Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

Konsep Stress, Rentang Sehat Sakit Jiwa, Koping

Disusun oleh :
KELOMPOK 1

1. Muhammad Zakaria (1130119001)


2. Alvin Wahyu Kurniawan (1130119020)
3. Moh. Muksin (1130119021)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
S1 KEPERAWATAN
2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Konsep Stress,
Rentang Sehat Sakit Jiwa, Koping”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Surabaya, Maret 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian Makalah...................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Definsi Stress........................................................................................................... 2
B. Faktor Predisposisi.................................................................................................. 2
C. Faktor Presipitasi..................................................................................................... 3
D. Penilaian terhadap Stress......................................................................................... 3
E. Sumber Koping Stress............................................................................................. 5
F. Macam-macam Stress.............................................................................................. 6
G. Mekanisme Koping.................................................................................................. 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuatu hal dapat terjadi pada setiap orang, baik hal yang buruk ataupun baik, seperti
kondisi stress atau peningkatan kesehatan. Pemahamantentang stress dan akibatnya sangatlah
penting bagi upaya pengobatan dan pencegahan stress itu sendiri. Setiap orang mengalami
sesuatu yang disebut stress sepanjang kehidupannya. Masalah stress sering dihubungkan
dengankehidupan modern dan sepertinya kehidupan modern merupakan sumber bermacam
gangguan stress. Para ahli telah banyak meneliti masalah stress,terutama yang bertalian
dengan situasi dan kondisi hidup.
Stres dapat memberikan stimulus terhadap perkembang dan pertumbuhan, dan dalam hal
ini stress adalah hal positif dan diperlukan. Namun demikian, terlalu banyak stress dapat
menimbulkan gangguan-gangguan seperti, penyesuaian yang buruk, penyakit fisik
danketidakmampuan untuk mengatasi atau koping terhadap masalah. Sejumlah penelitian
yang telah dilakukan menunjukan adanya suatu hubungan antara peristiwa kehidupan yang
menegangkan atau penuh stress dengan berbagai kelainan fisikdan psikiatrik (Yatkin &
Labban, 1992).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian Stress?
2. Apa saja faktor predisosisi dan presipitasi stress?
3. Bagaimana penilaian terhadap stressor?
4. Apa saja sumber koping stress?
5. Bagaimana mekanisme koping stress?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Dari rumusan masalah di atas tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Stress.
2. Untuk mengetahui faktor predisposisi dan presipitasi Stress.
3. Untuk mengetahui penilaian terhadap Stressor.
4. Untuk mengetahui sumber koping Stress.
5. Untuk mengetahui mekanisme koping Stress.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Stres
Stres adalah satu kondisi ketika individu berespons terhadap perubahan dalam status
keseimbangan normal (Kozier, 2011). Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non-
spesifik mengharuskan seorang individu berespon dan melakukan tindakan (Selye, 1976
dalam Potter dan Perry, 2005). Stressor adalah setiap kejadian atau stimulus yang
menyebabkan individu mengalami stres. Ketika seseorang menghadapi stressor, responnya
disebut sebagai strategi koping, respon koping, atau mekanisme koping.

B. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang menjadi sumber terjadinya stres yang
memengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk menghadapi stres baik yang biologis,
psikososial, dan sosiokultural. Terdapat banyak sumber stres, yang secara luas dapat
diklasifikasikan sebagai stressor internal atau eksternal, atau stressor perkembangan atau
situasional.
1. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh, demam, kondisi
seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah,
kanker atau perasaan depresi.
2. Stressor eksternal berasal dari luar individu, sebagai contoh perpindahan ke kota lain,
kematian anggota keluarga, atau tekanan dari teman sebaya, perubahan bermakna dalam
suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, atau tekanan dari
pasangan.
3. Stressor perkembangan terjadi pada waktu yang dapat diperkirakan sepanjang hidup
individu. Pada setiap tahap perkembangan, tugas tertentu harus dicapai untuk mencegah
atau mengurangi stres.
4. Stressor situasional tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi kapan pun sepanjang
hidup. Stres situasional dapat positif dan negatif, contoh:
a. Kematian anggota keluarga
b. Pernikahan atau perceraian
c. Kelahiran anak.

2
Sejauh mana pengaruh positif dan negatif peristiwa ini bergantung pada tahap
perkembangan individu. Sebagai contoh, kematian orang tua dapat lebih menimbulkan
stres bagi anak usia 12 tahun dibandingkan pada orang yang berusia 40 tahun.

C. Faktor Presipitasi
Beberapa faktor yang dianggap sebagai pemicu timbulnya stres (Nasir & Muhith, 2011)
antara lain faktor fisik maupun biologis dan faktor psikologis.
1. Faktor Fisik dan Biologis
Berikut ini adalah beberapa faktor fisik dan psikologis yang dapat menyebabkan stres:
a. Genetika. Banyak ahli beranggapan bahwa masa kehamilan mempunyai keakraban
dengan kemungkinan kerentanan stres pada anak yang dilahirkan.Kondisi tersebut
berupa ibu hamil yang perokok, alkoholik, dan penggunaan obat-obatan.
b. Case History. Beberapa riwayat penyakit di masa lalu yang mempunyai efek
psikologis di masa depan, dapat berupa penyakit di masa kecil seperti demam tinggi
yang mempengaruhi kerusakan gendang telinga, kecelakaan yang mengakibatkan
kehilangan organ dan sebagainya.
c. Pengalaman hidup. Mencakup case history dan pengalaman hidup yang
mempengaruhi perasaan independen yang menyangkut kematangan organ-organ
seksual pada masa remaja.
d. Tidur. Istirahat yang cukup akan memberikan energi pada kegiatan yang sedang
dilakukannya. Penderita insomnia mempunyai kerentanan terhadap stres yang lebih
berat.
e. Diet. Diet yang berlebihan dapat mengakibatkan stres berat. Pelaku diet penderita
obesitas yang melakukan diet ketat berlebihan mempunyai
 Tahap Reaksi Waspada
 Tahap Melawan
 Tahap Kelelahan.
2. Stress sebagai transaksi antara individu dan lingkungan, interaksi antara manusia
dengan lingkungan yang saling mempengaruhi disebut sebagai hubungan transaksional.

D. Penilaian terhadap Stres


Penilaian terhadap stress dapat kita ukur menggunakan riteria HARS (Hamilton Anxiety
Rating Scale). Unsur yang dinilai antara lain: perasaan ansietas, ketegangan, ketakutan,
gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala respirasi,
gejala gejala kardiovaskuler, gejala respirasi, gejala gastrointestinal, gejala urinaria, gejala
3
otonom, gejala tingkah laku. Unsur yang dinilai dapat menggunakan skoring, dengan
ketentuan penilaian sebagai berikut:
0: Tidak ada gejala dari pilihan yang ada
1: Satu gejala dari pilihan yang ada
2: Kurang dari separuh dari pilihan yang ada
3: Separuh atau lebih dari pilihan yang ada
4: Semua gejala yang ada.
Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item dijumlahkan
sebagai indikasi penilaian dertajat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:
Skor < 14 tidak ada stres
Skor 14-20 stres ringan
Skor 21-27 stres sedang
Skor 28-41 stres berat
Skor 42-56 stres berat sekali.
1. Gejala stress yang dialami klien sesuai dengan skala Hars:
- Perasaan cemas
- Ketegangan
- Ketakutan
- Gangguan tidur
- Gangguan kecerdasan
- Perasaan depresi/tertekan
- Gejala somatik
- Gejala sensorik
- Gejala kardiovaskuler
- Gejala pernapasan
- Gejala gastrointestinal
- Gejala urogenital
- Gejala vegetatif otonom
- Apakah remaja merasakan.
2. Kuesioner stress :
Identitas responden :
No. responden :
Alamat :
Tanggal pengisian :

4
3. Petunjuk pengisian:
- Berilah tanda √ pasda salah satu jawaban yang anad anggap sesuai dengan keadaan
anda
Petunjuk:
- Bacalah daftar pilihan jawaban dengan teliti
- Berilah tanda √ pada kotak yang tersedia sesuai dengan keadaan yang anda alami
- Jawaban dapat lebih dari satu dalam satu pernyataan dan bila saudara tidak
mengalami gejala yang ada dalam pernyataan saudara boleh tidak menjawabnya.

E. Sumber Koping Stress


Terdapat banyak sumber stres, yang secara luas dapat diklasifikasikan sebagai stressor
internal atau eksternal, atau stressor perkembangan atau situasional.
1. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh, demam, kondisi
seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa bersalah,
kanker atau perasaan depresi.
2. Stressor eksternal berasal dari luar individu, sebagai contoh perpindahan ke kota lain,
kematian anggota keluarga, atau tekanan dari teman sebaya, perubahan bermakna dalam
suhu lingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, atau tekanan dari
pasangan.
3. Stressor perkembangan terjadi pada waktu yang dapat diperkirakan
sepanjang hidup individu. Pada setiap tahap perkembangan, tugas tertentu harus dicapai
untuk mencegah atau mengurangi stres.
4. Stressor situasional tidak dapat diperkirakan dan dapat terjadi kapan pun sepanjang
hidup. Stres situasional dapat positif dan negatif. Contoh:
a. Kematian anggota keluarga
b. Pernikahan atau perceraian
c. Kelahiran anak
d. Pekerjaan
e. Penyakit.
Sejauh mana pengaruh positif dan negatif peristiwa ini bergantung pada tahap
perkembangan individu. Sebagai contoh, kematian orang tua dapat lebih menimbulkan
stres bagi anak usia 12 tahun dibandingkan pada orang yang berusia 40 tahun.

5
F. Macam-macam Stress
Ditinjau dari penyebab, maka stress dibagi menjadi tujuh macam, diantaranya:
1. Stres fisik. Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang
tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena tegangan
arus listrik.
2. Stres kimiawi. Stres ini disebabkan karena zat kimiawi seperti obat-obatan, zat beracun
asam, basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.
3. Stres mikrobiologik. Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri
atau parasit.
4. Stres fisiologik. Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh diantaranya
gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ dan lain-lain.
5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan. Stres yang disebabkan karena proses
pertumbuhan dan perkembangan seperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut
usia.
6. Stres psikis dan emosional. Stres yang disebabkan karena gangguan stimulus psikologis
atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan
interpersonal, sosial budaya atau faktor keagamaan (Alimul, 2008).

G. Mekanisme Koping
Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh indifidu untuk menghadapi situasi
yang menekan.Oleh karena itu meskipun koping menjadi bagian dari penyesuaian diri,
namun koping merupakan istilah yang khusus digunakan untuk menunjukkan reaksiindividu
ketika menghadapi tekanan/stress.
Ada berbagai macam koping, pendapat berbagai tokoh pun beragam, ada yang
menyebutkan istilah koping hanya untuk cara-cara mengatasi persoalan yang sifatnya
positif, namun ada juga yang melihat koping sebagai istilah yang netral. Koping yang
negatif menimbulkan berbagai persoalan baru di kemudian hari, bahkan sangat mungkin
memunculkan berbagai gangguan pada diri individu yang bersangkutan. Sebaliknya koping
yang positif menjadikan individu semakin matang, dewasa dan bahagia dalam menjalani
kehidupannya.
Ada berbagai cara untuk mengatasi stress kalau akibat stres telah mempengaruhi fisik,
dan bahkan menimbulkan penyakit tertentu, peranan obat/medikasi biasanya diperlukan.
namun obat itu sendiri kurang efektif untuk mengatasi stress dalam jangka panjang. ada
efek negatif bila menggunakan obat terus menerus. Disamping obat-obat tertentu

6
membutuhkan biaya yang mahal, obat juga bias mengakibatkan ketergantungan dan bahkan
membuat orang tertentu kebal terhadap obat tertentu. Untuk mencegah dan mengatasi stres
agar tidak sampai ke tahap yang paling berat, maka dapat dilakukan dengan cara:
1. Istirahat dan Tidur. Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres
karena dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur
yang cukup akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang
rusak.
2. Olah Raga atau Latihan Teratur. Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara
untuk meningkatkan daya tahandan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat
dilakukan dengan cara jalan pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu
lama-lama yang penting menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat
untuk memulihkan kebugaran.
3. Berhenti Merokok. Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres
karena dapat meningkatkan ststus kesehatan dan mempertahankan ketahanan dan
kekebalan tubuh.
4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras. Minuman keras merupakan faktor pencetus
yang dapat mengakibatkan terjadinya stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman
keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akansemakin baik, segala penyakit dapat
dihindari karena minuman keras banyak mengandung alkohol.
5. Pengaturan Berat Badan. Peningkatan berat badan merupakan faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya streskarena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap
stres. Keadaan tubuh yang seimbang akan meningkatkan ketahanan dan kekebalan
tubuh terhadap stres.
6. Pengaturan Waktu. Pengaturan waktu merupakan cara yang tepat dalam mengurangi
dan menanggulangi stres. Dengan pengaturan waktu segala pekerjaaan yang dapat
menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan
cara menggunakan waktusecara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas
waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan
waktu berlalu tanpa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
7. Terapi Psikofarmaka. Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami
stres yang dialamidengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi
sehingga stresor psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif
atau psikomotor yang dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang
digunakan biasanya digunakan adalah anti cemas dan anti depresi.

7
8. Terapi Somatik. Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stress
yang dialami sehingga diharapkan tidak dapat mengganggu sistem tubuh yang lain.
9. Psikoterapi Terapi ini dengan menggunakan teknik psikologis yang disesuaikan
dengankebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan
psikoterapi redukatif di mana psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan
agar pasien mengalami percaya diri, sedangkan psikoterapi redukatif dilakukan dengan
memberikan pendidikan secara berulang. Selain itu ada psikoterapi rekonstruktif,
psikoterapi kognitif dan lain-lain.
10. Terapi Psikoreligius. Terapi ini dengan menggunakan pendekatan agama dalam
mengatasi permasalahan psikologis mengingat dalam mengatasi permasalahn psikologis
mengingat dalammengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat
secara fisik, psikis, sosial dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
11. Homeostatis. Merupakan suatu keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
dalammenghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila
tubuhmengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan
mekanisme pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat
dikatakan bahwa homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk
memelihara stabilitas dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Stress menurut Hans Selye 1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Manifestasi Stress; Stres sifatnya universiality,
yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara pengungkapannya yang
berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka responnya berbeda- beda
untuk setiap orang.

Faktor yang mempengaruhi stress yaitu, faktor lingkungan, faktor organisasi dan faktor
individu. Koping merupakan cara-cara yang digunakan oleh individu untuk menghadapi
situasi yang menekan. Oleh karena itu meskipun koping menjadi bagian dari penyesuaian diri,
namun koping merupakan istilah yang khusus digunakan untuk menunjukkan reaksi individu
ketika menghadapi tekanan/stress.

B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca khususnya perawat dan tenaga kesehatan lain yang
bekerja di bidang kesehatan untuk benar-benar memahami tentang manajemen stress, agar
perawat mampu melakukan asuhan keperawatan secara baik dan bertanggung jawab
sehingga nantinya dapat tercipta hubungan yang baik antar perawat dan pasien.

9
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, 2005, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Aat, 2005. Psikologi Stres. Bandung: UNPAD.

Bhuono, 2005. Metode Penelitian dan Pengolahan dengan SPSS. Yogyakarta: Andi ofset.

Aat sriati. ”tinjauan tentang stres” (jatinagor: fakultas keperawatan, Universitas padjadjaran.

2008).

www.slideshare.net/suherlambang/stresskesehatan-dan-coping. Diakses tanggal 21 Maret 2020.

https://id.sribbd.com/doc/kelompok-2-koping-stres-rentang-sehat-sakit-jiwa-koping.

10

Anda mungkin juga menyukai