Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“PROPOSAL PROJECT : STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI DI RUANG PUSAT ISOLASI”

DISUSUN OLEH :
KEPERAWATAN 2016
KELOMPOK 4
JUMASING
SALMIAH
MUHRINA
RULYANIS
NUR ANNISA BERLIN
SRI HARTINA HM
ISLAMIAH
VILDA AMALIAH
BUNGA LESTARI
NURFADILAH
A.M. ABD WAHAB BR
ULFA WILDANA HASAN

FASILITATOR : ILHAMSYAH, S.Kep., Ns., M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................6
BAB II.......................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.......................................................................................................................7
A. Nama Kegiatan................................................................................................................7
B. Rencana Pelaksanaan......................................................................................................7
C. Anggota Tim...................................................................................................................9
D. Jadwal Kegiatan..............................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Corona virus (COVID-19) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit.
Ada dua jenis corona virus yang diketahui menyebabnya gelaja berat seperti Middle East
Resparatory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), corona
virus adalah virus jenis baru yang belum pernah di identifikasi sebelumnya pada
manusia, virus ini biasa muncul setelah 2 hari sampai 14 hari setelah terpapar, tanda dan
gejala corona virus antara lain gangguann pernapasan akut seperti deman, batuk dan sesak
napas (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan China dengan kasus pertama yang terus
mengalami peningkatan kasus yang sangat meningkat, kasus COVID-19 ini memuncak
setiap harinya di China di antaranya akhir 2019 hingga awal Februari 2020 yang
menyebar di semua provinsi di China. Tanggal 30 januari 2020, telah mencapai 7.736
kasus terkonfirmasi COVID-19 di China dan 86 kasus dilaporkan di negara lain seperti
Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri lanka, Kamboja, Jepang, Singapura,
Arab Saudi, Korea selatan, Filifina, India, Australia, Kanada, Firlandia, Prancis, dan
Jerman (WHO,2020).

Sementara di Indonesia, kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada tanggal 2


Maret 2020 yang berjumlah 2 kasus, kemudian pada 1 Maret angka kasus OVID-19
meningkat menjadi 1.528 kasus dan 136 kasus kematian tingkat mortalitas ini tertinggi di
Asia tenggara. Di Indonesia sendiri sudah mancapai 11.118 penduduk yang positif
COVID-19 yang membuat Indonesia sekarang sudah masuk dalam kategori zona merah
(Kemenkes RI, 2020).

Penularan COVID-19 yang sangat cepat yang membuat populasi orang-orang yang
terinfeksi meningkat secara drastis yang membuat tenaga medis harus bekerja ekstra dalam
mengangani pandemi COVID-19 ini. Sudah banyak perawat yang tumbang akibat
COVID-19, maka dari itu kita harus melindungi diri kita dan tenaga medis yang terjun
langsung merawat pasien positif COVID-19 terutamanya di ruangan isolasi rumah sakit
yang angka kejadian untuk tertularnya sangat tinggi (Perdatin, 2020).
Peran tenaga kesehatan sangat berpengaruh terhadap pengurangan penyebaran virus
COVID-19, dengan adanya tenaga kesehatan, masyarakat bisa langsung konsultasi untuk
menghadapi pandemi. Pencegahan mencakup isolasi rumah terhadap kasus-kasus yang
dicurigai dan mereka yang menderita penyakit ringan dan tindakan pengendalian infeksi yang
ketat di rumah sakit yang mencakup tindakan pencegahan kontak dan tetesan (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Pengendalian dan pecegahan direkomendasi oleh kementerian kesehatan RI dan


Perdatin melalui pedoman pengendalian dan pencegahan COVID-19 dengan cara selalu
menjaga kebersihan hygiene, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, memakai APD sesuai
Standar WHO, memakai masker kacamata, menggunakan cairan steril serta menjaga stamina
tubuh (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Efektivitas peran isolate yang menjalani social distancing dalam mencegah penularan
virus corona secara contagious, dengan metode analisis jaringan Karena itu, banyak
pemimpin yang menghimbau warganya untuk melakukan social distancing dan isolasi untuk
mencegah penularan virus penyakit ini. Dalam jaringan sosial, banyak hal dapat menyebar
secara contagious, termasuk virus. Dan cara untuk mencegah penyebaran makin luas adalah
dengan menjalani peran sebagai isolate dalam jaringan sosial. Nailul Mona (2020)

Kementerian kesehatan dalam membuat kebijakan, rumah sakit perlu terlebih dahulu
memahami beberapa hal prinsip terkait PPI RS, yaitu diantaranya kewaspadaan isolasi yang
terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi.

1. Kewaspadaan Standar
Kewaspadaan standar diberlakukan terhadap semua pasien, tidak tergantung
dari jenis infeksi. Kewaspadaan standar dirancang untuk mengurangi risiko infeksi
penularan pada petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun
yang tidak diketahui.
Kewaspadaan standar terdiri dari:
a. Hand hygiene. personal
b. Alat Pelindung Diri (APD): sesuai standar WHO.
c. Peralatan yang dibutuhkan pasien.
d. kebersihan lingkungan.
e. Pembersihan alat perawatan pasien
f. Perlengkapan petugas dan Kesehatan karyawan
g. Pembagian kategori pasien.
h. Hygiene pernapasan
i. Pemberian suntukan secara aman
j. Lumbal punksi aman
2. Kewaspadaan Transmisi
Kewaspadaan berdasarkan transmisi dibagi menjadi 3, yaitu kewaspadaan kontak
(contact), kewaspadaan percikan (droplet) dan kewaspadaan udara (airbone).
Kewaspadaan transmisi melalui kontak bertujuan menurunkan risiko timbulnya HAIs
karena kontak langsung dengan permukaan kulit yang terbuka dengan kulit terinfeksi atau
kolonisasi maupun kontak tidak langsung berupa kontak dengan cairan sekresi pasien
terinfeksi yang ditransmisikan melalui tangan petugas yang belum dicuci atau benda di
sekitar pasien. Untuk menekan infeksi, hindai menyentuh permukaan lingkungan yang
tidak berhubungan dengan perawatan pasien. Sedangkan transmisi melalui percikan
dilakukan dengan menempatkan pasien di ruang rawat terpisah untu membatasi terjadinya
kontaminasi serta bila diperlukan, setiap kali keluar ruangan, pasien diberi respirasi dan
etika batuk. Pada tingkat kewaspadaan transmisi melalui udara, perlu dilakukan cuci
tangan sebelum menggunakan APD serta bagi pasien diberikan masker bedah dan masker
N95 bagi petugasan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dimana pengendalian dan pencegahan COVID-19
efektif dilakukan dengan cara selalu menjaga kebersihan hygiene, terutama dalam hal
mencuci tangan, pemakaian APD sesuai Standar WHO, dan percepatan penularan virus
corona yang dapat memberikan dampak buruk yang cukup luas terhadap kehidupan sosial
maka dapat dirumusakan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar?
2. Bagaimana pentingnya penggunaan APD yang lengkap menurut standar WHO?
3. Bagaimana pentingnya mengetahui bahaya dari penularan COVID-19?

C. Tujuan Penulisan
1. Pasien mengetahui langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar.
2. Perawat mengetahui pentingnya penggunaan APD yang lengkap sesuai dengan
standar WHO.
3. Pasien mampu menjelaskan pentingnya bahaya dari penularan COVID-19.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Nama Kegiatan
Tema yang diangkat pada kegiatan ini yaitu “ We Care Then We Share” yang akan
dilakukan di ruangan isolasi dengan sasaran pasien maupun perawat dalam upaya
pencegahan dan pengendalian COVID-19.

B. Rencana Pelaksanaan
Instrumen
No Kegiatan Tujuan Output Waktu Pj
Evaluasi
1. Edukasi Meningkatkan Salah satu upaya 08 Mei Ulfa Kuesioner
cuci pengetahuan, pencegahan dasar 2020 Wildana pengetahu
tangan sikap dan penularan COVID-19 Hasan an tentang
keterampilan yaitu dengan rajin dan mencuci
masyarat mencuci tangan. Rulyanis tangan
dalam cuci Perilaku mencuci yang baik
tangan dengan tangan akan memutus dan benar
sabun atau rantai penularan virus
hand sanitizer. dan bakteri. Dengan
adanya edukasi ini,
pasien dapat memahami
atau mengetahui cara
cuci tangan yang baik
dan benar.
Capaian dikatakan
berhasil jika:
a. Pengetahuan
masyarakat tentang
cuci tangan
meningkat 80%
b. Sikap masyarakat
meningkat 80% cuci
tangan positif
ditunjukkan
masyarakat selalu
mencuci tangan jika
sebelum dan setelah
makan, setelah
keluar wc, setelah
memegang uang dan
ketika hendak masuk
ke rumah.
c. Keterampilan
masyarakat
meningkat 90%
ditunjukkan dengan
cuci tangan yang
bersih dan baik
dengan
menggunakan sabun
maupun
handsanitizer dengan
cara 6 langkah
menurut WHO,
2. Edukasi Meningkatkan Pencegahan terjadinya 08 Mei Jumasing Kuesioner
pengguna pengetahuan kontaminasi virus dan 2020 dan Sry pengetahu
an APD dan sikap bakteri COVID-19 Hartina an tentang
lengkap perawat dalam kepada perawat penggunaa
menurut upaya maupun tenaga medis n APD
standar pencegahan saat merawat pasien yang
WHO penularan yang terinfeksi adalah lengkap
pasien yang dengan menggunakan
terinfeksi, APD sesuai dengan
standar WHO
Capaian dikatakan
berhasil jika:
a. Pengetahuan
perawat maupun
tenaga medis
meningkat 90%
b. Sikap perawat
maupun tenaga
medis meningkat
90% ditunjukkan
dengan penggunaan
APD secara lengkap
sesuai dengan
standar WHO dalam
melayani pasien.

3. Edukasi Meningkatkan Pemberian edukasi 8 Mei Islamiah Kuesioner


bahaya pengetahuan kepada pasien yang 2020 dan pengetahu
penularan pasien dalam sedang diisolasi agar Salmiah an tentang
COVID- rangka tidak terjadi hal-hal bahaya
19 membantu yang tidak diinginkan penularan
memutuskan seperti kabur dari ruang COVID-
rantai isolasi. Bukan hanya 19.
penularan itu, namun pemberian
COVID-19 edukasi juga mampu
meningkatkan
pengetahuan pasien
dalam upaya mencegah
penularan COVID-19
Capaian dikatakan
berhasil jika:
a. Pengetahuan pasien
mengenai bahaya
penularan COVID-
19 meningkat 80%,
ditunjukkan dengan
pasien mampu
menjelaskan hal
tersebut.
b. Sikap pasien
menverminkan hal-
hal yang menjadi
pemutus rantai
penularan COVID-
19

1. Edukasi Cuci Tangan


a. Fungsi Perencanaan
Tujuan utama perencanaan edukasi mencuci tangan adalah untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarat dalam cuci tangan dengan sabun
atau hand sanitizer. Selain itu, perencanaan edukasi mencuci tangan bagi perawat
yaitu untuk mencapai suatu tujuan yang berpedoman pada WHO seperti berikut:
1) Menghilangkan mikroorganisme yang ada di tangan,
2) Mencegah infeksi silang (cross infection),
3) Menjaga kondisi steril,
4) Melindungi diri dan pasien dari infeksi,
5) Memberikan perasaan segar dan bersih.
b. Fungsi Pengorganisasian
Untuk melakukan perencanaan yang telah ditetapkan, selanjutnya mempersiapkan
perlengkapan yang dibutuhkan. Peralatan dan perlengkapan mencuci tangan pakai
sabun menurut Dahlan dan Umrah (2013), peralatan dan perlengkapan yang
dibutuhkan untuk mencuci tangan adalah :
1) Sabun biasa atau antiseptik
2) Handuk bersih
3) Wastafel atau air mengalir.
c. Fungsi Pengarahan
Suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan instruksi kepada staf agar
mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dalam
melaksanakan fungsi pengarahan, setiap edukator mampu menjadi salah satu
faktor pendorong kepatuhan mencuci tangan.
d. Fungsi Evaluasi
Mengevaluasi keberhasilan tindakan edukasi mencuci tangan yang telah
dilakukan.

2. Edukasi Penggunaan APD Lengkap Menurut Standar WHO


a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan edukasi penggunaan APD pada perawat dengan tujuan yaitu untuk
menghindari sekaligus mengurangi risiko tertular penyakit yang infeksius
seperti COVID 19. Meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat dalam upaya
pencegahan penularan pasien yang terinfeksi.
b. Fungsi Pengorganisasian
Masing-masing anggota kelompok mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan
untuk mendukung perencanaan yang telah ditetapkan tujuannya. Perlengkapan
tersebut mempunyai fungsi yang sangat krusial untuk melindungi dan mengurangi
risiko tertular penyakit infeksius seperti :
1) Penutup Kepala : Penggunaan pelindung atau penutup kepala (hoodie)
dimaksudkan agar bagian kepala seperti rambut tidak terkontaminasi dengan
patogen atau mirkoorganisme yang sedang mewabah.
2) Pelindung Wajah : Penggunaan pelindung wajah terdiri dari kaca mata
(goggles) dan masker (respirator) untuk melindungi bagian hidung, mulut dan
mata petugas dari paparan virus atau zat berbahaya dari luar.
3) Sarung Tangan : Sarung tangan yang digunakan oleh petugas kesehatan ketika
bertugas membasmi wabah penyakit atau sedang merawat seorang pasien
hanya bersifat sekali pakai.
4) Baju Pelindung : Baju pelindung yang digunakan oleh petugas kesehatan
sangat tertutup sehingga menekan risiko tertular penyakit yang sedang
mewabah. Selain itu, penggunaan baju yang mirip astronot ini juga berfungsi
melindungi tubuh dari percikan darah atau cairan berbahaya.
5) Sepatu Boot : Penggunaan sepatu boot sangat membantu petugas kesehatan
ketika melakukan mobilitas di tempat yang berbahaya khususnya ketika
berada di luar ruangan.
c. Fungsi Pengarahan
Mengarahkan petugas kesehatan dalam hal ini perawat agar dapat mematuhi SOP
penggunaan alat pelindung diri sehingga dapat menghindari terjadinya kecelakan
kerja yang dapat mebahayakan petugas kesehatan, pasien dan juga lingkungan
yang ada di rumah sakit. Mengarahkan petugas kesehatan agar mengenakan alat
perlindungan diri yang sesuai saat melakukan skrining pasien di titik triase.
Berikan masker medis kepada semua pasien yang menunjukkan gejala-gejala
serupa flu atau melaporkan kemungkinan infeksi COVID-19.
d. Fungsi Evaluasi
Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara mengikuti standar indikator
yang sudah ditetapkan

3. Edukasi Bahaya Penularan COVID 19


a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan edukasi bahaya penularan COVID 19, untuk mencapai tujuan dalam
meningkatkan pengetahuan pasien dalam rangka membantu memutuskan rantai
penularan COVID-19. Pemberian edukasi kepada pasien yang sedang diisolasi
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kabur dari ruang isolasi.
Bukan hanya itu, namun pemberian edukasi juga mampu meningkatkan
pengetahuan pasien dalam upaya mencegah penularan COVID-19
b. Fungsi Pengorganisasian
Pembagian tugas pada masing-masing anggota kelompok untuk melakukan
edukasi bahaya penularan COVID 19. Membagikan selebaran Informasi tentang
COVID-19 dengan sasaran pembaca adalah pasien dan pengunjung fasilitas
pelayanan kesehatan. Selebaran dicetak dan siapkan di titik triase dan tiap ruangan
perawatan.
1) Tatalaksana Penempatan
a. Segera isolasi kasus suspek dan terkonfirmasi
b. Untuk mengurangi stres dan rasa khawatir, jelaskan tindakan yang
dilakukan dan alasannya kepada pasien
c. Jika memungkinkan, tempatkan pasien di kamar tersendiri
d. Kasus suspek dan terkonfirmasi harus dipisahkan
e. Jaga jarak setidaknya 1 meter antar pasien
f. Jangan tempatkan lebih dari satu pasien di satu tempat tidur rumah sakit
2) Tatalaksana Lingkungan
a. Batasi pergerakan pasien di dalam fasilitas untuk mengurangi
kemungkinan infeksi menyebar di fasilitas layanan kesehatan
b. Jika pemindahan pasien diperlukan, rencanakan pemindahan terlebih
dahulu: semua staf dan pengunjung yang berkontak langsung dengan
pasien harus mengenakan alat perlindungan diri
c. Laksanakan pembersihan dan disinfeksi lingkungan berkala
d. Pastikan ventilasi baik jika memungkinkan, buka pintu dan jendela
3) Tatalaksana Pengunjung
a. Batasi jumlah pengunjung setiap pasien
b. Semua pengunjung harus mengenakan alat perlindungan diri dan
kunjungannya harus dicatat
c. Fungsi Pengarahan
Mengingatkan dan mengarahkan semua pasien melalui penyebaran informasi via
leaflet untuk menjalankan kebersihan pernapasan dan cuci tangan dengan baik.
d. Fungsi Evaluasi
Mengevaluasi pengetahuan pasien tentang bahaya penularan COVID-19 dengan
menggunakan instrumen berupa kuesioner. Diharapkan dengan pemberian edukasi
pasien dapat berperan dalam pemutusan rantai penularan COVID 19.

C. Anggota Tim
Tim terdiri dari
Ketua : A.M. Abd Wahab BR
Sekretaris : Ulfa WIldana Hasan
Divisi Humas : Sry Hartina HM
Jumasing
Muhrina
Divisi Publikasi : Islamiah
Rulyanis
Vilda Amaliah
Nur Annisa Berlin
Divisi Dokumentasi : Salmiah
Bunga Lestari
Nurfadillah

D. Jadwal Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 hari pada:
Tanggal : Jumat, 8 Mei 2020
Waktu : 10.00 WITA – Selesai

BAB III

PENUTUP

Penularan COVID-19 dapat diputuskan secepat mungkin dengan cara melaksanakan


berbagai aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hanya dengan patuh pada
peraturan, pandemi bisa berakhir dengan cepat. Semuanya hanya kembali kepada kesadaran
diri masing-masing.

Di dalam proposal yang telah kami buat, kami berharap dapat membantu pemerintah
dalam menginformasikan ilmu kepada semua elemen-elemen yang berada di masyarakat
maupun yang sedang berjuang di garda terdepan. Tidak banyak, namun setidaknya kami juga
membantu dengan cara stay home, do social distancing, do physical distancing, and stay
safe!

Anda mungkin juga menyukai