Anda di halaman 1dari 2

Mengenal Flu Singapura (Hand, Foot, And Mouth Disease)

(dr. Mas Agung Ginanjar, M.Sc, Sp.A., dr. Stevanus E.N.S.)

Hand, Foot, And Mouth Disease (HFMD) merupakan salah satu penyakit infeksi akut pada anak
yang disebabkan oleh Coxsackvirus A tipe 16 (CV A16) dan enterovirus 71 (EV-71). HFMD
menimbulkan gejala ringan dan dapat terjadi komplikasi sampai dengan kematian. Kasus HFMD
terbesar terjadi di taiwan tahun 1998 yang menginfeksi lebih dari 120.000 orang dan
menyebabkan 78 kematian. HFMD terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun dan juga ditemukan
kasus pada anak lebih dari 5 tahun dan pada orang dewasa.
HFMD ditandai dengan lesi berbentuk ulkus pada mulut dan eksanthema berbentuk vesikel pada
bagian kaki, tangan dan mulut dengan gejala ringan dan bersifat swasirna. Anak juga ditemukan
demam, nyeri otot, nyeri tenggorok, gelisah dan susah makan dikarenakan adanya ulkus di
mulut. HFMD dipengaruhi oleh cuaca dan iklim serta sanitasi dan kondisi tempat tinggal yang
padat mendukung terjadinya penyebaran HFMD. Penularan HFMD terjadi melalui fecal oral
pada sebagian besar kasus dan dapat melalui kontak dengan lesi kulit, inhalasi saluran pernafasan
atau oral to oral route. Higienitas anak-anak yang kurang dapat menimbulkan gejala yang lebih
berat.
Fase inkubasi terjadi antara 3-6 hari dan lesi ulkus dapat menyembuh dalam 7-10 hari. Diagnosis
HFMD ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium melalui serologis, isolasi virus
dengan kultur dan teknik PCR. Pengobatan HFMD bersifat suportif dan bertujuan untuk
meredakan gejala dan saat ini belum ada pengobatan antivirus yang efektif. Pemberian cairan
yang adekuat dapat mencegah dehidrasi akibat lesi oral yang nyeri, antipiretik mengatasi demam
dan nyeri, dan anestesi topikal diberikan untuk lesi di rongga mulut. Lesi kulit tidak memerlukan
perawatan khusus dan pemberian antibiotik topikal atau oral dapat diberikan apabila terdapat
infeksi sekunder.
Kemajuan klinis dapat dilihat dalam 3-5 hari dan lesi di mukosa dapat sembuh dalam 7-10 hari.
Komplikasi serius jarang terjadi pada HFMD dan paling sering adalah ulserasi oral yang nyeri
sehingga mengganggu asupan oral dan menyebabkan dehidrasi, sehingga diperlukan hidrasi
intravena apabila anak mengalami dehidrasi. Komplikasi yang paling serius yang dapat
mengancam jiwa adalah meningitis dan penularan HFMD secara vertikal dari ibu ke janin dapat
menyebabkan aborsi spontan pada trimester pertama.
Menurut dr. Mas Agung Ginanjar, M.Sc, Sp.A di Putussibau sudah mulai ditemukan kembali
kasus HFMD sekitar 9-10 anak yang berobat rawat jalan dan 1 kasus dirawat dirumah sakit
dikarenakan dehidrasi. Kebanyakan kasus HFMD dapat sembuh secara swasirna. Untuk ibu-ibu
yang menemukan anak dengan gejala HFMD seperti uraian diatas, penanganan pertama yang
dapat dilakukan adalah memenuhi asupan cairan dan intake, istirahat cukup, dan pemberian obat
anti demam. Konsultasikan ke dokter apabila anak belum membaik dan menghindarkan kontak
dengan anak yang lain.
Sumber:
1. Andriyani C, Heriwati D.I., Sawitri. Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut. Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin vol 22 No. 2 Agustus 2010.

Anda mungkin juga menyukai