Anda di halaman 1dari 51

Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan

Anak Dengan Gangguan Sistem


Perkemihan
Kelompok 13 :
1. Agni Shafarina
2. Dayna Siti Maryam
3. Endang Sri Dwihayulianti

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
2019
Yang akan dibahas :

Glomerulonefritis Akut Sindrom Nefrotik

(GNA) (SN)
Glomerulonefritis Akut (GNA)
DEFINISI

Glomerulonefritis akut merupakan penyakit ginjal non infeksi yang paling


umum pada masa kanak-kanak, glomerulonefritis akut mempengaruhi
glomerulus dan laju filtrasi ginjal, yang menyebabkan retensi natrium dan
air serta hipertensi. Glomerulonefritis akut mempengaruhi anak laki-laki
lebih sering daripada anak perempuan, dan biasanya terjadi pada usia
sekitar 6 tahun. Terapi yang diberikan mencakup pemberian obat
antibiotic, antihipertensi, dan diuretic juga restritik diet. Komplikasi
potensial meliputi hipertensi, gagal jantung kongesif, dan penyakit ginjal
tahap akhir ( kyle & carman)
Glomerulonefritis Akut (GNA)
Etiologi
Bisa disebabkan oleh reaksi terhadap infeksi streptokokus, penyakit ini
jarang memiliki efek jangka panjang pada sistem ginjal.
Menurut penyelidikan klik-imunologis dan percobaan pada binatang
menunjukan adanya kemungkinan proses imunologi sebagai penyebab.
Beberapa penyelidik menunjukan hipotesi sebagai berikut :
2. Proses autoimun
kuman streptococus
yang nefriogen dalam
tubuh menimbulkan 3. Streptococus
1. Terbentuknya badan aoutonium yang nefritogen dan membran
kompleks antigen- merusak glomelurus. basaliglomerulus
antibodi yang melekat mempunyai komponen
pada membran basalis antigen yang sama
glomelurus dan sehingga dibentuk zat
kemudian merusaknya. anti yang langsung
merusak membrane
basalis ginjal.
Glomerulonefritis Akut (GNA)
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis dapat bermacam – macam. Kadang – kadang
gejala ringan tetapi sering juga pasien datang sudah dalam
keadaan payah. Gejala yang sering ditemukan ialah hematuria
(kencing berwarna merah seperti air daging). Kadang disertai
edema ringan di sekitar area mata atau dapat juga seluruh tubuh.
Umumnya terjadi edema berat bila terdapat oliguria dan gagal
jantung. Hipertensi terdapat pada 60 – 70 % anak dengan GNA
pada hari pertama dan akan kembali normal pada akhir minggu
pertama juga.

Jika terdapat kerusakan jaringan ginjal, tekanan darah akan tetap tinggi selama
beberapa minggu dan menjadi permanen jika keadaan penyakitnya menjadi
kronik. Hipertensi ini timbul karena vasosme atau iskemia ginjal dan berhu-
bungan dengan gejala serebrum serta kelainan jantung. Suhu badan umumnya
tidak seberapa tinggi, tetapi dapat terjadi tinggi sekali pada hari pertama.
Kadang – kadang gejala panas tetap ada walaupun tidak ada gejala infeksi lain
yang mendahuluinya.
Glomerulonefritis Akut (GNA)

HEMATURIA
HIPERTENSI

EDEMA PADA SUHU TUBUH


MATA MENINGKAT
Glomerulonefritis Akut (GNA)

MANIFESTASI KLINIS

Gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan,


diare sering menyertai pasien GNA. Selama fase akut
terhadap fase kontriksi arteriola glomelurus yang
mengakibatkan tekanan filtrasi menjadi kurang dan karena
hal ini kecepatan filtrasi glomelurus pun mejadi kurang.
Filtrasi air, garam, ureum, dan zat lainnya berkurang dan
akibatnya kadar ureum dan kreatinin dalam darah
meningkat. Fungsi tubulus relative kurang terganggu. Ion
natrium dan air diresorpsi kembali sehingga diuresis
mengurang (timbul olguria dan anuria) dan eksresi natrium
mengurang, ureum pun diresorpsi kembali lebih dari biasa.
Akibatnya terjadi infusiensi ginjal akut dengan uremia,
hiperfosfatemia,hidremia, dan asidosis metabolik.
Glomerulonefritis Akut (GNA)
CONTOH MANIFESTASI KLINIS

TIDAK NAFSU
MUNTAH DIARE
MAKAN
Glomerulonefritis Akut (GNA) PATOFISIOLOGI

Suatu reaksi radang pada glomelurus dengan sebutan leukosit dan poliferasi
sel, serta eksudasi eritrosit , leukosit dan protein plasma dalam ruang
bowman. Gangguan pada glomerulus ginjal di pertimbangkan sebagai suatu
respon imunologi yang terjadi dengan adanya perlawanan antibody dengan
mikroorganisme yaitu streptococus A.

Reaksi antigen dan antibody tersebut membentuk imun kompleks


yang menimbulkan respon peradangan yang menyebabkan
kerusakan dinding kapiler dan mejadi lumen pembuluh darah
menjadi mengecil yang mana akan menurunkan filtrasi glomelurus,
infusiensi renal dan perubahan permeabilitas kapiler sehingga
molekul yang besar seperti protein diekskresikan dalam urine (
proteinuria)
Glomerulonefritis Akut (GNA)

PATHWAY
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

a) Pengkajian

Genitourinaria Kardiovaskuler Neurologi


a) Urine berwarna coklat k Hipertensi ringan a) Letargi
eruh b) Iritabilitas
b) Proteinuria c) Kejang
c) Peningkatan berat jenis
urine
d) Penurunan haluaran
urine
e) Hematuria
Asuhan keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

Lanjutan pengkajian....

Gastrointestinal Mata, telinga, hidung Hematologis Integument


dan tenggorokan
edema periorbital
a) Anoreksia a) Anemia a) Pucat
b) Muntah sementara b) Edema
c) diare b) Azotemia menyeluruh
c) Hyperkalemia
Diagnosa Keperawatan :
1. Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan retensi air dan hypematremia

Hasil yang di harapkan :

Anak memiliki jaringan normal yang ditandai oleh tekanan darah normal penurunan retensi cairan dan
tidak ada tanda hypematremia.

Intervensi Rasional
1. Pantau dan catat tekanan darah anak 1. Pemantauan sering memungkin
setiap 1-2 jam selama fase akut kan deteksi dini, dan penanga
2. Lakukan tindakan kewaspadaan berikut nan segera terhadap perubahan
ini bila terjadi kejang :
a. Pertahanan jalanan napas melalui
tekanan darah anak.
mulut dan letakan peralatan 2. Melakukan tindak kewaspadaan
pengisapan disisi tempat tidur anak bila terjadi kejang dapat mence
b. Sematkan tanda di atas tempat
tidur anak dan pada pintu, berisi
gah cedera selama episode
peringatan tentang status kejang serangan kejang. Kendati tindak
anak yang ditunjukan untuk umum glomerulusnefritis akut,
petugas kesehatan. kejang dapat terjadi akibat
kurang perfusi oksigen ke otak.
1. Gangguan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan
retensi air dan hypematremia

Intervensi Rasional
3. Beri obat hipertensi, misalnya 3. Pemberian obat antihipertensi dap
hidralazim, hidroksida (Apresoline) at diprogramkan karena hipertensi
sesuai program. Pantau anak tidak terkontrol dapat meneyebak
untuk adanya efek samping an kerusakan ginjal. Kendati penye
bab persis hipertensi tidak diketa
hui, hipertensi mungkin berhubu
ngan dengan kelebihan beban
cairan dalam system sirkulasi
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

Intervensi Rasional
4. Pantau status volume cairan anak setiap 1-2 4. Pemantauan sangat penting di lakukan
jam, pantau keluar urine, keluaran urine karena penambahan volume lebih lanjut
harus 1-2 ml/jam. akan meningkat tekanan darah.
5. Kaji status neurologis anak (tingkat 5. Pengkajian yang sering memungkinkan
kesadaran, refleks, dan respons pupil ) setiap deteksi dini dan terapi yang memadai untuk
8 jam. Beri tahu dokter segera setiap ada setiap perubahan status neurologis anak.
perubahan signifikan pada status anak. 6. Diuretic meningkatkan eksresi cairan
6. Beri obat diuretik misalnya, hidrokorotiazid
(esidrix) atau furosemide (lasix) sesuai
program.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)
2. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan oliguria.
Hasil yang di harapkan :
Anak dapat mempertahankan volume cairan normal yang di tandai oleh keluaran urine rata-rata sebanyak
1-2 ml/kg /jam.

Intervensi Rasional
1. Timbang berat badan anak setiap 1. Menimbang berat badan setiap hari dan peman-
hari, dan pantau keluaran urinnya tauan keluaran urine yang sering, memungkinkan
setiap 4 jam. deteksi dini dan terapi yang tepat terhadap peruba
2. Kaji anak untuk deteksi edema, han yang terjadi pada status cairan anak. Kenaikan
ukur lingkar abdomen setiap 8 berat badan yang cepat mengidikasikan retensi
jam, dan (untuk anak laki – laki) cairan. Penurunan keluran urine dapat mengidikasi
kan ancaman gagal ginjal.
periksa pembengkakan pada
2. Pengkajian dan pengukuran yang sering memung
skrotum
kinkan deteksi dini dan pemberian terapi yang tep
at terhadap setiap perubahan kondisi anak, lingkar
abdomen yang bertambah dan pembengkakan
pada skrotum biasanya mengidikasikan asistes.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

Intervensi Rasional

3. Pantau anak dengan cermat untuk 3. Obat-obatan duretic ini dapat meny
melihat efek samping pemberian ebabkan hypokalemia sehingga
terapi diuretic, khususnya ketika membutuhkan pemberian suplemen
menggunakan hidroklorotiazid atau kalium per intravena.
furosemide. 4. Anak membutuhkan pembatasan
4. Pantau dan catat asupan cairan anak asupan cairan retensi cairan dan
penurunan laju filtrasi glomerulus, ia
juga membutuhkan retriksi asupan
natrium.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

Lanjutan...

Intervensi Rasional
5. Kaji warna, konsistensi dan berat jenis 5. Urine yang berbusa mengidikasikan
urin anak peningkatan deplesi protein, suatu
6. Pantau semua hasil uji laboratorium tanda kerusakan fungsi ginjal.
yang diprogramkan 6. Peningkatan kadar nitrogen urea darah
dan kreatinin dapat mengidikasikan
kerusakan fungsi ginjal.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

3). Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang


berhubungan dengan anoreksia
Hasil yang di harapkan : anak akan mengalami peningkatan asupan nutrisi yang di tandai
oleh makanan sekurang-kurangnya 80% porsi setiap kali makan.

Intervensi Rasional
1. Beri diet tinggi karbohidrat 1. Diet tinggi karbohidrat biasanya terasa lebih lezat
2. Beri makanan porsi kecil dalam frekuensi dan memberi kalori esensi bagi anak.
2. Menyediakan makanan dalam prosi yang lebih kecil,
sering, yang mencakup beberapa makanan
untuk satu kali makan lebih banyak setiap kali anak
favorite anak duduk. Dengan memberi anak makanan favoritnya
3. Batasi asupan natrium dan protein anak, akan memastikan ia mengkonsumsi setiap porsi
sesuai program makanan lebih banyak
3. Karena natrium dapat menyebabkan retensi cairan,
biasanya natrium di batasi pada anak dengan
gangguan ini. Pada kasus-kasus berat, ginjal tidak
mampu metabolisme protein sehingga
membutuhkan restrisik protein.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

4). Intoleran aktivitas yang berhubungan dengan kelelahan


Hasil yang di harapakan : anak akan mengalami peningkatan toleransi beraktivitas yang
di tandai oleh kemampuan bermain dalam waktu yang lama

Intervensi Rasional
1. Jadwalkan periode istirahat untuk setiap 1. Periode istirahat yang sering dapat menyim
kali beraktivitas. pan energi dan mengurangi produk sisa
2. Sediakan permainan yang tenang, metabolik yang dapat membebani kerja
menantang dan sesuai usia. ginjal lebih lanjut.
3. Kelompokan asuhan keperawatan anak 2. Permainan yang demikian dapat
untuk memungkinkan anak tidur tanpa menyimpan energi tetapi mecegah
gangguan di malam hari. kebosanan.
3. Mengelompokan pemberian asuhan
keperawatan, membantu anak sesuai
dengan kebutuhan.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

5). Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas


dan edema.
Hasil yang diharapkan:
Anak akan mempertahankan integritas kulit normal, yang ditandai oleh warna kulit kemerah
mudaan, dan tidak ada kemerahan, edema serta kerusakan kulit.

Intervensi Rasional
1. Beri matras busa berlekuk sesuai dengan tem 1. Matras busa yang berlekuk mengalasi bagian
-bagian tulang yang menonjol sehingga
pat tidur anak. mengurangi resiko kerusakan kulit.
2. Bantu anak mengubah posisi setiap 2 jam. 2. Mengganti posisi dengan sering dapat
mengurangi tekanan pada area kapiler dan
3. Memandikan anak setiap hari, menggunakan meningkatkan sirkulasi sehingga mengurangi
sabun yang mengandung lemak tinggi resiko kerusakan kulit.
3. Deodoran dan sabun mengandung parfum
dapat mengeringkan kulit sehingga
mengakibatkan kerusakan kulit.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

5). Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas


dan edema.

Intervensi Rasional
4. Topang dan tinggikan eksremitas yang d) Menompang dan meninggikan ekstemi
mengalami edema tas dapat meningkatkanaliran balik vena
5. Pada anak laki-laki, letakkan bantalan dan dapat mengurangi pembengkakan.
di sekitar skrotumnya. e) Pemberian bantalan dapat mencegah
kerusakan kulit.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

6. Ansietas (orang tua) yang berhubungan dengan rawat inap anak


di rumah sakit.
Hasil yang diharapkan :
Orang tua akan mengalami penurunan rasa cemas yang ditandai oleh pengungkapan
ketakutan mereka, dan pemahaman tentang kondisi anak.

Intervensi Rasional
1. Dengarkan setiap kekhawatiran orang 1. Mendengar dapat memberi dukungan
tua selama stres.
2. Jelaskan semua prosedur kepada 2. Dengan terus mempertahankan orang
orang tua, dan libatkan mereka dalam tua agar tetap memperoleh informasi,
diskusi tentang perawatan anak dan melibatkan mereka dalam diskusi
tentang perawatan anak.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

7. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan pemahaman instruksi perawatan


di rumah

Hasil yang diharapkan :


Orang tua akan mengekspresikan pemahaman tentang instruksi perawatan di rumah.

Intervensi Rasional
1. Jelaskan kepada orang tua tentang 1. Penjelasan yang demikian membantu
patofisiologi penyakit. orang tua memahami penyakit dan
2. Yakinkan kembali orang tua bahwa pentingnya melanjutkan terapi
penyakit tersebut jarang menyebab di rumah.
kan efek jangka panjang. 2. Orang tua biasanya khawatir tentang
3. Jelaskan kepada orang tua tentang efek penyakit, khususnya jika menjala
pentingnya mempertahankan anak ni dialisis selama fase akut penyakit.
pada restriksi diet natrium, sampai 3. Diet restriksi natrium diperlukan
edema mereda dan fungsi ginjal karena asupan natrium yang berle
kembali normal. bihan dapat menghalangi ekskresi air.
Asuhan Keperawatan Glomerulonefritis Akut (GNA)

7. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan pemahaman instruksi perawatan di rumah

Intervensi Rasional
4. Intruksikan orang tua untuk membatasi 4. Retriksi aktivitas diperlukan untuk mence-
aktivitas anak sampai dokter menyetujui
bahwa anak dapat melakukan aktivitas gah stress pada ginjal yang dapat menye-
seperti sedia kala babkan kekambuhan penyakit.
5. Ajarkan orang tua tentang tanda dan gejala
infeksi pernafasan atas, seperti meningkat 5. Dengan mengetahui tanda dan gejala
nya suhu tubuh, nyeri tenggorokan dan infeksi berulang serta gagal mendorong
batuk, juga ajarkan mereka tentang tanda
gagal ginjal misalnya, penurunan haluaran orang tua mencari bantuan medis saat
urine, kenaikan berat badan dan edema. diperlukan.
6. Anjurkan orang tua untuk menepati semua
perjanjian tindak lanjut. 6. Suatu kunjungan tindak lanjut sangat
diperlukan untuk menentukan resolusi
penyakit dan mendeteksi komplikasi.
Sindrom Nefrotik
SINDROM NEFROTIK

DEFINISI & ETIOLOGI


Sindrom nefrotik adalah suatu manifestasi dari banyak
gangguan glomerulus yang ditandai oleh proteinuria,
hypoalbuminemia, dan edema, dan kadang – kadang
hematuria, hipertensi, dan penurunan laju filtrasi
glomerulus (Kyle & Carman)

Dengan etiologi yang biasanya tidak diketahui, sindrom


nefrotik mempengaruhi lebih banyak anak laki – laki dari
pada anak perempuan, biasanya antara usia 2 – 7
tahun.
SINDROM NEFROTIK

Sindrom Nefrotik
bawaan

Sindrom Nefrotik
Manifestasi klinik sekunder

Sindrom nefrotik
ideopatik
MANIFESTASI KLINIK
a. Sindrom Nefrotik bawaan. Diturunkan sebgai resesif autosomal atau karena reaksi
metamofetal. Resisten terhadap semua pengobatan. Gejala: Edema pada masa ne
onatus. Pernah dicoba pencangkokan ginjal pada neonatus tetapi tidak berhasil. Pr
ognosis buruk dan biasanya pasien meninggal dalma bulan – bulan pertama kehid
upannya.
b. Sindrom Nefrotik sekunder, disebabkan oleh :
• Malaria kuartana atau parasit lainnya
• Penyakit kolagen seperti lupus (eritematosus diseminata, purpura, dan an
afilaktoid)
• Glomerulonefritis akut atau glomerulonephritis kronis, tromsis venarenalis.
• Bahan kimia seperti trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, seng
atan lebah, racun oak, air raksa.
• Amyloidosis, penyakit sel sabit, hiperprolinemia, nefritis membranoprolifer
ativ hipokomlementamik
Lanjutan...
c. Sindrom nefrotik ideopatik (tidak diketahui sebabnya atau juga disebut SN
primer). Berdasarkan hispatologis yang tampaknya pada biopsy ginjal
dengan pemeriksaan mikroskop biada dan mikroskop electron, chung dkk.
Membagi dalam 4 golongan :

Kelainan minimal Nefropatimembranosa

Glomerulonephritis Glomerulosklerosis
proliperatif Vocal Segmental
Kelainan minimal Nefropatimembranosa

Dengan mikroskop biasa glomerulus tampak


normal, sedangkan dengan mikroskop Semua glomerulus
electron tampak poot prosesus sel epitel menunjukan penebalan
berpadu. Dengan cara imunopluoresensi dinding kapiler yang tersebar
ternyata tidak terdapat igG atau
tanpa oroliperasi sel. Tidak
imunglobulin beta 1C pada dinding kapiler
sering ditemukan pada anak.
glomerulus. Golongan ini lebih banyak
terdapat pada anak daripada orang dewasa, Prognosis tidak baik.
prognosis lebih baik dibandingkan dengan
golongan lain.
Lanjutan...

a) Glomerulonefritis proliperatif eksudatif difus, terdapat proliferasi sel


mensangial dan infiltrasi sel polimorponukleus. Pembengkakan
sitoplasma indotel yang menyebabkan kapiler tersumbat. Kelainan
ini sering ditemukan pada nefritis yang timbul setelah infeksi
dengan streptokokus yang berjalan progresif dan pada sindrom
nefrotik. Prognosus jarang baik tetapi kadang – kadang terdapat
penyembuhan setelah pengobatan yang lama.
Glomerulonephritis b) Dengan penebalan batang lobular. Terdapat proliferasi sel
proliperatif mesangial yang tersebar dan penebangan batang lobular.
c) Dengan bulan sabit. Didapatkan profilerasi sel mesangial dan
profilerasi sel epitel sampai kapsular dan visceral. Pognosis buruk.
d) Glomerulonefritis membrane noproliferasis sel mesangial dan
penempatan fobrin yang menyerupai membrane basalis di
mesangium titergrobulin beta 11C atau beta 1A rendah prognosis
tidak baik.
e) Lain – lain. Perubahan proliferasi tidak khas.
Lanjutan...

Glomerulosklerosis vocal
segmental

Pada kelainan ini yang mencolok


skelosis glomerulus sering disertai
atropi tubulus. Prognosis buruk.
PATOFISIOLOGI

a. Proteinuria

Proteinuria disebabkan peningkatan permeabilitas kapiler terhadap


protein akibat kerusakan glomerulus (kebocoran glomerulus) yang ditentukan
oleh besarnya molekul dan muatan listrik, dan hanya sebagian kecil berasal dari
sekresi tubulus (proteinuria tubular). Proteinuria sebagian berasal daro kebocoran
glomerulus (proteinuria glomerular) dan hanya sebagian kecil berasal dari sekresi
tubulus (proteinuria tubular). Perubahan integritas membrana basalis glomerulus
menyebabkan peningkatan permeabilitas glomerulus terhadap protein plasma
dan proteion utama yang dieksresikan dalam urin adalah albumin.
b. Hipoalbuminemia

Hipoalbuminemia disebabkan oleh hilangnya


albumin melalui urin dan peningkatan
katabolisme albumin di ginjal. Sintesis protein
di hati biasanya meningkat (namun tidak mema
dai untuk mengganti kehilangan albumin dalam
urin), tetapi mungkin normal atau menurun.

Peningkatan permeabilitas glomerulus menye-


babkan albuminaria dan hipoalbuminemia.
Sebagai akibatnya hipoalbuminemia menurun-
kan tekanan onkotik plasma koloid, menyebab-
kan peningkatan filtrasi transkapiler cairan
keluar tubuh dan meningkatkan edema.
c. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia merupakan peningkatan profil


lipid dalam darah yang sering menyertai SN.
Kadar kolesterol umumnya meningkat
sedangkan trigliserid bervariasi dari normal
sampai sedikit meninggi. Kolesterol serum
yang mengalami peningkatan yakni VLDL (very
low density lipoprotein), LDL (low density lipopr
otein), ILDL (intermediate-density lipoprotein),
sedangkan HDL (high density lipoprotein)
cenderung normal atau rendah. Hal ini disebab
kan peningkatan sintesis lipid dan lipoprotein
hati dan menurunnya katabolisme.
d. Edema

Edema pada SN dapat dijelaskan dengan teori underfill


dan overfill. Teori underfill menjelaskan bahwa hipoalbu
minemia merupakan faktor kunci terjadinya edema
pada SN. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan
tekanan onkotik plasma sehingga cairan bergeser dari
intravaskuler ke jaringan interstisium dan terjadi edema.
Akibat penurunan tekanan onkotik dan bergesernya cair
an plasma, terjadi hipovolemia dan ginjal melakukan
kompensasi dengan meningkatkan retensi natrium dan
air. Mekanisme ini akan memperbaiki volume intravasku
ler tetapi juga akan memperberat edema karena kadar
albumin yang tidak mampu menjaga cairan
intravaskuler.

Teori overfill menjelaskan bahwa retensi natrium sebagai defek renal utama. Retensi
natrium menyebabkan peningkatan cairan ekstraseluler sehingga terjadi edema. Penuru
nan laju filtrasi glomerulus akibat kerusakan ginjal akan terus mengaktivasi system
retensi natrium dan air oleh ginjal sehingga edema semakin berlanjut.
Sindrom Nefrotik
SINDROM NEFROTIK

Asuhan Keperawatan

a). Pengkajian

Genitourinaria Kardiovaskular Integumen

• Oliguria • Hipertensi (kadang-kadang) • Edema wajah (pada pagi hari)


• Proteinuria • Edema menyeluruh di ekstrimit
• Hematuria as dan abdomen (seiring perjal
anan penyakit)
• Pucat
b). Diagnosa dan Intervensi

1). Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan edema


dan imobilitas
Hasil yang diharapkan :
Anak tidak memperhatikan tanda atau gejala kerusakan kulit yang ditandai oleh tidak ada
kemerahan, iritasi dan kelelahan otot.

Intervensi Rasional

a) Bantu anak mengubah a) Pengubahan posisi yang sering


posisi tubuhnya setiap 2 jam dapat mencegah kerusakan kulit,
b) Lakukan perawatan kulit dengan cara meniadakan tekanan
yang tepat, termasuk mandi di permukaan tubuh.
harian dengan mengguna- b) Perawatan kulit yang baik dapat men
kan sabun pelembap, jaga kulit bebas dari bahan
masase, pengubahan posisi, pengiritasi dan membantu mence-
dan penggantian linen serta gah kerusakan kulit.
pakaian kotor.
b). Diagnosa dan Intervensi

1). Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan edema


dan imobilitas
Hasil yang diharapkan :
Anak tidak memperhatikan tanda atau gejala kerusakan kulit yang ditandai oleh tidak ada kemerahan,
iritasi dan kelelahan otot.

Intervensi Rasional

c) Kaji kulit anak untuk melihat bukti c) Pengkajian yang sering memungkinkan
iritasi dan kerusakan seperti keme deteksi dini dan intervensi yang tepat
rahan, edema, dan abrasi, setiap 4- ketika dibutuhkan.
8 jam d) Meninggikan atau menopang daerah yang
d) Topang atau tinggikan area-area edema dapat mengurangi edema. Meng
yang mengalami edema, seperti
gunakan bedak dapat mengurangi kelem
lengan, tungkai, dan skrotum
baban dan gesekan yang ditimbulkan keti
dengan menggunakan bantal atau
linen tempat tidur. Gunakan bedak ka permukaan tubuh saling bergesekan.
pada area ini. e) Peningkatan aktivitas membantu mence-
e) Tingkatkan jumlah aktivitas anak, gah kerusakan kulit akibat tirah baring
seiring edema mereda. yang lama.
2). Resiko infeksi yang berhubungan dengan imunosupresi

Hasil yang di harapkan :


Anak tidak mengalami infeksi yang ditandai oleh suhu tubuh kurang dari 37,8
C dan tidak ada drainase purulen, batuk, dan nyeri tenggorokan.

Intervensi Rasional
a) Jangan izinkan seorang pun a) Keadaan imunosupresi membu
yang mengidap infeksi akut at anak rentan terhadap infeksi
untuk mengunjungi anak b) Anak yang kekebalan tubuhnya
b) Beri obat antibiotik sesuai menurun biasanya menerima
program obat antibiotik protilaktik
c) Pantau anak setiap hari untuk untuk mencegah infeksi
deteksi tanda serta gejala infek c) Pemantauan memastikan peng
si, termasuk batuk, demam, enalan dini dan terapi yang
hidung tersumbat, drainase tepat terhadap infeksi
purulen, dan nyeri
tenggorokan.
3). Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipertensi

Hasil yang diharapkan :


Anak dapat mempertahankan perfusi jaringan yang normal yang ditandai oleh tek
anan darah sesuai usia, tidak ada sakit kepala dan kejang, serta waktu pengisian kembali kapiler
selama 3-5 detik.

Intervensi Rasional

a) Pantau tekanan darah anak setiap 4 jam a) Pemantauan memastikan pengenalan dini
dan terapi hipertensi yang tepat
Lanjutan.....

Intervensi Rasional

b) Lakukan kewaspadaan serangan b) Hipertensi berat dan hipoksia


kejang berikut :
• Pertahankan jalan nafas serebral meningkatkan risiko
melalui mulut dan persiap kejang
kan peralatan pengisap
dekat sisi tempat tidur anak c) Anak memungkinkan membu-
• Sematkan tanda diatas tem tuhkan obat antihipertensi
pat tidur anak dan dipintu
kamar yang berisi peringa untuk mengurangi tekanan
tan untuk semua petugas darah dan mengurangi risiko
kesehatan tentang status
kejang anak komplikasi, termasuk kejang,
• Catat status kejang anak stroke,gagal jantung dan
pada catatan anak
c) Beri obat-obatan antihipertensi sakit kepala
sesuai program
4). Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan penyakit
Hasil yang diharapkan :
Anak mengalami peningkatan asupan nutrisi yang ditandai oleh mengons
umsi makanan, sekurang-kurangnya 80% porsi makan setiap kali makan.

Intervensi Rasional
a) Tawarkan anak makanan porsi a) Seorang anak yang mengalami pen
kecil, tetapi yakit ini,biasanya secara khas meng
b) Beri anak beberapa makanan k alami penurunan nafsu makan. Men
gkonsumsi makanan dalam porsi ke
esukaan namun tetap dalam re cil dan frekuensi sering akan mence
striksi diet gah anak lelah dan terlalu kenyang.
Pastikan pula bahwa ia mengkonsu
msi makanan lebih banyak setiap
kali duduk.
b) Anak lebih cenderung mengonsum
si lebih banyak porsi makanan jika
ia diberikan beberapa makanan
kesukaannya.
5). Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan
proses penyakit
Hasil yang diharapkan :

Anak tidak memperlihatkan tanda-tanda kelebihan volume cairan, yang


dibuktikan oleh edema yang berkurang dan haluaran urine 1-2 ml/kg/jam

Intervensi Rasional

a) Timbang berat badan anak pada a) Menimbang berat badan setiap hari,
membantu menentukan fluktuasi cairan
waktu yang sama setiap hari
anak
dengan menggunakan timbangan
b) Pemantauan membantu menentukan
dan pakaian yang sama
status cairan anak
b) Pantau masukan dan haluaran
cairan anak dengan cermat
Lanjutan...

Intervensi Rasional
a) Programkan anak pada diet a) Suatu diet rendah natrium dapat
rendah natrium selama fase mencegah retensi cairan
edema b) Obat diuretik dapat mengeliminasi
cairan dari tubuh anak. Namun,
b) Beri obat diuretik sesuai obat ini kadang-kadang tidak efek-
program tif pada anak penderita nefrosis
c) Pantau anak untuk melihat c) Penurunan berat jenis urine
penurunan berat jenis urine mengindikasikan diuresis
d) Kaji integritas kulit dan lakukan d) Edema akibat kelebihan cairan
perawatan kulit dapat meningkatkan risiko
kerusakan kulit
6). Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan
perawatan dirumah
Hasil yang diharapkan :
Orang tua mengungkapkan pemahaman tentang intruksi perawatan dirumah.

Intervensi Rasional
a) Kaji pemahaman orang tua a) Pengkajian semacam ini
dan anak tentang penyakit dan merupakan dasar untuk
terapi yang diprogramkan memulai penyuluhan
b) Ajarkan orang tua pentingnya b) Mengurangi asupan natrium
mempertahankan anak pada anak dapat mencegah retensi
diet rendah natrium cairan
6). Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan
perawatan dirumah
Lanjutan...

Intervensi Rasional
a) Nasehati orang tua bahwa anak mungkin a) Perubahan suasana hati dan iritabilitas
mengalami perubahan suasana hati dan umumnya terjadi akibat rawat inap di
peningkatan iritabilitas. Pastikan mereka rumah sakit dan penggunaan obat
memahami bahwa hal ini normal, tetapi b) Anak-anak yang mengalami sindrom
nasehati mereka untuk tidak membiarkan nefrotik biasanya dapat menoleransi
anak menjadi manipulative peningkatan aktivitas, setelah fase edema
b) Intruksikan orang tua untuk tidak memba berlalu
tasi aktivitas anak kecuali anak sangat c) Suatu peningkatan kandungan protein
lelah dalam urine dapat mengindikasikan
c) Ajarkan orang tua cara menguji urine kebutuhan akan perubahan dalam
anak untuk kandungan protein didalam medikasi
nya
c). Daftar periksa pendokumentasian

Selama Perawatan Di Rumah Sakit, Catatan Berikut Telah Dibuat


• Status anak dan temuan pengkajian saat pendaftaran
• Perubahan dalam status anak
• Hasil diagnostik dan uji labolatorium relevan
• Asupan dan haluaran cairan
• Asupan nutrisi
• Respon anak terhadap terapi
• Reaksi anak dan orang tua terhadap penyakit dan hospitalisasi
• Pedoman penyuluhan pasien dan keluarga
• Pedoman perencanaan pemulangan
Sekian Dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai