Pada hari kamis 11 April 2019, audiensi oleh SEMA U bersama elemen
organisasi-organisasi intra kampus dilaksanakan di ruang sidang rektorat lantai 3.
Pelaksanaan audiensi ini berdasarkan surat UN.03.012.SB.08.SEMA-U/VIII.04.2019
yang dilayangkan SEMA U kepada Wakil Rektor II bidang AUPK untuk
mempertanyakan beberapa hal berkaitan dengan UKT calon mahasiswa baru yang
lulus melalui jalur SNMPTN.
Audiensi ini bermula dari adanya rumor yang muncul ke publik, berupa kenaikan
UKT yang cukup tinggi, dan juga mekanisme pembayarannya yang dirasa kurang baik.
UKT camaba dari jalur SNMPTN, dapat diketahui secara privat oleh masing-masing
camaba setelah mereka melakukan pembayaran uang ma’had sebesar Rp.7.500.000.
Menurut laporan yang diterima, ada beberapa camaba yang setelah mengetahui
besaran UKTnya merasa keberatan, terlebih sebelumnya uang yang ada sudah banyak
digunakan untuk membayar ma’had.
1. Hal-hal apa saja yang melandasi serta melegitimasi kenaikan UKT? Mengingat
belum adanya SK rektor tentang penetapan besaran UKT bagi masing-masing
camaba yang dapat diakses publik.
Dari tanya-jawab yang berkaitan dengan 2 pertanyaan awal tadi, terdapat satu
lagi pertanyaan yang dirasa perlu mendapat jawaban, yakni “bagaimana dengan
camaba yang telah membayar biaya ma’had, namun setelah mengetahui besaran
UKTnya dia tidak mampu membayarnya, apakah bisa mengambil kembali biaya
ma’had yang sudah terlanjur dibayarkan?”. Wakil Rektor II menjawab bahwasannya hal
tersebut bisa dilakukan, namun prosesnya sangatlah rumit, karena uang yang
dibayarkan tersebut sudah masuk ke kas negara. Sedangkan Wakil Rektor III turut
menyampaikan bahwa selama ini belum ada yang mengajukan pengambilan kembali
uang tersebut, yang ada hanyalah meminta perpanjangan waktu pembayaran, karena
saking senangnya diterima di UIN Malang. Namun, ketika ditanya mengenai
bagaimana jelasnya prosedur pengambilannya kembali, pihak terkait hanya menjawab
bahwa hal tersebut sedang difikirkan. Dengan demikian, apakah ini bisa dikatakan
suatu kebijakan yang diputuskan dengan pertimbangan yang matang?.
Dengan waktu yang terbatas, audiensi yang dilakukan harus diakhiri sebelum
peserta mendapatkan jawaban-jawaban yang pasti dari hal-hal yang dipertanyakan.
Peserta menghendaki melanjutkan audiensi pada hari Jum’at 12 April 2019, namun
ketika memohonkannya, pihak terkait tidak mengabulkannya dikarenakan terdapat
kegiatan lain pada hari tersebut dan menyampaikan kepada peserta jika menghendaki
untuk melayangkan kembali surat permohonan audiensi agar kemudian ditentukan
harinya. Dengan adanya batas waktu pembayaran biaya pendidikan bagi camaba
SNMPTN pada 12 April, maka peserta membacakan tuntutan sebagaimana dituliskan
dalam pres realese, namun tidak juga mendapat kepastian jawaban.
Atas apa yang telah diuraikan, dengan memandang betapa pentingnya kejelasan
terhadap pertanyaan-pernyataan yang dilandasi oleh keresahan bersama diatas,
perserta audensi bersikap kukuh mendesak Wakil Rektor II beserta jajarannya untuk
melakukan tindakan konkrit sebagai jawabannya. Dengan demikian, peserta audiensi
yang terdiri dari beberapa elemen mahasiswa sebagaimana terlampir dalam surat
UN.03.012.SB.08.SEMA-U/VIII.04.2019 melanjutkan upayanya dengan akan kembali
menemui pihak terkait untuk mendapatkan kepastian.