Anda di halaman 1dari 6

Konsep jurnal 1

1. Keselamatan Kerja
a. Pengertian Keselamatan Kerja
Perlindungan tenaga kerja memiliki beberapa aspek dan salah satunya yaitu
perlindungan keselamtan, perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja
secara aman melakukan kerjanya secara aman melakukan kerjanya sehari-hari
untuk meningkatkan produktivitas. Menurut Bangun Wilson (2012:377)
Keselamatan Kerja adalah perlindungan atas keamanan kerja yang dialami
pekerja baik fisik maupun mental dalam lingkungan pekerjaan. Menurut
Mondy dan Noe, dalam (Pangabean Mutiara, 2012:112), Manajemen
Keselamatan kerja meliputi perlindungan karyawan dari kecelakaan di tempat
kerja sedangkan, kesehatan merujuk kepada kebebasan karyawan dari penyakit
secara fisik maupun mental. Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi
yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat
kerja (Mangkunegara,2000:161 Dalam Wahyu Ratna S. 2006:16).
b. Alasan Pentingnya Keselamatan Kerja
Menurut Bangun Wilson (2012:379) terdapat tiga alasan keselamatan kerja
merupakan keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakannya, antara
lain alasan moral, hukum, dan ekonomi.
a) Moral
Manusia merupakan makhluk termulia di dunia, oleh karena itu
sepatutnya manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam
organisasi.Manusia memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas
keselamatn dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan, serta perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagankerjaan).Para pemberi kerja melaksanakan itu untuk
membantu dan memperingan beban pederitaan atas musibah kecelakaan
kerja yang dialami para karyawan dan keluarga.
b) Hukum
Undang-Undang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap
pekerja untuk menghadapi resiko kerja yang dihadapi yang ditimbulkan
pekerjaan. Para pemberi kerja yang lalai atas tanggung jawab dalam
melindungi pekerja yang mengakibatkan kecelakaan kerja akan
mendapat hukuman yang setimpal yang sesuai dengan Undang-undang
ketenagakerjaan. Yang tertara pada undang-undang nomor 1 tahun
1970tentang keselamatan dan kesehatan kerja untuk melindungi para
pekerja pada segala lingkungan kerja baik di darat, dalam tanah,
permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
c) Ekonomi
Alasan ekonomi akan dialami oleh banyak perusahaan karena
mengelurkan biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat
kecelakaan kerja yang dialami pekerja. Kebanyakan perusahaan
membebankan kerugian kecelakaan kerja yang dialami karyawan
kepada pihak asuransi. Kerugian tersebut bukan hanya berkaitan dengan
biaya pengobatan dan pertanggungan lainnnya, tetapi banyak faktor lain
yang menjadi perhitungan akibat kecelakaan kerja yang diderita para
pekerja.
2. Kesehatan Kerja
a. Pengertian Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh
pihak pengusaha. Karena dengan adanya kesehatan yang baikakan menguntungkan
para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja
dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan
karyawan akan mampu bekerja lebih lama. Menurut Mangkunegara
(2004:161),kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan
fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko
kesehatan merupakan factor faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi
periode waktu yang ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau
gangguan fisik. Kesehatan kerja menurut Flippo, dalam (Sibarani
Mutiara,2012:113), kesehatan kerja di bagi menjadi dua, yaitu:
a) Physical Health
 Preplacement physical examinations (pemeriksaan jasmani prapenempatan)
 Periodic physical examinations for all key personnel (pemeriksan jasmani
secara berkala untuk personalia)
 Voluntary periodic physical examinations for all key personnel (pemeriksan
jasmani secara berkala secara sukarela untuk personalia)
 A well-equipped and staffed medical dispensary (klinik medis yang
mempunyai staf dan perlengkapan yang baik)
 Availability of trained industrial hygienists and madecal personnel
(tersedianya personalia medis dan ahli hygiene industry yang terlatih)
 Systematic and preventive attention devoyed to industrial stresses and
strains (perhatikan yang sistematik dan prefentif yang dicurahkan pada
tekanan dan ketegangan industrial)
 Periodic and systematic inspections of provisions for propersanitation
(pemeriksaan-pemeriksaan berkala dan sistematis atas ketentuan untuk
sanitasi yang tepat).
b) Mental Health
 Availability of psychiatric specialist and instructions (tersedianya penyuluhan
kejiwaan dan psikiater)
 Coorperation with outside psychiatric specialist and instructions (kerja sama
dengan spesialis dan lembaga-lembaga psikiater dari luar organisasi)
 Education of company personnel concerning the nature and importance of the
mental health problem (pendidikan personalia perusahaan sehubungan dengan
hakikat dan pentingnya masalah kesehatan mental) Development and
maintenance of aproper human relations program (pengembangan dan
pemeliharaan program hubungan kemanusiaan yang tepat.
3. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance dan disebut juga
actual performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah
dicapai oleh seseorang karyawan. Dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil
kerja yangdapat dicapaioleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan
tugas tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai organisasi yang
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hokum dan sesuai dengan moral
maupun etika. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalam
instansi. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang snagat penting dalam upaya
perusahan untuk mencapai tujuan.
Menurut Soedarmayanti menyatakan bahwa kinerja merupakan sistem yang
digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah
melaksanakn pekerjaannya secara keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari
hasil kerja dan kompetensi. Menurut Mangkunegara kinerja adalah hasil kinerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Sedangkan menurut Hasibuan kinerja adalah pengorbanan jasa , jasmani dan
pikiran untuk menghasilkan barang - barang dan Jasa - jasa dengan memperoleh
imbalan prestasi tertentu. Perkembangan perusahaan dipengaruhi oleh kinerja
karyawan yang optimal, kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh
karyawan yang biasanya dipakai sebagai dasar penilaian terhadap karyawan atau
organisasi. Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan
perusahaan. Sehingga perlu diupayakan usaha untuk meningkatkan kinerja.
b. Jenis-Jenis Kinerja
Dalam suatu organisasi dikenal tiga jenis kinerja yang dapat dibedakan,yaitu
sebagai berikut:
a) Kinerja operasional (operation performance).
Kinerja ini berkaitan dengan efektivitas penggunaan setiap sumberdaya yang
digunakan oleh perusahaan, seperti modal, bahan banku, teknologi, dan lain
sebagainya, yaitu seebrapa penggunaan tersebut secara maksimal untuk
mencapai keuntungan atau mencapai visidan misinya.
b) Kinerja administrative (administrative performance).
Kienrja ini berkaitan dengan kinerja administrasi organisasi, termasukdi
dalamnya struktur administrative yang mengatur hubungan otoritas wewenang
dan tanggung jawab dari orang yang menduduki jabatan. Selain itu, berkaitan
dengan kinerja mekanisme aliran informasi antar unit kerja dalam organisasi.
c) Kinerja strategik (strategic performance).
Kinerja ini berkaitan atas kinerja perusahaan, dievaluasi ketepatan perusahaan
dalam memilih lingkungannya dan kemampuan adaptasi perusahaan,
khususnya secara strategi perusahaan dalam menjalankan visi dan misinya.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Soedarmayanti mengemukakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain:
a) Sikap dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja)
b) Pendidikan
c) Manajemen kepemimpinan
d) Tingkat penghasilan
e) Gaji dan kesehatan
f) Jaminan social
g) Iklim kerja.
h) Sarana dan prasarana
i) Teknologi, dan
j) Kesempatan berprestasi.
d. Pengukuran kinerja
Kinerja mengacu pada prestasi pegawai yang diukur berdasarkan sumber yang
ditetapkan instansi atau perusahaan. Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai
oleh seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman,dan kesungguhan serta waktu. Yaitu
dengan cara mempertimbangkan hal-hal berikut:
a) Kualitas, yaitu mutu yang dihasilkan dalam pekerjaan.
b) Kuantitas, yaitu pekerjaan yang harus diselesaikan.
c) Ketepatan waktu, yaitu sesuai atau tidaknya dengan waktu yang direncanakan.
e. Indikator Kinerja
Pada umumnya, ukuran indicator kinerja dapat dieklompokkan kedalam enam
kategori berikut ini. Namun demikian, organisasi tertentu dapat mengembangkan
kategori masing-masing yang sesuai dengan misinya.
a) Efektif. Indikator ini mengukur kinerja derajat sesuai output yang dihasilkan
dalam mencapai sesuatu yang diinginkan. Indikator mengenai efektivitas ini
menjawab pertanyaan mengenai apakah kita telah melakukan sesuatu yang
sudah benar.
b) Efisien. Indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses menghasilkan output
dengan menggunakan biaya serendah mungkin.
c) Kualitas. Indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas produk atau
jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan konsumen.
d) Ketepatan waktu. indikator ini mengukur apakah pekerjaan telah
diselesaikansecara benar dan tepat waktu. Untuk itu, perlu ditentukan criteria
yang dapat mengukur berapa lama waktu yang seharusnya diperlukan untuk
menghasilkan suatu produk. kriteria ini biasanya didasarkan pada harapan
konsumen.
e) Produktivitas. Indikator ini mengukur tingkat produktivitas suatu organisasi.
Dalam bentuk yang lebih ilmiah, indikator ini mengatur nilai tambah yang
dihasilkan oleh suatu proses dibandingkan dengan nilai yang dikonsumsi untuk
biaya modal dan tenaga kerja.
f) Keselamatan. Indikator ini mengatur kesehatan organisasi secara keseluruhan
serta lingkungan serta lingkungan kerja para karyawannya ditinjau dari aspek
keselamatan

Anda mungkin juga menyukai