Anda di halaman 1dari 13

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PENDAMPING

BULAN APRIL 2020

Disusun oleh :

Nama : Hasan, S.Pd.I

Kecamatan : Bungatan

Kabupaten : Situbondo

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Situbondo, 30 April 2020 Ketua Pelaksana PKH


Korwil PKH Jatim II Kabupaten Situbondo

Ir. M. ZAINUL ARIFIN, M.P NIRWANA, S.H


Penata
NIP. 19660613 198603 1 007
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan untuk Keluarga
Penerima manfaat (KPM) dibidang pendidikan dan kesehatan. Keberadaan dan
keberlangsungan program ini sangat di perlukan untuk membantu meringankan beban biaya
pendidikan dan kesehatan bagi anak – anaknya. Sehingga diharapkan pada akhirnya
kesejahteraan KPM dapat terpenuhi dan meningkat serta entas dari kemiskinan.
Masyarakat penerima bantuan selama ini sangat antusias untuk ikut berperan aktrif
dalam mengsukseskan PKH di bandingkan pada awal tahun digulirkannya program ini. Karna
mereka mulai menyadari betapa pentingnya bantuan PKH tersebut untuk masa depan anak –
anaknya. Sehingga sekarang sudah semakin banyak anak – anak dari penerima bantuan yang
sudah sekolah baik di pendidikan formal maupun non formal, begitu pula dalam bidang
kesehatan.
Secara giografis wilayah KPM khususnya PPKH Kecamatan Bungatan meliputi Desa
Bletok, Melandingan Wetan, Silowogo, Sumber Tengah, Bungatan, Pasirputih, dan Patemon
yang secara umum berada di daerah terpencil. Hanya Desa Pasirputih, Bungatan dan Bletok
saja yang berada diwilayah pantura. Kondisi ini sangat menyulitkan untuk trasportasi peserta
PKH dan Pendamping karna akses menuju lokasi yang dibutuhkan untuk faskes dan fasdik
naik dan turun gunung, bahkan mengharuskan berjalan kaki. Penerima bantuan PKH
khususnya didaerah pegunungan mayoritas bermata pencaharian sebagai buruh tani.
Sedangkan yang berada di jalur pantura yang notabenenya adalah daerah pesisir sehingga
penduduknya banyak yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program perlindungan sosial melalui
pemberian uang tunai kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM), selama Keluarga tersebut
memenuhi kewajibannya.
Program Keluarga Harapan (PKH) pada dasarnya diarahkan untuk membantu
kelompok penerima manfaat dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, selain
memberikan kemampuan kepada keluarga untuk meningkatkan pengeluaran konsumsi. PKH
diharapkan dapat mengubah perilaku Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk
memeriksakan ibu hamil/nifas/balita ke fasilitas kesehatan, dan mengirimkan anak ke sekolah
dan fasilitas pendidikan. Dalam jangka panjang, PKH diharapkan dapat memutus mata rantai
kemiskinan antar-generasi.
B. TUJUAN

Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan


kebijakan di bidang perlindungan sosial, Pemerintah Indonesia mulai tahun 2007 akan
melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH). Program serupa di negara lain dikenal
denga. Istilah Conditional Cash Transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat. Program
ini bukan dimaksudkan sebagai kelanjutan program Subsidi Langsung Tunai (SLT) yang
diberikan dalam rangka membantu rumah tangga miskin mempertahankan daya belinya pada
saat pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. PKH lebih dimaksudkan kepada upaya
membangun sistem perlindungan sosial kepada masyarakat miskin. Berdasarkan pengalaman
negara-negara lain, program serupa sangat bermanfaat terutama bagi keluarga dengan
kemiskinan kronis. Pelaksanaan PKH di Indonesia diharapkan akan membantu penduduk
termiskin, bagian masyarakat yang paling membutuhkan uluran tangan dari siapapun juga.
Pelaksanaan PKH secara berkesinambungan setidaknya hingga tahun 2015 akan
mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium Development
Goals atau MDGs). Setidaknya terdapat 5 komponen MDGs yang secara tidak langsung akan
terbantu oleh PKH, yaitu pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, pendidikan dasar,
kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita, dan pengurangan kematian
ibu melahirkan.
Dalam PKH, bantuan akan diberikan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) dan
sebagai imbalannya KPM tersebut diwajibkan untuk menyekolahkan anaknya, melakukan
pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan gizi dan imunisasi balita, serta memeriksakan
kandungan bagi ibu hamil. Untuk jangka pendek, bantuan ini akan membantu mengurangi
beban pengeluaran KPM, sedangkan untuk jangka panjang diharapkan akan memutus rantai
kemiskinan antar generasi.
Tingkat kemiskinan suatu rumah tangga secara umum terkait dengan tingkat
pendidikan dan kesehatan. Rendahnya penghasilan keluarga penerima manfaat menyebabkan
keluarga tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan, untuk
tingkat minimal sekalipun. Pemeliharaan kesehatan ibu sedang mengandung pada keluarga
penerima manfaat sering tidak memadai sehingga menyebabkan buruknya kondisi kesehatan
bayi yang dilahirkan atau bahkan kematian bayi. Angka kematian bayi pada kelompok
penduduk berpendapatan terendah pada tahun 2003 adalah 61 persen, sedangkan pada
kelompok berpendapatan tertinggi tinggal 17 persen (SDKI 2003). Angka kematian ibu di
Indonesia juga tinggi, yaitu sekitar 310 wanita per 100 ribu kelahiran hidup, atau tertinggi di
Asia Tenggara. Tingginya angka kematian ibu ini disebabkan oleh tidak adanya kehadiran
tenaga medis pada kelahiran, fasilitas kesehatan yang tidak tersedia pada saat dibutuhkan
tindakan, atau masih banyaknya rumah tangga miskin yang lebih memilih tenaga kesehatan
tradisional daripada tenaga medis lainnya.
Rendahnya kondisi kesehatan keluarga penerima manfaat berdampak pada tidak
optimalnya proses tumbuh kembang anak, terutama pada usia 0-5 tahun. Pada tahun 2003,
angka kematian balita pada kelompok penduduk berpendapatan terendah adalah 77 persen
per 1000 kelahiran hidup, sementara pada kelompok penduduk berpendapatan tertinggi
hanya 22 persen per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003). Pada tahun 2000-2005, terdapat
kecenderungan bertambahnya kasus gizi kurang yang meningkat dari 24,5 persen pada tahun
2000 menjadi 29 persen pada tahun 2005. Gizi kurang berdampak buruk pada produktivitas
dan daya tahan tubuh seseorang sehingga menyebabkannya terperangkap dalam siklus
kesehatan yang buruk. Seringnya tidak masuk sekolah karena sakit dapat menyebabkan anak
putus sekolah. Kondisi kesehatan dan gizi mereka yang umumnya buruk juga menyebabkan
mereka tidak dapat berprestasi di sekolah. Sebagian dari anak-anak keluarga penerima
manfaat ada juga yang sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah karena harus
membantu mencari nafkah. Meskipun angka partisipasi sekolah dasar tinggi, namun masih
banyak anak keluarga miskin yang putus sekolah atau tidak melanjutkan ke SMP/Mts.
Kondisi ini menyebabkan kualitas generasi penerus keluarga miskin senantiasa rendah dan
akhirnya terperangkap dalam lingkaran kemiskinan.
BAB II
REALISASI KEGIATAN BULAN APRIL

NO. BULAN URAIAN KEGIATAN PROGRES CAPAIAN (%)

1 April Kunjung Ke Ketua Kelompok 80 (%)


2 April Koordinasi aparat desa 96 (%)
3 April Kunjunga ke KPM 60 (%)
4 April Penyaluran Bantuan PKH 95 (%)
5 April Penyaluran BSP Sembako 97 (%)
BAB III
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENYELESAIAN

A. KENDALA DAN PERMASALAHAN

NO. KENDALA DAN MASALAH PENYEBAB MASALAH


Dengan adanya pandemi covid-19 kegiatan Terkendala Covid-19 sehingga
koordinasi antar peserta PKH melalui kesulitan koordinasi melalui
1
pertemuan kelompok di tiadakan pertemuan kelompok, pertemuan rutin
tiap bulan

B. UPAYA PENYELESAIAN

NO. KENDALA DAN MASALAH UPAYA PENYELESAIAN


Dengan adanya pandemi covid-19 kegiatan Pendamping mengusahakan dengan
koordinasi antar peserta PKH melalui mendatangi dan berkunjung ke ketua
1 pertemuan kelompok di tiadakan kelompok / KPM untuk
menyampaikan informasi tentang
PKH
BAB IV
RENCANA KEGIATAN BULAN BERIKUTNYA MEI
JADWAL RENCANA
NO. URAIAN KEGIATAN KEGIATAN
M1 M2 M3 M4
1 Konjung Ketua Kelompok √ √ √ √
2 Koordinasi dengan instansi terkait. √ √ √
3 Melakukan kunjungan kepeserta PKH. √ √ √ √
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Demikian laporan bulanan ini kami buat berdasarkan fakta yang terjadi dilapangan.
Semoga menjadi masukan untuk menyukseskan program keluarga harapan. Terima kasih
yang sebesar – besarnya kami sampaikan kapada instansi terkait yang telah mendukung
kegiatan PKH selama ini sehingga bisa berjalan dengan baik dan lancar. Pepatah mengatakan
“ tak ada gading yang tak retak”.

B. SARAN DAN REKOMENDASI


Adapun saran yang dapat saya sampaikan guna perbaikan kedepannya adalah sebagai
berikut :
1. Koordinasi antar instansi hendaknya lebih ditingkatkan, sehingga prograam ini dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
2. Lebih meningkatkan kerja sama antara pendamping dan operator.
3. Mendaptkan dukungan dari pihak – pihak terkait diwilayah Kecamatan Bungatan meliputi
pihak Dinas Pemerintah Kecamatan Bungatan, UPT Puskesmas Bungatan, Dinas
Pendidikan Kecamaan Bungatan.

Bungatan, 30 April 2020


Pendamping

HASAN, S. Pd.I
LAPORAN KEGIATAN PENDAMPING
PERIODE APRIL 2020

Di Susun Oleh :

Nama : Hasan, S.Pd.I


Kecamatan : Bungatan

PELAKSANA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PPKH)

KABUPATEN SITUBONDO
JAWA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai