Anda di halaman 1dari 2

Bab

Pentingnya Pengemasan
Produk Industri
1
Pengemasan disebut juga pembungkusan, pengepakan, yang memegang
2
peranan penting dalam pengawetan bahan pangan. Adanya pengemas atau
pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi
bahan pangan yang ada di dalamnya, melindungi dari adanya pencemaran dari luar
serta gangguan fisik (gesekan, benturan, dan getaran). Disamping itu pengemasan
berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau
produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang
memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan, dan
distribusi. Dari segi promosi pengemas atau pembungkus
berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.
Karena itu bentuk, warna dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam
perencanaannya.
Sesungguhnya sebelum manusia membuat kemasan, alam sendiri telah
menyajikan kemasan, misalnya: jagung yang dibungkus seludang, buah-buahan
terbungkus kulitnya, kelapa yang terlindungi baik dengan sabut dan tempurung,
polong-polongan terbungkus kulit polong. Secara tradisional nenek moyang kita telah
menggunakan bahan kemasan alami untuk membungkus bahan pangan seperti buluh
bambu, kulit pohon, daun, rongga batang pohon, batu, dan sebagainya.
Dewasa ini, banyak jenis dan merk barang ditawarkan dengan kemasan yang
beragam. Model kemasan yang cantik, warna-warni semarak, seolah saling berlomba
untuk menarik perhatian. Kemasan suatu produk ikut mencerminkan keadaan sosial
masyarakat. Perubahan itu ikut pula mempengaruhi daya pikir dan kreasi para desainer
kemasan, karena kemasan yang diciptakannya harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat/konsumen.
Golongan remaja, misalnya dapat berpengaruh terhadap warna kemasan, maka
muncullah warna-warna yang cerah. Warna kemasan produk yang khusus untuk
wanita, kemasannya didominasi dengan warna yang serba lembut dan feminin.
Gaya hidup masyarakat berubah terus dari masa ke masa, hal yang menyangkut
formalitas tidak ditonjolkan lagi. Masyarakat mulai biasa makan di dalam kereta api,
bis, bahkan sambil berjalan-jalan. Kebiasaan semacam ini melahirkan bentuk kemasan
yang menuntut kepraktisan, dan memungkinkan konsumen membawa makanan secara
mudah dan cepat.
Saat ini sedang menjamur pengelolaan usaha seperti supermarket, department
store, fast-food yang menggunakan sistem self-service atau swalayan. Gaya hidup
swalayan ini jelas berpengaruh terhadap kemasan. Produk-produk yang dipasarkan
harus mampu ber-self-promotion. Harus mampu menjadi perhatian konsumen, antara
lain dapat tercipta lewat bentuk yang unik, paduan warna yang serasi, tipografi yang
sesuai, desain yang praktis dan menarik, dan sebagainya. Kemasan harus atraktif,
sehingga diharapkan konsumen menjadi ingin tahu, tahu, dan akhirnya membeli.
Pembuatan kemasan yang baik, mencakup beberapa segi antara lain:
1) Segi teknis
Bahan, cara dan peralatan untuk membuat kemasan harus diperhitungkan seefisien
mungkin dan sesederhana mungkin. Jangan sampai kerumitan teknik
pembuatannya membuat konsumen harus membayar lebih.
2) Segi fungsional
Kemasan yang dibuat dengan cara, bahan, desain, dan corak apapun, harus dapat
memenuhi kriteria fungsionalnya yang paling pokok, yaitu sebagai pengemas yang
melindungi produk
3) Segi estetis
Segi estetis/keindahan tak boleh dilalaikan dalam pembuatan kemasan, karena
pada dasarnya manusia menyukai hal-hal yang indah, dan menarik.
4) Segi ekonomis dan kepraktisan
Walaupun kemasannya sangat indah, tetapi konsumen harus juga merasa praktis
dan nyaman ketika membawa/menggunakan produk yang bersangkutan, serta
biaya pembuatannya tidak memberatkan konsumen.

Anda mungkin juga menyukai