Kti BBLR
Kti BBLR
PENDAHULUAN
kesehatan terutama kesehatan perinatal. BBLR terdiri atas BBLR kurang bulan
cukup/lebih bulan umumnya organ tubuhnya sudah matur sehingga tidak terlalu
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan
low birth weight baby (Bayi Dengan Berat Lahir Rendah). Hal ini dilakukan
karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir
bayi prematur. Untuk menentukan apakah bayi baru lahir itu prematur kita dapat
melihat dari sesuai masa kehamilan (SMK), besar masa kehamilan (BMK)
(Sarwono, 2006).
Hampir 13 juta bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram di
seluruh dunia setiap tahunnya. Dan dari jumlah tersebut lebih sejuta meninggal
mendefinisikan Bayi Berat Lahir Rendah sebagai bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gr. Definisi ini berdasarkan pada hasil observasi
epidemiologi yang membuktikan bahwa bayi lahir dengan berat kurang dari 2500
utama “A World Fit For Children” hingga tahun 2010 sesuai deklarasi dan
2002. Lebih dari 20 juta bayi diseluruh dunia (15,5%) dari seluruh kelahiran,
asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini
kematian bayi ini sebanyak 47% meninggal pada masa neonatal, setiap lima
menit terdapat satu neonatus yang meninggal. Adapun penyebab kematian bayi
baru lahir di Indonesia, salah satunya asfiksia yaitu sebesar 27% yang merupakan
penyebab ke-2 kematian bayi baru lahir setelah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
(Depkes 2008).
kematian neonatal 655 jiwa. Penyebab kematian karena asfiksia sebanyak 180
jiwa, BBLR sebanyak 178 jiwa, infeksi sebanyak 14 jiwa, neonatus sebanyak 4
Berdasarkan data statistik dari Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh
Utara dari bulan Juni 2010 sampai dengan Mei 2011, tercatat jumlah pasien yang
di rawat adalah 9.120 jiwa dan ditemukan kasus BBLR sebanyak 175 kasus
(1,91%), dan dari bulan Juni 2011 sampai dengan Mei 2012 tercatat jumlah
pasien yang dirawat adalah 11.565 jiwa dan ditemukan kasus BBLR sebanyak
Dari data-data diatas maka penulis tertarik mengambil kasus ini untuk
dijadikan Karya Tulis Ilmiah, dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Bayi
Ny.R Dengan Bayi Berat Lahir Rendah Di Ruang Perinatologit Rumah Sakit
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
masalah yang dihadapi pada bayi dengan berat badan lahir rendah
asuhan keperawatan pada bayi dengan bayi berat badan lahir rendah
C. Metode Penulisan
deskriptif. Deskriptif adalah metode yang menguraikan suatu keadaan yang benar
dari suatu objek di mulai dari pengumpulan data yaitu wawancara dan
1. Studi Kepustakaan
pada masalah BBLR dan asuhan keperawatan yang berkaitan dengan karya
tulis ini.
2. Studi kasus
keperawatan pada bayi dengan BBLR dengan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah :
a. Wawancara
b. Pengamatan / Observasi
mendapatkan data.
c. Pemeriksaan fisik
d. Dokumentasi
D. Sistematika Penulisan
Untuk lebih sistematis dan terarah maka sistematika penulisan karya tulis
evaluasi.
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan
pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram atau lebih rendah (WHO, 1961).
Berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badannya pada saat
Menurut Ikadan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2004), bayi berat lahir
rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram, tanpa
memandang masa gestasi, berat lahir rendah adalah yang ditimbang dalam 1
menyimpulkan bahwa bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram yang ditimbang dalam 1 jam
2. Klasifikasi BBLR
1) Bayi BBLR : bayi yang lahir dengan berat badan <2500 gr tanpa
2) Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir
eksterm rendah : bayi yang lahir dengan berat badan <1000 gr.
3) BBL sangat rendah : bayi yang lahir dengan berat badan <1500 gr d.
Berat badan lahir rendah sedang : bayi yang lahir dengan berat badan
4) Bayi berat sesuai usia gestasi : bayi yang lahir dengan berat badan
intra uterin.
5) Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi : bayi yang
lahir dengan berat badan berada dibawah persentil ke-10 pada kurva
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram 1500
gram
2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir 1000 gram
3) Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir kurang dari
1000 gram.
c. Menurut golongan
1) Prematuritas murni Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat
badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa
SMK).
2) Dismaturitas Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
kehamilannya (KMK).
1) Bayi Prematur (praterm) : Bayi yang lahir sebelum gestasi minggu ke-
2) Bayi full-term : Bayi yang lahir antara awal minggu ke-38 sampai
3) Bayi postmatur (posterm) : Bayi lahir lebih dari usia gestasi, tanpa
3. Etiologi
a. Faktor ibu, penyakit seperti malaria, anemia, sipilis, infeksi TORCH dan
kelainan kromosom
ekonomi dan paparan zat-zat racun (Sitohang, 2004 dan WHO 2007).
4. Patofisiologi
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi
berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin
berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal,
tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil
maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat
daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi
kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas
yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia
(Nelson, 1999).
pada dasarnya kecil berkaitan dengan ukuran bayi. Sebagai akibatnya sindrom
lainnya pada bayi premature adalah pencernaan dan absorpsi makanan yang
inadekuat. Bila prematuritas bayilebih dari dua bulan, system pencernaan dan
absorpsi hampir selalu inadekuat. Absorpsi lemak juga sangat buruk sehingga
bayi premature harus menjalani diet rendah lemak. Lebih jauh lagi, bayi
premature memiliki kesulitan dalam absorpsi kalsium yang tidak lazim dan
oleh karena itu dapat mengalami rikets yang berat sebelum kesulitan tersebut
dikenali. Imaturitas organ lain yang sering menyebabkan kesulitan yang berat
pada bayi premature meliputi system imun yang menyebabkan daya tahan
globulin, serta bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan
daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik sehingga
jaringan kulit masih tipis dan rawan terjadinya lecet, system termoregulasi
bawah kulit dan pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga beresiko mengalami hipotermi atau kehilangan panas
5. Manifestasi Klinik
ditemukan pada bayi berat lahir rendah adalah sebagai berikut : a) Kepala
lebih besar dari badan. b) Kulit tipis, Transparan, lanugo banyak dan lemak
sering timbul apnea. e) Sikap selalu dalam keadaan abduksi kedua paha
dengan sendi lutut dan pergelangan kaki dalam Fleksi / lurus. f) Reflek moro
positif. g) Reflek Tonik leher lemah. h) Usia < 20 atau > 35 tahun.
6. Komplikasi
7. Penatalaksanaan Klinis
Menurut Prawirohardjo (2002), penanganan bayi dengan berat badan
a. Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar
b. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimut, pakai topi untuk
C. Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana
minimal. Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur
Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi yang berat sekitar 2000
gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000 gram.
berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam
lebih mudah.
bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak adanya alveoli dan surfaktan.
head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menimbulkan kebutaan.
semua asessoris dan tidak boleh masuk kekamar bayi dalam keadaan
terutama pada bayi yang reflek hisap dan menelannya lemah. Bayi berat
8. Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir
bayi dalam jangka waktu yang dalat diketahui dengan dilakukan anamnesis,
a. Anamnesis
1) Umur ibu
5) Aktivitas
b. Pemeriksaan fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada BBLR antara lain :
3) Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan)
c. Pemeriksaan penunjang
3) Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa
4) Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/
1. Pengkajian
Menurut Mary (1999), pengkajian pada bayi berat lahir rendah adalah
sebagai berikut :
a. Sirkulasi : Nadi apikal mungkin cepat dan atau tidak teratur dalam batas
gestasi). Refleks tergantung pada usia gestasi ; rooting terjadi dengan baik
pertama dari refleks Moro (ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan
(fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar) tampak pada gestasi
minggu ke 32.
pernafasan (RDS).
e. Keamanan : Suhu berfluktuasi dengan mudah. Menangis mungkin lemah.
telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau sebagian telapak. Kuku
mungkin pendek.
labia mayora, dengan klitoris menonjol ; testis pria mungkin tidak turun,
2. Diagnosa Keperawatan
sistem pernafasan.
pengetahuan.
imunologik.
e. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3. Perencanaan
tindakan yang disusun serta akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan
Kriteria Hasil : Akral hangat. Tidak ada sianosis. Tangisan aktif dan kuat
Rasional : Dengan kemampuan organ pernafsaan yang tidak kuat maka bayi
kurang pengetahuan.
Kriteria hasil : Orang tua tampak tenang. Orang tua tidak bertanya-tanya
memperburuk kondisi orang tua dan bayi. b. Beri penjelasan tentang keadaan
atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua. Rasional : Sebagai motivasi orag
tua. e. Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi
gangguan terumoregulasi
Beri popok dan selimut sesuai kondisi. Ganti segera popok yang basah oleh
urine atau feces. Rasional : Popok yang basak akan mempercepat kehilangan
suhu dan peningkatan laju metabolism. d. Atur suhu ruangan dengan panas
infeksi
Kriteria Hasil :Tidak ada tanda-tanda. Infeksi (tumor, dolor, rubor, calor,
(tumor, dolor, rubor, calor, fungsiolaesa). b. Lakukan cuci tangan sebelum dan
mencegah infeksi silang. c. Anjurkan kepada ibu bayi untuk memakai jas saat
masuk ruang bayi dan sebelum dan/sesudah kontak cuci tangan. Rasional :
Mencegah bayi terkontaminasi dengan zat-zat pathogen yang mungkin
terbawa dari baju dan tangan ibu dari luar ruangan. d. Barikan gizi
bayi secara alami, dan PASI (susu formula) terkini juga mengandung antibody
dibutuhkan untuk menekan infeksi, dan tali pusat yg tidak terawatt dng baik
nutrisi
Kriteria Hasil : Diet yang diberikan habis tidak ada residu. Reflek menghisap
imobilisasi.
Kriteria hasil : Suhu 36,5-37 C. Tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit.
tanda vital. b. Observasi tekstur dan warna kulit. Raional : Kulit bayi akan
aseptic dan antiseptic dan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi. Rasional : Mencegah infeksi silang dan kerusakan integritas kulit yang
setiap basah. Jaga kebersihan tempat tidur. Rasional : Mencegah iritasi kulit
pada bayi e. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam. Monitor suhu dalam incubator.
Rasional : Mencegah penekanan pada kulit bayi dan suhu yang baik akan
4. Implementasi
keperawatan yang telah disusun. Pada situasi nyata sering implementasi jauh
berbeda dengan rencana, hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa
yang dilaksanakan, hal ini sangat membahayakan pasien dan perawat jika
berakibat fatal, dan juga tidak memenuhi aspek legal (Keliat, 2000).
5. Evaluasi
Menurut Bezt & Cecily (2002), evaluasi merupakan tahap akhir dari
proses keperawatan yang dapat digunakan sebagai alat ukut penilaian suatu
tahap akir keperawatan, evaluasi berguna untuk menilai setiap langkah dalam
terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah teratasi, masalah teratasi sebagian
dan masalah belum teratasi. Atau muncul masalah baru. Evaluasi yang
dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi akhir. Evaluasi proses adalah
hasil dari setiap tindakan yang dilakukan. Sedangkan evaluasi akhir adalah
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan memaparkan asuhan keperawatan pada Bayi Ny.R
dengan Bayi Berat Lahir Rendah yang dirawat di ruang Perinatologi Rumah Sakit
Umum Cut Meutia Aceh Utara yang dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2012 sampai
A. Pengkajian
1. Data Biografi
a. Identitas Bayi
Klien adalah Bayi dari Ny.R, lahir tanggal 18 Mei 2012, jenis kelamin
laki-laki, klien adalah anak pertama. Ny.R masuk rumah sakit pada
tanggal 18 Mei 2012 jam 05.00 Wib dengan kelahiran 29 minggu dan bayi
berat lahir rendah 1.500 gram. waktu pencatatan tanggal 24 Mei 2012 jam
08.00 Wib
SD, pekerjaan ibu rumah tangga, suku Aceh, alamat Blang Riek Kuta
2. Keluhan Utama
gestasi 29 minggu, tidak segera menangis, sianosis dan sulit bernafas. Ibu
3. Riwayat Penyakit
tidak menangis, pucat kebiruan dan sulit bernafas. Ny.R mengatakan tidak
tahu kenapa dirinya bisa melahirkan prematur dan merasa sangat cemas
dengan kondisi bayinya. Pada saat pencatatan bayi tampak sesak nafas
lelah. Tidak ada penyakit serius sebelumnya dan tidak ada pantangan
makanan.
Genogram
Gambar 1. Genogram
Keluarga
Sumber : Data Primer
36 23
30
thn thn
thn
By Ny.R
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Ny.R
: Tinggal serumah
X : Meninggal
5. Riwayat Kehamilan Keluarga
a. Prenatal
kecelakaan, sering mengalami lemah dan mudah lelah akan ettapi tidak
pernah dirawat, Ny.R tidak memakai obat apapun, hanya vitamin yang
b. Natal
Pada tanggal 17 Mei 2012 Ny.R mengeluh sakit perut, mulas dan diikuti
Ny.R mendapat induksi dan pada tanggal 18 Mei 2012 jam 03.35
c. Post natal
Ny.R melahirkan bayi laki-laki dengan berat 1500 gram, bayi yang
dilahirkan Ny.R tidak menangis dan terlihat sianosis, oleh bidan tersebut
bayi segera diberi pertolongan dan di rujuk ke rumah sakit, pada jam 05. 00
residu kotor di dalam lambung bayi, setelah dipuasakan beberapa saat bayi
b. Eliminasi
Dalam satu hari bayi biasanya defekasi 2-3x/ hari dengan konsistensi
lunak. Untuk buang air kecil normal klien tidak menggunakan kateter,
Kebiasaan bayi masih banyak tidur dan dibangunkan jika akan diberi susu
setiap 2 jam.
d. Ketergantungan
Keluarga mengatakan bahwa ibu dan ayah bayi tidak pernah memiliki
7. Pemeriksaan Fisik
a. Ukuran pertumbuhan
Tampilan umum bayi terlihat sangat kecil dengan berat badan 1500 gram
b. Tanda vital
Suhu tubuh klien 36°C, pulse 140x/ menit, pernafasan 76x/ menit.
c. Pemeriksaan umum
halus.
keabu-abuan.
5. Telinga; bentuk simteris, letak normal, tidak ada benjolan dan sekret,
11. Perut; inspeksi ada gerakan, palpasi rekasi menarik, auskultasi bising
sedikit keriput, kuku; bentuk simetris tidak ditemukan tumor atau lesi,
Posisi normal
8. Pemeriksaan Syaraf
Reflek fisiologis yang ditemukan pada bayi Ny.R yaitu ; 1) Moro : ada
tetapi daya hisap masih lemah sehingga bayi dibantu dengan NGT. 4)
Rooting : positif tapi masih lemah ditandai dengan kepala bayi mengikuti
Optikus masih belum dapat dikaji dengan hasil pasti. Nervus III, IV dan
tidak ada mimic wajah pada bayi. Nervus VIII Auditorius bayi sangat
belum mampu menelan dengan baik. Nervus X XI XII Vagus tidak dapat
c. Motorik
9. Therapy / Pengobatan
Pengobatan yang di dapat selama di rumah sakit IVFD (intravena fluid drip)
B. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
lahir, sangat pucat kebiruan dan susah bernafas. Data Objektif : Keadaan
umum lemah, bayi tampak pucat, sesak nafas dengan respirasi 76 x/menit,
sesak tampak bertambah dengan posisi bayi fleksi, stridor dan ronchi
terasa lebih dingin dibanding kulitnya sendiri. Data Objektif : Bayi rawat
incubator, kulit teraba sedikit dingin jika diluar inkubator suhu tubuh
makanan.
bayinya yang dirasa sangat kritis. Data Objektif : Ibu bayi tampak stress
2. Diagnosa Keperawatan
pernafasan.
makanan.
d. Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi kritis bayi dan kurang
C. Perencanaan
pernafasan.
Tujuan : Setelah mendapat tindakan keparawatan 3x24 jam tidak terjadi
Kriteria Hasil : Akral hangat. Tidak ada sianosis. Tangisan aktif dan kuat
Atur posisi kepala lebih tinggi. Rasional : Melancarkan jalan nafas. c. Monitor
tindakan pada bayi. Jika perlu dapat dilakukan suction. d. Lakukan auskultasi
kemampuan organ pernafsaan yang tidak kuat maka bayi membutuhkan bantuan
kondisi dan organ pernafasan bayi. f. Pertahankan bayi pada inkubator dengan
gangguan terumoregulasi
popok dan selimut sesuai kondisi. Ganti segera popok yang basah oleh urine atau
feces. Rasional : Popok yang basak akan mempercepat kehilangan panas pada
peningkatan laju metabolism. d. Atur suhu ruangan dengan panas yang stabil.
Tujuan : Setelah tindakan keperawatan 3x24 jam tidak terjadi gangguan nutrisi
Kriteria Hasil : Diet yang diberikan habis tidak ada residu. Reflek menghisap
dan mencerna nutrisi. e. Timbang BB tiap hari. Rasional : Berat badan bayi
Diagnosa IV : Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi kritis bayi dan
Kriteria hasil : Orang tua tampak tenang. Orang tua tidak bertanya-tanya lagi.
ditunjukkan orangtua karena tidak memahami kondisi bayi, tidak ada pamahaman
orang tua dan bayi. b. Beri penjelasan tentang keadaan bayinya. Rasional :
keluarga dalam perawatan bayinya. Rasional : Orang tua akan terlatih dalam
meerawat BBLR. d. Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat
dicapai oleh orang tua. Rasional : Sebagai motivasi orag tua. e. Latih orang tua
Perawatan mandiri harus sudah dapat dilakukan ketika bayi sudah pulang.
pernafasan.
kepala lebih tinggi. Memonitor pernafasan bayi denga auskultasi bunyi nafas tiap
bayi dengan penghangat yang baik pada inkubator. Kolaborasi injeksi intra vena
Objektif : Keadaan umum lemah, bayi tampak pucat, sianosis berkurang, bayi
respirasi 60x/ menit jika posisi bayi semi ekstensi dan terpasang O2 Sungkup 1
liter/menit, retraksi rongga dada dan sesak tampak bertambah dengan posisi bayi
fleksi, stridor masih dengan sedikit ronchi basah. Analisa : Masalah belum
Implementasi Jam 09.00 Wib : Mengatur suhu incubator dengan kehangatan 37C.
Mengganti segera popok yang basah dan selimut ringan yang lebih tebal.
Evaluasi Jam 10.00 Wib : Subjektif : Ny.R mengatakan bayinya baik-baik saja di
dalam incubator, saat menggendong bayinya masih terasa lebih dingin dibanding
dengan suhu tubuhnya sendiri. Objektif : Bayi rawat incubator, kulit teraba
sedikit dingin jika diluar inkubator suhu tubuh 36°C. Analisa : Masalah belum
bayi dengan meminta ibu untuk mencoba menyusui bayinya. Memantau masukan
dan haluaran cairan bayi. Memberikan susu SGM BBLR 10 cc setiap 2 jam
melalui pipa lambung yang sudah terpadang pada bayi. Menjelaskan pada ibu
karena reflek menelan bayi masih belum sempurna dan untuk mempercepat serta
bayi dengan cara menepuk pelan punggung bayi, dan anjurkan keluarga untuk
melakukan hal tersbut jika pulang nanti. Menimbang berat badan bayi.
Evaluasi Jam 12.00 Wib : Subjektif : Ny.R ingin menyusui bayinya dan masih
Bayi mengalami kesulitan menelan dan menggunakan pipa lambung / NGT untuk
Diagnosa IV : Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi kritis bayi dan
Implementasi Jam 13.00 Wib: Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua tentang
kondisi bblr. Memberikan penjelasan tentang keadaan bayinya yang lahir dengan
kondisi tidak sempurna akan tetapi masih bias ditolong dan diberikan bantuan
mengganti popok, member susu melalui pipa lambung, dan menyendawakan bayi.
Menganjurkan orang tua bayi untuk melanjutkan perawatan bayi secara mandiri
mereka mulai mengerti tentang BBLR dan mengaku tidak terlalu khawatir lagi
dengan kondisi bayinya. Objektif : Ibu bayi mulai tenang dan tidak gelisah,
Intervensi dipertahankan.
pernafasan.
kepala lebih tinggi. Memonitor pernafasan bayi denga auskultasi bunyi nafas tiap
bayi dengan penghangat yang baik pada inkubator. Kolaborasi injeksi intra vena
Evaluasi Jam 09.00 Wib : Subjektif : Ny.R mengatakan bahwa bayinya masih
Keadaan umum lemah, bayi tampak pucat, sianosis berkurang, bayi tampak sesak
Intervensi dilanjutkan
Mengganti segera popok yang basah dan selimut ringan yang lebih tebal.
beberapa waktu.
Evaluasi Jam 11.00 Wib : Subjektif : Ny.R mengatakan bayinya sudah lebih
hangat dibanding dengan kemarin, selimut dan popok segera diganti jika basah.
Objektif : Bayi masih rawat incubator, kulit mulai teraba hangat, diluar inkubator
dilanjutkan
bayi dengan meminta ibu untuk mencoba menyusui bayinya. Memantau masukan
dan haluaran cairan bayi. Memberikan susu SGM BBLR 15 cc setiap 2 jam
melalui pipa lambung yang sudah terpadang pada bayi. Menjelaskan pada ibu
karena reflek menelan bayi masih belum sempurna dan untuk mempercepat serta
bayi dengan cara menepuk pelan punggung bayi, dan anjurkan keluarga untuk
melakukan hal tersbut jika pulang nanti. Menimbang berat badan bayi.
Evaluasi Jam 13.00 Wib : Subjektif : Ny.R masih belum bisa menyusui bayinya
lambung untuk minum. Objektif : Bayi mulai bisa sedikit menelan, masih
menggunakan pipa lambung / NGT untuk pemenuhan nutrisi. BB 1550gram.
Diagnosa IV : Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi kritis bayi dan
Implementasi Jam 13.00 Wib: Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua tentang
kondisi bblr. Memberikan penjelasan tentang keadaan bayinya yang lahir dengan
kondisi tidak sempurna akan tetapi masih bias ditolong dan diberikan bantuan
mengganti popok, member susu melalui pipa lambung, dan menyendawakan bayi.
Menganjurkan orang tua bayi untuk melanjutkan perawatan bayi secara mandiri
Evaluasi Jam 14.00 Wib: Subjektif : Ny.R dan keluarga mengatakan bahwa
mereka mengerti tentang BBLR dan mengaku tidak terlalu khawatir lagi dengan
kondisi bayinya. Objektif : Ibu bayi tampak tidak stress dan sangat tenang tidak
pernafasan.
kepala lebih tinggi. Memonitor pernafasan bayi denga auskultasi bunyi nafas tiap
Evaluasi Jam 09.00 Wib : Subjektif : Ny.R mengatakan bahwa sudah mulai
bernafas dengan baik walau harus menggunakan oksigen. Bayinya tidak pucat
lagi. Objektif : Keadaan umum lemah, bayi mulai tampak lebih kemerahan jika
menangis, tidak pucat dan tidak sianosis lagi. Sesak berkurang Respirasi
52x/menit. stridor masih dengan sedikit ronchi basah. Analisa : Masalah teratasi
Implementasi Jam 10.00 Wib : Mengatur suhu incubator dengan kehangatan 37C.
Mengganti segera popok yang basah dan selimut ringan yang lebih tebal.
beberapa waktu, walaupun suhu tubuhnya mulai hangat akan tetapi bayi tetap
Evaluasi Jam 11.00 Wib : Subjektif : Ny.R mengatakan bayinya sudah tidak
dingin lagi dan meminta untuk tidak dirawat diinkubator lagi. Objektif : Bayi
masih rawat incubator, kulit mulai teraba hangat, diluar inkubator suhu tubuh
cairan bayi. Memberikan susu SGM BBLR 20cc setiap 2 jam melalui pipa
lambung yang sudah terpadang pada bayi. Menjelaskan pada ibu karena reflek
menelan bayi masih belum sempurna dan untuk mempercepat serta membantu
cara menepuk pelan punggung bayi, dan anjurkan keluarga untuk melakukan hal
Evaluasi Jam 13.00 Wib : Subjektif : Ny.R mulai bisa menyusui bayinya secara
langsun dan masih mengeluhkan bayinya yang menggunakan pipa lambung untuk
minum. Objektif : Bayi mulai bisa sedikit menelan, masih menggunakan pipa
PEMBAHASAN
Bab ini penulis membahas tentang kesenjangan yang dijumpai antara tinjAuan
teorotis yang terdapat pada bab II dengan tinjauan kasus pada bab III, untuk
A. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada klien Bayi Berat Lahir
Rendah, apabila ditinjau secara umum maka hasil pengkajian pada tinjauan kasus
lahir dengan kepala lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, lanugo banyak
dan lemak subkutan kurang, tangis lemah atau jarang, pernafasan tidak teratur,
sering timbul apnea, sikap selalu dalam keadaan abduksi kedua paha dengan sendi
lutut dan pergelangan kaki dalam Fleksi / lurus, reflek moro positif, reflek tonik
leher lemah.
Pada pengkajian tinjauan kasus penulis juga menemukan tanda dan gejala
yang hampir sama, seperti berat badan lahir rendah yaitu 1500gr, kesulitan
bernafas akan tetapi tidak timbul apnea seperti pada teori, kulit tipis, banyak
lanugo, tangis lemah bahkan saat lahir tidak menangis, dan sebagainya.
B. Diagnosa Keperawatan
berat lahir rendah meliputi ; Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan
bayi Ny.R dengan bayi berat lahir rendah dalam tinjauan kasus berdasarkan
analisa data meliputi, Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas
sistem pernafasan. Risiko tinggi hipotermi berhubungan dengan mekanisme
berhubungan dengan situasi kritis bayi dan kurang pengetahuan orang tua.
diagnosa di tinjauan teoritis yang tidak dapat ditegakkan ditinjauan kasus yaitu ;
penanganan yang baik maka bayi dapat terhindar dari risiko infeksi, dan selama
perawatan tidak ditemukan masalah penanganan, kondisi bayi cukup baik dan
tanda dan gejala bayi yang menunjukkan masalah tersebut gangguan integritas
kulit, perawat dan keluarga segera mengganti pakaian dan pokok bayi jika basah
(pada implementasi diagnose hipotermia) sehingga kondisi kulit bayi tetap baik.
C. Perencanaan
dialami oleh klien dan prioritas masalah sehingga kebutuhan klien dapat
terpenuhi, perencanaan yang tersusun pada tinjauan teoritis sebagian besar dapat
diterapkan pada tinjauan kasus walaupun ada kekuarngan yang disebabkan oleh
pernafasan, terdapat intervensi teori yang tidak dapat diterapkan pada tinjauan
kasus seperti thorax foto, hal ini dirasa oleh penulis tidak sesuai dengan
kemampuan. Untuk masalah hipotermia, nutrisi, dan ansietas orang tua, penulis
tidak memiliki masalah untuk perencanaan karena seluruh intervensi teori dapat
D. Implementasi
sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai dengan baik. Hal ini terlaksana
karena adanya kerjasama yang baik dan partisipasi klien, keluarga dan
E. Evaluasi
dapat mengatasi masalah atau mengurangi keluhan yang dialami klien . Evaluasi
yang dilakukan selama dalam perawatan bayi Ny.R adalah tidak semua masalah
dapat diatasi.
4. Kecemasan orang tua berhubungan dengan situasi kritis bayi dan kurang
BAB V
PENUTUP
pada bayi dengan berat lahir rendah khususnya dan dalam kemajuan pelaksanaan
asuhan keperawatan pada umumnya. Adapun kesimpulan dan saran adalah sebagai
berikut :
A. Kesimpulan
Penulis menguraikan beberapa kesimpulan pada pada bayi dengan berat
lahir yaitu : bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram, tanpa memandang masa gestasi, berat lahir rendah adalah
seperti seperti penyakit malaria, anemia, sipilis, infeksi TORCH dan sebagainya.
Klien dengan bayi berat lahir rendah biasanya lahir dengan kepala lebih
besar dari badan, kulit tipis, transparan, lanugo banyak dan lemak subkutan
kurang, tangis lemah atau jarang, pernafasan tidak teratur, sering timbul apnea,
sikap selalu dalam keadaan abduksi kedua paha dengan sendi lutut dan
pergelangan kaki dalam Fleksi / lurus, reflek moro positif, reflek tonik leher
lemah.
Tanda dan gejala ini juga terdapat pada bayi Ny.R seperti seperti berat
badan lahir rendah yaitu 1500gr, kesulitan bernafas akan tetapi tidak timbul
apnea seperti pada teori, kulit tipis, banyak lanugo, tangis lemah bahkan saat
lahir tidak menangis, dan sebagainya. Dari hasil pengkajian didapatkan masalah
berhubungan dengan situasi kritis bayi dan kurang pengetahuan orang tua. Dan
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama tiga hari hasil evaluasi yang
B. Saran-saran
Adapun saran yang diberikan pada keluarga dengan bayi berat lahir
1. Diharapkan pada keluarga dan klien agar dapat sering melakukan pemeriksaan
2. Diharapkan kepada keluarga bayi agar dapat merawat bayi dengan cara yang
sudah diberitahukan, bayi mungkin akan dirawat lebih lama di rumah sakit
dan diharapkan kepada keluarga untuk bersabar dan tetap aktif bekerja sama
3. Kepada pihak rumah sakit pelayanan yang diberikan lebih maksimal dan
bermutu.