Anda di halaman 1dari 27

Membangun Sistem JPS yang

Mampu Melindungi Masyarakat


Melewati Pandemik Covid-19

Martin Siyaranamual
Departemen Ilmu Ekonomi
Universitas Padjadjaran

25 April 2020
Isi Presentasi
Sistem perlindungan sosial di Indonesia
• Bantuan sosial dan jaminan sosial
• Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)

Pandemik Covid-19 dan kemiskinan


• Menghitung tingkat kemiskinan di Indonesia
• Transmisi pandemik terhadap kemiskinan
• Simulasi dampak pandemik terhadap kemiskinan

Jaring pengaman sosial pemerintah


• Keputusan Presiden Jokowi
• Keputusan beberapa kepala daerah

Membangun Jaring pengaman sosial di daerah


• Penentuan target dan manfaat JPS daerah
• Verifikasi target

2
SISTEM PERLINDUNGAN SOSIAL DI
INDONESIA

3
Perlindungan sosial di Indonesia

– Skema non-kontribusi didanai


dari pajak dan dikhususkan
untuk kelompok miskin.

– Skema kontribusi didanai dari


kontribusi peserta jaminan.

TNP2K, 2018
4
Targeting untuk skema bansos

Exclusion Error
BASIS DATA TERPADU *)
40%
PROGRAM INDONESIA SEHAT MELALUI KARTU
38% INDONESIA SEHAT (KIS) Jumlah Rumah Tangga (RT)
(96,8 juta jiwa/37.756.538 RT) 27.308.510
Hampir Miskin/Rentan

• PENERIMA BPNT/KARTU SEMBAKO Jumlah Keluarga (KK)


(15,6 juta jiwa) 31.430.304
25%
• PROGRAM INDONESIA PINTAR (PIP) MELALUI
KARTU INDONESIA PINTAR (KIP) Jumlah Penduduk (Jiwa)
(20,1 juta jiwa) 99.359.312
21% PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)
(10 juta jiwa)
Inclusion Error
GARIS KEMISKINAN (MARET 2018) Individu (Jiwa)
9,66% (25,67 juta jiwa) 509.041
Miskin

Keterangan:
*) Berdasarkan Kepmensos Nomor 8/HUK/2019 tentang Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin dan Orang Tidak Mampu – Januari 2019

Bahan rapat yang diperoleh penulis di rapat TNP2K 5


Alokasi anggaran untuk perlindungan sosial 2020

APBN Tahun 2020 Peningkatan Kesejahteraan dan Pemberdayaan Masyarakat


untuk Perluasan Perlindungan Pemenuhan Pelayanan Dasar
Pembiayaan Ultra Mikro
Rp1,0 T bagi 241 rb debitur
Sosial menuju 60% Masyarakat (1,6 juta debitur akumulasi)

Terbawah melalui Program Program Keluarga Harapan Subsidi Energi Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat
Rp29,1 T Rp13,8 T bagi 16,47 juta debitur
Pemberdayaan Masyarakat 10,0 juta keluarga miskin
Rp125,3 T (akumulasi)
Bantuan Sosial Usaha Ekonomi Produktif
Bantuan Pangan/Kartu Sembako
Rp270 M bagi 135 ribu KK
Rp28,1 T PBI JKN
15,6 juta keluarga miskin
Rp 48,8 T
Rp372,5 T
Bantuan untuk Nelayan
KIP Kuliah a.l. Premi Asuransi Rp33,0 M untuk
96,8 juta jiwa
Rp 6,7 T 170 rb nelayan
819,4 ribu mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar
Akses Perumahan
Subsidi Uang Muka Perumahan
(SD/SMP/SMA sederajat) Rp600 M bagi 150 rb Keluarga (MBR)
Rp 11,2 T
Anggaran Perlindungan Sosial dan Subsidi Bunga Kredit Perumahan
Pengentasan Kemiskinan 20,1 juta jiwa Rp3,9 T bagi 677 rb Keluarga (MBR)
500 28%
4% 5% 6% 1%
400 Mendukung Pengembangan
-42%
Perekonomian Desa Peningkatan Produktivitas
300
Pertanian
200 Dana Desa
Rp72,0 T untuk 74.954 desa termasuk: Subsidi Pupuk
100 Rp26,6 T bagi 16,2 juta petani
247.6 258.4 271.5 346.3 367.1 372.5
• 20.588 desa tertinggal
0 • 6.835 desa sangat tertinggal
2015 2016 2017 2018 2019 2020
APBN 6
Alokasi (Triliun Rp) Growth (%) Bahan rapat yang diperoleh penulis di rapat TNP2K
PANDEMIK COVID-19 DAN KEMISKINAN
Menghitung angka kemiskinan
Menghitung kemiskinan dapat menggunakan
pendekatan pendapatan atau konsumsi.

Untuk menghitung angka kemiskinan, BPS


menggunakan pendekatan pemenuhan kebutuhan
Indonesia telah berhasil
dasar (pendekatan konsumsi). menurunkan angka
kemiskinannya. BPS mencatat
Kemiskinan adalah ketidakmampuan seseorang untuk per September 2019, angka
memenuhi kebutuhan dasarnya. kemiskinan berada pada tingkat
9.22%
Kebutuhan dasar tersebut dibagi menjadi dua,
makanan dan non-makanan.

8
Transmisi pandemik ke tingkat kemiskinan

Pendapatan Konsumsi Angka


Pandemik Pertumbuhan
rumah tangga rumah tangga kemiskinan
Covid-19 PDB turun
turun turun naik

Untuk meredam dampak pandemik, pemerintah perlu membangun


JPS yang dapat mendorong konsumsi rumah tangga
9
Metode simulasi
1. Transmisi pandemik terhadap 8

kemiskinan terjadi melalui 7

penurunan konsumsi rumah 6

tangga.

Pertumbuhan (persen)
5

2. Korelasi antara pertumbuhan 4

PDB dan pertumbuhan 3

konsumsi rumah tangga 2

nasional sebesar 0,59. 1

3. Hubungan konsumsi rumah 0


0-I 0-IV 1-II
I 2-II 3-I 3-IV 4-II
I 5-II 6-I 6-IV 7-II
I 8-II 9-I 9-IV
tangga antara data APBN dan 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201 201

Susenas berdasarkan Deaton Pertumbu han PDB Pertumbu han konsumsi rumah tangga

(2005). Rata-rata sumbangan konsumsi rumah tangga terhadap


pembentukan PDB sekitar 55.91%. Angka ini melonjak
jika rata-rata tersebut dihitung dari 2013-triwulan I.
10
v
Parameter simulasi
Perubahan Perubahan Penurunan konsumsi Penurunan konsumsi
Pertumbuhan
No pertumbuhan pertumbuhan konsumsi rumah tangga rumah tangga
PDB
PDB rumah tangga APBN Susenas (1) Susenas (2)
1 4.8 -0.046 -0.027 -0.015 -0.019
2 2.5 -0.503 -0.292 -0.166 -0.212
3 2.3 -0.543 -0.315 -0.179 -0.229
4 2.1 -0.583 -0.338 -0.193 -0.246
5 1 -0.801 -0.465 -0.265 -0.338
6 0.5 -0.901 -0.523 -0.298 -0.380
7 -0.4 -1.080 -0.627 -0.357 -0.455
Perbedaan di antara dua kolom terakhir terletak pada besarnya nilai hubungan antara konsumsi rumah
tangga yang dihitung di APBN dengan Susenas. Di kolom ke-5, rasio antara konsumsi rumah tangga
APBN dan Susenas adalah 0.569, sedangkan di kolom ke-6 sebesar 0.726 (Deaton, 2005).
11
v
Tingkat kemiskinan
45
41.71

40

35 33.61

29.24
30 31.15

25
25.55
21.38
20.22
19.12 22.78
20

17.87
15 17.05
16.34

9.86
Jika pertumbuhan PDB Indonesia
9.41
10 sebesar -0.4%, maka angka
9.41 9.74
kemiskinan Indonesia bisa naik
5
hingga 41.71%
0
Baseline Skenario-1 Skenario-2 Skenario-3 Skenario-4 Skenario-5 Skenario-6 Skenario-7

Tingkat kemiskin an Tingkat kemiskin an


rasio = 0.569 rasio = 0.726

12
Pelajaran dari simulasi
1. Simulasi ini bertujuan untuk mengindikasikan potensi
peningkatan angka kemiskinan akibat dari pandemik.

2. Hasil simulasi sejalan dengan Sumner, Hoy, dan


Ortiz-Juarez (2020)

3. Ada beberapa kelemahan: Protokol kesehatan telah


Ø Asumsi guncangan ekonomi dirasakan merata. mendapatkan perhatian dalam
Ø Perubahan prilaku tidak diperhitungkan. proses penyaluran Program
Sembako
4. Memastikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga
adalah strategi terbaik untuk meredam dampak negatif
dari pandemik.

13
JARING PENGAMAN SOSIAL
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

14
Pemerintah pusat menetapkan…

Insentif
PKH Kartu Sembako Kartu Prakerja Tarif Listrik
Perumahan
• Penyaluran untuk • Tambahan untuk • diperkuat untuk • Diskon tarif • Subsidi Selisih
10 juta KPM 4,8 juta KPM 5,6 juta orang listrik untuk Bunga utk 175
sebelumnya per 3 menjadi 20 jt pekerja pelanggan 450 rb unit dan
bulan menjadi KPM (manfaat informal/pelaku dan 900 VA subsidi bantuan
per bulan (Apr- Rp200rb/ bulan) usaha mikro dan uang muka utk
Jun menerima 2x) kecil 175 rb

Cadangan untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan operasi


pasar/logistik

Alokasi anggaran pendidikan untuk penanganan Covid-19


15
Provinsi Banten
1. Rp. 150,26 miliar dari Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk
pengadaan APD, alat penunjang laboratoriun, honor dan
makmin petugas, dll.
2. Rp. 11 miliar dari SILPA dan BBLUD untuk belanja obat,
insentif tenaga kesehatan, dll.
3. Rp. 120 miliar untuk penanganan kesehatan.
4. Rp. 32 miliar untuk penanganan dampak ekonomi
(menyasar 541 perusahaan, 47.119 pekerja/buruh, 5.164
pekerja di PHK, dan 41.995 pekerja yang dirumahkan).
5. Rp. 960 miliar untuk jaring pengaman sosial (bantuan
sebesar Rp. 600.000/bulan/KK selama 4 bulan untuk
400.000 KK).

16
Provinsi Nusa Tenggara Barat
1. JPS daerah diberikan ke 693.099 keluarga.
2. Merancang berbagai stimulus:
v Stimulus ekonomi melalui produksi dan penggunaan
produk local
v Stimulus pariwisata
v Penciptaan lapangan kerja (padat karya)
v Pembebasan dan keringanan pajak lokal bagi
pengusaha terdampak

17
Provinsi Jawa Barat
1. Pemberian bantuan tunai sebesar Rp. 150.000/bulan/KK
selama 4 bulan mulai April-Juli 2020.
2. Pemberian bantuan sembako sebesar Rp.
350.000/bulan/KK selama 4 bulan mulai April-Juli 2020.
3. Program padat karya bagi masyarakat, terutama yang
mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan.
4. Percepatan pelaksanaan BPMU, BOP Daerah Provinsi
dan PBI JKN.
5. Pemberian bantuan non tunai kepada keluarga yang
anggotanya terindikasi ODP, PDP, dan terinfeksi COVID-
19.

18
Provinsi Jawa Timur
1. Kompensasi kepada Industri Kecil Menengah (IKM) dan
warga terpencil di kepulauan.
2. Memberikan bantalan sosial guna mengatasi dampak
sosial ekonomi.
3. Bansos pangan tunai dan cash for work (bantuan untk
pengganti penghasilan masyarakat terdampak).
4. Menggratiskan biaya sewa empat Rumah Susun Sewa
(Rusunawa) selama tiga bulan, dengan total subsidi 600
juta.
5. Pemkot Malang mengucurkan bantuan tunai sebesar Rp.
300.000/bulan/KK. Namun jika sudah ada yang menerima
Bantuan Pangan Non Tunai dari pemerintah, maka
kucuran bantuan tunai hanya Rp190.000/bulan.
19
Provinsi Jawa Tengah
1. Jaring pengaman sosial (bantuan sembako dan tunai
untuk 1,8 juta masyarakat miskin terdampak yang belum
menerima PKH, KIS) dan kelompok rentan.
2. Jaring pengaman ekonomi (dengan pemberdayaan dan
penyiapan lapangan pekerjaan).
3. Bantuan sosial sebesar Rp. 200.000/bulan/KK selama tiga
bulan dalam bentuk barang atau kebutuhan pokok bagi
masyarakat miskin dan rentan miskin dalam desil 3 dan 4.
4. Meminta Desa-desa di Jateng untuk menyiapkan lumbung
pangan guna meningkatkan kekuatan desa dalam
penanganan dampak sosial.

20
Provinsi DI Yogyakarta
1. Alokasi anggaran sebesar Rp. 23,3 miliar untuk
kesehatan, pendidikan Rp. 399,7 juta, komunikasi dan
informasi Rp. 733,7 juta, dan sekretariat Rp. 2,4 miliar.
2. Pembagian paket sembako bagi ODP, PDP, Positif Covid
19.
3. Jaminan Hidup (Jadup) sementara sebesar Rp. 675.000
berwujud sembako yang diberikan kepada 19.200 KK
kurang mampu (terseleksi).
4. Perlindungan bagi pekerja harian.

21
Provinsi DKI Jakarta
1. Pemberian bantuan sosial berupa paket sembako sebesar
Rp. 150.000/KK/bulan kepada 1,2 juta KK warga miskin
dan rentan miskin selama 3 bulan.

22
v
Mampukah stimulus fiskal meredam laju kemiskinan???
35 45
41.71
31.15
40
30
39.18
28.7 35 33.61
25.55
25
22.78 29.24
30
31.07
23.31

20
17.87 20.71 25 26.82
17.05
Persen

Persen
16.34 21.38
20.22
19.12
20
15 16.02
15.23 19.38
14.53 18.28
15 17.23
9.74
10
9.86
10
8.52

5 8.63
5

0 0
Skenario-1 Skenario-2 Skenario-3 Skenario-4 Skenario-5 Skenario-6 Skenario-7 Skenario-1 Skenario-2 Skenario-3 Skenario-4 Skenario-5 Skenario-6 Skenario-7

Tingkat kemiskin an Tingkat kemiskin an Tingkat kemiskin an Tingkat kemiskin an


dengan stimulus dengan stimulus

23
MEMBANGUNG JARING PENGAMAN
SOSIAL DI DAERAH

24
s
Target dan manfaat
100 Kaya
Krisis yang bersifat universal
membutuhkan solusi yang 90
Kelas
universal. 80 Menengah

Arahkan program kepada 70

Proporsi Penduduk
peningkatan konsumsi 60 Scooter class
rumah tangga.
50
Kebijakan JPS bukan
40
kebijakan pengentasan
kemiskinan. 30
Rentan
20
Target berbasis komunitas.
10 Miskin
Bagaimana dengan manfaat
0
yang harus diberikan? TNP2K, 2018

25
Proses verifikasi target
1. Gunakan data-data dari sumber-sumber yang baru:
i. Data-data yang bersumber dari RT/RW.
ii. Kepesertaan BPJS Kesehatan kelas 3, khususnya
sebelum kenaikan iuran BPJS Kesehatan terakhir.
iii. Data mitra transportasi online dan angkutan publik
konvensional. PIKOBAR adalah layanan
iv. Pekerja mall, restoran, dan hotel. informasi Covid-19 yang
diperluas menjadi layanan
2. Sandingkan sumber data alternatif dengan data DTKS.
pengaduan mengenai JPS
Ø Keluarkan mereka yang sudah di DTKS. Covid-19.
3. Tentukan ranking berdasarkan kondisi demografi.
Ø Keluarga dengan ibu hamil lebih layak dibandingkan
yang tidak.
Proses verifikasi ideal tidak mungkin dilakukan dalam situasi saat ini. Sehingga diskusi
mengenai inclusion/exclusion error dapat dikesampingkan untuk saat ini.
26
Terima Kasih

Martin Siyaranamual
Universitas Padjadjaran

27

Anda mungkin juga menyukai