Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI

Disusun oleh :
Nabila Fauziah H I1C018049
Lutvi Endriyana I1C018051
Alfia Nayudia F I1C018053
Sabila Hoirun N I1C018055
Ummy H I1C018059
Jalu Prima S I1C018065

UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO

2020
A. Ekstraksi

B. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memahami prinsip ekstraksi dan melakukan ekstraksi terhadap
simplisia menggunakan metode maserasi dan soxhlet.

C. Bahan dan Alat


a. Bahan :
- Simplisia : Lada Putih (Piper alba)
- Pelarut : Etanol 96%, N-Heksan
b. Alat :
- Erlenmeyer 250ml dan shaker
- Waterbath
- Cawan porselen
- Batang pengaduk
- Corong
- Gelas ukur
- Kertas saring
- Soxhlet
- Mantel pemanas
- Labu bulat

D. Cara Kerja
a. Percobaan Maserasi Shaker

Simplisia
- Ditimbang masing-masing 2x50 g
- Dimasukkan pada Erlenmeyer 250 ml
- Ditambahkan etanol 96% hingga 200 ml

Erlenmeyer yang berisi


simplisia dan pelarut
- Dilarutkan pada shaker dengan kecepatan tertentu (dicatat kecepatan yang
digunakan)
- Dilakukan maserasi selama 30 menit
- Dilakukan remaserasi sebanyak 2x dengan metode dan pelarut yang sama

Ekstrak cair yang diperoleh


- Dioekatkan diatas penangas air (waterbath) hingga diperoleh ekstrak kental
- Dihitung randemen ekstrak yang diperoleh
Hasil

b. Percobaan Soxhletasi

Simplisia
- Ditimbang masing-masing 50 g
- Dibungkus pada kertas saring sedemikian rupa
- Dimasukkan pada chamber ekstraksi

-
Pelarut n-heksan
- Disiapkan ke dalam labu bulat
- Diletakan diatas mantel pemanas

Alat Soxhlet
- Dipasang sesuai dengan gambar (pada buku panduan praktikum)

Mantel Pemanas
- Dinyalakan dan disesuaikan suhunya sesuai titik didih pearut
- Dilakukan 3 siklus ekstraksi dan dicatat waktu setiap siklus
- Dimatikan alat dan ditunggu hingga suhu ruang

Filtrat Hasil Soxhlet


- Diambil dan dipekatkan diatas penangas air (waterbath) hingga diperoleh
ekstrak kental
- Dihitung randemen ekstrak yang diperoleh

Hasil

E. Hasil dan Perhitungan


Bobot botol tanpa ekstrak −bobot botol dengan ekstrak
% rendemen= x 100 %
100
13,718−11,334
% rendemen= x 100 %
100
F. % rendemen = 2,384%
Pembahasan
Metode yang dilakukan pada percobaan kali ini, yaitu metode maserasi. Maserasi
merupakan cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dalam cairan penyari pada suhu
biasa atau menggunakan pemanasan. Kelebihan dari maserasi yaitu metode ekstraksinya paling
sederhana (Syamsuni, 2013). Kekurangan dari metode ini yaitu waktu yang dibutuhkan cukup
lama, biasanya selama 3 hari, hasil ekstraksi yang kurang maksimal, proses penyarian yang
kurang sempurna sehingga zat aktif tidak dapat terekstraksi seluruhnya (Winnie danYunianta,
2015), dan zat tidak dapat tertarik sampai habis (Syamsuni, 2013). Prinsip kerja dari metode ini
yaitu simplisia yang akan diekstraksi dimasukkan kedalam wadah bersama cairan penyari,
didiamkan, kemudian disaring (Syamsuni, 2013).

Proses ekstraksi sambiloto, sebanyak 100 gram serbuk kering di ekstrak dengan cara
maserasi. Serbuk sambiloto dilarutkan pada shaker dengan kecepatan selama 30 menit dengan
menggunakan pelarut etanol 96%, dimana perbandingan bahan dan pelarut adalah 1:4.
Dibuktikan dengan bobot simplisia yang diguankan adalah 100 g dan pelarut yang digunakan
sebanyak 400 mL.Selanjutnya dilakukan remaserasi sebanyak 2x dengan pelarut yang sama
sebanyak 300ml kemudian, disaring menggunakan kertas saring sehingga diperoleh filtrat (sari).
Filtrat yang didapat lalu diuapkan di water bath sampai pelarutnya sudah tidak menetes sehingga
diperoleh ekstrak kental sambiloto (Arief Nugroho, et al).

Bobot Simplisa Awal Bobot Ekstak


100 g 2,384 g

Hasil uji ekstraks sambiloto 100 gram dengan 400 ml etanol 96% menggunakan metode
maserasi menghasilkan sekitar 2,384 gram ekstrak kental sambiloto berwarna hijau kehitaman.
Kadar rendemen ekstrak sambiloto yang didapat sebesar 2,384% .

Bobot botol tanpa ekstrak −bobot botol dengan ekstrak


% rendemen= x 100 %
100

13,718−11,334
% rendemen= x 100 %
100

% rendemen = 2,384%
Hasil rendemen ekstrak sambiloto dengan metode maserasi tidak sesuai dengan literatur.
Ekstrak sambiloto yang didapatkan dengan cara metode maserasi menghasilkan rendemen
ekstrak 11, 2% dengan perbandingan pelarut etanol 70% yaitu 1:10 (Arief Nugroho, et al).
Ketidak sesuaian ini diduga karena pengaruh waktu kontak antara pelarut dan sampel. Ekstraksi
dengan metode maserasi membutuhkan waktu kontak yang lama. Hal ini dapat terjadi karena
adanya perbedaan perlakuan dari masing-masing metode seperti adanya perbedaan suhu, jenis
pelarut, dan lama ekstraksi. faktor lain yang memungkinkan dapat mempengaruhi nilai rendemen
yang dihasilkan yaitu metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan
waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, perbandingan jumlah sampel terhadap jumlah pelarut
yang digunakan dan jenis pelarut yang digunakan (Salamah, 2015)

DaftarReferensi
Nugroho, Arief, et al. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographispaniculata Ness.)
terhadap Daya Bunuh Bakteri Leptospira sp. MLI. Volume26:2.
Syamsuni, A. 2013. Ilmu Resep. Jakarta : EGC.

Winata, Enesty Winnie danYunianta. 2015. Ekstraksi Antosianin buah Murbei (Morusalba L.)
Metode Ultrasonic Bath (Kajian Waktu dan Rasio bahan :Pelarut). Jurnal Pangan dan
Agroindustri 3 (2) : 773 – 783.

Salamah, Nina dan Erlinda Widyasari. 2015.Aktivis Antioksida Ekstrak Metanol Daun
Kelengkeng (Europia longa (L) steud) dengan Metode Penangkapan Radika 2,2’-difenil-
1-pikrilhidrazi. Pharmaciana (5) pp.25-34

Anda mungkin juga menyukai