. 10.30 jumlah atau
sering. 10.30 3. Mencatat porsi
Hasil: Ibu jumlah atau makanan
pasien porsi yang
mamahami makanan dihabiskan
ajuran yang Hasil: Pasien
yang dihabiskan menghabisk
diberikan. Hasil: Pasien an porsi
10.30 3. Mencatat hanya yang
jumlah makan 4 diberikan
atau porsi sendok 4. Libatkan
makanan bubur dan ½ 11.40 keluarga
yang gelas susu dalam
dihabiskan 11.40 4. Libatkan pemenuhan
Hasil: Pasien keluarga kebutuhan
hanya dalam nutrisi
makan 2 pemenuhan pasien.
sendok kebutuhan Hasil: Ibu
bubur dan nutrisi pasien
½ gelas pasien. menyajikan
susu Hasil: Ibu susu buat
11.40 4. Libatkan pasien pasien
keluarga menyajikan 5. Kaji pola
dalam susu buat 12.00 makan
pemenuha pasien pasien
n 12.00 5. Kaji pola Hasil : pasien
kebutuhan makan makan 3 kali
nutrisi pasien sehari dan
pasien. Hasil : Pasien porsi yang
Hasil: Ibu tidak nafsu diberikan di
pasien makan habiskan
menyajikan 12.30 6.Anjurkan 6.Anjurkan
susu buat keluarga 12.30 keluarga
pasien pasien untuk pasien untuk
12.00 5. Kaji pola menyajikan menyajikan
makan makanan makanan
pasien dalam dalam
Hasil : Pasien keadaan keadaan
tidak nafsu hangat hangat
makan Hasil:Ibu pasien Hasil:Ibu pasien
12.30 6.Anjurkan memberikan memberikan
keluarga susu hangat. susu
pasien 12.45 7. Berikan hangat.
untuk health
menyajikan education
makanan pada
dalam keluarga
keadaan pasien dan
hangat pasien
Hasil:Ibu tentang
pasien pentingnya
memberika nutrisi
n susu Hasil: keluargan
hangat. dan pasien
12.45 7. Berikan mengerti
health
education
pada
keluarga
pasien dan
pasien
tentang
pentingnya
nutrisi
Hasil:
keluargan
dan pasien
mengerti

13.00 1. Kontrol 13.00 1. Kontrol 13.00 1. Kontrol


pendaraha pendarahan pendarahan
n pada pada gusi pada gusi
gusi Hasil: gusi Hasil: gusi
Hasil: gusi berdarah berdarah
berdarah 13.30 2. kontrol 13.30 2. kontrol
13.30 2. kontrol terjadinya terjadinya
terjadinya mimisan mimisan
mimisan Hasil: pasien Hasil: tidak
Hasil: pasien mimisan terjadi
mimisan pada saat mimisan
pada saat suhu 13.45 3. Catat hasil
suhu tubuhnya Hemogobin,
tubuhnya meningkat leukosit,
meningkat 13.45 3. Catat hasil pcv,
13.45 3. Catat hasil Hemogobin, trombosit
Hemogobin leukosit, pcv, Hasil:
, leukosit, trombosit Hb:15,5g/dl
pcv, Hasil: Leukosit:
trombosit Hb:15,5g/dl 3,500/mm
Hasil: Leukosit: Pcv :
Hb:15,5g/dl 3,500/mm 40%
Leukosit: Pcv :
3,500/mm 40% Trombosit
:
Pcv : Trombosit 31.000m
40% : m
31.000m
Trombo m
sit:
31.000
mm
Penjelasan

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pelaksaan

tidakan keperawatan dilakuan selama 3 hari perawatan mengacu

pada perencaana yang telah disusun.

E. Evaluasi Keperawatan

DIAGNOSA 19 September 2017 20 September 2017 21 September 2017


Kasus I EVALUASI EVALUASI EVALUASI
Hipertermi 14.00 S: Ibu pasien 14. S: Ibu pasien 14. S: Ibu pasien
berhubung mengatakan 00 mengatakan 00 mengata
an dengan anaknya anaknya kan
proses demam sejak masih anaknya
infeksi 3 hari yang demam sudah
virus lalu dan O: Keadaan tidak
dengue sifatnya terus umum demam
menerus pasien lagi
O: Keadaan lemah O: Keadaan
umum pasien Kulit teraba umum
lemah panas pasien
Kulit teraba TTV: lemah
panas TD:100/70m Kulit
TTV: mHg teraba
TD:100/70mm panas
Hg NADI:94x/menit TTV:
RR : TD:100/70m
NADI:94x/menit 24x/menit mHg
RR : Suhu :380C Nadi:94x/me
24x/menit Turgor kulit nit
Suhu :390C tidak elastis RR :
Turgor kulit Bibir kering 24x/menit
tidak elastis Konjungtiva Suhu :370C
Bibir kering pucat Turgor kulit
Konjungtiva A:Masalah tidak tidak elastis
pucat teratasi Bibir
A:Masalah tidak P: Lanjutkan kering
teratasi intervensi Konjungti
P: Lanjutkan va pucat
intervensi A:Masalah
teratasi
P:
pertahankan
intervensi
Defisit nutrisi S: Ibu pasien S: Ibu pasien S: Ibu pasien
kurang dari mengatakan mengatakan mengatak
kebutuhan anaknya anaknya an
tubuh malas makan malas anaknya
berhubungan Ibu pasien makan sudah
dengan intake mengtakan Ibu pasien tidak
yang tidak porsi yang mengtakan malas
adekuat akibat diberikan tidak porsi yang makan
mual dan dihabiskan diberikan Ibu
nafsu makan Ibu tidak pasien
yang menurun mengatakan dihabiskan mengtaka
anaknya mual Ibu n porsi
muntah mengatakan yang
O: keadaan anaknya diberikan
umum pasien masih mual dihabiska
lemah. muntah n
Bibir kering. O: keadaan Ibu
Konjungtiva umum mengatak
pucat. pasien an
Pasien hanya lemah. anaknya
makan ¾ Bibir kering. tidak
porsi yang Konjungtiva mual
diberikan. pucat. muntah
A:Masalah tidak Pasien O: porsi yang
teratasi hanya diberikan
P: Lanjutkan makan ½ dihabiska
intervensi porsi yang n
diberikan. A:Masalah
A:Masalah tidak teratasi
teratasi P:
P: Lanjutkan pertahanka
intervensi n
implement
asi

Kasus II
1. Hipertermi 14.00 S: Ibu pasien 14. S: Ibu pasien 14. S: Ibu pasien
berhubung mengatakan 00 mengatakan 00 mengatakan
an dengan anaknya anaknya masih anaknya
proses demam sejak 5 demam tidak demam
infeksi hari yang lalu O: Keadaan O: Keadaan
virus dan sifatnya umum pasien umum pasien
dengue terus menerus lemah lemah
O: Keadaan Kulit teraba Kulit teraba
umum pasien panas panas
lemah TTV: TTV:
Kulit teraba TD:100/60mmH TD:100/60m
panas g mHg
TTV:
TD:100/60mmHg NADI:100x/meni NADI:100x/m
t enit
NADI:94x/menit RR : RR :
RR : 24x/menit 24x/menit
24x/menit Suhu : Suhu :
Suhu :39,5⁰C 38,50C 37⁰C
Turgor kulit tidak Turgor kulit tidak Turgor kulit
elastis elastis tidak elastis
Bibir kering Bibir kering Bibir kering
Konjungtiva pucat Konjungtiva Konjungtiva
A:Masalah tidak pucat pucat
teratasi A:Masalah tidak A:Masalah
P: Lanjutkan teratasi tidak teratasi
intervensi P: Lanjutkan P: Lanjutkan
intervensi intervensi

Defisit nutrisi S: Ibu pasien S: Ibu pasien S: Ibu pasien


kurang dari mengatakan mengatakan mengatakan
kebutuhan anaknya malas anaknya malas anaknya
tubuh makan makan sudah nafsu
berhubungan Ibu pasien Ibu pasien makan, tidak
dengan intake mengtakan porsi mengtakan porsi mual dan
yang tidak yang diberikan yang diberikan muntah
adekuat akibat tidak dihabiskan tidak dihabiskan O: porsi yang
mual dan Ibu mengatakan Ibu mengatakan diberikan di
nafsu makan anaknya mual anaknya mual habiskan.
yang menurun muntah muntah A:Masalah
O: keadaan O: keadaan teratasi
umum pasien umum pasien P:
lemah. lemah. pertahankan
Bibit kering. Bibit kering. intervensi
Konjungtiva Konjungtiva
pucat. pucat.
Pasien hanya Pasien hanya
makan ¾ porsi makan ½ porsi
yang diberikan. yang diberikan.
A:Masalah tidak A:Masalah tidak
teratasi teratasi
P: Lanjutkan P: Lanjutkan
intervensi intervensi

Resiko S:I bu pasien S:I bu pasien S:Ibu pasien


pendarahan mengatakan mengatakan mengatakan
berhubungan anaknya sering anaknya sering anaknya
dengan mimisan selama mimisan selama tidak
penurunan demamya demamya mimisan
faktor-faktor berlangsung berlangsung Pasien
pembekuan Pasien Pasien mengatakan
darah mengatakan gusi mengatakan gusinya tidak
(trombositopen anaknya sering gusi anaknya berdarah.
ia) berdarah. sering berdarah. O: Pasien
O: Pasien O: Pasien tidak
mimisan mimisan mimisan
Gusi pasien Gusi pasien Gusi
berdarah berdarah pasien tidak
Hb:15,5g/dl Hb:15,5g/dl berdarah
Leukosit: Leukosit:
3,500/mm 3,500/mm Hb:15,5g/dl
Pcv :40% Pcv :
Trombosit: 40% Leukosit:
31.000mm Trombosit: 3,500/mm
A: Masalah belum 31.000mm
teratasi A: Masalah
Pcv :
S:Lanjutkan belum teratasi
40%
intervensi S:Lanjutkan
intervensi
Trombosit:
31.000mm
A: Masalah
teratasi
S:Pertahank
an intervensi
Penjelasan

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa permasalah –

permasalahan yang terjadi pada kasus I dan kasus II semua diagnosa

keperawatan teratasi setelah dilakuakan tindakan keperawatan.

4.2 Pembahasan
Pada bagian ini penulis membahas mengenai kesenjangan yang

didapatkan antara konsep teori dengan kasus nyata pada anak dengan

Dengue Hemoragic Fever (DHF)yang telah dilakukan oleh penulis

selama 3 kali pertemuan. Pembahasan ini berisi pengkajian, diagnosis

keperawatan, intervensi keperawatan implementasi dan evaluasi.

4.2.1 Pengkajian

Pada pengkajian yang diawali dengan wawancara

dan dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik yang berfokus pada

respon fisiologis dan perilaku klien terhadap pemenuhan

kebutuhan keamanan dan proteksi: hipertermi. Berdasarkan

asuhan keperawatan kasus I pada saat dilakukan pengkajian

pada tanggal 20 September 2017 pukul 09.00 WITA didapatkan

data keluhan utama Ibu pasien mengatakan anaknya demam

yang dialami sejak 3 hari yang lalu dan sifatnya hilang timbul, Ibu

pasien mengeluh anaknya tidak ada nafsu makan, dan muntah 2

kali. Data obyektif yaitu keadaan umum pasien lemah, kulit

teraba panas, TTV: N : 94 x/menit, RR : 24 x/menit, S: 39 0C.

turgor kulit tidak elastis, bibir kering, dan konjungtiva pucat.

Pada pengkajian data pasien kedua kasus II ditemukan

keluhan Ibu pasien mengatakan anaknya demam yang dialami

sejak 5 hari yang lalu dan sifatnya terus menerus, Ibu pasien

mengeluh anaknya tidak ada nafsu makan, Ibu pasien

mengatakan ada bintik merah pada lengan anaknya. Data


objektif yaitu keadaan umum pasien lemah, kulit teraba panas,

TTV: N : 100 x/menit, RR : 24 x/menit, S: 39,50C, turgor kulit

tidak elastis, bibir kering, dan konjungtiva pucat, petekie (+).

Teori menurut Padila (2013), pengkajian data pasien

dengan DHF dalah sebagai berikut: Meningkatnya suhu tubuh,

nyeri pada otot seluruh tubuh, suara serak, batuk, epistaksis,

disuria, nafsu makan menurun, muntah, petekie, ekimosis,

pendarahan gusi, muntah darah, dan melena.

Dari hasil pengkajian ditemukan perbedaan antara kasus

dan teori dimana pada pemeriksaan fisik pada kasus I dan kasus

II, terdapat data yang tidak sesuai dengan teori yang ada maka

tanda dan gejala pada teori jauh lebih berat jika dibandingkan

dengan keadaan yang terjadi pada pasien yang di kasus.

Timbulnya gejala pada teori karena faktor meningginya

permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan

plasma melalui endotel dinding itu yang menyebabkan terjadinya

perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran gastrointestinal.

Hal tersebut tidak didapatkan pada kasus disebabkan karena

klien dengan cepat mendapatkan perawatan dan pengobatan

sehingga gejala pada teori dapat dihindari.

Sedangkan data yang tidak ada pada teori dan ditemukan di

kasus yaitu :
a. Klien mengeluh badannya terasa lemas. kondisi dan keluhan

ini ditemukan pada saat klien dikaji. Hal tersebut terjadi karena

proses penyakit infeksi virus dengue dan kurangnya intake per

oral sehingga tubuh kekurangan zat yang dibutuhkan

sehingga Proses metabolisme tidak menghasilkan energi

sehingga klien mengalami kelemahan.

b. Klien tidak menghabiskan porsi makan yang diberikan dimana

pada saat dikaji berdasarkan kondisi dan keluhan klien yang

disebabkan oleh proses invasi virus dengue sehingga klien

mengalami penurunan nafsu makan.

Jika penulis membandingkan kesenjangan di antara kedua

kasus maka penulis menarik kesimpulan bahwa pada kasus I jika

dibandingkan dengan kasus II maka tampak perbedaan yang

signifikan dimana keadaan pasien pada kasus I jauh lebih berat

jika dibandingkan dengan kasus II. Perbedaan ini tampak pada

pasien pada kasus II mengalami petekie sedangkan pada kasus

I tidak ditemukan.

Terjadinya perbedaan pada teori dan di kasus karena respon

individu berbeda-beda dalam beradaptasi dengan penyakit yang

dialami dan cepatnya pemberian perawatan pada pasien untuk

mengatasi kondisi yang dialami.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai

respon individu,keluarga dan komunitas terhadap masalah

kesehatan/proses kehidupan yang aktual,potensial dan

memberikan dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk

mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat.

(Bobak, 2004).

Pada kasus I ditemukan dua diagnosa keperawatan

sedangkan pada kasus II ditemukan tiga diagnosa keperawatan.

Diagnosa yang sama pada kasus I dan kasus II yakni

hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

dan defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan

yang menurun sedangkan diagnosa yang berbeda ditemukan

pada kasus II yakni resiko perdarahan berhubungan dengan

penurunan faktor-faktor pembekuan darah (trombositopenia).

4.2.3 Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana

tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi

masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah

ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.

Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang

ditemukan pada kasus I dan kasus II dengan diagnosa


hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue

dapat disusun rencana keperawatan berdasarkan teori menurut

Doenges (2014), untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Intervensi keperawatan yaitu monitor perubahan suhu tubuh,

nadi, pernapasan, serta tekanan darah, berikan kompres dingin

pada daerah aksilla dan lipatan paha, gunakan pakaian yang

tipis untuk membantu penguapan, berikan antipiretik dan

antibiotik sesuai dengan ketentuan, libatkan keluarga dan ajari

keluarga cara melakukan kompres serta evaluasi perubahan

suhu. Anjurkan pasien banyak minum (sedikit-sedikit tapi sering).

Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang

ditemukan pada kasus I dan kasus II dengan diagnosa

keperawatandefisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat akibat mual dan

nafsu makan yang menurun yaitu mengkaji pola makan pasien,

menganjurkan pasien makan makanan kesukaannya,

menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan sedikit tapi

sering, mencatat porsi yang di habiskan. Menganjurkan keluarga

untuk menyajikan mamakan dalam keadaan hangat. Befrikan

health educatioan pada pasien dan keluarga.

Untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang di

temukan pada kasus II dengan diagnose resiko pendarahan

berhubungan dengan penurunan faktor-faktor pembekuan darah


(trombositopenia) yaitu kontrol pendarahan pada gusi. Kontol

terjadinya mimisan dan catat hasil hemoglobin, leukosit, pcv,

trombosit.

4.2.4 Implementasi

Pelaksanaan atau implementasi keperawatan merupakan

komponen dari proses keperawatan yang merupakan kategori dari

perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005).

Pengertian tersebut menekankan bahwa implementasi adalah

melakukan atau menyelesaikan suatu tindakan yang telah

direncanakan pada tahapan selanjutnya.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kasus I dan kasus

II yaitu selama tiga hari perawatan mengacu pada rencana

keperawatan yang telah disusun berdasarkan teori yang ada yang

disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien saat dirawat.

Pada Implementasi keperawatan untuk kedua pasien tidak terdapat

perbedaan.

4.2.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah tahapan terakhir dari proses

keperawatan untuk mengukur respon klien terhadap tindakan

keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan (Potter

& Perry, 2006). Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil


evaluasi yang dilakukan pada kasus I dan kasus II dilaksanakan

pada 21 September 2017 masalah dapat teratasi, didukung

dengan data pasien mengatakan keadaan sudah mulai membaik

nafsu makan pasien meningkat, dan tidak terjadi lagi pendarahan

pada gusi dan tidak terjadi mimisan, suhu badan 37,º C,

menghabiskan porsi yang diberikan,.Data diatas sudah sesuai

dengan kriteria hasil yang penulis tegakkan, berdasarkan instruksi

dokter yang mengijinkan pasien pulang.

4.3 Keterbatasan

Dalam proses keperawatan penulis memiliki keterbatasan waktu

untuk terus memonitor pasien.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan akhir

dari karya tulis ilmiah ini dan saran – saran untuk peningkatan pelayanan

keperawatan khususnya pada pasien anak dengan Dengue Hemoragic

Fever (DHF) , yaitu :


5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada pasien

yang dirawat selama 3 hari, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Pada pengkajian data, keluhan utama ibu pasien

mengatakananaknya demam dan sifatnya terus menerus, Ibu

pasien mengeluh anaknya tidak ada nafsu makan, Ibu pasien

mengatakan ada bintik merah pada lengan anaknya. Data yang

didapatkan mengacu pada teori yang ada, namun ditemukan

beberapa perbedaan data pada kasus dan teori.

2. Diagnosis keperawatan yang ditemukan pada kasus I dan

kasus ii yaitu: Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus

dengue, defisit nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan

yang menurun. Pada kasus I ditegakkan diagnosa tambahan yaitu:

Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor-faktor

pembekuan darah (trombositopenia).

3. Dalam penyusunan rencana keperawatan yang disusun

berdasarkan standar pada teori yang ada, hal yang perlu

diperhatikan adalah kondisi dan kebutuhan klien, partisipasi

keluarga sebagai sistem pendukung klien serta kemampuan

perawat dan fasilitas rumah sakit yang ada di ruangan.


4. Pada tahap implementasi keperawatan diperlukan

pengetahuan dan keterampilan serta kemampuan perawat untuk

melaksanakan tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan

tersedianya sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit.

Implementasi semuanya dapat dilaksanakan berdasarkan pada

rencana yang ada.

5. Pada pelaksanaan evaluasi asuhan keperawatan dilakukan

untuk melihat apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau

belum. Pada tahap ini penulis telah melakukan evaluasi

keperawatan dimana masalah pada kasus I kasus II dapat teratasi

dengan baik.

B. Saran

Demi tercapainya peningkatan mutu pelayanan keperawatan maka

penulis memberikan masukan dan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada instansi rumah sakit agar senantiasa

meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat yang

membutuhkan terutama pemberian asuhan keperawatan yang

komprehensif meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual dan

professional.

2. Kepada pihak institusi pendidikan agar

senantiasa meningkatkan pengadaan fasilitas dan sarana serta

prasarana yang dibutuhkan untuk peningkatan pengetahuan dan

keterampilan mahasiswa.
3. Diperlukan partisipasi klien dan keluarga klien

agar selama dalam perawatan selalu patuh pada anjuran petugas

kesehatan dan menjaga kesehatannya dengan rajin melakukan

kontrol berkelanjutan.

4. Kepada penulis agar dapat menerapkan teori

dan keterampilan serta pengalaman yang didapatkan pada saat

kuliah dan pelaksanaan praktek sehingga kelak dapat berfungsi

secara optimal dalam menghasilkan perawat yang profesional

dimasa mendatang khususnya dalam memberikan asuhan

keperawatan pada anak dengan Dengue Hemoragic Fever (DHF).

Anda mungkin juga menyukai