NAMA TOKOH :
Dialog
Dahulu kala, di pedalaman gunung kijau hiduplah seorang ayah yang memiliki
6 orang anak di atas gunung Kujai. Anak-anak tersebut bernama Puyang Gana,
Turuntung Temanai, Belang Pinggang, Bui Nasi, Suluh Duik, Dan Putung
Kempat. Puyang Gana Salah satu dari anak mereka meninggal dunia pada saat
dilahirkan. Pada pagi hari,Embun mengulur bersama anaknya suluh diuk dan
bui nasi pergi ke sawah untuk bercocok tanam.
Suluh duik : ayah oh ayah,apakah gerangan yang kita lakukan setelah ini?
Embun mengulur :iya juga,mari kita pulang, jangan sampai kakak menunggu
Putung Kempat : sini biar putung bantu biar cepet selesai *dingin
Terentunng temanai : wahai ayah silahkan makan saya telah menyiapkan makanan
untuk ayah dan adik adik
Embun mengulur : terimakasih kak telah membuatkan kami makanan, ayo anak anak
kita makan sama sama
Embun mengulur : iya iya habisin dulu makanannya setelah itu kita pergi
*akhirnya setelah makan mereka pun pergi ke sungai di desa sebelah untuk
memancing
Bui nasi : Yah, Soal yang ayah ceritakan waktu itu, tentang anak ayah yang mati saat
dilahirkan dulu
Embun mengulur : kamu akan tau sendiri nanti nak ……. hari sudah menjelang malam
nak, ayo kita pulang
*sampai dirumah
Terentung temanai : ayah sebelum itu bersih bersih dulu, setelah itu tidur.
*saatnya tidur
Embun : apa yang harus kulakukan, inilah saatnya aku harus percayakan semua ini
kepada anak anak segera besok pagi
*tidur lagi
*waktu pagi
Embun mengulur : wahai anak anakku, bangunlah. Ada yang ingin ayah sampaikan
kepada kalian
Sabung Mengulur mendapat firasat buruk bahwa hidupnya di dunia akan lebih
lama lagi. Namun, ia tidak memberitahukan hal itu kepada istri dan anak-
anaknya. Suatu hari, ia hanya berpesan kepada keenam anaknya ketika akan
masuk ke dalam kepok[1] agar keenam anaknya membuka lahan baru untuk
bercocok tanam. ( tak dibaca ini )
Embun mengulur : “Wahai, anak-anakku! Sebaiknya kalian membuat ladang baru agar
kalian bisa hidup,”
Belang Pinggang: heh kalian ini, jangan seperti itu pada orang tua!
Belang pinggang : ayah kan masih sehat sehat saja kenapa bilang seperti itu ?
Embun mengulur : ini hanya saran aja……yaudah ayah masuk ke kapok dulu ya
Hari sudah menjelang sore, namun Sabung Mengulur belum juga keluar dari
kepok. Ketika keenam anaknya menengok ke dalam kepok itu ternyata sang
ayah menghilang entah ke mana, mereka hanya menemukan beraneka ragam
bibit tanaman.. dan juga bajunya Barulah saat itu istri dan keenam anaknya
menyadari bahwa pesan ayahnya itu tidak main-main. Betapa sedih anak
anaknya.
*setelah di periksa
Suluh duik : saudara saudariku, ayah tidak ada di dalam kapuk! *kaget
Belang pinggang : apa?!, bagaimana bisa, kan ayah tidak kemana mana selain disitu
Belang pinggang : ini…. (terdiam sejenak) ini tidak mungkin, ayah tak mungkin
meninggalkan kita!
Putung kempat: kita sekarang adalah anak yatim… kita harus bekerja untuk menghidupi
kita semua
Teruntung temanai : berarti waktu itu pesan yang sampaikan tadi merupakan wasiatnya
Suluh Duik : aku juga menyesal waktu itu ak tidak mempercainya
Bui Nasi : sama aku juga,jadi ayah memberikan wasiat untuk mengelola danmerawat
kebun dan lahan kepada kita
Bui Nasi : Kalian pulang dulu,biar aku yang menjaga kebun ini sesuai apa yang ayah
ajarkan kepada kita
Pada suatu malam, ketika giliran Bui Nasi menjaga ladang, tiba-tiba ia
diserang oleh sesosok makhluk raksasa.
*tertawa
*raksasa muncul
Bui nasi : hei! Siapa kau raksasa malam seperti ini menyerangku!
Raksasa : aku adalah puyang gana. Aku yang memiliki tanah ini
Bui nasi : oh tidak bisa! Aku tidak tahu sebelumnya, kalau begitu lawan aku terlebih
dahulu!
Perkelahian itu berlangsung hingga pagi, namun tak satu pun yang dapat
dinyatakan kalah atau menang. Akhirnya keduanya berdamai setelah
mengetahui bahwa mereka adalah bersaudara. Mereka bersepakat untuk
mengolah lahan itu secara bersama-sama. Bahkan, raksasa itu bersedia
mengajari Bui Nasi tentang cara bercocok tanam. ( pake backsound burung n
ayam)
Raksasa ; ngomong ngomong siapa kamu sebenarnya sampai kau mengaku bahwa lahan
ini milikmu
Bui nasi : ayahku menyuruhku untuk menjaga lahan ini dan merawatnya.
Bui nasi : hah?! Apakah kamu yang pernah diceritakan ayahku waktu itu bahwa dia
memiliki anak sebelum kami lahir yang waktu itu meninggal saat dilahirkan?
Raksasa : ya, pada waktu itu saat aku mati ayahku menggunakan kesaktiannya untuk
menghidupkanku, akan tetapi kekuatan itu justru membuatku menjadi sebuah ruh yang
menjelma menjadi raksasa dan aku disuruh untuk menjaga tanah ini dan merawatnya.
Bui nasi : bagaimana kalau kita bersama sama menjaga dan merawat tanah ini atas
nama ayah kita?
Raksasa : wah aku sangat setuju, kalau begitu ayo kita mulai
Raksasa : “Dengarlah, Dik! Jika kamu hendak mengolah lahan dengan baik,
perhatikanlah gugusan bintang di langit! Bintang tiga menandakan waktu baik untuk
mulai mengejarkan ladang. Bintang lima menandakan musim baik untuk menebang
kayu, sedang bintang empat menandakan padi dan tanaman akan diserang oleh babi
hutan atau hama,”
Bui nasi : wahai saudara saudaraku, aku telah mendengar ajaran seseorang untuk
memakmurkan lahan ini
Belang pinggang : ayo kita mengamalkan ajaran puyang gana agar lahan kita berkah!
*menjelang sore dan akhirnya diadakan pesta tujuh hari tujuh malam
Turuntung temenai : gawat, kita lupa memercikkan air ke putung kempat, alhasil dia
terkena kusta
Belang pinggang : “Kita semua tahu, penyakit kusta itu sangat sulit untuk disembuhkan.
Bagaimana jika Putung Keempat kita asingkan saja?” usul Belang Pinggang.
Teruntung Temanai : apakah kakak yakin jika kita mengasingkan putung kempat akan
membaik?
Bui Nasi : Iya kak, karena jika melakukan itu untuk putung kempat maka putung akan
merasa sedih kak jika kita melakukannya dengan cara seperti itu.
Belang Pinggang : Tetapi tidak ad acara lain dik, kalian jangan khawatir akan keadaan
putung kempat dia akan baik baik saja
Bui Nasi & Teruntung Temanai : Baiklah lah kak, semoga rencana kita berhasil.
Suluh Duik : Lalu siapa yang akan memberi tahu putung kempat akan rencana ini?
Bui nasi : terkait penyakitmu, kami tidak dapat membantumu, biarlah alam yang
menyembuhkanmu
Putung kempat : baiklah kalau begitu, aku akan menerima ini dengan lapang dada
Bui nasi : kami sudah mempersiapkan perbekalanmu, sekarang pergilah dengan sampan
yang ada di tepi rumah kita
Aji melayu : Apa yang terjadi pada tubuhmu? Bukankah itu penyakit kusta?
Putung kempat : pada saat ritual mandi simburan , saudara saudaraku harus saling
memercikkan air antara satu dengan yang lain agar terhindar dari penyakit. Namun,
mereka lupa memercikkan air kepadaku, sehingga aku terkana penyakit ini
Aji melayu : wah lumayan jauh juga, baiklah perkenalkan namaku adalah aji melayu atau
biasa dipanggil aji dan aku tinggal di sekitar aliran Sungai ini
Aji melayu : aku juga. Ada baiknya jika engkau ikut ke rumahku putung kempat. Sebab
disini sangat berbahaya apabila engkau sendirian.. terlebih lagi jika seorang perempuan
yang sakit sepertimu..
Aji : silahkan duduk dan istirahatlah putung, aku akan kebelakang untuk memasak
makan malam buat kita..
Aji : kasihan sekali putung kempat, dia wanita yang baik akan tetapi menjadi korban atas kelalaian
saudara-saudaranya. Baik, aku akan membuatkan obat untuknya (membuat makanan dan membaca
sesuatu,kemudian membawa makanan kedepan)
Putung kempat : wah, enak sekali... engkau sangat hebat memasak aji
Putung kempat : (selesai menyantap makanan) wahai aji, bolehkah aku izin menginap di rumahmu
malam ini?
Aji melayu : oh.tentu saja, sampai kapanpun boleh engkau menginap di rumah ini. Jika engkau ingin
tidur. Maka silahkan gunakan kamar tamuku yang ada di belakang.
*Akhirnya tidur
Putung kempat : (terbangun) wah!!! apa yang terjadi dengan tubuhku.. semuanya menjadi sembuh
seperti dulu lagi!!!
Putung kempat : iya aji... lihatlah!! badanku sudah seperti dulu lagi !!!
Aji melayu : syukurlah, semalam tatkala menyiapkan makanan, aku mencmpurkannya dengan
ramuan dari alam serta teknik yang aku pelajari dari leluhur...
Putung kempat : Kenapa engkau termenung aji ? Apakah yang sedang engkau pikirkan ?
Putung kempat : oh...tentu saja aji... kenapa tidak ? Mengingat engkau telah baik kepadaku, tapi ada
sebuah syarat yang harus engkau penuhi
Putung kempat : engkau harus membuat dan dipasang di sungai dalam satu malam
*tatkala malam
Aji melayu : (dengan kesaktiannya membuat ikan dan memasangnya ke sungai) akhirnya selesai
juga … besok aku akan tunjukkan kepada Putung kempat
Aji melayu : Putung kempat Putung kempat, lihatlah!!! aku berhasil memenuhi persyaratanmu !!!
Putung kempat : Luar biasa (terkejut)... aku sangat terkesan Aji. Baiklah, besok engkau boleh
menikahiku
Bui Nasi : Wahai saudara saudaraku, apakah kalian mendengar ada berita besar dari seberang sungai
sana..
Belang pinggang : ya.. aku mendengar ada berita disana, aku mendengar bahwasanya Aji akan
menikah dengan seorang perempuan
Suluh duik : aku mendengar dari warga seberang bahwasanya ada seorang wanita yang cantik yang
akan menikahi Aji Melayu … berita yang aku dapatkan bahwasanya wanita yang dinikahi oleh aji
berasal dari gunung kijau
Belang pinggang : hah, bagaimana mungkin,, diakan terkena penyakit kusta dan hanyut entah
kemana
Turuntung temanai : tidak, itu bisa jadi aji menemukannya di pinggir sungai dan menyembuhkannya
Belang pinggang : betul sekali, sebab aji mempunyai kesaktian yang tidak diragukan lagi
kehebatannya
bui nasi : baiklah kalau begitu mari besok kita menghadiri acara pernikahan mereka
*keesokan harinya, pergilah ni kan
Bui nasi : wahai aji, perkenalkan... kami adalah saudara putung kempat
Aji melayu : oh, kalian rupanya saudaranya putung kempat, ada apakah gerangan kalian kemari ?
Suluh duik : kami kemari ingin menghadiri acara pernikahan mu dengan adik kami, Putung kempat
Belang pinggang : hai aji, setelah kami pikirkan... kami ingin membawa adik kami kembali ke gunung
kijai untuk beberapa waktu..
Aji melayu : Apa??? bukankah kalian melihat kami baru saja menikah...permintaan kalian sulit aku
penuhi
Belang pinggang : kami mohon aji, izinkanlah kami untuk membawa putung kempat pulang
Aji : baiklah, tapi ada 2 syarat ..yang pertama kalian harus tidur diatas lembar ilalang tanpa putus
selama semalam. Kemudian kalian harus mengalahkan musuhku aji kumbang di hilir sungai ini
(sambil menunjuk sungai)
Belang pinggang : hai aji, kami telah berhasil memenuhi persyaratan pertama mu
Aji melayu : baiklah, silahkan kalian pergi dan bunuh aji kumbang
'
Bui : baiklah (pergi)
Bui Nasi : Hai aji kumbang, kami diutus oleh aji melayu untuk membunuh mu
Aji Kumbang : HAHAHA, benarkah kalau begitu kalian rasakan ini (melemparkan serbuk ………………..)
Belang pinggang : dasar bertuah... kau akan merasakan akibat dari kami aji kumbang!!
Bui Nasi : Oke, apa yang kita lakukan dengan mayat ini?
Turuntung temanai : ide bagus, baiklah aku tebas sekarang (menebas kepala)
Bui Nasi : ini kepala aji kumbang, sesuai janjimu (melempar kepala)
Aji Melayu : baik, sesuai janjiku.. aku akan menyerahkan adik kalian untuk dibawa pulang
*sampai di rumah
Bui nasi : Celaka kita, apa telah kita lakukan terhadap adik kita
Belang pinggang : Ini akibat darimu yang memainkan gong tengkang itu terlalu keras
(setelah berhari hari, ternyata sakit Putung kempat tidak kunjung sembuh)
Bui nasi : wah gawat, mana dia sedang hamil tua lagi
Belang pinggang : kita kembalikan saja ke aji melayu, dia kan sakti
Belang pinggang : wahai adik kami pk, kami akan mengembalikan mu kepada suamimu
Putung kempat : baiklah, aku akan kembali ke aji saja... mengingat kondisi ku seperti ini, aku
khawatir aji cemas terhadap ku
Putung kempat : Aku sakit dikarenakan ulah saudara-saudaraku yang mereka memukul gong
tengkang terlalu keras tatkala menyambutku.. sehingga akupun pingsan dan jatuh sakit
Aji melayu : Kurang ajar !!! saudara-saudaramu itu telah keterlaluann.. mereka harus mendapatkan
pelajaran !
Aji melayu : tidak bisa !! aku harus memberi pelajaran kepada mereka!!
Aji melayu : tidak ada tapi tapi lagi... sekarang ,sebaiknya adinda istirahat sambil aku mempersiapkan
makanan dan obat untukmu..
Aji melayu : sebaiknya engkau beristirahatlah di rumah, jangan banyak beraktivitas berat selagi
menunggu kehadiran anak kita. Bersamaan dengan itu, aku akan mempersiapkan bekal guna
menghadapi saudara-saudaramu
PK : Baik kakanda
setelah dua bulan kemudian, Putung kempat telah melahirkan dan aji melayu telah siap untuk
menghadapi saudara saudara putung kempat
Aji melayu : Adinda, sekarang telah tiba waktunya bagiku untuk membalas kejahatan saudara
saudaramu.. tapi aku sangat mengkhawatirkanmu adinda...
Putung kempat : Relakan lah kami kakanda, untuk melepas kerinduanmu buatlah sebuah patung
seperti ku...kelak jika kau rindu...maka lihatlah patung tersebut
Aji melayu : Baiklah adinda, aku akan menurutimu permintaanmu ... Jika terjadi sesuatu padaku..
maka jagalah anak kita ….
Putung kempat : Hati – Hati kakanda..
(Aji berangkat)
Bui nasi : Ada apakah gerangan Aji?? ini gunung kijai ….tempat leluhur kami dan harus
menjaga kesucinayya...
Aji melayu : Aaah....kalian pura-pura tidak tau .kalian telah berbuat keterlaluan terhadap
istriku hingga sakit... kini rasakan akibatnya...
Belang pinggang : Tenanglah Aji, mari kita aaaahh (Tangan tersabet terkena sabetan
mandau aji)
Bui nasi : Kurang ajar kau, kini kesabaran kami telah hilang rasakan ini .. ( melesatkan
mandau dan terbang)
*suluh duik mencoba menendang aji melayu, tapi ditebas oleh aji melayu
dengan mandaunya
Bui nasi : Jurus mandau harimau (menebaskan mandau dan terjadi ledakan)
(menembak)