Anda di halaman 1dari 5

KEUTAMAAN

BULAN DZUL HIJJAH DAN SHOUM AROFAH

A. MUQODDIMAH
Shoum Arofah merupakan ibadah sunnah yang mempunyai pahala yang sangat
agung, namun dalam penentuan kapan dilaksanakannya terdapat perbedaan pendapat
dalam kalangan ulama. Maka dari, itu kaum muslimin terbagi menjadi dua kubu. Kubu
pertama, mereka yang berpuasa dan menetapkan iedul adha mengikuti wukufnya
jama’ah haji di arafah. Kubu kedua, mereka yang tetap menentukan puasa arafah dan
iedul adha berdasarkan ru’yah hilal ditempat masing-masing. Maka dengan ini kami
hendak memaparkan permasalahan ini berdasar kepada literature yang ada.

B. FADHILAH SYIAM AROFAH


1. Menghapuskan dosa setahun yang telah lalu dan setahun setelahnya
Dari Abu Qotadah berkata bahwa Rasulallah  bersabda:
‫السنَةَ الَّيِت َب ْع َدهُ َو ِصيَ ُام َي ْوِم‬ َّ ‫ب َعلَى اللَّ ِه أَ ْن يُ َكفَِّر‬
َّ ‫السنَةَ الَّيِت َقْبلَهُ َو‬ ِ ‫ِصيام يوِم عرفَةَ أ‬
ُ ‫َحتَس‬ْ ََ ْ َ ُ َ
َّ ‫ب َعلَى اللَّ ِه أَ ْن يُ َكفَِّر‬
ُ‫السنَةَ الَّيِت َقْبلَه‬
ِ ‫اشوراء أ‬
ُ ‫َحتَس‬
ْ َ َ ُ ‫َع‬
“Puasa arafah yang dilakukan dengan mengharap pahala dari Allah ta’ala,
niscaya akan menghapuskan dosa setahun yang telah lalu dan setahun setelahnya
dan puasa hari Asyura’ yang dilaksanakan dengan mengharap pahala dari Allah
Ta’ala itu menghapuskan dosa yang telah lalu.” 1
Al-Mawardi berkata bahwa hadits diatas mengeadung dua ta'wil, pertama:
Allah Ta'ala mengampuni dosa-dosanya selama dua tahun. Kedua: Allah Ta'ala
menjaganya untuk tidak berbuat maksiat pada kedua tahun.2

2. Di antara amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah.


Dari Ibnu Abas bahwa Rasulallah  bersabda:
‫ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى اهلل من هذه األيام يعني أيام العشر قالوا يا‬
‫رسول اهلل وال الجهاد في سبيل اهلل قال وال الجهاد في سبيل اهلل إال رجل خرج بنفسه‬
‫وماله فلم يرجع من ذلك بشيء‬
“ Tiada hari yang amal sholeh yang dikerjakan pada hari-hari tersebut lebih
dicintai oleh Allah Ta'ala dari pada hari-hari ini maksudnya sepuluh hari pertama
dari bulan Dzul Hijjah, para sahabat berkata: Walaupun jihad fi sabilillah Ya
Rasulallah ? Beliau bersabda: Walaupun jihad fi sabilillah kecuali seorang yang
keluar denagan jiwa dan hartanya dan tidak membawa kembali dengan itu
semua” 3
Al-'Alamah Abu Thoyyib Syamsul Haq Al-'Adhim Abadi berkata maksud
dari " tidak membawa " yaitu terbunuh di jalan Allah.4
C. HUKUM SHOUM AROFAH
1
. HR Muslim 1162
2
. Idem 404
3
. HR Abu Dawud 2437
4
. 'Aunul Ma'bud 7/103

1
Shoum Arofah yaitu shoum yang dikerjakan pada tanggal 9 Dzul Hijjah,
dinamakan hari Arofah disebabkan hari tersebut bertepatan dengan wukufnya para haji
di Arofah. Maka disunnahkan bagi yang yang tidak melaksanakan wukuf untuk
mengerjakan shoum Arofah.
Imam Syafi'i berkata bahwa syiam Arofah disunnahkan bagi yang tidak
mengerjakan haji, adapun yang berhaji dimakruhkan untuk mengerjakan shoum.5
Ibnu Qudamah berkata bahwa disunnahkann shoum pada tanggal 9 Dzul Hijjah.6
Abdurohman Al-Jazairi berkata : Abdurrahaman al-Jairi menyebutkan didalam
kitab fiqh ‘ala mazahib a’-arba’ah bahwa disunnahkan berpuasa pada hari kesembilan
dzulhijah dan ini disebut dengan hari Arafah. Puasa ini dianjurkan bagi orang yang
tidak melakukan haji.7
Yusuf Qhardawi menyebutkan didalam fatwanya, Hari Arafah merupakan hari
paling utama dan termasuk dalam sepuluh hari dari bulan dzulhijah. Salah satu hadist
menyebutkan bahwa Nabi saw bersabda,

َّ ‫ب َعلَى اللَّ ِه أَ ْن يُ َكفَِّر‬ ِ ‫ِصيام يوِم عرفَةَ أ‬


ُ‫السنَةَ الَّيِت َب ْع َده‬
َّ ‫السنَةَ الَّيِت َقْبلَهُ َو‬ ُ ‫َحتَس‬
ْ ََ ْ َ ُ َ
“Puasa arafah yang dilakukan dengan mengharap pahala dari Allah ta’ala,
niscaya akan menghapuskan dosa setahun yang telah lalu dan setahun setelahnya.” 8
Jadi hari arafah merupakan hari yang memeliki keutamaan besar, dan keutamaan
puasa pada hari itu juga besar. Seperti sudah kita ketahui bahwa hari Arafah adalah
tanggal sembilan dzulhijah. Karena itu, bagi seorang muslim hendaknya ia berniat
untuk setidak-tidaknya melakukan puasa pada hari itu, jika tidak dapat mengerjakan
yang delapan hari sebelumnya.9

D. MENENTUKAN BULAN DZUL HIJJAH


Penentukan bulan dzul hijjah adalah dengan ru'yatul hilal berdasarkan Al-
Qur'an , As-Sunnah dan fatwa ulama.
a. Al-Qur'an
Allah Ta'ala berfirman:
ِ ‫يت لِلن‬
‫َّاس َواحْلَ ِّج‬ ِ ِ ِِ
ُ ‫ك َع ِن اْألَهلَّة قُ ْل ه َي َم َواق‬
َ َ‫يَ ْسَئلُون‬
Mereka bertanya kepadamu tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah : "Hilal itu adalah
tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji.”10

b. As-Sunnah
‫ض ُّح ْو َن‬ ْ ‫ص ْو ُم ْو َن َوالْ ِفطُْر َي ْو َم ُت ْف ِط ُر ْو َن َواْأل‬
َ ُ‫َض َحى َي ْو َم ت‬ ُ َ‫الص ْو ُم َي ْو َم ت‬
َّ
“Shiyam dilaksanakan pada hari kamu (umat Islam) melaksanakan shiyam, idul fithri
dilaksanakan pada hari kamu (umat Islam) beridul fithri, dan idul adha dilaksanakan
pada hari kamu (umat islam) beridul adha.”11

5
. Al-Majmu' 6/402
6
. Al-Kafi 1/ 362
7
. Kitab fiqh ‘ala mazahib arba’ah:1/505
8
. HR Muslim 1162
9
. Fatwa-fatwa kotemporer : 1/491
10
. QS Al-BAqoroh: 189
11
. HR At-Tirmizi 697, dan dishohihkan oleh Syaihk Al Bani dalam Silsilah Ahadits Shahihah, No 224

2
Imam At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini ditafsirkan oleh sebagian ahlul ilmi, bahwa
maknanya adalah pelaksanaan shiyam dan berbuka dilakukan bersama komunitas dan
kebanyakan manusia.”12

c. Fatwa Ulama
a. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H.)
‫ وإن ك ان يف نفس األمر يك ون‬،‫ يص ومون التاسع يف الظ اهر املع روف عند اجلماعة‬: ‫ق ال‬
‫ ف ان فـي الس نن عن أيب هري رة عن النىب ص لى اهلل عليه‬.‫ ولو ق در ثب وت تلك الرؤي ة‬،ً‫عاش را‬
‫ وأضحاكم يوم تضحون‬، ‫ وفطركم يوم تفطرون‬، ‫ (( صومكم يوم تصومون‬: ‫وسلم أنه قال‬
‫ أهنا‬- ‫ رضي اهلل عنها‬- ‫ وعن عائشة‬.‫ والرتم ذي وص ححه‬،‫ وابن ماج ه‬،‫)) أخرجه أبو داود‬
‫ واألض حى ي وم‬، ‫ (( الفطر ي وم يفطر الن اس‬: ‫ ق ال رس ول اهلل ص لى اهلل عليه وس لم‬: ‫ق الت‬
.‫ وعلى هذا العمل عند أئمة املسلمني كلهم‬، ‫يضح الناس )) رواه الرتمذي‬
‫ هل هو تاسع ذي احلجة ؟ أو عاشر ذي احلجة ؟‬: ‫ وصوم اليوم الذي يشك فيه‬: ‫وقال‬
.. ‫جائز بال نزاع بني العلماء‬

“Hendaknya mereka melaksanakan shiyam pada tanggal 9 Dzulhijjah seperti


yang tampak lagi diketahui oleh kebanyakan orang, meskipun bisa jadi sebenarnya itu
tanggal 10 Dzulhijjah, jika perkiraan hasil rukyah sudah dipastikan. Karena
sesungguhnya di dalam kitab-kitab As-Sunan disebutkan, bersumber dari Abu
Hurairah, dari Nabi Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam bahwasanya beliau bersabda :
“Pelaksanaan shiyam kamu jatuh pada hari kamu shiyam. Pelaksanaan Idul Fitri kamu
jatuh pada hari kamu ber-Idul fitri. Pelaksanaan Idul Adha kamu jatuh pada hari kamu
beridul Adha.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan dinyatakan shahih
olehnya). Dan juga hadits yang bersumber dari Aisyah radhiyallâhu `anha bahwasanya
dia berkata : Rasulullah Shallallâhu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Idul Fitri itu jatuh
pada hari (kebanyakan) manusia ber-Idul Fithri, dan Idul Adha itu jatuh pada hari
(kebanyakan) manusia ber-Idul Adha.” (HR. At-Tirmidzi). Dan berdasarkan amalan
inilah para Aimmatul Muslimin seluruhnya melaksanakan.” 13
Beliau juga berkata, “Sedangkan melaksanakan shiyam pada hari yang diragukan
kepastian harinya: apakah hari tersebut tanggal 9 atau 10 Dzulhijjah? Maka shiyam
pada hari tersebut boleh dikerjakan tanpa adanya pertentangan di antara para ulama.”14
(Majmu’ Fatawa, XXV/203)

b. Syaikh Abdul Aziz bin Baaz (Mufti Kerajaan Arab Saudi)


ً‫ وأن الواجب هو العمل برؤية اهلالل صوما‬، ‫ والذي يظهر يل أن اختالفها ال يؤثر‬: ‫قال‬
.. ‫وإفطاراً وتضحية مىت تثبت رؤيته ثبوتاً شرعياً يف أي بلد ما ؛ لعموم األحاديث‬
‫ فالظ اهر أن احلكم يف‬، ‫ وإذا قلنا باعتب ار اختالف املط الع يف احلكم أو مل نقل به‬: ‫وق ال‬
. ‫ ال فرق بينهما فيما أعلمه من الشرع‬، ‫رمضان واألضحى سواء‬
12
. Sunan At-Tirmizi 2/ 163
13
. Majmu' Fatawa 27/202
14
. Idem 203

3
“Yang kuat menurut pendapat saya adalah: adanya perbedaan terbitnya hilal
tidak berpengaruh kepada keabsahannya sebagai sandaran hukum. Dan yang wajib
adalah bersandar kepada rukyah hilal dalam masalah shiyam, Idul Fitri dan Idul Adha,
yaitu tatkala rukyah sudah diputuskan secara syar’i, di negeri manapun juga;
berdasarkan keumumam hadits-hadits rukyah.”
Beliau juga berkata, “Dan apabila kita berpendapat bahwa perbedaan terbitnya
hilal itu sah sebagai sandaran hukum ataupun tidak, yang jelas bahwa hukum dalam
menentukan Ramadhan dan Idul Adha adalah sama, tidak ada perbedaan di
antara keduanya, sepanjang yang saya ketahui dari dalil-dalil syari’i.” 15

c. Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin.


‫ إذا اختلف ي وم عرفة نتيجة الختالف املن اطق‬: ‫س ئل فض يلة الش يخ ـ رمحه اهلل تع اىل ـ‬
‫املختلفة يف مطالع اهلالل فهل نصوم تبع رؤية البلد اليت حنن فيها أم نصوم تبع رؤية احلرمني ؟‬
‫ هل اهلالل واحد يف ال دنيا‬: ‫ ه ذا يبىن على اختالف أهل العلم‬: ‫فأج اب فض يلته بقوله‬
‫ فمثالً إذا كان‬،‫كلها أم هو خيتلف باختالف املطالع ؟ والصواب أنه خيتلف باختالف املطالع‬
‫ ورؤي يف بلد آخر قبل مكة بي وم‬،‫ وك ان ه ذا الي وم هو الي وم التاس ع‬،‫اهلالل قد رؤي مبك ة‬
.‫وك ان ي وم عرفة عن دهم الي وم العاشر فإنه ال جيوز هلم أن يص وموا ه ذا الي وم ألنه ي وم عيد‬
،‫وك ذلك لو ق در أنه ت أخرت الرؤية عن مكة وك ان الي وم التاسع يف مكة هو الث امن عن دهم‬
‫ ألن‬،‫ ه ذا هو الق ول ال راجح‬،‫ف إهنم يص ومون ي وم التاسع عن دهم املوافق لي وم العاشر يف مك ة‬
‫ « إذا رأيتم وه فص وموا وإذا رأيتم وه ف أفطروا » وه ؤالء‬: ‫النيب ص لى اهلل عليه وس لم يق ول‬
‫ وكما أن الن اس باإلمجاع يعت ربون طل وع الفجر‬،‫ال ذين مل يُر يف جهتهم مل يكون وا يرون ه‬
.‫ فكذلك التوقيت الشهري يكون كالتوقيت اليومي‬،‫وغروب الشمس يف كل منطقة حبسبها‬
‫ وبن اء على ه ذا ص وموا وأفط روا كما يص وم ويفطر أهل البلد ال ذي أنتم فيه‬: ‫وق ال‬
‫ وكذلك يوم عرفة اتبعوا البلد الذي أنتم فيه‬، ‫سواء وافق بلدكم األصلي أو خالفه‬

Syaikh Utsaimin rahimahullah pernah ditanya, “Bila hari Arafah itu berbeda
dikarenakan perbedaan negara dalam melihat hilal. Apakah kita shaum mengikuti
rukyah hilal di negeri kita tinggal, ataukah mengikuti rukyah Haramain
(Makkah dan Madinah)?”
Beliau menjawab, “Hal ini berdasar pada perselisihan ulama, “Apakah hilal itu
satu saja untuk seluruh dunia ataukah berbeda sebagaimana perbedaan mathla’
(terbitnya hilal)? Yang benar, bahwa penampakan hilal berbeda sesuai dengan
perbedaan mathla’. Contoh mudahnya, Apabila hilal telah terlihat di Makkah dan
ketika itu hari ke-9 Dzulhijjah (di Makkah), tapi di negeri lain terlihatnya sehari
sebelum Makkah sehingga hari Arafah menurut negeri itu adalah hari ke-10, maka
mereka tidak boleh shiyam pada hari tersebut karena hari tersebut adalah hari raya Idul
Adha (bagi mereka). Demikian juga bila diperkirakan rukyah mereka lebih lambat
daripada Makkah, yang menurut mereka bahwa hari ke-9 Dzulhijjah di Makkah adalah
hari ke-8 Dzulhijjah di negeri mereka.

15
. Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Bâz, 17/79

4
Maka hendaknya mereka shiyam pada hari ke-9 menurut mereka
meskipun di Makkah sudah tanggal 10 Dzulhijjah. Inilah pendapat yang kuat
(rajih). Karena Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallah bersabda, “Bila kalian melihatnya
(rukyah hilal) maka shaumlah kalian, dan bila kalian melihatnya (rukyah hilal)
kembali maka berbukalah.” Dan di negeri mereka yang belum terlihat hilal, tentunya
mereka belum melihatnya. Begitu pula manusia telah sepakat bahwa mereka
menganggap terbitnya fajar dan terbenamnya matahari pada setiap wilayah disesuaikan
dengan wilayah masing-masing. Maka demikian pula penetapan waktu bulan seperti
penetapan waktu harian..”16
Beliau juga pernah memfatwakan, “Berdasarkan ini semua, maka lakukanlah
shiyam dan Idul Fitri seperti yang dilakukan oleh penduduk negeri yang kamu
tempati, walaupun (rukyah negeri lain) bisa sama atau berbeda dengan rukyah
negeri yang kamu tempati. Dan begitu juga hari Arafah, ikuti saja negeri yang
kamu bertempat tinggal di dalamnya.”17

E. Daftar Pustaka
1. Al-Majmu' : Ibnu Taimiyah
2. Al-Kafi: Ibnu Qudamah
3. 'Aunul Ma'bud: Abu Thoyib Syamsul Haq Al-'Adhim Abadi
4. Fatwa-fatwa kotemporer : Yusuf Qordowi
5. Fatawa wa Rasa’il Ibnu Utsaimin
6. Jami'ul Tirmizi: Imam At-Tirmizi
7. Kitab fiqh ‘ala mazahib arba’ah: Abdurohman Al Jazairi
8. Majmu’ Fatawa Syaikh Bin Bâz
9. Shohih Muslim : Imam Muslim
10. Sunan Abu Dawud: Imam Abu Dawud

16
. Fatawa wa Rasa’il Ibnu Utsaimin, XX/47-48
17
. Fatawa wa Rasa’il Ibnu Utsaimin, XIX/41

Anda mungkin juga menyukai