IMAM KURNIAWAN
NIM : 030.11.139
IMAM KURNIAWAN
NIM : 030.11.139
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI DAN DEKAN ............................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiv
ABSTRACT ...................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah...................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................... 4
1.4 Hipotesis....................................................................................... 4
1.5 Manfaat......................................................................................... 5
1.5.1 Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan....................................... 5
1.5.2 Manfaat untuk Profesi........................................................ 5
1.5.3 Manfaat untuk Masyarakat................................................. 5
ii
2.2 Kecelakaan Kerja.......................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja ............................................ 8
2.2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja............................................... 10
2.2.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja ............................................ 12
2.2.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja.................................... 15
2.2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja........................................... 15
2.3 Tinjauan Pustaka........................................................................... 17
2.4 Kerangka Teori............................................................................. 20
iii
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 41
7.1. Kesimpulan ................................................................................. 41
7.2. Saran ........................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 43
LAMPIRAN.................................................................................................... 46
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tinjauan pustaka............................................................................... 17
Tabel 2. Definisi operasional.......................................................................... 23
Tabel 3. Penjadwalan penelitian..................................................................... 31
Tabel 4. Distribusi responden berdasarkan karakteristik (umur, jenis
kelamin, pendidikan terakhir dan lama kerja) dan pengetahuan
Tentang kesalamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kejadian
Kecelakaan kerja(N= 57 orang) ....................................................... 32
Tabel 5. Hubungan karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir dan lama kerja) dan Pengetahuan Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Kejadian
Kecelakaan Kerja ............................................................................ 33
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Teori............................................................................... 20
Gambar 2. Kerangka Konsep............................................................................ 21
Gambar 3. Alur Kerja Penelitian...................................................................... 29
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Informed consent ....................................................................... 46
Lampiran 2. Kuesioner .................................................................................. 48
Lampiran 3. Kaji etik ..................................................................................... 51
Lampiran 4. Surat ijin Penelitian ................................................................... 52
Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian ............................ 53
Lampiran 6. Data Entry ................................................................................. 54
Lampiran 7. Data hasil SPSS ......................................................................... 56
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 61
Lampiran 9. Pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah ......................... 62
Lampiran 10. Kontribusi Kepengarangan ........................................................ 63
vii
DAFTAR SINGKATAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pemeriksaan CT Scan abdomen merupakan salah satu pemeriksaan
penunjang untuk melihat gambaran anatomi dan patologi dari organ Hepar dan
organ-organ abdomen lainnya, dimana gambaran hasil scanning berupa gambaran
penampang crossectional. Pengambilan data akuisisinya dilakukan sebelum
pemasukan kontras (pre kontras) dan sesudah pemasukan kontras (post kontras).
pada scanning post kontras dikenal fase-fase enhancement yaitu fase arteri, fase
fena, dan fase delay, agar penggunaan media kontras mendapat hasil yang
optimal. Delay ini dapat diset empiris berdasarkan pengalaman dan data umum
atau dapat disesuaikan secara individual melalui pemakaian bolus tracking atau
teknik automatic seperti smartprep yang digunakan dalam pencitraan Multi Slice
CT2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan “Apakah terdapat hubungan
antara karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lama kerja) dan
pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan kejadian kecelakaan
kerja pada pekerja PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang keselamatan dan
kesehatan kerja dan juga menurunkan angka kejadian kecelakaan kerja pada
pekerja di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui hubungan antara karakteristik (umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, dan lama kerja) dengan kejadian kecelakaan kerja.
2. Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja.
1.4 Hipotesis
1.4.1 Adanya hubungan antara karakteristik (umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, dan lama kerja) dengan kejadian kecelakaan kerja.
2
1.4.2 Adanya hubungan antara pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja dengan kejadian kecelakaan kerja.
1.5 Manfaat
1.5.1 Manfaat untuk ilmu pengetahuan
Memberikan pengetahuan dan referensi yang diperlukan untuk
pengembangan ilmu kedokteran dan bidang-bidang lainya khususnya
tentang hubungan pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
dengan kejadian kecelakaan kerja.
1.5.2 Manfaat untuk profesi
Mendapatkan hubungan antara karakteristik (umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, dan lama kerja) dan pengetahuan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja dengan kejadian kecelakaan kerja, sehingga
mendapatkan solusi dengan memberikan pengetahuan tentang keselamatan
dan kesehatan kerja.
1.5.3 Manfaat untuk masyarakat
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada masyarakat kususnya pada pekerja tentang keselamatan dan
kesehatan kerja. agar para pekerja dapat meningkatakan kesadaran akan
pentingnya menjaga keselamatan dan kesehatan diri dalam bekerja.
3
BAB II
TINJAUAN, RINGKASAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
4
tenaga kerja yang meninggal, cacat permanen serta instalasi proyek yang
rusak, selain kerugian materi yang besar.(17)
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah membuat kondisi kerja yang
aman dengan dilengkapi alat-alat pengaman, penerangan yang baik,
menjaga lantai dan tangga bebas dari air, minyak, nyamuk dan memelihara
fasilitas air yang baik . Menurut Malthis dan Jackson, keselamatan kerja
menunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan dengan tujuan
mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera terkait dengan pekerjaan.
Pendapat lain menyebutkan bahwa keselamatan kerja berarti proses
merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi
acuan dalam bekerja. Menurut Suma’mur tujuan keselamatan dan kesehatan
kerja adalah:
A. Para pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
B. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja dapat digunakan sebaik-
baiknya.
C. Agar semua hasil produksi terpelihara keamanannya.
D. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan gizi pegawai.
E. Agar dapat meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.
F. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
kerja.
G. Agar pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
5
di tempat kerja. Menurut Rizky Argama, keselamatan dan kesehatan kerja
adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha
sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan dan penyakit
kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali
hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat
hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian.(18)
6
diinginkan yang mengacaukan fungsi fungsi normal dari seseorang dan
dapat mengakibatkan luka pada pada seseorang. Kecelakaan kerja
merupakan kejadian yang tidak terencana, dan terkontrol yang dapat
menyebabkan atau mengakibatkan luka-luka pekerja, kerusakan pada
peralatan dan kerugian lainya .(19) Menurut De Reamer, 1958; National
Safety Council, 1985, kecelakaan dapat didefinisikan sebagai suatu kejadian
yang tidak terencana. Kecelakaan tidak selalu menyebabkan luka-luka,
tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan material dan peralatan yang ada,
tetapi kecelakaan yang mengakibatkan luka-luka ini mendapatkan perhatian
yang lebih besar. Kata kecelakaan biasanya digunakan pertama-tama untuk
menjelaskan tentang keadaan di luar kontrol seorang yang terlibat.
Sedangkan pengertian yang kedua dipakai untuk menjelaskan kejadian yang
berhubungan dengan kerusakan atau luka. Dalam penelitian ini definisi yang
dipakai adalah penggabungan dari kedua arti tersebut. Kecelakaan adalah
suatu kejadian yang terjadi di luar kontrol seseorang, dan menyebabkan
terjadinya luka, bahkan kematian.(20)
Bedasarkan Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan jumlah
kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang paling tinggi tahun
2013 yaitu 35.197 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011=9.891; Tahun
2012=21.735; tahun 2014=24.910). Provinsi dengan jumlah kasus
kecelakaan akibat kerja tertinggi pada tahun 2011 adalah provinsi Banten,
Kalimantan Tengah, Jawa Timur; tahun 2012 adalah Provinsi Jambi,
Maluku, Sulawesi Tengah; tahun 2013 adalah Provinsi Aceh, Sulawesi
Utara dan Jambi; tahun 2014 adalah Provinsi Sulawesi Selatan, Riau dan
Bali.(2) Dan ILO memperkirakan sekitar 337 juta kecelakaan kerja terjadi
tiap tahunnya yang mengakibatkan sekitar 2,3 juta pekerja kehilangan
nyawa. Sementara itu data PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
memperlihatkan bahwa sekitar 0,7 persen pekerja Indonesia mengalami
kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian nasional mencapai Rp 50
triliun.(21)
2.2.2 Penyebab Kecelakaan Kerja
7
Menurut ILO faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja yaitu :
A. Faktor pekerja :
a. Usia.
Menurut Suma’mur pengalaman untuk kewaspadaan terhadap
kecelakaan bertambah baik sesuai dengan usia, masa kerja dan lama
bekerja di tempat kerja yang bersangkutan, dengan bertambahnya usia
seorang maka akan semakin waspada untuk menghindari kecelakaan
kerja. Sedangkan menurut penelitian Hernawati pekerja berusia muda
memiliki kecenderungan terjadinya kecelakaan kerja.
b. Jenis kelamin.
Laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan secara fisik dan
psikis, sehingga analisa kecelakaan kerja selalu melihat jenis kelamin
sebagai bagian yang penting. Perbedaan antara laki-laki dan
perempuan bisa dilihat dari fisik seperti kemampuan otot, daya tahan
tubuh, postur, dan sebagainya. Sehingga akan dapat berhubungan
dengan kejadian kecelakaan kerja tertentu. Menurut penelitian Jawawi
pekerja dengan jenis kelamin perempuan lebih sering mengalami
kecelakaan kerja.
c. Lama kerja.
Menurut Sajidi pekerja yang mempunyai masa kerja yang lama
akan mempunyai lebih banyak pengalaman dalam bekerja
dibandingkan dengan pekerja yang masa kerjanya belum terlalu lama.
Selanjutnya menurut Suma’mur dalam suatu perusahaan pekerja-
pekerja baru yang kurang pengalaman sering mendapatkan
kecelakaan, sehingga diperlukan perhatian khusus. Hal ini
memungkinkan bahwa pekerja yang masa kerjanya lebih lama akan
lebih kecil mengalami kecelakaan kerja dibanding dengan pekerja
yang masa kerjanya belum terlalu lama.(14)
d. Pendidikan.
8
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ahmad bahwa ada
hubungan antara tingkat pendidikan dengan dampak kecelakaan. Hal
ini sesuai sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa pendidikan
seorang tenaga kerja mempengaruhi cara berpikirnya dalam
mengahadapi pekerjaannya, termasuk cara pencegahan kecelakaan
maupun menghindari kecelakaan saat ia melakukan pekerjaannya.(15)
e. Pengetahuan.
Menurut Green pengetahuan merupakan salah satu faktor
penting dalam memotivasi seseorang dalam bertindak. Perilaku
seseorang yang didasari pengetahuan akan lebih bersifat bertahan
lama dari pada perilaku seseorang tanpa didasari pengetahuan.
Menurut ILO pengetahuan yaitu pemahaman pekerja mengenal tipe-
tipe risiko yang terdapat di tempat kerja, sumber pajanan dan faktor-
faktor berbahaya yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan
atau cedera, sesuai dengan tugasnya. Menurut penelitian Yanti
pengetahuan pekerja yang baik dapat mengurangi terjadinya
kecelakaan kerja.(14)
f. Keterampilan.
Peristiwa kecelakaan kerja tentu ada penyebabnya. Salah satu
penyebab dari kecelakaan kerja adalah perbuatan tidak aman, seperti
perbuatan tidak aman yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
dan keterampilan, keletihan dan kelesuan, serta sikap dan tingkah laku
yang tidak aman.(15)
g. Sikap.
Menurut Azwar sikap adalah kecenderungan individu untuk
memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek
yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif. Menurut
penelitian Kurniawati pekerja yang memiliki sikap negatif lebih sering
mengalami kecelakaan kerja.
h. Jam kerja
9
i. Shift kerja
j. Perilaku.
k. Kelelahan.
l. Kondisi fisik pekerja.
B. Faktor manajemen :
a. Kebijakan organisasi atau manajemen.
b. Sosialisasi K3.
c. Standard operating procedures (SOP).
d. Pelatihan.
e. Pengawasan.
C. Faktor lingkungan kerja :
a. House keeping.
b. Pencahayaan.
c. Ventilasi.
d. Kebisingan.
e. Warna peringatan.
f. Tanda dan label.(14)
2.2.3 Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Klasifikasi Kecelakaan Kerja adalah sebagai berikut : (ILO : 2004)
A. Menurut tipe kecelakaan :
a. Orang jatuh
b. Terpukul benda jatuh
c. Tersentuh/terpukul benda yang tidak bergerak
d. Terjepit diantara dua benda
e. Gerakan yang di paksakan
f. Terkena suhu yang ekstrem
g. Tersengat arus listrik
h. Terkena bahan-bahan berbahaya atau radiasi
i. Lain-lain kecelakaan yang tidak termasuk golongan ini.
B. Menurut benda :
10
a. Mesin
1) Penggerak utama terkecuali motor listrik
2) Gigi transmisi mesin
3) Mesin pemotong
4) Mesin kayu
5) Mesin pertambangan
6) Lain-lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi ini
b. Alat pengangkat dan sarana angkutan
1) Mesin dan perlengkapan pengangkat
2) Pengangkut diatas rel
3) Alat pengangkut lainnya selain diatas rel
4) Pengangkut udara
5) Pengangkut perairan
6) Lain-lain sarana angkutan
c. Perlengkapan lainnya
1) Bejana bertekanan
2) Dapur, oven, pembakaran
3) Pusat-pusat pendingin
4) Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi tidak termasuk
peralatan-peralatan listrik
5) Alat-alat listrik tangan
6) Alat-alat, perkakas, perlengkapan listrik
7) Tangga, jalur landai
8) Perancah
d. Material, bahan dan radiasi
1) Bahan peledak
2) Serbuk, gas, cairan dan kimia
3) Pecahan terpelanting
4) Radiasi
5) Lain-lain
e. Lingkungan kerja
11
1) Diluar gedung
2) Didalam gedung
3) Dibawah tanah
f. Lain-lain
1) Hewan
2) Lain-lain
C. Menurut jenis luka-luka
a. Fraktur/retak
b. Dislokasi
c. Terkilir
d. Gegar otak dan luka didalam lainnya
e. Amputasi
f. Luka-luka lainnya
g. Luka-luka ringan
h. Memar dan remuk
i. Terbakar
j. Keracunan akut
k. Pengaruh cuaca
l. Sesak nafas
m. Akibat arus listrik
n. Akibat radiasi
o. Luka-luka majemuk berlainan
p. Lain-lain luka.
D. Menurut Lokasi luka pada bagian
a. Kepala
b. Leher
c. Badan
d. Tangan
e. Tungkai
f. Aneka lokasi
g. Luka-luka umum
12
h. Luka-luka lainnya
Klasifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja jarang
disebabkan oleh faktor tertentu melainkan berbagai faktor sekaligus.
Terpenting dicatat adalah interaksi berbagai unsur yang terlibat dalam
kecelakaan itu sendiri. Faktor manusia merupakan faktor utama kecelakaan
kerja.(22)
2.2.4 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian. Kerugian Kerugian
tersebut terdiri atas:
A. Kerusakan, merupakan kerugian yang berdampak pada peralatan atau
mesin yang digunakan dalam kerja atau pada hasil produksi.
B. Kekacauan organisasi, merupakan kerugian yang berdampak karena
adanya keterlambatan proses, pergantian alat atau tenaga kerja baru.
C. Keluhan dan kesedihan, merupakan kerugian non material yang diderita
oleh tenaga kerja namun lebih cenderung pada kerugian yang bersifat
psikis.
D. Kelainan dan cacat, merupakan kerugian yang diderita tenaga kerja
secara fisik, bisa berupa sakit yang terobati atau yang lebih fatal adalah
kelainan dan cacat.
E. Kematian, merupakan kerugian yang menduduki posisi puncak terhadap
fisik dan psikis tenaga kerja.(11)
2.2.5 Pencegahan Kecelakaan Kerja
Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yakni
sebagai berikut:
A. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan
mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi,
perawatan/pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan cara kerja peralatan
industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis,
penggandaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), dan
pemeliharaan kesehatan.
13
B. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau
tidak resmi, misalnya konstruksi yang memenuhi syarat-syarat
keselamatan jenis peralatan industri tertentu, praktik keselamatan, atau
peralatan pelindung diri.
C. Pengawasan, tentang dipatuhinya ketentuan perundangan yang
diwajibkan.
D. Penelitian bersifat teknis, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang
berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat
pelindung diri.
E. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek fisiologis dan
patologis faktor lingkungan, teknologis, dan keadaan fisik yang
mengakibatkan kecelakaan.
F. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola kejiwaan yang
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
G. Penelitian secara statistik, untuk menetapkan jenis kecelakaan yang
terjadi, dalam pekerjaan apa dan sebab-sebabnya.
H. Pendidikan, yang menyangkut tentang pendidikan keselamatan dalam
kurikulum teknik sekolah perniagaan atau kursus pertukangan.
I. Pengarahan, yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan
lain untuk menimbulkan sikap untuk selamat.
J. Asuransi, yaitu insentif financial untuk meningkatkan pencegahan
kecelakaan kerja, misalnya dalam bentuk pengurangan premi yang
dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan keselamatan sangat baik.
K. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan, yang merupakan ukuran
utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja. Pada perusahaan
kecelakaan terjadi, sedangkan pola kecelakaan pada suatu perusahaan
sangat tergantung pada tingkat kesadaran atau keselamatan kerja oleh
semua pihak yang bersangkutan.(11)
14
2.3 Tinjauan pustaka
Tabel 1. Tinjauan Pustaka
Penelitian Desain Variabel Bebas dan
No Judul Hasil
(th) studi Terikat
1 Siregar(8) Faktor-faktor yang Cross - Variabel bebas : Faktor- o Tidak ada hubungan faktor
berhubungan dengan Sectional faktor karakteristik umur dengan
kecelakaan ringan di PT. - Variabel terikat : kecelakaan ringan
Aqua Golden Mississipi kecelakaan ringan o Tidak ada hubungan faktor
Bekasi tahun 2014 karakteristik jenis kelamin
dengan kecelakaan ringan
o Tidak ada hubungan faktor
karakteristik lama kerja dengan
kecelakaan ringan
2 Gerry Silaban Hubungan angka Cross - Variabel bebas : Angka o Ada hubungan angka
(2009)(23) kecelakaan kerja dengan Sectional kecelakaan kerja kecelakaan kerja dengan tingkat
tingkat pemenuhan - Variabel terikat : Tingkat pemenuhan penerapan sistem
penerapan sistem pemenuhan penerapan manajemen keselamayan dan
manajemen keselamatan SMK3 kesehatan kerja
dan kesehatan kerja
3. Stevanus Hubungan antara Cross - Variabel bebas : - Ada hubungan antara
Kalolo, pengetahuan dan sikap Sectional Pengetahuan dan sikap pengetahuan dengan kejadian
Wulan tentang K3 dengan tentang K3 kecelakaan kerja
Kaunang, kejadian kecelakaan - Variabel terikat : Kejadian Ada hubungan antara sikap
17
Paul Kawatu kerja pada kelompok kecelakaan kerja dengan kejadian kecelakaan
(12)
nelayan di desa belang kerja
kecamatan Belang
kabupaten minahasa
Tenggara
4. Maharani Hubungan pengetahuan Cross o Variabel bebas : oAda hubungan antara
Perdini dan perilaku beresiko Sectional Pengetahuan dan perilaku pengetahuan dan perilaku
(2012)(15) dengan kejadian beresiko beresiko dengan kejadian
kecelakaan kerja o Variabel terikat : Kejadian kecelakaan kerja
kecelakaan kerja
5. Liza Salawati Hubungan manajemen Cross o Variabel bebas : manajemen Ada hubungan antara
(2009)(24) keselamatan dan Sectional keselamatan dan kesehatan manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja dengan kerja kesehatan kerja dengan
terjadinya kecelakaan o Variabel terikat : terjadinya terjadinya kecelakaan kerja
kerja di laboratorium kecelakaan kerja
patologi klinik Rumah
Sakit umum Dr. Zainoel
Abidin Banda Aceh
tahun 2009
6. Karina Zain Hubungan antara faktor Cross o Variabel bebas : Faktor o Tidak ada hubungan antara
Suyono, pembentuk budaya Sectional pembentuk budaya faktor pembentuk budaya
Erwin Dyah keselamatan dan keselamatan dan kesehatan keselamatan dan kesehatan
Nawawinetu kesehatan kerja dengan kerja kerja dengan safety
(2013)(25) safety behavior di PT o Variabel terikat : Safety behavior
Dok dan perkapalan behavior
18
Surabaya unit hull
construction
19
2.4 Kerangka teori
Faktor pekerja :
Usia
Jenis kelamin
Lama kerja
Pendidikan
Pengetahuan
Keterampilan
Jam kerja
Shift kerja
Sikap
Perilaku
Kelelahan
Kondisi fisik pekerja
Faktor manajemen :
Kebijakan organisasi atau
manejemen
Sosialisasi K3
Standard operating
procedures (SOP) Kecelakaan kerja
Pelatihan
pengawasan
20
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN DEFINISI OPERASIONAL
Karakteristik
Responden
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan terakhir
Lama kerja Kecelakaan
Kerja
Pengetahuan K3
21
memudahkan dan menjaga konsistensi pengumpulan data, menghindarkan
perbedaan interpretasi serta membatasi ruang lingkup variabel. Variabel yang
dimasukkan dalam definisi operasional adalah semua variabel yang dikumpulkan
dan dianalisis, dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung jawabkan.
22
Tabel 2. Definisi Operasional
Skala
No Variable Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Pengukuran Referensi
Variabel
1 Karakteristik Lama waktu hidup atau ada o Kuesioner Umur : Skala Ordinal Kamus Besar
umur (sejak dilahirkan atau o 20-30 tahun Bahasa Indonesia
diadakan) o 30-60 tahun
2 Karakteristik jenis Kelas atau kelompok yang o Kuesioner Jenis kelamin : Skala Nominal Depkes RI 2009
kelamin terbentuk dalam suatu spesies o Laki-laki
sebagai sarana atau sebagai o Perempuan
akibat digunakannya proses
reproduksi seksual untuk
mempertahankan
keberlangsungan spesies itu
3 Karakteristik Proses pengubahan sikap dan o Kuesioner Pendidikan terakhir : Skala Ordinal Kamus Besar
pendidikan tata laku seseorang atau o SMP/SMA Bahasa Indonesia
terakhir kelompok orang dalam usaha o S1
mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran
dan pelatihan
4 Karakteristik lama Waktu yang digunakan untuk o Kuesioner Skala Ordinal Kamus Besar
Lama kerja :
kerja melakukan sesuatu dengan Bahasa Indonesia
o <10 th
tujuan untuk mencari nafkah
o ≥10 th
23
5 Pengetahuan Pengetahuan mengenai o Kuesioner o Pengetahuan baik = Skala Ordinal OHSAS 18001
keselamatan dan semua kondisi dan faktor hasil skor kuesioner Occupational
kesehatan kerja yang dapat berdampak pada >75% Health and Safety
(K3) keselamatan dan kesehatan o Pengetahuan kurang = Zone
kerja tenaga kerja maupun hasil skor kuesioner
orang lain (kontraktor, <75%
pemasok, pengunjung dan
tamu) di tempat kerja.
6 Kecelakaan kerja Suatu kejadian yang tidak o Kuesioner o Ada = Terdapat Skala Ordinal Peraturan Menteri
dikehendaki dan tidak diduga kecelakaan kerja Tenaga Kerja
semula yang dapat o Tidak ada = Tidak Nomor 03/Men/98
menimbulkan korban manusia terdapat kecelakaan
dan atau harta benda kerja
24
BAB IV
METODE
25
4.4 Besar Sampel
Perhitungan besar sampel menggunakan rumus populasi infinit,yaitu :
Zα 2 x p x q
n0 =
d2
Keterangan :
no = besar sampel
Zα = pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96
p = prevalensi
q = 1-p
d = presisi 10 % = 0,1%
pekerja yang aktif bekerja di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk sebanyak (N) =
110 orang, sedangkan prevalensi kecelakaan kerja adalah p = 32% = 0,32 dan q =
1-p = (1-0,32) = 0,68, Zα = 1,96 dengan d = 0,1
1,96 2 x 0,3 x (1−0,3) 1,96 2 x 0,5 x (1−0,5) 0,9604
n0 = n 0 = n0 =
( 0,1 ) 2
( 0,1 ) 2
0,01
2
1,96 x 0,32 x (1−0,32)
n0 =
( 0,1 )2
0,8359 0,8067
n0 = n0 = n0 =¿ 84 orang
0,01 0,01
Lalu karena besar sampel adalah finit maka harus dikoreksi dengan rumus :
n0
n1 =
1+n0
N
Keterangan :
n0 = besar sampel yang dibutuhkan dari populasi infinit
26
n1 = besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi finit
N = besar populasi
84
n1 =
84 = 48 orang
1+
110
27
yang berhubungan dengan kecelakaan kerja. Data yang telah terkumpul
akan diolah dan didata untuk ditarik kesimpulan.
28
univariat untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang berhubungan
dengan variabel yang diteliti. Adapun variabel tersebut meliputipengetahuan
keselamatan dan kesehatan kerja dan kejadian kecelakaan kerja.
Persiapan Penelitian
Identifikasi Subyek
Yang Berpotensi
Tidak Bersedia
dengan metode
wawancara
Bersedia
Informed Consent
Kuesioner
Pengumpulan
Data
Analisis
29
Data
Gambar 3. Alur Kerja Penelitian
30
4.10 Penjadwalan Penelitian
31
32
BAB V
HASIL PENELITIAN
Dari tabel 4 diatas dapat didapatkan bahwa pekerja lebih banyak berumur
30-60 tahun, lebih banyak berjenis kelamin laki-laki, lebih banyak pendidikan
terakhir di SMA, lebih banyak lama kerja ≥10 tahun , lebih banyak
berpengetahuan baik dan lebih banyak tidak terdapat kecelakaan kerja. Data
didapatkan melalui kuesioner mengenai pengetahuan tentang keselamatan dan
33
kesehatan kerja yang merepresentasikan bahwa responden memiliki pengetahuan
yang baik atau buruk tentang keselamatan dan kesehatan kerja dan data juga
didapatkan melalui kuesioner mengenai kecelakaan kerja yang merepresentasikan
bahwa ada atau tidaknya kecelakaan kerja yang terjadi pada responden.
Kecelakaan Kerja
p-
Variabel
Ada Tidak ada Total Value
N % N % N %
Umur :
20-30 th 0 0% 18 31,6% 18 31,6%
0,006
30-60 th 2 3,5% 37 64,9% 39 68,4%
Jenis kelamin :
Laki-laki 2 3,5% 33 57,9% 35 61,4%
0,518
Perempuan 0 0% 22 38,6% 22 38,6%
Pendidikan terakhir :
SMP/SMA 0 0% 30 52,6% 30 52,6%
0,220
S1 2 3,5% 25 43,9% 27 47,4%
Lama Kerja :
<10 th 2 3,5% 23 40,4% 25 43,9%
0,029
≥10 th 0 0% 32 56,1% 32 56,1%
Pengetahuan :
Baik 1 1,8% 53 92,9% 54 94,7%
0,019
Kurang 1 1,8% 2 3,5% 3 5,3%
34
Karakteristik jenis kelamin didapatkan 2 responden yang berjenis kelamin
laki-laki yang dinyatakan terdapat kecelakaan kerja.. Hasil uji statistik dengan
Fisher’s exact didapatkan nilai p = 0,518 (p < 0,05). Secara statistik dapat
diartikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik jenis
kelamin pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja di PT. Indah Kiat
Pulp and Paper Tbk.
Karakteristik pendidikan terakhir didapatkan 2 responden yang
berpendidikan terakhir S1 yang dinyatakan terdapat kecelakaan kerja. Hasil uji
statistik dengan Fisher’s exact didapatkan nilai p = 0,220 (p < 0,05). Secara
statistik dapat diartikan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
karakteristik pendidikan terakhir pekerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada
pekerja di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Karakteristik lama kerja didapatkan 2 responden yang bekerja selama <10
tahun dinyatakan terdapat kecelakaan kerja. Hasil uji statistik dengan Fisher’s
exact didapatkan nilai p = 0,029 (p < 0,05). Secara statistik dapat diartikan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik lama kerja dengan kejadian
kecelakaan kerja pada pekerja di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
Dan untuk pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja
didapatkan 1 responden yang berpengetahuan baik dinyatakan terdapat kecelakaan
kerja dan 1 responden yang berpengetahuan kurang dinyatakan terdapat
kecelakaan kerja. Hasil uji statistik dengan Fisher’s exact didapatkan nilai p =
0,019 (p < 0,05). Secara statistik dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan tentang K3 dengan kejadian kecelakaan kerja pada
pekerja di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
35
BAB VI
PEMBAHASAN
36
pendidikan juga dalam beberapa penelitian sangat mempengaruhi kecelakaan
kerja karna dalam penelitian yang dilakukan Maulidhasari menyatakan pendidikan
seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam menghadapi pekerjaan
yang dipercayakan kepadanya(28). Hal ini sesuai sejalan dengan teori yang
dikeluarkan Depkes RI yang mengatakan bahwa pendidikan seorang tenaga kerja
mempengaruhi cara berpikirnya dalam mengahadapi pekerjaannya, termasuk cara
pencegahan kecelakaan maupun menghindari kecelakaan saat ia melakukan
pekerjaannya, pendidikan seseorang sangat penting diperhatikan untuk
meningkatkan kesadaran akan arti pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja.(15)
Dan karakteristik yang terakhir adalah lama kerja, hasil penelitian karakteristik
lama kerja menunjukan responden paling banyak lama bekerja ≥10 tahun dan
responden paling sedikit lama bekerja <10 tahun, lamanya kerja sangat
mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja karna menurut Sajidi pekerja yang
mempunyai masa kerja yang lama akan mempunyai lebih banyak pengalaman
dalam bekerja dibandingkan dengan pekerja yang masa kerjanya belum terlalu
lama.(14) Suma’mur mengemukakan bahwa pengalaman untuk waspada terhadap
kecelakaan kerja bertambah baik sesuai denga pertambahan masa kerja dan lama
bekerja di tempat kerja yang bersangkutan. Pekerja yang belum berpengalaman
adalah salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja
dibandingkan dengan pekerja yang belum berpengalaman.(15)
37
6.3 Hubungan karaktersitik (umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan lama
kerja) dengan kejadian kecelakaan kerja
Pada penelitian ini didapatkan bahwa dari 20 responden yang berumur 20-
30 tahun sebanyak 2 responden yang terdapat kecelakaan kerja, dan dari 37
responden yang berumur 30-60 tahun tidak ada satupun yang mengalami
kecelakaan kerja
Bedasarkan hasil uji statistik dengan Fisher’s exact didapatkan nilai p =
0,006 (p < 0,05) secara statistik dapat dinyatakan bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara karakteristik umur dengan kejadian kecelakaan kerja. Hal ini
sejalan dengan penelitian Handayani yang menyatakan bahwa adanya hubungan
antara karakteristik umur dengan kejadian kecelakaan kerja, Bahri dalam
Grandjean menyebutkan bahwa kemampuan fisik maksimal seseorang akan
tercapai pada usia < 25-35 tahun, baik laki-laki maupun perempuan dan terus
menurun seiring dengan bertambahnya umur.(29) Kemampuan kerja seorang tenaga
kerja berbeda satu dengan yang lainnya dan sangat tergantung pada berbagai
faktor, salah satunya adalah faktor usia. Depnaker R. I, menyatakan bahwa tenaga
kerja yang masih muda mempunyai kemampuan kerja yang lebih baik dari tenaga
kerja yang sudah tua. Hal ini berkaitan dengan berkurangnya kemampuan kerja
dari tenaga kerja sejalan denga pertambahan usia, karena perubahan pada alat-alat
tubuh.(30)
Karakteristik jenis kelamin didapatkan, dari 35 responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 2 responden yang terdapat kecelakaan kerja, dan dari
22 responden yang berjenis kelamin perempuan tidak ada satupun yang terdapat
kecelakaan kerja. Bedasarkan hasil uji statistik dengan Fisher’s exact didapatkan
nilai p = 0,518 (p < 0,05) secara statistik dapat dinyatakan bahwa tidak adanya
hubungan yang signifikan antara karakteristik umur dengan kejadian kecelakaan
kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian Siregar yang menyatakan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kecelakaan kerja. Selain itu
laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan secara fisik dan psikis, sehingga
analisa kecelakaan kerja selalu melihat jenis kelamin sebagai bagian yang penting.
(14)
38
Karakteristik pendidikan terakhir didapatkan, dari 30 responden yang
berpendidikan SMP/SMA tidak satupun yang terdapat kecelakaan kerja dan dari
27 responden yang berpendidikan S1 sebanyak 2 responden yang terdapat
kecelakaan kerja. Bedasarkan hasil uji statistik dengan Fisher’s exact didapatkan
nilai p = 0,220 (p < 0,05) secara statistik dapat dinyatakan bahwa tidak adanya
hubungan yang signifikan antara karakteristik pendidikan terakhir dengan
kejadian kecelakaan kerja. Hal ini tidak sejalan dengan teori yang mengatakan
bahwa pendidikan seorang tenaga kerja mempengaruhi cara berpikirnya dalam
mengahadapi pekerjaannya, termasuk cara pencegahan kecelakaan maupun
menghindari kecelakaan saat ia melakukan pekerjaannya
Hal ini sejalan dengan penelitian Widiatmoko dimana hasil penelitiannya
menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan
kecelakaan kerja. Dan hal ini juga tidak sesuai dengan pernyataan Sri Hartanti
yang mengemukakan bahwa pengalaman untuk waspada terhadap kecelakaan
kerja bertambah baik sesuai dengan lama kerja dan jam bekerja di tempat kerja
yang bersangkutan.(31)
39
kecelakaan kerja terjadi pada pekerja yang berpengetahuan kurang dan kecelakaan
kerja semakin berkurang pada pekerja yang pengetahuannya baik. Ini artinya
pengetahuan pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja berpengaruh atas
kejadian kecelakaan kerja.
Dan hal ini juga menepis penelitian yang dilakukan oleh Perdini yang
beranggapan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan K3 dengan kejadian
kecelakaan kerja, karena pekerja yang memiliki pengetahuan tinggi akan mampu
membedakan dan mengetahui bahaya disekitarnya serta dapat melakukan
pekerjaan sesuai dengan prosedur yang ada karena mereka sadar akan resiko yang
diterima, sehingga kecelakaan kerja dapat dihindari. Pekerja yang memiliki
pengetahuan tingggi akan berusaha menghindari kecelakaan ringan karena mereka
sadar bahwa kecelakaan ringan akan menyebabkan kecelakaan kerja yang lebih
parah. Jika pekerja memiliki pengetahuan yang baik maka mereka akan bertindak
positif dan berusaha untuk menghindari kecelakaan kerja. Sebaliknya pekerja
yang memiliki pengetahuan rendah akan cenderung mengabaikan bahaya
disekitarnya dan tidak melakukan pekerjaan sesuai prosedur karena ketidaktahuan
akan resiko yang akan diterima.
Pekerja yang tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja akan cenderung bekerja terburu-buru dan hanya ingin
menyelesaikan pekerjaan dengan cepat guna menghemat waktu dan waktu
istirahat menjadi lebih cepat. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan dan
ketidaksadaran pekerja akan pentingnya prosedur dan peraturan dalam bekerja
guna melindungi pekerja itu sendiri. Oleh karena itu pengetahuan pekerja yang
rendah akan kesehatan dan keselamatan kerja dapat menimbulkan kecelakaan
ringan dan kecelakaan kerja lebih parah.
Westerman dan Donoghue menyatakan bahwa cara pengembangan
pengetahuan dan sikap yang diperlukan seseorang untuk melaksanakan tugas atau
pekerjaannya secara memadai adalah dengan melakukan pelatihan yang rutin.(12)
6.5 Keterbatasan Penelitian
Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang didapatkan
dengan menggunakan wawancara dan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan
40
pekerja tentang keselamatan dan kesehatan kerja serta mengetahui kecelakaan
kerja yang terjadi pada pekerja di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. Oleh karena
itu terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu :
6.5.1. Keterbatasannya waktu untuk penelitian dikarenakan jadwal responden
yang padat di tempat kerja sehingga waktu peneliti bertemu dengan
responden sangat terbatas.
6.5.2. Manajemen perusahaan yang membatasi peneliti untuk berinteraksi
dengan responden dalam hal waktu dan tempat karena ditakutkan
menggangu kinerja pekerja.
41
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
7.1.1 Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara karakteristik umur dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja
PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
7.1.2 Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara karakteristik jenis kelamin dengan kejadian kecelakaan kerja pada
pekerja PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
7.1.3 Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara karakteristik pendidikan terakhir dengan kejadian kecelakaan kerja
pada pekerja PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
7.1.4 Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara karakteristik lama kerja dengan kejadian kecelakaan kerja pada
pekerja PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
7.1.3 Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dengan
kejadian kecelakaan kerja pada pekerja PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tbk.
7.2. Saran
7.2.1. Bagi Perusahaan
A. Memberikan edukasi dan pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan
kerja terkait resiko dan bahaya dalam pekerjaan.
B. Memberikan informasi tentang kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.
C. Memberikan edukasi dan pelatihan bagi para pekerja bagaimana tata cara
melakukan pekerjaan dengan baik dan benar sesuai standar operasi kerja.
D. Menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk dipakai dalam melakukan
pekerjaan.
42
7.2.2. Bagi Pekerja
A. Mengikuti pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang
diadakan oleh perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan pekerja
tentang K3.
B. Melakukan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja ketika bekerja.
C. Menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja untuk mengurangi
dampak dari kecelakaan kerja.
7.2.3. Bagi Peneliti lain
Mengkaji faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian
kecelakaan kerja.
43
DAFTAR PUSTAKA
2. Pusdatin Kemenkes RI. Situasi kesehatan kerja. Infodatin. 2015 Mei: 1-7.
44
11. Christina WY, Djakfar L, Thoyib A. Pengaruh budaya keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) terhadap kinerja proyek konstruksi. Jurnal Rekayasa
Sipil. 2012;6(1):83-95.
12. Waruwu S, Yuamita F. Analisis faktor kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
yang signifikan mempengaruhi kecelakaan kerja pada proyek pembangunan
apartemen student castle. Spektrum Industri. 2016;14(1):63-78.
13. Kalalo SY, Kaunang WPJ, Kawatu PAT. Hubungan antara pengetahuan dan
sikap tentang K3 dengan kejadian kecelakaan kerja pada kelompok nelayan di
desa belang kecamatan Belang kabupaten minahasa Tenggara. Jurnal Ilmiah
Farmasi. 2016 Feb;5(1):244-251.
20. Lastariwati B, Enny ZK. Kecelakaan dan penyakit kerja. Materi Ajar Ft
UNY. 2015: 1-20.
45
22. International Labour Organization. “Hari keselamatan dan kesehatan se-
dunia: mencegah kecelakaan kerja melalui pelaksanaan manajemen risiko
K3” dalam http://www.ilo.org/jakarta/info/public/pr/WCMS_155174/lang--
en/index.htm. 2011 (Diakses tanggal 26 April 2011).
26. Suyono KZ, Nawawinetu ED. Hubungan antara faktor pembentuk budaya
keselamatan dan kesehatan kerja dengan safety behavior di PT Dok dan
perkapalan Surabaya unit hull construction. Indonesian J Occupational Safety
And Heath. 2013 Jun; 2(1): 67-74.
27. Ariawan IG. Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja. 2011.
30. Pandie HJ, Christiani N. Hubungan karakteristik tenaga kerja dan faktor
pekerjaan dengan kecelakaan kerja di perusahaan meuble kayu kelurahan
Oesapa kota Kupang. Jurnal MKM. 2007 Jun; 2(1): 37-43.
46
Lampiran 1. Informed consent
Informed Consent
Imam Kurniawan
47
FORMULIR PERSETUJUAN
Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya
pahami. Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU SECARA
SUKARELA untuk ikut dalam penelitian ini.
Tanda tangan :
Tanggal :
48
Lampiran 2. Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI “PABRIK X”
49
III. Pengetahuan K3
Keterangan : T : Tahu
TT : Tidak Tahu
No Pernyataan T TT
1. Penerapan manajemen K3 dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan
kerja
2. Penerapan manajemen K3 dapat mencegah dan mengurangi penyakit
akibat kerja
3 Standar operasi prosedur kerja yang telah ditetapkan perusahaan
4 Arti dari setiap pelabelan yang dibuat untuk bahan-bahan berbahaya di
tempat kerja
5 Mengetahui Material Safety data Sheet (MSDS) setiap bahan-bahan
kimia yang digunakan
6 Kelengkapan isi kotak P3K sangat penting
7 Fasilitas ruang P3K sangat penting
8 Prosedur menggunakan APD secara benar
9 Pentingnya pencahayaan di tempat kerja
10 Pentingnya ventilasi atau sirkulasi udara yang terbaik di tempat kerja
11 Kebisingan mesin dapat menyebabkan tuli permanen
12 Banyaknya debu di tempat kerja dapat mengganggu fungsi paru
13 Cara kerja dan posisi kerja yang baik dapat mengurangi kelelahan
14 Cara kerja dan posisi kerja yang salah dapat menyebabkan keluhan
berupa gangguan nyeri otot dan kelelahan fisik
15 Adanya jalur evakuasi jika terjadi kondisi darurat
16 Adanya pemeriksaan kesehatan awal dan berkala
17 Potensi bahaya dari setiap alat, bahan dan mesin yang digunakan pada
saat bekerja
18 Adanya tim P3K yang bertugas untuk menangani pertolongan pertama
pada saat terjadi kecelakaan
19 Arti dari setiap rambu-rambu keselamatan yang dipasang di tempat
kerja
20 Poster-poter K3 dan rambu-rambu K3 (safety sign)di lingkungan kerja
membantu mengingatkan pekerja untuk bekerja secara aman
21 Adanya pemantauan dan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan
secara berkala (pengujian kualitas mesin, alat dan bahan, kualitas
udara)
22 Suasana dan hubungan kerja yang dibangun di tempat kerja sangat
kondusif untuk bekerja
23 Pelayanan kesehatan yang disediakan sudah baik
24 Penggunaan APD untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan
pekerja
25 Adanya organisasi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja)
50
VI. Kecelakaan Kerja
No Pernyataan Ya Tidak
1 Terpeleset/tergelincir
2 Terpapar kebisingan
3 Terpapar getaran
4 Terpapar suhu panas
5 Terpapar arus listrik
6 Terkena bahan kimia
7 Iritasi kulit dari bahan kimia
8 Terkena serpihan uap dan air panas
9 Melepuh terkena panas
10 Peledakan/kebakaran
11 Terbakar anggota badan
12 Lantai licin di tempat kerja bukan masalah bagi anda
13 Kejadian kecelakaan di tempat kerja dapat disebabkan oleh :
Pekerja tidak mengindahkan prosedur
14 Pekerja ceroboh
15 Pekerja memiliki cacat fisik
16 Pekerja tidak mematuhi peraturan yang berlaku
17 Kesalahan letak mesin
18 Alat kerja rusak
19 Lantai kotor dan licin
20 Kecelakaan kerja lebih sering terjadi pada saat shift malam
dari pada shift pagi atau shift sore
51
Lampiran 3. Kaji etik
52
Lampiran 4. Surat ijin Penelitian
53
Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan penelitian
54
Lampiran 6. Data Entry
55
40 Rojeni 39 laki-laki SMA 19 th baik Tidak ada
41 Siti 32 perempuan S1 16 th baik Tidak ada
42 Yessy 27 perempuan S1 9 th baik Tidak ada
43 Irwan 26 laki-laki SMA 11 th baik Tidak ada
44 Yusuf 35 laki-laki S1 10 th baik Tidak ada
45 Siti R 33 perempuan S1 11 th baik Tidak ada
46 Hj Goziah 46 perempuan S1 21 th baik Tidak ada
47 Lina H 35 perempuan S1 19 th baik Tidak ada
48 M. Mahrus 31 laki-laki S1 4 th baik ada
49 Hendra S 41 laki-laki SMA 20 th baik Tidak ada
50 Wirawan S 38 laki-laki SMA 19 th baik Tidak ada
51 M Rozi 33 laki-laki SMA 9 th baik Tidak ada
52 M Ruslin 40 laki-laki SMA 12 th baik Tidak ada
53 Jajat Hidayat 45 laki-laki SMA 22 th baik Tidak ada
54 Widodo 32 laki-laki S1 9 th baik Tidak ada
55 Dede Setiadi 29 laki-laki SMA 7 th baik Tidak ada
56 Arif F 37 laki-laki S1 13 th baik Tidak ada
Juman
57 Suloma 37 laki-laki SMA 16 th baik Tidak ada
56
Lampiran 7. Data hasil SPSS
Frequencies
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 Tahun 20 35.1 35.1 35.1
30-60 Tahun 37 64.9 64.9 100.0
Total 57 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 35 61.4 61.4 61.4
perempuan 22 38.6 38.6 100.0
Total 57 100.0 100.0
Pendidikan_Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP/SMA 30 52.6 52.6 52.6
S1 27 47.4 47.4 100.0
Total 57 100.0 100.0
Lama_Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 10 Tahun 25 43.9 43.9 43.9
≥ 10 Tahun 32 56.1 56.1 100.0
Total 57 100.0 100.0
Pengetahuan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Pengetahuan
3 5.3 5.3 5.3
Kurang
Pengetahuan Baik 54 94.7 94.7 100.0
Total 57 100.0 100.0
57
Kecelakaan_kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ada 2 3.5 3.5 3.5
Tidak
55 96.5 96.5 100.0
ada
Total 57 100.0 100.0
Crosstab
Umur * Accident Crosstabulation
Accident
Positif Negatif Total
Umur 20-30 Tahun 0 18 18
30-60 Tahun 2 37 39
Total 2 55 57
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 3.835 1 .050
Continuity
1.450 1 .229
Correction
Likelihood Ratio 4.325 1 .038
58
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.303 1 .254
Continuity
.162 1 .688
Correction
Likelihood Ratio 1.996 1 .158
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 2.303 1 .129
Continuity
.635 1 .426
Correction
Likelihood Ratio 3.070 1 .080
59
Lama Kerja * Accident Crosstabulation
Accident
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value Df
sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 6.758 1 .026
Accident
60
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.758 1 .016
Continuity
5.032 1 .025
Correction
Likelihood Ratio 5.786 1 .016
61
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
62
Lampiran 9. Pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 23 Agustus 2017
Yang menyatakan
(Imam Kurniawan)
63
Lampiran 10. Kontribusi Kepengarangan
i. Menyusun konsep
ii. Menyusun rancangan penelitian
iii. Pengumpulan data
iv. Analisis data
v. Interpretasi data
vi. Penanggungjawab pengumpulan data di lapangan
vii. Mempersiapkan makalah
viii. Merevisi makalah akhir untuk dipublikasi (final approval of the version to
be published).
Imam Kurniawan
NIM : 030.11.139
64
Surat Pernyataan Kontribusi Kepengarangan
i. Menyusun konsep
ii. Menyusun rancangan penelitian
iii. Pengumpulan data
iv. Analisis data
v. Interpretasi data
vi. Penanggungjawab pengumpulan data di lapangan
vii. Mempersiapkan makalah
viii. Merevisi makalah akhir untuk dipublikasi (final approval of the version to
be published).
65