dengan upaya menciptakan suasana atau lingkungan yang kondusif. Menciptakan lingkungan
yang sehat di dalam dan di luar gedung puskesmas menjadi salah satu tujuan yang ingin
dicapai. Lingkungan yang sehat akan mendorong masyarakat berperilaku hidup sehat.
Promosi kesehatan akan mudah dilakukan apabila mendapatkan dukungan sosial. Dukungan
sosial adalah sebuah kegiatan dengan tujuan untuk mencari dukungan dari berbagai elemen
(tokoh-tokoh masyarakat) untuk menjembatani antara pelaksana program kesehatan dengan
masyarakat sebagai penerima program kesehatan tersebut. Strategi ini dapat disebut sebagai
upaya bina suasana atau membina suasana yang kondusif terhadap kesehatan. Sasaran utama
dukungan sosial atau bina suasana ini adalah para tokoh masyarakat di berbagai tingkat
(sasaran sekunder), sedangkan untuk sasaran dukungan sosial atau bina suasana lainnya
terdiri dari kelompok peduli kesehatan, para pemuka agama, tenaga profesional kesehatan,
institusi pelayanan kesehatan, organisasi massa, tokoh masyarakat, kelompok media massa,
dan lembaga swadaya masyarakat.
Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan apabila
lingkungan sosialnya (keluarga, tokoh panutan, kelompok pengajian dan lain-lain)
mendukung. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat, khususnya
dalam upaya mengajak individu, keluarga masyarakat mengalami peningkatan dari fase
“tahu” ke fase “mau” perlu diciptakan lingkungan yang mendukung. Kunci utama mencegah
penyebaran virus corona adalah melakukan physical distancing serta memperkuat imunitas
tubuh. Physical distancing sendiri merupakan jaga jarak fisik antar individu. Bahkan jaga
jarak fisik antar individu dalam satu keluarga di dalam rumah guna memutus rantai penularan
virus corona.
A. Perilaku yang ada
Melakukan physical distancing merupakan hal yang tak mudah bagi masyarakat
Indonesia yang sudah terbiasa hidup bersosialisasi dan penuh gotong royong. Sebab, tingkat
kesadaran dan budaya masyarakat Indonesia tidak sama dengan rakyat negara lain. Latar
belakang budaya Indonesia yang kuat membuat langkah jaga jarak sosial sulit diterapkan.
Beberapa hal untuk seseorang tidak melakukan atau menerapkan physical distancing:
1. Terlalu menyamaratakan: seseorang mengabaikan anjuran physical distancing
dikarenakan mereka terlalu menyamaratakan dengan masa lalu. Dalam kasuss virus
Covid-19, virus ini berasal dari keluarga virus yang sama dengan SARS, H1N1 dan
MERS.
2. Meremehkan : seseorang cenderung meremehkan virus Covid-19 ini. Dan kebanyakan
berpikir bahwa virus Covid-19 hnya berbahaya bagi mereka yang sudah berumur atau
mempunyai gangguan pernapasan serta penyakit penyerta lainnya.
3. Alasan emosional: terkadang seseorang berpikir bahwa jika dirinya tidak merasa takut
dengan sesuatu maka sesuatu tersebut idak akan menyerang atau mengganggu dirinya.
4. Menguji keberuntungan; beberapa orang merasa bahwa mereka kebal atau merasa bahwa
mereka adalah seseorang yang beruntung, sehingga mereka tidak akan terinfeksi Covid-
19.
5. Merasa berhak : alasan ini biasanya yang diutarakan oleh kaum milenial terutama yang
biasanya suka berpergian untuk sekedar nongkrong. Mereka merasa bahwa anjuran
physical distancing adalah pilihan yang bisa dituruti maupun tidk dituruti. Dan biasanya
mereka merasa bahwa mereka memiliki hak untuk tetap nongkrong dan bergerombol.
Mereka merasa bahwa aturan physical distancing dibuat untuk melindngi dirinya sendiri
tanpa sadar bahwa menjalankan physical distancing secar tidak langsung juga melindungi
orang-orang sekitar mereka dengan mengurnagi penyebaran virus Covid-19.
B. Bina suasana
1. Bina suasana melalui pendekatan individu
Bina suasana individu ditunjukkan kepada individu, tokoh masyarakat. Dengan
pendekatan ini diharapkan mereka akan menyebarluaskan opini yang positif terhadap
perilaku hidup bersih dan sehat. Dalam kebijakan pemerintah tentang physical distancing
perkenalan di mulai dari keluarga yang mempunyai pengaruh seperti ayah, ibu atau anggoata
keluarga yang mempunyai wawasan yang baik tentang physical distancing. peran anggota
keluarga lah yang sebenarnya menjadi pengaruh besar masyarakat mentaati himbauan
physical distancing. Pada masa-masa seperti ini, dukungan keluarga sangat penting bagi
individu yang melakukan physical distancing. Tidak jarang, seseorang akan bosan ketika
harus berdiam diri di rumah. Beberapa orang juga belum memiliki Pola Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Oleh karenanya, penting bagi anggota keluarga untuk mengingatkan satu
sama lain untuk rajin mencuci tangan dengan sabun, tidak memegang bagian wajah dengan
tangan, menggunakan masker saat berbelanja kebutuhan. Tidak hanya keluarga tokoh
masyarakat juga sangat penting dalam penangulangan wabah memerlukan pendekatan
kultural dikarenakan peranan para tokoh dan pihak-pihak yang memegang kekuatan kultural
dalam masyarakat sangat vital. peran tokoh masyarakat yang sangat berpengaruh untuk
mensosialisasikan langkah physical distancing. Sebab langkah itu hanya sukses jika ada
solidaritas dan kemauan di kalangan masyarakat. Masyarakat yang proaktif yang mendukung
kebijakan physical distancing sangat dibutuhkan negara saat ini. Dari individu-individu
tersebut dapat diupayakan agar mereka bersedia menjadi kader dan turut andil dalam
menyebarluaskan informasi guna menciptakan kondisi yang kondusif bagi perubahan
perilaku individu.