Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CARAMAH DAN PIDATO

Dosen Pengampu : Ns. Yayuk F M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1:


1. Putri Arum Sari (2019012200)
2. Santi Wahyu Ningtiyas (2019012205)
3. Shinta Elya Nur Arifah (2019012208)
4. Sintha Widiastuti (2019012211)
5. Zumrotus Zakiyah (2019012218)

Kelas : PSIK 2B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS


TAHUN 2020
Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati km. 5 Jepang, Mejobo Kudus
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa'atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya,baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Promosi Kesehatan
dengan tepat waktu.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,penyusun
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Promosi Kesehatan kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.Terima kasih.

Kudus, 22 Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL...................................................................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. PIDATO
1. Pengertian Pidato.................................................................................................
2. Jenis- jenis Pidato................................................................................................
3. Metode Pidato......................................................................................................
4. Persiapan Pidato...................................................................................................
5. Menulis Naskah Pidato........................................................................................
6. Menguraikan Isi Pidato........................................................................................
7. Struktur Isi Pidato................................................................................................
8. Menyusun Naskah Pidato....................................................................................
9. Penyuntingan Naskah Pidato...............................................................................
10. Penyempurnaan Naskah Pidato............................................................................
11. Penyampaian Pidato.............................................................................................
12. Tempo, Dinamik, dan Warna Suara.....................................................................
B. CERAMAH
1. Prengertian Ceramah............................................................................................
2. Macam-macam Ceramah.....................................................................................
3. Komponen Ceramah............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan bahasa alat komunikasi yang umum dalam masyarakat.


Tidak ada masyarakat dimana pun mereka tinggal yang tidak memiliki bahasa.
Bagaimanapun wujudnya, setiap masyarakat pastilah memiliki bahasa sebagai alat
komunikasi.

Seseorang yang memiliki keterampilan berbicara mudah dalam


menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain, keberhasilan menggunakan ide
dan gagasan itu dapat diterima oleh orang yang mendengarkan atau yang diajak
bicara. Sebaliknya seseorang yang memiliki keterampilan berbicara akan mengalami
kesulitan dalam menyampaikan ide gagasannya kepada orang lain.

Berpidato sering dilakukan orang dari dulu sampai sekarang. Dalam


penataran-penataran, peringatan-peringatan, seminar, perayaan-perayaaan. Seseorang
yang memiliki kemampuan berpidato dalam forum- forum tersebut biasanya
mendapatkan tempat di hati para pendengarnya. Itulah sebabnya banyak orang ingin
memiliki keterampilan berbicara dengan baik agar sanggup memberikan berpidato di
hadapan masa dengan baik.

Seorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa hendaknya


berusaha pula memiliki keterampilan berbicara umumnya dan memilki kemampuan
berpidato di hadapan masyarakat khususnya karena bagaimana pada suatu saat ia akan
melakukan berpidato.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, jenis, metode, persiapan pidato ?
2. Bagaimana cara menulis naskah, menguraikan isi, struktur, menyusun naskah,
penyuntingan naskah, penyempurnaan naskah, penyampaian pidato serta tempo,
dinamik, warna suara dalam berpidato?
3. Apa pengertian, macam-macam dan komponen ceramah ?

C.  Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertin, jenis, metode, persiapan pidato
2. Untukmengetahui cara menulis naskah, menguraikan isi, struktur, menyusun
naskah, penyuntingan naskah, penyempurnaan naskah, penyampaian pidato serta
tempo, dinamik, warna suara dalam berpidato
3. Untuk mengetahui pengertian, macam-macam dan komponen ceramah
BAB II

PEMBAHASAN

A. PIDATO
1. Pengertian Pidato
Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk
menyampaikan pikiran, gagasan, gambaran atau suatu masalah kepada
pendengar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk bermusyawarah,
memberikan rujukan. Pidato dapat disampaikan dalam situasi formal dan non
formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan
sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan
rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan
pembicara secara sukarela.
Fungsi pidato adalah menyampaikan informasi kepada pendengarnya,
mendidik, mempengaruhi, menghibur pendengar, sebagai propaganda,
mempermudah komunikasi serta menciptakan suatu keadaan yang kondusif
dimana hanya perlu satu orang yang melakukan orasi/pidato tersebut.
2.  Jenis-jenis Pidato
Berdasarkan tujuannya, pidato dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai
berikut :
a) Pidato Informasi
Pidato informasi adalah pidato yang dilakukan dengan tujuan
menginformasikan, memberitahukan atau menjelaskan sesuatu. Suasana
yang serius dan tertib benar-benar dibutuhkan pada jenis pidato ini,
perhatian akan dipusatkan pada pesan yang akan disampaikan. Dalam hal
ini, orang yang berpidato haruslah orang yang dapat berbicara dengan
jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi yang disampaikan benar-
benar terjaga keakuratannya. Dengan demikian, pendengar akan berusaha
menangkap informasi dengan sungguh-sungguh.
Contoh pidato informasi adalah berikut ini : Pidato Ketua
Umum Pemilu tentang hasil pemilihan suara
b)  Pidato Persuasi
Pidato Persuasi adalah pidato yang bertujuan meyakinkan pendengar
tentang sesuatu. Pada jenis pidato ini, orang yang berpidato benar-benar
dituntut memiliki keterampilan berbicara yang baik karena dia bertugas
untuk mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju dan
tidak mau membantu jadi mau membantu, orang yang berpidato harus
melandaskan isi pembicaraannya pada argumentasi yang nalar, logis,
masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh pidato persuasi adalah sebagai berikut :
1)      Pidato pimpinan partai di daerah yang kurang menyenangi partai
tersebut.
c) Pidato Aksi
Pidato aksi adalah pidato yang bertujuan untuk menggerakkan. Pada
pidato jenis ini, orang yang berpidato haruslah orang yang berwibawa,
tokoh idola atau panutan masyarakat yang memiliki keterampilan
berbicara dan pandai membangkitkan semangat.
Contoh pidato aksi adalah :
1) Pidato presiden Soekarno dalam menggerakkan rakyat
Indonesia untuk tetap memiliki semangat dalam berjuang
melawan penjajah.
2)  Pidato Bung Tomo dalam mengerakkan pada pemuda
dengan cara membangkitkan semangat juang mereka pada
peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

3. Metode Pidato
Berdasarkan cara penyampaiannya terdapat 4 metode pidato, yaitu berikut ini :
a. Metode Impromptu
Metode impromptu adalah metode pidato berdasarkan kebutuhan
sesaat, tidak ada persiapan. Orang yang berpidato secara serta-merta
berbicara/berpidato berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya.
Keuntungan :
1) Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
2) Gagasan datang secara spontan
3) Memungkinkan pembicara terus berpikir

Kerugian :

1) Menimbulkan kesimpulan yang mental


2) Mengakibatkan penyampaian tidak lancar
3) Gagasan yang disampaikan ngawur
4) Demam panggung
b.  Metode Menghafal
Metode menghafal adalah metode pidato yang terlebih dahulu ditulis
naskahnya dengan mengikuti aturan-aturan penulisan naskah pidato,
setelah itu naskah pidato tersebut dihafalkan kata demi kata.
Keuntungan :
1) Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
2) Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian

Kerugian :

1) Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara


beralih pada usaha
2) Untuk mengingat kata-kata
3) Memerlukan banyak waktu
c. Metode Naskah ( Manuskrip)
Metode naskah adalah metode pidato yang dilakukan dengan cara
membaca naskah yang telah dipersiapkan. Cara atau metode ini biasanya
dilakukan dalam pidato-pidato resmi.
Keuntungan :
1) Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
2) Pernyataan dapat dihemat
3) Kefasihan bicara dapat dicapai

Kerugian :

1) Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak


berbicara langsung pada mereka
2) Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik
3) Pembuatannya lebih lama
d. Metode Ekstemporan
Metode ekstemporan adalah metode pidato yang dilakukan dengan
menggunakan catatan-catatan penting sejenis kerangka sebagai pedoman.
Dengan mempergunakan kerangka tersebut, si pembicara atau orang yang
berpidato dengan bebas berbicara dan dengan bebas pula memilih kata-
kata sendiri. Kerangka tersebut hanya digunakan untuk mengingat urutan-
urutan ide.
Keuntungan :
1) Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
2) Pesan dapat fleksibel

Kerugian :

1) Kemungkinan menyimpang dari garis besar


2)  Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.
4. Persiapan Pidato
Untuk mempersiapkan sebuah pidato yang baik, perlu diperhatikan 7 langkah
berikut ini :
1) Merumuskan tujuan pidato
2) Menganalisis pendengar dan situasi
3) Memilih dan menyempitkan topik
4) Mengumpulkan bahan
5) Membuat kerangka (outline)
6) Menguraikan isi pidato secara terperinci
7) Berlatih dengan suara nyaring
Ketujuh langkah persiapan pidato tersebut dapat dikelompokkkan menjadi 3
langkah sebagai berikut :

1) Meneliti Masalah, yang terdiri atas langkah-langkah (a), (b), dan (c).
2) Menyusun atau menulis naskah pidato , yang terdiri atas langkah-
langkah (d), (e) dan (f).
3) Latihan oral, yaitu langah (g).

5. Menulis Naskah Pidato


a. Teknik Menulis Naskah Pidato
1) Mengumpulkan bahan
Anda boleh mulai menulis naskah pidato dengan menggunakan
apa-apa yang telah Anda ketahui mengenai persoalan yang
akan dibicarakan/sampaikan. Jika hal ini di anggap kurang cukup
maka  harus mencari bahan-bahan tambahan yang berupa fakta,
ilustrasi, cerita atau pokok-pokok yang konkret untuk
mengembangkan pidato ini. Buku-buku, peraturan-peraturan, majalah-
majalah, dan surat kabar merupakan sumber informasi yang
kaya dan dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan
isi pidato.
2) Membuat Kerangka Pidato
Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan
dengan menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan
kerangka yang terperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan
selesai dikumpulkan. Pokok-pokok utama dibuatkan perincian dengan
tujuan bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas
pokok-pokok utama tadi.
Inti dari kerangka pidato dalah berikut ini :
a. Pendahuluan
Bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan
terima kasih (apabila ada yang akan diberi ucapan) dan kata
pengantar untuk menuju kepada isi pidato.
b. Isi
Bagian ini memuat uraian topik yang terdiri atas
topik atau pokok utama dan subtopik yang memperjelas
atau menghubungkan dengan topik utama.
c. Penutup
Bagian penutup memuat kesimpulan, harapan
(apabila ada), dan salam penutup.
b. Susunan Naskah Pidato
Naskah pidato biasanya dibuat dengan susunan sebagai berikut :
1) Pembukaan
Pidato biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya:
“Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh”
“Salam sejahtera selalu”
2) Pendahuluan
Pendahuluan berupa ucapan terima kasih yang disampaikan kepada
para undangan, atas waktu/kesempatan yang telah diberikan, dan juga
sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan kita uraikan dalam
pidato.
3) Isi Pokok
Isi pokok merupakan uraian yang menjelaskan secara terperinci, semua
materi dan persoalan. Urutannya harus teratur dan jelas mulai dari awal
sampai akhir.
Pidato yang baik ditandai oleh beberapa kriteria. Kriteria tersebut
adalah sebagai berkut :
a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung
b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar
c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan sara
d. Isinya jelas
e. Isinya benar dan objektif
f. Bahasa yang digunakan mudah dipahami
g. Bahasa disampaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat
4) Kesimpulan
Dalam naskah pidato faktor kesimpulan ini sangat penting karena
dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah dibicarakan,
ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para hadirin dapat menghayati
maksud dan tujuan semuanya yang dibicarakan oleh si pembicara karena
apa yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.
5) Harapan
Harapan merupakan sebagian dari kesimpulan, tetapi biasanya
merupakan suatu dorongan agar hadirin menaruh minat dan memberikan
kesan terhadap pembicaraannya misalnya berikut ini :
“… dengan tuntutan serta perkembangan zaman yang sangat maju
serta dalam era globalisasi hendaknya orang tua selalu memperhatikan
kegiatan yang dilakukan putra-putranya, baik di lingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat agar jangan …”.
6) Penutup
Setiap naskah pidato biasanya diakhiri dengan penutup. Ini merupakan
ucapan terima kasih atas kesediaan hadirin untuk memperhatikan isi pidato
disertai salam penutup kepada para hadirin.
“sebagai akhir kata kami ucapkan terima kasih . . .”.
“Wassalamualaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakatuh”.
6. Menguraikan Isi Pidato
Dengan mempergunakan kerangka yang telah dibuat, ada 2 hal yang dapat
dilakukan :
a. Mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan
menggunakan metode ekstemporan
b. Menulis atau menyusun naskah pidato secara lengkap untuk dibacakan atau
dihafalkan.

Bagian pendahuluan dan penutup tidak memuat inti pembicaraan atau isi
pidato sehingga tidak diuraikan secara terperinci disini tetapi dapat diihat
langsung pada contoh naskah pidato setelah bahasan isi selesai dibicarakan. Jadi,
yang akan dijelaskan secara terperinci adalah bagian isi pidato.

7. Struktur Isi Pidato
Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal sampai akhir.
Ada beberapa cara merangkai isi pidato, antara lain :
a. Alur Dasar Pidato
1) Tahap perhatian
Tahap perhatian adalah tahap pertama yang dilakukan pembicara atau
orang dengan baik.
2) Tahap kebutuhan
Tahap yang dilakukan pembicara dalam menjelaskan pentingnya
masalah yang akan dibicarakan sehingga pendengar akan berusaha
memahami masalah atau hal-hal peting yang disampaikan pembicara.
3) Tahap penyajian
Tahap penyajian merupakan tahap pembicara menyajikan materi
pidato yang telah dipersiapkan melalui naskah atau kerangka pidato.
b. Pola Organisasi Pidato
1) Pola urutan
Ada dua macam pola urutan yang digunakan untuk menyusun isi
pidato, yaitu :
a) Urutan Kronologis
Kronologis adalah susunan isi yang dimulai dari periode atau data
tertentu, bergerak maju atau mundur secara sistematis.
b) Urutan ruang
Urutan ruang adalah susunan isi yang berurutan berdasarkan
kedekatan fisik satu dengan yang lainnya.
2) Pola sebab
Organisasi pidato yang menggunakan pola sebab bergerak sebagai
berikut :
a) Dari suatu analisis sebab di saat ini bergerak kearah analisis akibat
di masa yang akan datang.
b) Dari deskripsi kondisi disaat ini bergerak ke arah analisis sebab-
sebab yang memunculkannya
3) Pola topik
Organisasai pidato yang menggunakan pola topik dilakukan apabila
materi yang dibicarakan lebih dari  satu periode atau kelompok.
8. Menyusun Naskah Pidato
a. Membatasi  subjek untuk mencocokkan waktu yang tersedia, menjaga
kesatuan dan kepaduan pidato
b. Menyusun ide pokok menurut tahap-tahap urutan alur dasar pidato (perhatian,
kebutuhan, kepuasan dan lain-lain) atau menurut salah satu pola organisasi
(misalnya, urutan kronologis, urutan ruang).
c. Memasukkan dan menyusun submateri yang berhubungan di setiap ide pokok
d. Mengisi materi pendukung yang memperkuat atau membuktikan ide.
e. Memeriksa draft kasar, untuk meyakinkan bahwa subjek telah cukup terekam
dan mencerminkan tujuan khusus pidato.

9. Penyuntingan Naskah Pidato


Yang disunting adalah isi, bahasa, dan penalaran dalam naskah pidato itu.
Isinya dicermati kembali apakah telah sesuai dengan tujuan pidato, sesuai dengan
calon pendengar, dan sesuai dengan kegiatan yang digelar. Selain itu, isinya juga
dipastikan apakah benar, representatif dan mengandung informasi yang relevan
dengan konteks pidato. Kemudian, penyuntingan terhada bahasa diarahkan kepada
pilihan kosakata, kalimat, dan paragraf. Ketepatan pilihan kata, kalimat, dan
paragraf. Ketepatan pilihan kata, kalimat, dan satuan-satuan gagasan dalam
paragraf menjadi perhatian utama. Lalu, penalaran dalam naskah pidato juga
disunting untuk memastikan apakah isi dalam naskah pidato telah dikembangkan
dengan menggunakan penalaran yang tepat, misalnya dengan pola induktif,
deduktif, atau campuran.

10.  Penyempurnaan Naskah Pidato


Penyempurnaan aspek bahasa dilakukan dengan mengganti kosakata yang
lebih tepat dan menyempurnakan kalimat dengan memperbaiki struktur dan
gagasannya. Sementara itu, penyempurnaan paragraf dilakukan dengan
memperbaiki koherensi dan kohesi paragraph. Untuk itu, penambahan kalimat,
penyempurnaan kalimat, atau penghilangan kalimat perlu dilakukan.

11. Penyampaian Pidato


Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah disiapkan.
Akan tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato di
depan hadirin, tetap perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana dan
menciptakan interaksi yang hangat dengan audiensi. Untuk itu, seseorang yang
akan menyampaikan pidato harus mampu menganalisis situasi dan manfaatkan
hasil analisisnya itu menghidupkan suasana dalam pidato yang akan dilakukan.
Agar seseorang memiliki kemampuan yang memadai dalam hal pidato, maka
dia harus memenuhi syarat-syarat berpidato. Syarat-syarat itu antara lain sebagai
berikut:
a. Berpengetahuan luas
b.  Berkepribadian baik,
c. Jujur dan ikhlas,
d. Bijaksana dan sopan santun,
e. Punya keberanian moral,
f. Kaya dengan perbendaharaan kata,
g. Berpikir kritis,
h. Meyakini dan menguasai tema pembicaraan,
i. Mengenal dan memahami karakteristik audience,
j. Percaya diri,
k. Bersikap menarik,
l. Bertanggung jawab.

Agar penampilan pidato dapat berhasil dapat berhasil dan menarik, maka
diperlukan adanya variasi langgam atau gaya tertentu.Gaya atau langgam yang sering
timbul dalam suatu penampilan pidato antara lain seperti berikut ini:

a.  Langgam Agama
Langgam agama mempunyai suara yang terkadang naik dan kemudian
menurun dengan gaya ucapan yang lambat dan ceremonis. Pada umumnya
langgam semacam ini sering ditampilkan oleh para khatib, muballig, dan
sebagainya dalam pidato kerohanian.
b. Langgam Agiator
Langgam agiator dikemukakan secara agresif dan terbanyak digunakan
dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat umum, yang bersifat
propaganda politis. Biasanya juga langgam ini dipakai untuk mencetuskan
sentimen di kalangan massa sesuai dengan konsep propaganda. Di dalam
hal ini jiwa massa akan dikuasai dan digiring ke arah tujuan yang
diinginkan .
c. Langgam Konversasi
Langgam konversasi merupakan langgam yang paling bebas, jelas,
tenang dan terang, yang sering digunakan dalam pertemuan-pertemuan
atau rapat-rapat yang yang sifatnya terbatas. Langgam ini banyak
persamaannya dengan orang yang sedang berbicara biasa dan sering kali
dilakukan pada pertemuan-pertemuan yang serius.
d. Langgam Didaktik
Langgam didaktik adalah langgam yang sifatnya mendidik kepada para
pendengar, seperti seorang guru yang sedang mengajar kepada siswanya.
Langgam ini bersifat menggurui, sehingga sering meimbulkan rasa kurang
enak jika ditujukan kepada pendengar yang merasa lebih pandai daripada
pembicara. Langgam ini tepat dipakai pada waktu berpidato kepada
pendengar yang usianya lebih muda daripada pembicara.
e. Langgam Sentimentil
Langgam sentimentil ini biasanya dipakai secara efektif dan banyak
berguna di dalam pertemuan umum dengan jalan mengemukakan
kepuasan-kepuasan atau kekecewaan-kekecewaan dengan penuh perasaan.
Segi positif langgam ini adalah akan menyenangkan si pendengar bila
berisi tentang kepuasan-kepuasan atas keberhasilan, tetapi segi negatifnya
akan menimbulkan sentimen jika berisi tentang kekecewaan atau
keprihatinan-keprihatinan atas kejadian sosial di sekitar kita.
f. Langgam Teater
Langgam teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya
dan mimik seperti yang diperankan oleh para aktor atau aktris dalam
teater. Di dalam hal ini pembicara berpidato dengan akting lengkap dengan
gerak wajah (mimik), gerak lengan, gerak kepala, dan pemakaian vokal
lengkap dengan tekanan dan intonasinya seperti dalam pementasan
panggung sandiwara.

12.  Tempo, Dinamik, dan Warna Suara


Keberhasilan sebuah pidato banyak bergantung pada penguasaan orang yang
berpidato terhadap tempo, dinamik, dan warna suara. Tempo dapat diartikan cepat
lambatnya pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya. Dinamik
berkaitan dengan keras lembutnya suara. Warna suara adalah kaitan antara kata
yang diucapkan dengan suasana hati, misalnya suasana gembira, sendu, sedih,
atau khidmat, sesuai dengan tujuan mata acara yang ditetapkan.

B. CERAMAH
1. Pengertian Ceramah
Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk
memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak
sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan
sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan
ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.
2. Macam-Macam Ceramah
a. Ceramah umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan
petunjuk-petunjuk, sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar.
Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khalayak ramai,
masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan
untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau masyarakat luas. Di
dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh, tidak ada
batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua maupun muda, materinya
juga tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
b. Ceramah khusus
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi
kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana
khusus adalah tersendiri,istimewa, tak ada yang lain, jadi ceramah khusus itu
sendiri berarti cermah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat
kepada mad’u atau khalayak tertentu dan juga bersifat khusus baik itu materi
maupun yang lainnya. Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-
batasan yang dibuat mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan
dan materi juga yang menyesuaikan dengan keadaan. Contoh: Peringatan Hari
Besar Islam (PHBI) seperti Is ra’miraj, maulid nabi, bulan puasa dll.

3.  Komponen Ceramah
Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen-
komponen dakwah:
a. Da’i (penceramah)
Seorang da’i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang
da’i atau penceramah, artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa
tugas dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki
oleh seorang pencermah.
b.  Mad’u
Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens
bermacam-macam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi
intelektualitas, status ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin dll.
c.  Materi
Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-
materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki
bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesuai dengan pokok
acara, materi yang akan disampaikan harus betul-betul dikuasai sehingga
penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan
konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis,
dengan artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai
hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara
pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-
satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling
efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-
cara yang dipergunakan oleh seorang da’i guna menyampaikan materi. Sumber
metode ceramah adalah alquran dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya
metode dalam berdakwah.
e. Media dakwah
Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah
kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh
para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak
tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media
dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti
yang dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai
media dakwah.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berpidato sering dilakukan orang dari dulu sampai sekarang. Dalam
penataran-penataran, peringatan-peringatan, seminar, perayaan-perayaaan. Seseorang
yang memiliki kemampuan berpidato dalam forum- forum tersebut biasanya
mendapatkan tempat di hati para pendengarnya. Itulah sebabnya banyak orang ingin
memiliki keterampilan berbicara dengan baik agar sanggup memberikan berpidato di
hadapan masa dengan baik.
Ceramah dalam kamus bahasa Indonesia adalah pidato yang bertujuan untuk
memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk, sementara ada audiensi yang bertindak
sebagai pendengar. Dengan melihat kepada pengertian diatas, ceramah dapat diartikan
sebagai bentuk dari dakwah yaitu dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan
ajaran-ajaran,nasehat, mengajak seseorang dengan melalui lisan.

B. Saran
Setiap mahasiswa seharusnya bisa memahami pemahaman tentang pidato dan
ceramah dengan baik. Karena penerapan ilmu berpidato dan berceramah sangat
berguna dalam mengasah kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi. Setelah
mempelajari dan memahami makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
cara berpidato dan cara berceramah dengan baik dan dapat mengembangkan
kemampuan berpidato.
DAFTAR PUSTAKA

Arsjad, Maidar G, dan U.S, Mukti. 1998. Pembinaan Kemampuan Berbicara

Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga

Pista.2012. Modul Bahasa Indonesia untuk SMA/MA.Sukoharjo:Seti-Aji.

http://basando.blogspot.co.id/2012/07/ceramah-pengertian-metode-jenis-
komponen.html

http://mputmeygz-1b.blogspot.co.id/2012/12/bab-i pendahuluan-a.html

Anda mungkin juga menyukai