LAYANAN KEFARMASIAN
Outline :
Kasus
1. Ibu Y (70 th) pneumonia masuk ke ICU. Kemudian dirawat selama 1 minggu, keluar
RS, proses pemulihan sekian bulan. Pandangan pertama, orang akan melihat kasus ini
normal, nenek yang terkenal infeksi bakteri karena rentan terkena penyakit.
2. Teridentifikasi nenek tersebut tertular pneumonia karena malnutrisi. Karena berhenti
makan/ tidak mau makan. Bisa berhenti karena kesulitan mengunyah, disebabkan oleh
mulut kering sehingga tidak nyama digunakan untuk makan. Digali lebih dalam
pengobatan yang digunankan nenek tersebut obatnya adalah nifedipine, furosemide,
celecoxib, dan ranitidine selama beberapa tahun. Kemudian 6 bulan sebelumnya ada
penambahan paroxetine
3. Inti dari cerita ini adalah baik dokter, perawat, atau apoteker tidak ada yang berpikir
untuk bertanya tentang alasan kesulitan mengunyah tadi / mulut kering pasien tadi.
Yang menyebabkan malnutrisi.para professional Kesehatan ini hanya salam
menanyakan kabar, tanpa menanyakan tentang perawatan Kesehatan
4. Kisah ini berakhir Bahagia, pasien pulih dan kembali seperti sebelumnya. Tetapi
dokterdan dokter memantau pengobatannya dengan cermat. Dari biaya/medicare yang
harus dibayarkan ke RS. Ada kepanikan dari keluarga dan tenaga Kesehatan krn
pasien tadi masuk ICU. Akibatnya financial dan emotional cost yang harusnya bisa
dicegah kemudian dibayarkan, jika professional Kesehatan, memandang pasien telah
menggunakan efek antikolinergik. Bisa dicegah dengan adanya obat baru yang
diberikan kemudian bisa mengetahui salah satunya tadi pada pasien menyebabkan
mulut kering hingga luka. Harusnya bisa sering ditanyakan, dterpai banyak minum air
putih
Efek kolinergik ini penting pertimbangkan dan ingat apabila digunakan untuk menterapi
pasien geriatri
Geriatri
Arthritis
Hipertensi
Penyakit jantung
Diabetes
Alzeimer
Depresi
Stroke
Kebanyakan adalah penyakit degeneratif yang pengobatannya beragam dan lama,
sehingga banyak memunculkan DRP. Dari penyakitnya, obatnya, pasiennya, interaksi
antar obat,
Komorbid meningkat berdasarkan umur
Semakin usia lanjut = orang yang memiliki 2 macam penyakit semakin tinggi
1. Absorbsi
Harus liat obatnya yang secara siginifikan, mis. Antibiotik ada yang perlu konsentrasi tinggi,
karena pada geriatri rendah tidak bisa mendapatkan konsentrasi yang diharapakan. Ada
antibiotic yang mengguakan dependen concentration = sehingga perlu untuk konsentrasi
tinggi agar hasil baik. Itu tidak semua obat tapi harus diperhatikan per obatnya
2. Distribusi
Misalnya orang tua yang malnutrisi, sehingga protein dalam tubuh berkurang (albumin =
untuk mengikat obat) maka untuk obat yang berikatan protein besar akan berpengaruh.
3. Metabolisme
Obat-obat yang memiliki first-pass metabolism yang extensive (besar) = obat tersebut di
metabolisme secara besar, sehingga sisa obat yang belum termetabolisme kecil itu bisa
menimbulkan efek.
Pada pasien geriatri masa liver berkurang sehingga proses metabolisme berkurang,
konsentrasi obat bebas/belum termetabolisme semakin besar sehingga konsentrasi obat dalam
darah juga besar.
4. Kerja Ginjal
GFR menurun
Obat yang eliminasi ginjal = karena kondisi ginjal menurun, kemudian dosis obat tidak
dirubah, konsentrasi obat dalam darah semakin tinggi.
pengukuran
Ukuran
Waktu pengumpulan urin
perhitungan
Walaupun serum kreatinin sama, namun setelah dimasukkan dalam rumus cockroft
gault equation, untuk menentukan CrCL menilai ginjal hasilnya akan berbeda.
Tidak semua orang yang mengalami penurunan fungsi ginjal terkait dengan usia
Beberapa pasien mengalami penurunan melebihi yang terkait usia
o Ketika pada penilaian hasil serum kreatinin 1 (atau <0,7 mg/dL) maka perlu
penilaian menggunakan cockroft gault
Farmakodinamik
Sehingga, pada pasien geriatri = bisa terjadi kenaikan efek dan juga penurunan efek. Atau
bisa juga muncul efek samping (CNS, antikolinergik, cardiovascular)
Summary
Optimal Pharmacotherapy
Hindari “a pill for every ill” = hindari setiap kondisi (setiap gejala) diberi obat, nanti bisa
terjadi polifarmasi
Sehingga, apabila memungkinkan terapi non farmakologi ini yang dikedepankan terleih
dahulu.
• Analgesik opioid
• NSAID
• Antikolinergik
• Benzodiazepin
• Juga: agen kardiovaskular, agen SSP, dan agen musculoskeletal
• Polifarmasi
Jadi kita harus hati-hati, ketika ada gejala muncul harusnya curiga apakah gejala
tersebut diakibatkan obat atau obat. Kalua karena obat bisa diganti atau diperbaharui
dosisnya.
b. Interkasi obat
Dapat menyebabkan kejadian obat yang merugikan
Kemungkinan karena penggunaan obat meningkat, kejadian interaksi meningkat
Yang sering terjadi:
o Obat cardiovascular
o Obat psychotropic
Efek yang sering muncul:
o Kebingungan
o Gangguan kognitif
o Hipotensi
o Gagal ginjal akut
Konsep dalam interaksi obat-obat
Interaksi Obat-Penyakit
Prinsipnya sama, tapin karena ini untuk pasien lansia maka harus lebih hati-hati
>tinjau obat secara teratur dan setiap obat baru dimulai atau dosis diubah
>pertahankan catatan pengobatan yang akurat (termasuk vitamin, OTC, dan herbal)
Non-adherence
Hindari obat yang lebih baru dan lebih mahal yang tidak terbukti lebih unggul
daripada alternatif generik yang lebih murah
Sederhanakan rejimen
Memanfaatkan penyelenggara pil atau kalender obat
Mendidik pasien tentang tujuan pengobatan, manfaat, keamanan, dan potensi ADE
Jadi apakah obat yang diberikan pada pasien sesuai atau tidak.
1. Ada indikasi obatnya?
2. apakah obat tersebut efektif untuk kondisi tersebut?
3. apakah dosisnya benar?
4. apakah petunjuknya benar?
5. apakah petunjuknya praktis?
6. adalah interaksi obat-obat yang signifikan secara klinis?
7. apakah ada interaksi obat-penyakit/kondisi yang signifikan secara klinis?
8. apakah ada duplikasi yang tidak perlu dengan obat lain?
9. apakah durasi terapi dapat diterima?
10. apakah obat ini alternatif yang paling murah dibandingkan dengan obat lain dengan
kegunaan yang sama?
Ada nilainya, kemudian jumlahkan nilainya. Apakah masuk rentangsesuai atau tidak. Jadi,
dalam penilaiannya itu per obat (kriteria inplisit)
Explicit:
1. 1991
2. 1997
3. 2003
4. 2009
5. 2012
6. 2019
Kata kunci = potentially, jadi ada kemungkinan inappropriate. Sehingga sebaliknya ada
kemungkinan appropriate (sesuai) juga.
Walaupun kemungkinan besar inappropriate, tidak benar bahwa ketika pasien mendapatkan
obat ini langsung divonis resepnya inappropriate.
Dalam jurnal ini melibatkan banyak profesi Kesehatan, tidak hanya dokter ada apoteker dan
perawat juga. Antar profesi Kesehatan berkolaborasi untuk mengupdate data obatnya.
Table 1 = potentially inappropriate mediaction use in older adults (obat yang sudah secara
evidence moderate) yang perlu dihindari.
Table 3 = seperti table 1, evidence lebih rendah, tapi penggunaanya juga harus hati-hati
How to use
1. Criteria potentially (adanya potensial obatnya berefek tidak sesuai yang diinginkan
tapi bisa juga sesuai harapan, kembali lagi ke kondisi pasien) bukan definitely
2. Baca secara detail keterangan semuanya jangan list obatnya saja
3. Baca sekali lagi kenapa obat itu dimasukkan ke list (list inappropriate)
4. Bagaimana dengan adanya list ini obta bisa dimasukkan ke list potentially
inappropriate
5. List obat merupakan titik awal untuk menilai/mengevaluasi pengobatan
6. Jangan juga kemudian ada obat masuk ke list, langsung obatnya tidak dipakai lagi
(tetap beberapa pasien yang appropriate dengan obat tersebut)
7. Ada 1 papper yang menyetakan list obat ini tidak di semua negara (ada yg
menyatakan di Indo 50%)
8. List AGS Beers criteria digunakan sebagai “warning light”
Karena dalam list AGS Beers criteria adalah obat-obat yang harus dihindari, maka ada 1
paper yang menuliskan obat alternatifnya (jurnal hanlon). Yang kemudian ketika obat tadi
masuk list AGS Beers criteria. Jadi jurnal ini bisa menjadi solusinya pengganti obat.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4890629/pdf/nihms789464.pdf
Melihat bagaimana penggunaan antikolinergik yaitu sebgai data awal, untuk kemudian
digunakan sebagai menyesuaikan/memperbaiki alternatif obatnya.
Ini obat yang digunakan, dengan score CR-ACH (Clinician-rated Anticholinergic)score.
Dalam score itu ada list banyak dan ada nilainya.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4339726/pdf/afu145.pdf
ini papernya, lebih lengkap tidak hanya obat yang harus dihentikan tapi ada obat yang harus
diberikan kembali. Ada kondisi tertentu obat yang yang harusnya diberikan (START).
Contohnya : pasien terken alzeimer disease pasien harus di START dengan memantine,
Jurnal ini membuktikan bahwa peran Farmasis ini penting.
http://repository.ubaya.ac.id/37926/13/Fauna%20Herawati_STOPP-START%20Medication
%20Review.pdf
Ringkasan
• Pasien lanjut usia cenderung mengalami lebih banyak masalah terkait obat karena beberapa
alasan (perubahan kondisi fisiologis, perubahan PK/PD obat, peningkatan penyakit penyerta)
• Beberapa tools tersedia untuk mengevaluasi dan mengurangi secara potensial peresepan
yang tidak tepat