Anda di halaman 1dari 119

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar


di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi


Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:
ANI YULIYANTI
NIM. 06412144003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)

SKRIPSI

Oleh:
ANI YULIYANTI
06412144003

Telah disetujui dan disahkan


Pada tanggal 23 Desember 2010

Untuk dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi


Program Studi Akuntansi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta

Disetujui
Dosen Pembimbing

Rr. Indah Mustikawati, M.Si.,Ak.


NIP. 196810141998022001
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “FAKTOR–FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)” telah dipertahankan

di depan Dewan Penguji pada tanggal 14 Januari 2011 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Rr. Indah Mustikawati, M.Si.,Ak Ketua Penguji

Diana Rahmawati, M.Si Sekretaris

Dhyah Setyorini, M.Si.,Ak. Penguji Utama

Yogyakarta, 14 Januari 2011


Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta
Dekan,

Sardiman, A.M.,M.Pd.
NIP. 19510523 198003 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah:

Nama : ANI YULIYANTI


NIM : 06412144003
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ekonomi
Judul Tugas Akhir : FAKTOR–FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
2007-2008)

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak
terdapat karya/pendapat yang ditulis/diterbitkan orang lain, kecuali sebagai
acuan/kutipan dengan tata tulisan karya ilmiah yang lazim.
Dengan demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 14 Januari 2011


Yang menyatakan,

ANI YULIYANTI
NIM. 06412144003
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Kehidupan adalah serangkaian perjalanan serta pelajaran yang harus di


tempuh setiap manusia yang hidup di dunia
Syukurilah semua yang Allah berikan untuk kita,
janganlah pernah mengeluh dengan ujian yang sedang Allah berikan untuk
kita”
(Ani Yuliyanti)

“Kemenangan terbesar adalah:


ketika kita mengalahkan diri sendiri”
(anonim)

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini aku persembahkan untuk:

Bapak dan Ibuku yang telah membesarkanku dengan limpahan kasih sayang,

selalu mendoakan dan membimbingku serta selalu memberikan dukungan

baik secara moril dan materil sampai aku sebesar ini,

Simbah kakung dan simbah putri yang selalu mendoakan untuk

keberhasilanku,

Adikku Juli Mandana Putra

Dan Eko T.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP AUDIT DELAY
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008)

Oleh:
ANI YULIYANTI
NIM. 06412144003

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan,


Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas baik secara secara
bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri terhadap Audit Delay pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008.
Populasi dalam peneltian ini yaitu perusahaan manufaktur di Indonesia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007–2008 yaitu sebanyak 139
perusahaan pada tahun 2007 dan 140 perusahaan pada tahun 2008 dengan sampel
diambil secara purposive sampling sebanyak 63 perusahaan. Data yang dikumpulkan
merupakan data sekunder dengan metode dokumentasi. Sebelum dilakukan analisis
data terlebih dahulu diadakan pengujian prasyarat analisis yang meliputi uji
normalitas, uji linieritas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear
sederhana dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008 bahwa: 1) Ukuran Perusahaan mempunyai
pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,964 lebih besar
dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05; 2) Opini
Auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t
hitung sebesar 1,659 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,100
lebih besar dari 0,05; 3) Ukuran KAP mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay,
dibuktikan dengan t hitung sebesar 3,176 lebih besar dari t tabel sebesar 1,960 atau
P-value sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05; 4) Solvabilitas tidak mempunyai
pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung sebesar 0,802 lebih kecil
dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value 0,424 lebih besar dari 0,05; 5) Profitabilitas
tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay, dibuktikan dengan t hitung
sebesar 1,023 lebih kecil dari t tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,309 lebih
besar dari 0,05; dan 6) Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP,
Solvabilitas, dan Profitabilitas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
Audit Delay, dibuktikan dengan F hitung sebesar 6,053 lebih besar dari F tabel
sebesar 2,790 atau P-value sebesar 0,000 lebh kecil dari 0,05. Model regresi
berganda adalah Y = 26,514 + 0,327 X1 + 2,816 X2 + 5,353 X3 + 0,075 X4 + 0,097
X5, dan berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,201, berarti variabel bebas
tersebut secara bersama-sama mempengaruhi 20,1% Audit Delay. Sebesar 79,9%
ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir

Skripsi yang berjudul “FAKTOR–FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP AUDIT DELAY (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008)”. Penulis menyadari

sepenuhnya, tanpa bimbingan dari berbagai pihak, Tugas Akhir Skripsi ini tidak

akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan banyak terimakasih yang tulus kepada :

1. Prof. Dr. Rahmat Wahab, MA., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Sardiman A.M., M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta.

3. Rr. Indah Mustikawati, M.Si,Ak., Ketua Program Studi Akuntansi dan sekaligus

Pembimbing Skripsi yang telah membantu kelancaran pelaksanaan penelitian

dan memberikan masukan kepada penulis.

4. Dhyah Setyorini, M.Si, Ak., Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan

memberikan masukan kepada penulis dari awal hingga terselesaikannya skripsi

ini.

5. Bapak Ibu Dosen, khususnya Jurusan Akuntansi yang telah memberikan bekal

ilmu yang tak ternilai harganya kepada penulis selama belajar di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.


6. Teman-teman seperjuangan Akuntansi NR-B angkatan 2006, sahabatku Poe,

Anita terimakasih untuk semuanya, senang sekali rasanya bisa mengenal kalian

semua.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan

dorongan serta bantuan selama penyusunan tugas akhir ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal kepada mereka yang

telah membantu menyelesaikan proses penulisan skripsi ini, Amin. Penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu saran dan

kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat

bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.

Yogyakarta, 14 Januari 2011


Penulis,

Ani Yuliyanti
NIM. 06412144003
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 9
D. Rumusan Masalah ................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 11
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 12
A. Deskripsi Teori ........................................................................ 12
1. Audit Delay ....................................................................... 12
2. Ukuran Perusahaan ........................................................... 13
3. Opini Auditor ................................................................... 15
4. Ukuran Kantor Akuntan Publik ........................................ 17
5. Solvabilitas ........................................................................ 20
6. Profitabilitas ..................................................................... 22
Halaman
7. Auditing ............................................................................ 23
8. Laporan Audit ................................................................... 30
9. Laporan keuangan ............................................................. 31
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 38
D. Paradigma Penelitian ............................................................... 43
E. Hipotesis Penelitian ................................................................. 44
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 45
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 45
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 46
D. Definisi Operasional Variabel ................................................. 47
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 49
F. Teknik Analisis Data ............................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 56
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 56
1. Deskripsi Umum ............................................................... 56
2. Deskripsi Khusus .............................................................. 58
3. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................. 63
4. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................. 68
B. Pembahasan ............................................................................. 75
C. Keterbatasan Penelitian............................................................ 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 83
A. Kesimpulan ...................................................................................... 83
B. Saran ................................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 87
LAMPIRAN ................................................................................................. 89
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prosedur dan hasil pemilihan sampel perusahaan.......................... 56


2. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di BEI tahun 2007 – 2008 .............................................................. 57
3. Statistik Deskriptif Data Audit Delay ............................................ 58
4. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay......................... 59
5. Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan................................. 59
6. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan............. 60
7. Distribusi Kategori Opini Auditor ................................................ 60
8. Distribusi Kategori Ukuran KAP .................................................. 61
9. Statistik Deskriptif Data Solvabilitas ............................................ 61
10. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Solvabilitas ......................... 62
11. Statistik Deskriptif Data Profitabilitas .......................................... 62
12. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Profitabilitas ....................... 63
13. Rangkuman Hasil Uji Linearitas ................................................... 65
14. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas ....................................... 66
15. Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi .............................................. 68
16. Rangkuman Hasil Hipotesis Pertama............................................. 69
17. Rangkuman Hasil Hipotesis Kedua ............................................... 70
18. Rangkuman Hasil Hipotesis ketiga ................................................ 71
19. Rangkuman Hasil Hipotesis Keempat ........................................... 72
20. Rangkuman Hasil Hipotesis Kelima .............................................. 73
21. Rangkuman Hasil Hipotesis Keenam............................................. 74
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian ........................................................................ 43


2. P-P Plot untuk Uji Normalitas Sebaran ........................................... 64
3. Scatter Plot untuk Uji Heteroskedastisitas ....................................... 67
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Sampel Perusahaan ................................................................... 89

2. Daftar Hasil Perhitungan Sampel........................................................ 90

3. Statistik Deskriptif ............................................................................... 104

4. Hasil Uji Prasarat Analisis ................................................................... 105

5. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................... 108

6. Tabel Statistik ...................................................................................... 111

7. Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 112


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan

tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Nilai dan

ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan

laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2002:170), ketepatwaktuan informasi

mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan

kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan.

Dengan demikian, informasi yang memiliki prediksi tinggi dapat menjadi tidak

relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

Menurut Belkaui (2001) dalam Arif Wicaksono (2009:3) laporan keuangan

merupakan suatu sumber informasi yang berperan penting dalam pengambilan

keputusan dan bertujuan sebagai media bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan

berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomis mengenai kinerja keuangan,

perubahan posisi keuangan, arus kas, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan

kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Bagi

yang berkepentingan dengan kondisi keuangan perusahaan, informasi yang akurat

dan tepat waktu sangat penting, karena turut menentukan langkah yang akan

diambilnya.

Salah satu kewajiban perusahaan manufaktur yang sudah go public adalah

mempublikasikan laporan keuangan yang telah disusun dengan standar akuntansi

keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar dalam Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Auditor memiliki tanggung jawab yang besar

dan tentunya hal ini membuat auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Salah

satu kriteria profesionalisme auditor tampak dalam ketepatan waktu penyampaian

laporan auditannya (Imam Subekti dan Novi Wulandari, 2004 dalam Supriyati,

2007:109).

Ketepatan waktu penyusunan atau pelaporan suatu laporan audit atas laporan

keuangan perusahaan bisa mempengaruhi pada nilai laporan keuangan tersebut.

Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari perilaku pasar

modal, karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi

penting, seperti laba yang dihasilkan perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai

salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan

yang dimiliki oleh investor, artinya informasi laba dari laporan keuangan yang

dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham.

Jarak waktu antara akhir periode akuntansi dengan tanggal ditandatanganinya

laporan audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut

dipublikasikan (Supriyati Yuliasri Rolinda, 2007:110), dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ketetapan waktu pelaporan merupakan catatan pokok laporan

yang memadai. Pemakai informasi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan

yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus

bersifat baru. Laporan keuangan seharusnya disajikan pada interval waktu untuk

menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin

mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.


Standar audit, menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS),

khususnya standar umum ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan

dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Selain itu, standar pekerjaan lapangan

memuat pernyataan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang

matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Yugo Trianto,

2006:2). Hal ini yang kadang menyebabkan lamanya suatu proses pengauditan

dilakukan, sehingga publikasi laporan keuangan yang diharapkan secepat mungkin

menjadi terlambat. Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan

tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya

waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor, kondisi ini sering disebut

sebagai Audit Delay.

Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari

tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikannya laporan audit

independen (Wiwik Utami, 2006:4). Audit Delay yang melewati batas waktu

ketentuan BAPEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan

keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat

mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga

memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyelesaian audit.

Menurut penelitian Imam Subekti dan Widiyanti (2004) yang dikutip dari

Ardhi Dharma (2008), menyebutkan bahwa pada tahun 2001 rata-rata waktu tunggu

pelaporan ke BAPEPAM dari waktu antara tanggal laporan sampai tanggal opini

auditor membutuhkan waktu 98 hari. Jika hal ini dilihat dari batas waktu 90 hari

yang ditetapkan BAPEPAM, terlihat masih banyak perusahaan publik yang belum
patuh terhadap peraturan informasi di Indonesia. Beberapa faktor yang kemungkinan

menyebabkan Audit Delay semakin lama, yaitu: Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,

Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas.

Ukuran Perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang di ukur dari

besarnya total asset atau kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Di mana

menurut Mas’ud Machfoedz (1994:56) Ukuran Perusahaan dikategorikan menjadi

tiga yaitu: 1) Perusahaan Besar, 2) Perusahaan Menengah, 3) Perusahaan Kecil.

Hasil penelitian Sistya Rachmawati (2008:8), menunjukan bahwa Ukuran

Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti bahwa

semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan

sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit Delay.

Hal ini disebabkan karena perusahaan besar biasanya memilki sistem pengendalian

internal yang baik, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan

laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan

keuangan. Namun, hal ini berbeda dengan pendapat Boynton dan Kell (1996:152)

dalam Wiwik Utami (2006:5) yang berpendapat bahwa, ”Audit Delay akan semakin

lama apabila Ukuran Perusahaan yang akan di audit semakin besar”. Ini berkaitan

dengan semakin besar perusahaan maka semakin banyak jumlah sampel (anak

perusahaan) yang harus diambil maka semakin luas juga prosedur audit yang

dilakukan.

Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen atas

laporan keuangan perusahaan. Hasil penelitian Yugo Trianto (2006) pada

perusahaan go public tahun 2004 menemukan adanya hubungan positif antara Opini
Auditor dengan Audit Delay. Pada perusahaan yang tidak menerima pendapat

unqualified opinion akan menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan

dengan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion. Hal ini disebabkan

karena peusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion dianggap

sebagai kabar buruk, sehingga penyampaian laporan keuangannya akan diperlambat.

Menurut Ainun Naim(1998) dalam Prabandari dan Rustiana (2007:31) menyatakan

bahwa variabel Opini Auditor di Indonesia menunjukan hasil yang kurang

memuaskan dimana pendapat akuntan publik tidak berpengaruh terhadap

ketepatwaktuan pelaporan keuangan. Penelitian Supriyati Yuliasri Rolinda

(2007:123) juga menunjukan bahwa variabel Opini Auditor tidak berpengaruh

signifikan terhadap Audit Delay.

Kantor Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri

Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaanya.

Pengukuran Kantor Akuntan Publik dibagi menjadi dua yaitu KAP the big four dan

KAP non the big four. Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) membuktikan bahwa

Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay. Ukuran Kantor

Akuntan Publik dikatakan dapat berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay,

karena sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit Kantor Akuntan

Publik the big four yang dapat melakukan auditnya dengan cepat dan efisien. Selain

itu, Kantor Akuntan Publik the big four banyak mengeluarkan pendapat going

concern perusahaan dari pada Kantor Akuntan Publik non the big four, sehingga

banyak menarik klien. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa Ukuran Kantor
Auntan Publik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Akan tetapi hasil penelitian

Yugo Trianto (2006) mendapatkan hasil yang berbeda di mana Ukuran Kantor

Akuntan Publik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay, hal

ini terjadi karena baik KAP besar maupun KAP kecil memiliki standar yang sama

sesuai dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dalam melaksanakan

pekerjaan mereka.

Solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi semua

kewajibannya, baik kewajiban jangka panjang ataupun jangka pendek. Carlaw dan

Kaplan (1991) dalam Yugo Trianto (2006:35) menemukan pengaruh yang signifikan

antara Solvabilitas yang diukur dari Total Debt to Total Asset Ratio (TDTA)

terhadap Audit Delay. Proses pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang

lebih lama dibandingkan pengauditan ekuitas, khususnya apabila jumlah debt

holder-nya banyak. Namun, penelitian Sistya Rachmawati (2008:8) pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003-2005

menemukan bahwa variabel Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit

Delay. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perusahaan dengan utang yang besar

ataupun perusahaan dengan utang kecil sama-sama tidak mempunyai pengaruh

terhadap lamanya Audit Delay.

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama

periode tertentu. Penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go

public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 telah membuktikan

bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay.


Hal ini terjadi karena perusahaan yang mengumumkan Profitabilitas yang relatif

rendah mengacu pada kemunduran publikasi laporan keuangan yang telah diaudit.

Namun, penelitian Supriyati Yuliasri Rolinda (2007) mendapatkan hasil yang

berbeda, hasil penelitiannya menunjukan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap Audit Delay. Dalam penelitiannya banyak perusahaan yang

mengalami kenaikan profit namun kenaikan tersebut tidak begitu besar, apalagi ada

yang mengalami kerugian.

Penyampaian laporan keuangan secara berkala dari segi regulasi di Indonesia

menyatakan bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada tahun 1996, BAPEPAM

mengeluarkan lampiran Keputusan Ketua Bapepem No.80/PM/1996, yang

mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan

keuangan tahunan perusahaan dan laporan audit independennya kepada BAPEPAM

selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan (Sistya

Rahmawati, 2008:1). Sejak 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat

peraturan dengan dikeluarkannya lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM

Nomor : Kep–36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan

disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan

kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah

tanggal laporan keuangan tahunan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan bisa

mengindikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh

Yugo Trianto (2006) yang meneliti tentang Faktor-Faktor Yang Berpengaruh


Terhadap Audit Delay (studi empiris pada perusahaan-perusahaan go public di

Bursa Efek Indonesia) tahun 2004 dengan menggunakan enam variabel yang diteliti

yaitu: Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP,

Solvabilitas dan Profitabilitas. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini

yaitu dengan mengubah tahun penelitian yaitu menjadi tahun 2007-2008 dan dalam

penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengambil judul penelitian mengenai ”Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Audit Delay” (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008).

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat di identifikasi berbagai masalah

sebagai berikut:

1. Pemenuhan standar audit oleh auditor bukan hanya berdampak terhadap

peningkatan kualitas audit, namun juga diduga berdampak terhadap lamanya

penyelesaian audit.

2. Lamanya proses pengauditan sering menyebabkan keterlambatan publikasi

laporan keuangan auditan.

3. Semakin besar Ukuran Perusahaan atau semakin kecil Ukuran Perusahaan belum

tentu menjamin Audit Delay semakin cepat.


4. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion atau pendapat selain

unqualified opinion belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat.

5. Sebagian besar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menggunakan

jasa KAP The Big Four untuk mengaudit laporan keuangannya, namun

pemilihan KAP The Big Four belum tentu menjamin Audit Delay semakin cepat

6. Kemampuan perusahaan untuk melunasi semua kewajibannya yang diukur

dengan penggunaan rasio Total Debt to Total Asset Rasio (TDTA) belum tentu

menjamin Audit Delay menjadi lebih cepat.

7. Profitabilitas yang rendah atau Profitabilitas yang tinggi belum tentu mengacu

pada kemunduran laporan keuangan auditan pada perusahaan atau membuat

Audit Delay lebih cepat.

C. Batasan Masalah

Mengingat begitu luas dan kompleksnya permasalahan yang ada dalam Audit

Delay, maka penulis akan memberikan batasan masalah dengan maksud agar tujuan

dari pembahasan dapat lebih terarah pada sasarannya. Adapun masalah yang penulis

bahas dalam penelitian ini hanya terbatas mengenai masalah faktor-faktor yang

diduga mempengaruhi Audit Delay, faktor-faktor tersebut antara lain: Ukuran

Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan

Profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2007-2008.


D. Rumusan Masalah

Berangkat dari pembatasan masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka

dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay?

2. Bagaimana pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay?

3. Bagaimana pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay?

4. Bagaimana pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay?

5. Bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay?

6. Bagaimana pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor

Akuntan Publik, Solvabilitas, dan Profitabilitas terhadap Audit Delay?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay.

2. Mengetahui pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay.

3. Mengetahui pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay.

4. Mengetahui pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay.

5. Mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay.

6. Mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor

Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas terhadap Audit Delay.

7.
F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Berikut beberapa manfaat

penelitian ini.

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai sarana pengembangan ilmu

pengetahuan yang secara teoritis dipelajari penulis diperkuliahan.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi UNY

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi perpustakaan dan bahan

pembanding bagi mahasiswa yang ingin melakukan pengembangan

penelitian berikutnya di bidang yang sama di masa mendatang.

b) Bagi Auditor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan oleh

auditor dalam melaksanakan auditnya agar dapat menyelesaikan laporan

auditnya tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh

BAPEPAM.

c) Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana yang bermanfaat dalam

mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang auditing dan laporan

keuangan serta Audit Delay.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Audit Delay

Audit Delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari

tanggal penutupan tahun buku, hingga tanggal diselesaikannya laporan audit

independen (Wiwik Utami, 2006:4). Menurut Dyer & McHugh (1975:206 dalam

Wiwik Utami, 2006:4) “Auditors’ report lag is the open interval of number of

days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the

auditor’ report”. Ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan

hal yang sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang

menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Menurut

Lawrence dan Briyan (1988) dalam Yugo Trianto (2006:31) Audit Delay adalah

lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya,

yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya

laporan keuangan audit.

Perusahaan yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan

tahunannya disertai dengan opini auditor kepada Bapepam. Peraturan Bapepam

tersebut diatur dalam Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang publikasi

laporan keuangan tahunan auditan yang bersifat wajib dengan batas waktu 120

hari dari akhir tahun fiskal sampai tanggal diserahkannya laporan keuangan yang

telah diaudit ke BAPEPAM. Namun, Sejak 30 September 2003, peraturan ini


diganti dengan peraturan baru dengan Nomor X.K.2 tentang kewajiban

penyampaian laporan keuangan ke Bapepam menjadi 90 hari.

Ketepatwaktuan merupakan kualitas yang berkaitan dengan ketersediaan

informasi pada saat dibutuhkan. Waktu antara tanggal laporan keuangan dan

laporan audit (Audit Delay) mencerminkan ketepatwaktuan penyampaian laporan

keuangan. Informasi yang sebenarnya bernilai tinggi dapat menjadi tidak relevan

kalau tidak tersedia pada saat dibutuhan. Ketepatwaktuan informasi mengandung

pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk

mempengaruhi atau membuat perbedaaan dalam keputusan. Informasi harus

disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar membantu

dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya

pengambilan keputusan tersebut (Zaki Baridwan, 2001:5).

Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan

pendapat apakah laporan keuangan klien sudah menyajikan secara wajar dalam

semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat

diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain

dinyatakan dalam total aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua

Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah

berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva

tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum

yang total aktivanya diatas seratus milyar.


Pada dasarnya Ukuran Perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu

perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan

perusahaan kecil (small firm). Xaf0 Penentuan perusahaan ini didasarkan pada

total asset perusahaan (Llangnp1035Masud Machfoedz, 1994). Kategori Ukuran

Perusahaan yaitu:

a. Perusahaan Besar
Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih
besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki
penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun.
b. Perusahaan Menengah
Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan
lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar
c. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan
memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.

Faktor Ukuran Perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering diteliti

pada penelitian sebelumnya. Givoli dan Palmon (1982) dalam Prabandi dan

Rustiana (2007:29), dalam penelitiannya menemukan adanya hubungan antara

Ukuran Perusahaan, kompleksitas perusahaan dan kualitas pengendalian internal

dengan Audit Delay. Ukuran Perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan

pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan

akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat

karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem

pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat

kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor

dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan


bahwa kemungkinan Ukuran Perusahaan dapat mempengaruhi waktu

penyelesaian audit.

3. Opini Audior

Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam

mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada

pihak-pihak yang berkepentingan. Pendapat auditor sangatlah penting bagi

perusahaan ataupun pihak-pihak lain yang membutuhkan hasil dari laporan

keuangan auditan. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan dinyatakan

atas laporan keuangan auditan.

Ada lima tipe pendapat laporan audit yang diterbitkan oleh auditor

(Mulyadi, 2002:20-22):

1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi

pembatasan dalam lingkup audit dan terdapat pengecualian yang signifikan

mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam

penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi

berterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan

keuangan.

2) Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (Unqualified

Opinion report with Explanatory Language)

Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau telah sesuai

standar auditing. Penyajian laporan keuangan sesuai prinsip akuntansi yang

diterima umum, tetapi terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor


menambahkan suatu paragraf penjelasan (penjelasan lain) laporan audit,

meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas

laporan keuangan.

3) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)

Auditor memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan

audit apabila lingkup audit dibatasi klien, auditor tidak dapat melaksanakan

prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting

karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor,

laporan keuangan tidak disusun dengan prinsip akuntansi yang berterima

umum digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak ditetapkan

secara konsisten.

4) Pendapat tidak wajar (adverse Opinion)

Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa

pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan

keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum

sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha,

perubahan ekuitas, dan arus kas perusahaan klien.

5) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer of Opinion)

Jika auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditor, maka

laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat (no opinion report).

Kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat

adalah:

a) Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit.


b) Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya

Sebagai pemeriksa laporan keuangan auditor akan memberikan opini atas

laporan keuangan yang diauditnya. Opini yang dikeluarkan berdasarkan bukti

dan penemuan selama melaksanakan pekerjaan lapangan. Apabila selama

pelaksanaan pekerjaan lapangan auditor tidak menemukan masalah ataupun

bukti yang sangat menyimpang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum

maka auditor mungkin dapat dengan cepat menyelesaikan tugasnya dan

kemudian mengeluarkan opini audit yang sesuai dengan hasil yang diperoleh,

tetapi jika auditor menemukan penyimpangan karena laporan keuangan tidak

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum kemungkinan auditor akan

lebih banyak lagi mencari penyimpangan serta bukti-bukti lain yang akhirnya

dapat mempengaruhi penyelesaian waktu audit (Ardhi Dharma Yuana, 2008:

15). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan opini yang

dikeluarkan oleh auditor dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit.

4. Ukuran Kantor Akuntan Publik

Menurut SK. Menkeu No.43/KMK.017/1997 tertanggal 27 Januari 1997

sebagaimana telah diubah dengan SK. Menkeu No. 470/KMK.017/1999

tertanggal 4 Oktober 1999 dalam Haryono Jusup (2001:19), Kantor Akuntan

Publik (KAP) adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan

sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalakan pekerjaannya.

Jumlah kantor akuntan publik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin

bertambah sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis. Dewasa ini

di seluruh Indonesia terdapat 448 kantor akuntan publik yang dapat digolongkan
menjadi kantor akuntan besar, sedang dan kecil. Kantor akuntan publik yang

tergolong besar hanya sedikit jumlahnya dan umumnya bekerjasama dengan

kantor-kantor akuntan besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri

dari kantor-kantor akuntan publik kecil dengan wilayah operasi yang terbatas

(Haryono Jusup, 2001:19).

Struktur Kantor Akuntan Publik, Mengingat pekerjaan audit atas laporan

keuangan menuntut tanggungjawab yang besar, maka pekerjaan profesional

kantor akuntan publik menuntut indenpendensi dan kompetensi yang tinggi pula.

Indenpendensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias

tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompentensi memungkinkan auditor

untuk melakukan audit secara efisien dan efektif. Adanya kepercayaan atas

indenpendensi dan kompentensi auditor, menyebabkan pemakai bisa

mengandalkan diri pada laporan yang dibuat auditor. Oleh karena kantor akuntan

publik demikian banyak jumlahnya, maka tidaklah mungkin bagi pemakai

laporan untuk menilai independensi dan kompentensi masing-masing kantor

akuntan publik. Oleh karena itu struktur kantor akuntan publik akan sangat

berpengaruh terhadap hal ini, walaupun tidak menjamin sepenuhnya (Haryono

Jusup, 2001:20).

Bentuk usaha Kantor Akuntan Publik yang dikenal menurut hukum

Indonesia ada dua macam yaitu (Haryono Jusup, 2001:20) :

a. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Sendiri. Kantor Akuntan


Publik bentuk ini menggunakan nama akuntan publik yang bersangutan.
b. Kantor Akuntan Publik dalam bentuk Usaha Kerjasama. Kantor Akuntan
Publik bentuk ini menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama
akuntan publik yang menjadi rekan/partner dalam Kantor Akuntan Publik
yang bersangkutan.
Auditor Empat Besar (The Big Four Auditors) adalah kelompok empat

firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani

mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun perusahaan tertutup.

Menurut Yuliana dan Aloysia (2004:115) Kantor Akuntan Publik di Indonesia

dibagi menjadi KAP the big four dan Kantor Akuntan Publik non the big four.

Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP the big four di Indonesia

adalah:

a. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama

dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.

b. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang

bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.

c. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan Kantor

Akuntan Publik Drs. Sarwoko dan Sanjoyo.

d. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama

dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hans Tuanokata.

Menurut Supriyati Yuliastri Rolinda (2007:114) Kantor Akuntan Publik

internasional atau yang di kenal dengan the Big Four dianggap dapat

melaksanakan auditnya secara efisien dan memiliki jadwal waktu yang lebih

tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Kantor Akuntan Publik

yang besar memperoleh insentif yang tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan

auditnya lebih cepat dibandingkan Kantor Akuntan Publik lainnya. Waktu audit

yang lebih cepat adalah cara bagi Kantor Akuntan Publik besar untuk
mempertahankan reputasinya, karena jika tidak menyelesaikan audit dengan

cepat maka untuk tahun yang akan datang mereka akan kehilangan kliennya.

Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat

membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu.

Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan

reputasi kantor akuntan publik dan menjaga kepercayaan klien untuk memakai

jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar kecilnya

Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi waktu

penyelesaian audit laporan keuangan.

5. Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua

kewajiban-kewajibannya baik kewajiban jangka pendek maupun jangka

panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang utang

totalnya lebih besar dibandingkan total asetnya (Hanafi dan Halim, 1996).

Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh

perusahaan.

Supranoto (1990:198) disebutkan bahwa solvabilitas merupakan

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada

saat jatuh tempo. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam

neraca yang menunjukan kemampuan untuk melunasi utang lancar dan utang

tidak lancar.

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi

tolak ukur Solvabilitas diukur dengan rasio total debt to total asset ratio (TDTA)
yang membandingkan jumlah aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik

jangka pendek ataupun jangka panjang). Perhitungan solvabilitas dengan rasio

total debt to total asset (TDTA) sendiri di hitung dengan rumus:

Total Aktiva
TDTA = × 100%
Total Utang

Penelitian Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yugo Trianto (2006),

menemukan pengaruh yang signifikan antara solvabilitas yang diukur dari rasio

total debt to total assets (TDTA) terhadap Audit Delay untuk perusahaan

sampelnya tahun 1988. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to

assets ratio adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio

mengindikasikan kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets

ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor

akan meningkatkan perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang

dapat dipercaya. Kedua, mengaudit hutang memerlukan waktu yang lebih lama

dibandingkan dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih

melibatkan banyak staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dengan

demikian solvabilitas yang di ukur dengan total debt to total assets ratio dapat

mempengaruhi waktu penyelesaian audit.

6. Profitabilitas

Menurut Hanafi dan Halim (1996) Profitabilitas adalah ukuran mengenai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode


tertentu. Dalam Supranoto (1990) Profitabilitas adalah kemampuan suatu

kesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba.

Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan

manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba

yang dihasilkan. Secara garis besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari

penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan (Profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset, modal maupun

saham tertentu. Dalam rasio Profitabilitas ini dapat dikatakan sampai sejauh

mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan keuntungan

bagi perusahaan. Profitabilitas merupakan hasil dari sejumlah besar kebijakan

dan keputusan manajemen dalam menggunakan sumber-sumber dana

perusahaan.

Penelitian ini melakukan perhitungan Profitabilitas dengan Return On

Asset Rasio (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

laba berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan

yang mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan

akibat yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut

bagi perusahaan.

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi

tolak ukur tingkat profitabilitas yaitu Return On Asset Rasio (ROA) yang

diproleh dengan persamaan berikut (Martono dan Agus Harjito, 2005):

EBIT
ROA = ×100%
Total Asset
Keterangan :

Return on Asset (ROA) : Rasio Tingkat Profitabilitas

EBIT : Jumlah laba bersih perusahaan setelah pajak

Total Asset : Jumlah asset yang dimiliki perusahaan

Berdasarkan persamaan diatas, maka ROA merupakan perbandingan

antara jumlah laba yang dihasilkan terhadap asset yang digunakan, sehingga

menunjukan sejumlah perusahaan mampu untuk menghasilkan laba dari sumber

daya (asset) yang dimiliki. Dengan demikian kemungkinan Profitabilitas yang

diukur dengan Return on Asset dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit.

7. Auditing (Pengauditan)

a. Definisi Auditing (Pengauditan)

Menurut Haryono Jusup (2001:11), pengertian pengauditan dapat

diartikan sebagai berikut:

Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang


berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian
ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuaian antara
asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Mulyadi (2002:9), pengertian pengauditan dapat diartikan

sebagai berikut:

Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mencari bukti-bukti


dengan cara objektif yang berkaitan dengan pernyataan-peryataan tentang
tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan
kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang
berkepentingan.

Perlunya laporan keuangan diaudit karena (Asmara, 1996:7 dalam

Anggit Wasis Sejati, 2007:29):


1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan dengan
manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan
laporan keuangan tersebut
2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses
pengambilan keputusan oleh para pemakai laporan keuangan
3) Kerumitan data
4) Keterbatasan akses pemakai laporan keuangan terhadap catatan-catatan
akuntansi

b. Tujuan Audit

Tujuan umum suatu auditing atas laporan keuangan adalah

memberikan suatu pernyataan pendapat mengenai apakah laporan keuangan

klien telah disajikan secara wajar, dalam segala hal material, sesuai dengan

prinsip akuntansi berlaku umum. Dalam audit biasanya dirumuskan tujuan

khusus audit untuk setiap rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Tujuan khusus ini berasal dari asersi-asersi yang dibuat manajemen dalam

laporan keuangan (Haryono Jusup, 2001:117).

c. Fungsi Audit

Berdasarkan sifatnya yang analisis, auditing mempunyai fungsi

memecah-mecah atau menguraikan informasi yang ada dalam laporan

keuangan untuk mencari bukti yang dapat mendukung pendapat auditor

mengenai kewajaran penyajian informasi tersebut.

Audit yang dilaksanakan auditor adalah suatu fungsi untuk menentukan

apakah laporan keuangan yang disusun manajemen telah memenuhi kriteria

yang telah disepakati bersama atau telah memenuhi ketentuan-ketentuan

yang telah digariskan dalam Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum

(PABU) dalam Yugo Trianto (2006).


Alasan utama adanya profesi auditor adalah untuk melakukan fungsi

pengesahan atau meyakinkan akan kewajaran laporan keuangan. Auditor

memberikan sumbangan berupa kepercayaan terhadap laporan keuangan

untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan pihak-pihak

pemakai laporan keuangan.

d. Jenis-Jenis Audit

Audit dikelompokan menjadi 3 golongan yaitu (Haryono Jusup,

2001:15):

1) Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan untuk

menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu

informasi kualitatif yang akan diperiksa dan dinyatakan sesuai dengan

kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Pada umumnya kriteria yang

digunakan adalah prinsip akuntansi berlaku umum, meskipun audit lazim

juga dilakukan atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan dasar

tunai atau dasar akuntansi lain yang cocok untuk organisasi yang diaudit.

Laporan keuangan yang diperiksa biasanya meliputi neraca, laporan laba-

rugi dan laporan arus kas termasuk catatan kaki (font mote).

2) Audit Kesesuaian

Audit kesesuaian adalah audit yang tujuannya untuk menentukan

apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu

yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Hasil audit kesesuaian

biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu yang lebih


tinggi yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada

pihak-pihak diluar perusahaan.

Audit kesesuaian untuk perusahaan swasta dapat berupa penentuan

apakah karyawan-karyawan di bidang akuntansi telah mengikuti

prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahaan.

Manajemen biasanya merupakan pihak yang paling berkepentingan atas

hasil audit kesesuaian, dibandingkan dengan pihak-pihak lainnya.

3) Audit Operasional

Audit operasional adalah pengkajian (review) atas setiap bagian

dari prosedur dan metode yang ditetapkan suatu organisasi dengan tujuan

untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas. Hasil akhir dari audit

operasional biasanya berupa rekomendasi kepada manajemen untuk

perbaikan operasi.

e. Standar Auditing

Standar auditing adalah sebagai ukuran mutu profesional auditor

independen dan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan

penyusunan laporan auditor standar tersebut meliputi (Haryono Jusup,

2001:53):

1) Standar Umum

a) Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki

keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.


b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi

dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

c) Dalam pelaksanaan auditor dan penyusun laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2) Standar Pekerjaan Lapangan

a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan

asisten harus disupervisi dengan semestinya.

b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus

diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan

lingkup pengujian yang akan dilakukan.

c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar

memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

3) Standar Pelaporan

a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b) Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip

akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan

keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip

akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

c) Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali yang dinyatakan lain dalam laporan audit.


d) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa

pernyataan tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan

tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

f. Jenis-Jenis Auditor

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (Haryono Jusup,

2001:17):

1) Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit

harus diatas keuangan negara pada instansi-instansi pemerintah. Di

Indonesia audit dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk

pada pemerintah sehingga dapat diharapkan dapat melakukan audit

secara independen, namun demikian badan ini bukanlah badan yang

berdiri diatas pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan

kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan

keuangan negara.

2) Auditor Intern

Auditor intern adalah auditor yang bekerja didalam perusahaan

(perusahaan negara maupun perusahaan swasta) yang tugas pokoknya

adalah menentukan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh

manajemen. Pada umumnya auditor intern wajib memberikan laporan


secara langsung kepada pimpinan tertinggi perusahaan atau pejabat tinggi

tertentu lainnya dalam perusahaan.

Tanggungjawab auditor intern pada berbagai perusahaan sangat

beranekaragam tergantung pada kebutuhan perusahaan yang

bersangkutan. Sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan

tugas rutin berupa audit kesesuaian. Agar dapat melakukan tugasnya

secara efektif, auditor intern harus independen terhadap fungsi-fungsi lini

dalam organisasi tempat ia bekerja, namun ia tidak dapat independen

terhadap perusahaannya karena ia adalah pegawai dari perusahaan yang

diauditnya.

3) Auditor Independen atau Akuntan Publik

Auditor independen atau sering disebut sebagai akuntan publik

adalah auditor yang mempunyai tanggung jawab melakukan fungsi

pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.

Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan terbuka

yaitu perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui

pasar modal, perusahaan-perusahaan besar, dan juga perusahaan-

perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan

mencari laba. Praktik sebagai akuntan publik harus dilakukan melalui

suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah mendapat izin dari

Departemen Keuangan. Seseorang baru akan memperoleh ijin berpraktek

sebagai akuntan publik apabila yang bersangkutan memenuhi beberapa

syarat yang telah ditentukan.


8. Laporan Audit

Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam

berkomunikasi dengan masyarakat lingkungannya (Mulyadi, 2002:12). Dalam

laporan tersebut auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan

keuangan auditan. Pendapat auditor biasanya disampaikan dalam bentuk tertulis

yang umumnya berupa laporan audit baku. Laporan audit baku terdiri dari tiga

paragraf yaitu: paragraf pengantar (introductory paragraph), paragraf lingkup

(scope paragraph), dan paragraf pendapat (opinion paragraph).

Menurut Haryono Jusup (2001:57) laporan audit adalah alat formal yang

digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan

keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Didalam

menerbitkan suatu laporan audit, auditor harus mematuhi keempat standar

pelaporan dalam standar auditing.

9. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Ada beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli ekonomi:

1) Pengertian laporan keuangan menurut Mulyadi (2002:61) adalah suatu

penyajian data keuangan termasuk catatan yang menerimanya, bila ada,

yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi

(aktiva) dan/ atau kewajiban entitas pada saat tertentu atau perubahan

atas aktiva dan/atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.


2) Pengertian laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (2004:11) adalah

merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan

dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang

bersangkutan.

3) Pengertian laporan keuangan menurut Haryono Jusup (2001:100) adalah

Suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, bila

ada yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi

(aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau

perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama periode waktu tertentu

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi

komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber

informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri,

kondisi perekonomian, pangsa perusahaan, kualitas menejemen dan lainya.

Jadi setiap perusahaan go public diwajibkan untuk mempublikasikan laporan

keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan dan telah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang telah terdaftar di Badan

Pengawasan Pasar Modal (Bapepam). Laporan keuangan terdiri dari:

1) Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah sebuah laporan tentang posisi keuangan perusahaan

pada titik waktu tertentu (Bringham & Houston, 2006:46). Persamaan

akuntansi (disebut juga identitas neraca) merupakan dasar sistem

akuntansi. Disisi kiri persamaan ini terkait dengan sumber daya yang
dikendalikan oleh perusahaan, atau aktiva sumber daya yang merupakan

investasi yang diharapkan untuk menghasilkan laba dimasa depan

melalui aktiva operasi sisi kanan persamaan ini yang mengidentifikasi

sumber pendanaan. Kewajiban (liability) merupakan pendanaan dari

kreditor dan mewakili kewajiban perusahaan, atau klaim kreditor atas

aktiva. Ekuitas atau ekuitas pemegang saham (shareholders equity)

merupakan total dari (1) pendanaan yang menginvestasikan atau

dikontribusi oleh pemilik (modal kontribusi) dan (2) akuntansi laba yang

tidak dibagikan kepada pemilik (laba ditahan) sejak berdirinya

perusahaan.

2) Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan

dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang

biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun (Bringham & Houston,

2006:50). Laporan laba rugi mengukur kinerja keuangan perusahaan

antara tanggal neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi

perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan rincian pendapatan, beban,

untung, dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu.

3) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkan dampak dari

aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan

pada arus kas selama satu periode akuntansi (Bringham & Houston,

2006:59). Tujuan pokok laporan arus kas adalah untuk memberikan


nformasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama

periode tertentu.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sinyal

dari perusahaan yang menunjukan adanya informasi yang bermanfaat dalam

kebutuhan untuk pembuatan keputusan investor (Made Gede, 2004 dalam

Yugo Trianto, 2006). Hal ini berarti apabila penyampaian laporan keuangan

terlambat maka informasi yang didapat akan kehilangan relevansinya dan

secara tidak langsung sebagai sinyal buruk bagi perusahaan.

Menurut Ainun Na’im (1988) tujuan umum laporan keuangan adalah:

1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai

aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan

2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan

dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha

dalam rangka memperoleh laba

3) Memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai laporan dalam

menaksir potensi perusahaan.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan

yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan buku

bersangkutan.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut adalah ringkasan dari penelitian terdahulu yang menjadi dasar dari

penelitian ini:
1. Penelitian yang dilakukan Supriyati Yuliastari Rolinda (2007)

Penelitain ini mengambil judul Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan

Finansial di Indonesia). Penelitian ini dilakukan dengan sampel penelitian

perusahaan manufaktur dan finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2004-2005 terhadap 36 sampel perusahaan, penelitian ini menggunakan

variabel independen Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Profitabilitas,

Ukuran KAP, Jenis Pendapat/Opini, dan Jenis Industri perusahaan. Hasil

penelitian berdasarkan analisis regresi menunjukan bahwa secara signifikan

Ukuran KAP dan Jenis Industri Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap

Audit Delay, sedangkan Ukuran Perusahaan, Debt To Equity Ratio, Tingkat

Profitabilitas dan Jenis Pendapat/Opini menunjukan hipotesis yang diajukan

tidak dapat terbukti atau tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay.

Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian yang sebelumnya

adalah sama-sama penelitian menggunakan variabel Ukuran KAP, Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas dan Opini Auditor. Perbedaan penelitian sekarang

dengan penelitian diatas adalah penggunaan variabel independen yaitu Debt To

Equity Ratio dan Jenis Industry Perusahaan yang digunakan pada penelitian

terdahulu dan tahun penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006)

Penelitian ini mengambil judul Faktor-Faktor Yang Berpengaruh

Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public

Di Bursa Efek Indonesia) tahun 2004 terhadap 243 sampel perusahaan go public
dengan menggunakan 6 variabel yang diteliti yaitu Ukuran Perusahaan, Jenis

Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas. Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa secara simultan semua variabel independen

berpengaruh terhadap Audit Delay. Secara parsial Opini Auditor dan

Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay, sedangkan variabel

Ukuran Perusahaan, Jenis Perusahaan, Ukuran KAP dan Solvabilitas tidak

berpengaruh terhadap Audit Delay.

Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian yang sebelumnya

adalah sama-sama menggunakan variabel Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,

Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas. Sedangkan perbedaannya terletak

pada tahun penelitiannya yaitu penelitian sekarang menggunakan tahun

penelitian 2007-2008 dan perusahaan yang digunakan yaitu penelitian Yugo

Trianto menggunakan sampel seluruh perusahaan go publik sedangkan penelitian

sekarang hanya menggunakan perusahaan manufaktur.

3. Penelitian yang dilakukan Anggit Wasis Sejati (2007)

Penelitian ini mengambil judul Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Jakarta

Tahun 2003-2005 terhadap 270 perusahaan dalam satu tahunnya (total 810

perusahaan). Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu Ukuran Perusahaan,

Klasifikasi Industri, dan Laba/rugi Perusahaan. Hasil penelitin menunjukan

bahwa secara simultan variabel Ukuran Perusahaan, Klasifikasi Industri, dan

Laba/rugi Perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Delay, sedangkan


secara parsial hanya Laba/Rugi perusahaan yang berpengaruh signifikan

terhadap Audit Delay.

Persamaan penelitian yang sekarang dengan penelitian sebelumnya

adalah sama-sama menggunakan variabel dependen Audit Delay dan variabel

independen Ukuran Perusahaan. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel

indepennya yang digunakan yaitu karena dalam penelitian sebeumnya variabel

indepennya menggunakan variabel Laba/Rugi Perusahaan dan Klasifikasi

Industri. Penelitian terdahulu diambil pada periode tahun 2003-2005 sedangkan

penelitian sekarang diambil pada periode tahun 2007-2008.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Sistya Rachmawati (2008)

Penelitian ini mengambil judul Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal

Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa efek Indonesia tahun 2003-2005. Dalam penelitian ini

terdapat dua variable dependen yaitu Audit Delay dan Timeliness dengan lima

variabel independen yaitu Profitabilitas, Solvabilitas, Internal Auditor, Size

Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP). Hasil penelitian

menunjukan bahwa Size Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP)

berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay sedangkan variabel

Profitabilitas, Solvabilitas, dan Internal Auditor tidak mempunyai pengaruh

terhadap Audit Delay.

Persamaan penelitian yang sekarang dengan dengan penelitian terdahulu

adalah sama-sama menggunakan variabel Size Perusahaan, Ukuran Kantor

Akuntan Publik (KAP), Profitabilitas, dan Solvabilitas dan sama-sama


menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak

pada variabel dependen yang pada penelitian terdahulu menggunakan dua

variabel dependen yaitu Audit Delay dan Timeliness.

C. Kerangka Berpikir

Informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai predictable, feed

back value, dan tepat waktu (Smith dan Skousen, 1997 seperti yang dikutip dari

Anggit Wasis Sejati, 2007:41). Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan

keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, maksudnya untuk

menjelaskan perubahan didalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai

informasi pada waktu membuat prediksi dan keputusan. Sedangkan ketepatan waktu

pelaporan sendiri dipengaruhi oleh lamanya audit (Hendriksen, 1992 seperti yang

dikutip pada Anggit Wasis Sejati, 2007:41).

Beberapa faktor yang diduga dapat berpengaruh terhadap Audit Delay dalam

penelitian ini antara lain adalah Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor

Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas.

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay

Ukuran Perusahaan dapat dilhat dari total asset yang dimiliki perusahaan.

Hal yang mendasari hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Audit Delay

adalah perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat

dibandingkan perusahaan kecil, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk


mengurangi Audit Delay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat

oleh investor, pengawas permodalan, dan pemerintah. Pihak-pihak ini sangat

berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan. Oleh

karena itu, perusahaan-perusahaan berskala besar cenderung menghadapi

tekanan eksternal yang lebih tinggi untuk mengumumkan audit lebih awal.

Disamping itu perusahaan besar pada umumnya memiliki sistem pengendalian

iternal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan

pekerjaannya. Penelitian yang telah dilakukan Imam Subekti dan Novi

Wulandari (2004), dalam Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:113) menunjukan

bahwa Ukuran Perusahaan dengan indikator total aktiva memiliki pengaruh yang

besar terhadap Audit Delay. Pengaruh ini ditunjukan dengan semakin besar nilai

aktiva perusahaan maka semakin pendek nilai Audit Delay dan sebaliknya jika

semakin kecil nilai aktiva perusahaan maka semakin panjang Audit Delay.

Hasil penelitian Sistya Rachmawati (2008:8), menunjukan bahwa Ukuran

Perusahaan memiliki pengaruh signifkan terhadap Audit Delay yang berarti

bahwa semakin besar Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay dan

sebaliknya semakin kecil Ukuran Perusahaan makan semakin panjang Audit

Delay. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya sistem pengendalian internal

perusahaan besar sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam

penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan

audit laporan keuangan.

2. Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay


Imam Subekti dan Novi Wulandari (2004 ) dalam Supriyati Yuliasri

Rolinda (2007:115) membuktikan bahwa Audit Delay yang lebih panjang

dialami oleh perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion.

Hal ini dikarenakan proses pemberian pendapat selain unqualified opinion

tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang

lebih senior atau staf teknis dan perluasan lingkup audit, sedangkan perusahaan

yang menerima pendapat unqualified opinion merupakan suatu berita yang baik

bagi perusahaan. Perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion akan

melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Opini audit yang baik (unqualified

opinion) harus mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit

sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada

penyimpangan material yang dapat mempengaruhi pengambilan suatu

keputusan.

Opini selain wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) merupakan

opini yang tidak diharapkan oleh semua manajemen. Semakin tidak baik opini

yang diterima oleh perusahaan maka semakin lama laporan keuangan auditan

dipublikasikan. Laporan keuangan yang disampaikan tidak tepat waktu

mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan yang ada. Hasil

penelitian Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public tahun 2004

menemukan adanya pegaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay. Pada

perusahaan yang menerima pendapat selain unqualified opinion akan

menunjukan Audit Delay yang lebih panjang dibandingkan dengan perusahaan

yang menerima pendapat unqualified opinion.


3. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay

Kualitas audit diukur dengan Ukuran Kantor Akuntan Publik yang

dibedakan menjadi kantor akuntan publik yang masuk empat besar, dalam hal ini

the big four dan kantor akuntan publik non the Big Four. Dimana Kantor

akuntan publik empat besar cenderung untuk lebih cepat menyelesaikan tugas

audit yang mereka terima dan mengeluarkan pendapat yang going concern.

Kantor akuntan publik the big four lebih menginginkan untuk mengambil sikap

yang tepat dan mengeluarkan pendapat yang sesuai standar dan memiliki

kemampuan teknis untuk mendeteksi going concern perusahaan, kantor akuntan

publik besar cenderung menyajikan audit yang lebih cepat dibandingkan dengan

kantor akuntan publik non the big four karena mereka memiliki nama baik yang

dipertaruhkan (Prabandi dan Rustiana, 2007:31).

Kantor akuntan publik the big four umumnya mempunyai sumber daya

yang lebih besar sehingga dapat melakukan audit lebih cepat dan efisien. Hal ini

membuktikan pendapat bahwa perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan

publik the big four cenderung lebih cepat menyelesaikan auditnya bila

dibandingkan dengan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik non

the big four. Supriyati Yuliasri Rolinda (2007:123) telah membuktikan bahwa

Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap Audit Delay studi empiris

pada perusahaan manufaktur dan finansial di Indonesia pada tahun 2004-2005

hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan sudah menggunakan jasa audit

Kantor Akuntan Publik the big four yang dapat melakukan auditnya dengan

cepat dan efisien.


4. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay

Carlaw dan Kaplan (1991) dalam Yogo Trianto (2006:35) menemukan

hubungan yang signifikan antara rasio Total Debt to Total Asset (TDTA) dengan

Audit Delay. Alasan yang dapat mendukung hubungan antara debt to assets

ratio adalah pertama, bahwa total debt to total assets ratio mengindikasikan

kesehatan dari perusahaan. Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi

akan meningkatkan kegagalan perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan

perhatian bahwa ada kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya.

Kedua, mengaudit utang memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan

dengan mengaudit modal. Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak

staf dan lebih rumit dibandingkan mengaudit modal. Dalam hal ini perusahaan

akan mengurangi resiko dengan mengundurkan publikasi laporan keuangannya

dan mengulur waktu dalam laporan auditnya. Ini memberikan tanda ke pasar

bahwa perusahaan dalam tingkat resiko yang tinggi. Dengan demikian, auditor

akan mengaudit laporan keuangan dengan lebih seksama dan membutuhkan

waktu yang relatif lama sehingga dapat membuat laporan keuangan terlambat

untuk dipublikasikan (Prabandari dan Rustiana, 2007:30).

5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay

Untuk menilai tingkat Profitabilitas perusahaan dilihat dari EBIT (laba

bersih sesudah pajak). Perusahaan yang mengumumkan rugi atau tingkat

Profitabilitas yang rendah, maka akan membawa reaksi negatif terhadap pasar

dan turunnya penilaian atas kinerja perusahaannya. Sedangkan, perusahaan yang

mengumumkan laba yang tinggi akan berdampak positif terhadap penilaian


pihak lain atas kinerja perusahaannya. Penelitian Na’im (1998) dalam Yugo

Trianto (2006:33) menunjukan bahwa tingkat Profitabilitas yang lebih rendah

memacu kemunduran publikasi laporan keuangan. Ada beberapa alasan yang

mendorong terjadinya kemunduran laporan publikasi yaitu pelaporan laba atau

rugi sebagai indikator good news atau bad news atas kinerja menejerial

perusahaan dalam setahun. Tinggi rendahnya Profitabilitas mempengaruhi lama

atau cepatnya penyampaian laporan keuangan seperti penelitian yang telah

dilakukan oleh Yugo Trianto (2006) pada perusahaan go public yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 hasil penelitiannya telah membuktikan

bahwa Profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay.

D. Paradigma Penelitian

Ukuran Perusahaan(X1)

Opini Auditor (X2)

Ukuran KAP (X3)


Audit Delay (Y)

Solvabilitas (X4)

Profitabilitas (X5)

Gambar 1. Paradigma Penelitian


Keterangan :

: Pengaruh secara parsial X terhadap Y

: Pengaruh secara simultan X terhadap Y

E. Hipotesis Penelitian

1. Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.

2. Opini Auditor mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.

3. Ukuran Kantor Akuntan Publik mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-

2008.

4. Solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.

5. Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.

6. Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas

mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian dengan

karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih.

Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post facto, yaitu tipe

penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya suatu fakta atau

peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 1999:27). Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada pengujian teori melalui

pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan

prosedur statistik.

Tujuan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan

hubungan variabel-variabel yang diteliti yaitu Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,

Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas sebagai variabel independen dan

variabel dependennya Audit Delay.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia yang diambil di Pusat Informasi Pasar Modal di Jln. Magelang No.

8A Yogyakarta, BEI dipilih sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan Bursa

Efek di Indonesia yang memiliki catatan historis yang panjang dan lengkap

mengenai perusahaan yang sudah go public. Penelitian dilakukan pada bulan

September tahun 2010.


C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang dilakukan

terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi

atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan bagian atau subset dari

populasi. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar dalam BEI tahun 2007-2008.

Metode sampel yang diterapkan adalah metode purposive sampling yaitu

pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan

menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan atau masalah

penelitian. Alasan penggunaan metode purposive sampling didasari pertimbangan

agar sampel data yang dipilih memenuhi kriteria untuk diuji (Indriantoro dan

Supomo, 1999:131). Perusahaan diseleksi dengan kriteria sebagai berikut (Yugo

Trianto, 2006):

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI memiliki total aktiva lebih dari

500 milyar

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan keuangan

selama 1 tahun

3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI menerbitkan laporan auditor dan

opini auditor atas laporan keuangan perusahaannya

4. Perusahaan memiliki data yang lengkap untuk penelitian.


D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.

Dalam penelitian ini akan menggunakan variabel dependen Audit Delay, yaitu

lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun

buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit.

Audit delay diukur dengan menghitung berapa jarak antara penutupan

tahun buku sampai dengan ditandatanganinya laporan keuangan auditan.

Audit Delay = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain,

variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan

besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara. Dalam penelitian ini

Ukuran Perusahaan adalah ukuran perusahaan yang diperiksa oleh KAP dan

dihitung dengan menggunakan total asset yang dimiliki perusahaan atau total

aktiva perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan

akhir periode yang telah diaudit menggunakan log size. Dalam penelitian ini,

pengukuran terhadap Ukuran Perusahaan diproksikan dengan nilai logaritma

dengan tujuan untuk menghaluskan besarnya angka dan menyamakan ukuran

saat regresi.

Ukuran Perusahaan = log (total aktiva)


b. Opini Auditor

Opini Auditor adalah pendapat yang diberikan oleh auditor independen

atas laporan keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan. Opini Auditor

dalam penelitian ini diukur dengan melihat jenis opini yang diberikan oleh

auditor independen terhadap laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Ada empat jenis

pendapat yang diberikan oleh auditor kepada perusahaan. Dalam penelitian

ini pendapat auditor dibedakan menjadi dua kelompok yaitu perusahaan yang

menerima pendapat unqualified opinion diberi kode 1 dan perusahaan yang

menerima pendapat selain unqualified opinion diberi kode 0.

c. Ukuran KAP

Pada penelitian ini Ukuran KAP diukur dengan melihat KAP mana

yang mengaudit laporan keuangan perusahaan. Ukuran KAP dalam

penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu perusahaan yang

menggunakan jasa KAP the big four diberi kode 1 dan perusahaan yang tidak

menggunakan jasa KAP non the big four diberi kode 0.

d. Solvabilitas

Solvabilitas perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan

membandingkan jumla aktiva (total asset) dengan jumlah utang (baik jangka

pendek ataupun jangka panjang). Angka perbandingan tersebut dinyatakan

dalam total debt to total asset rasio. Perhitungan Solvabilitas dirumuskan

sebagai berikut:
Jumlah Kekayaan
Solvabilitas = × 100%
Jumlah Utang

e. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

Profitabilitas diukur dengan rasio return on asset (ROA) yang hitung

berdasarkan EBIT dibagi dengan total aktiva. Perusahaan yang memiliki

Profitabilitas tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

auditnya akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan Profitabilitas

rendah. Profitabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut:

EBIT
Profitabilitas (ROA) = ×100%
Total Aktiva

E. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008. Teknik

pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, yaitu dengan melihat

dokumen yang sudah terjadi (laporan keuangan dan laporan audit emiten) di Bursa

Efek Indonesia. Dalam penelitian ini data diperoleh dari Indonesian Capital Market

Directory 2007, Indonesian Capital Market Directory 2008. Penelitian juga

dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca,

mempelajari literatur dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal atau tidak (Imam Ghozali, 2005:147). Dalam penelitian ini normalitas

menggunakan P-P Plot. Apabila P-P Plot memiliki titik-titik yang berada

disekitar garis lurus, maka dapat diasumsikan bahwa data memiliki distribusi

populasi yang normal, sedangkan jika terjadi sebaliknya maka data memiliki

distribusi tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang

terbentuk berpola linear atau non linear (Imam Ghozali, 2005:152). Pengujian

dilakukan dengan menggunakan uji F. Apabila F hitung lebih kecil dari pada

F-tabel atau P-value lebih besar dari taraf signifikansi 0.05, maka dapat

diasumsikan bahwa pola yang terbentuk mendekati linear, dan apabila

sebaliknya maka terjadi non linearitas.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang

sempurna antara satu variable bebas dengan variabel bebas lain. Uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Imam Ghozali, 2006: 91).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independennya.

Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada

tolerance value atau variance inflammatory factor (VIF). Batas tolerance


value adalah 0,10 atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF >10 dan nilai Tolerance

<0.10, maka tejadi multicolinearitas tinggi antar variabel bebas dengan

variable bebas lainnya.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2005:125), uji heteroskedastistas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara

varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari

residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedastistas. Pada

penelitian ini menguji ada tidaknya heteroskedastistas adalah dengan melihat

scatter plot. Jika pada scatter plot memiliki titik-titik yang menyebar dan

tidak membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi adanya heteroskedastistas.

Sebaliknya, jika membentuk pola tertentu, maka terjadi heteroskedastistas.

e. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan penganggu t-1 (sebelumnya) (Imam Ghozali, 2005:99). Jika terjadi

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak

bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada

data runtut waktu (times series). Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi

digunakan uji Durbin Waston, dimana dalam pengambilan keputusan dengan


melihat berapa jumlah sampel yang diteliti yang kemudian dilihat angka

ketentuannya pada tabel Durbin Waston.

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dideteksi

dengan menggunakan rumus Durbin Watson sebagai berikut:

∑ (en − en −1 )
2
dW =
∑ en2
Keterangan:
dW = Nilai Durbin Watson

e =Y- Y
n = Jumlah sampel
Hasil dari rumus tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel

Durbin Watson. Di dalam tabel tersebut dimuat dua nilai batas atas (dU) dan

nilai batas bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (jumlah variabel bebas).

Jika dU <dW < 4-dU, maka tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun

negatif di dalam model persamaan regresi. Secara lengkap, panduan untuk

mengambil kesimpulan adalah sebagai berikut:

1) dW < dL, berarti ada autokorelasi positif (+)

2) dL< dW < dU, tidak dapat disimpulkan

3) dU < dW < 4-dU, berarti tidak terjadi autokorelasi.

4) 4-dU < dW < 4-dL, tidak dapat disimpulkan

5) dW > 4-dL, berarti ada autokorelasi negatif (-)

2. Regresi Linear Sederhana


Menurut Sugiono (2006:243) Regresi sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu

variabel dependen.

Persamaan regresi sederhana adalah:

Y = a + bX

Di mana:

Y = Audit Delay

a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisian regresi, yang menunjukkan angka

peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang

didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila (-)

maka terjadi penurunan.

X = subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

3. Regresi Linear Berganda

Menurut Sugiyono (2006:250) analisis regresi ganda digunakan untuk

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, jika dua

atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang

untuk meneliti variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel tidak

bebas.

Persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4 X4 + b5 X5 + e

Keterangan :
Y = Audit Delay
X1 = Ukuran Perusahaan
X2 = Opini Auditor
X3 = Ukuran KAP
X4 = Solvabilitas
X5 = Profitabilitas
b = Koefisien Regresi
a = Konstanta
e = Faktor Pengganggu

4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Regresi Parsial (Uji Statistik t)

Pengujian hipotesis untuk masing-masing variabel Ukuran

Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas

dan Profitabilitas secara individu terhadap Audit Delay menggunakan uji

regresi parsial (uji t). Uji regresi parsial merupakan pengujian yang

dilakukan terhadap variabel dependen atau variabel terikat (Imam

Ghozali, 2005). Adapun mengenai hipotesis-hipotesis yang dilakukan

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1) Jika prob < 0.05 atau t hitung > t tabel maka variabel X secara

individu (Parsial) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Y.

2) Jika prob. > 0.05 atau t hitung < t tabel maka variabel X secara

individu (Parsial) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel Y.

b. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)


Pengujian terhadap Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran

Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas dan Profitabilitas secara bersamaan

dengan uji F. Uji regresi simultan (uji F) merupakan pengujian yang

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh bersama-sama

antara variabel independen terhadap variabel dependen (Imam Ghozali,

2005). Adapun mengenai hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut :

1) Jika nilai F-hitung > F-tabel maka variabel X secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

2) Jika nilai F-hitung < F-tabel maka variabel X secara bersama-sama

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Umum

Di dalam bab ini disajikan analisis terhadap data yang telah diperoleh

selama pelaksanaan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September

2010. Data yang digunakan diambil dari Pusat Informasi Pasar Modal di Jln.

Magelang No. 8A Yogyakarta. Periode pengamatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tahun 2007-2008. Berdasarkan Indonesian Capital Market

Directory (ICMD), jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada

tahun 2007 sebanyak 139 perusahaan dan pada tahun 2008 sebanyak 140

perusahaan. Keseluruhan data tersebut kemudian diambil sesuai kriteria yang

telah dipilih berdasarkan metode purposive sampling sehingga data yang

terkumpul sebanyak 63 perusahaan. Proses pemilihan sampel bisa dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 1. Prosedur dan hasil pemilihan sampel perusahaan


No Kriteria Jumlah
Perusahaan
1 Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2007 139
Yang termasuk jenis perusahaan manufaktur tahun 2008 140
2 Perusahaan yang tidak dapat diteliti karena perusahaan
tersebut ada di tahun 2007 tapi tidak ada di tahun 2008
atau sebaliknya
Tahun 2007 8
Tahun 2008 9
3 Perusahaan yang asetnya kurang dari 500 Milyar 65
3 Perusahaan yang tidak memiliki laporan audit dalam 3
laporan keuangan pada tahun 2007-2008
Jumlah Sampel 63
Sumber: Lampiran 1
Tabel 2. Daftar Nama Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun
2007-2008
No Nama Perusahaan Kode No Nama Perusahaan Kode

1 Aqua Golden Misissippi AQUA 33 Multistrada Arah Sarana MASA


2 Arwana Citra Mulya ARNA 34 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia TKIN
3 Asahimas Flat Glass AMFG 35 Panasia Filament Inti PAFI
4 Astra internasional ASII 36 Panasia Indosyntec HDTX
5 Astra graphia ASGR 37 Polychem Indonesia ADMG
6 Astra otopart AUTO 38 Polysindo Eka Perkasa POLY
7 Barito Pacific BRPT 39 Prima Alloy Steel PRAS
8 BAT Indonesia BATI 40 Ricky Putra Globalindo RICKY
9 Bentoel International Invest RMBA 41 Roda Vivatex RDTX
10 Budi Acid Jaya BUDI 42 SAT Nusapersada PTSN
11 Cahaya Kalbar CEKA 43 Selamat Sempurna SMSM
12 Citra Tubindo CTBN 44 Semen Gresik SMGR
13 Davomas Abadi DAVO 45 Siantar TOP STTP
14 Dynaplast DYNA 46 Sierad Produce SIPP
15 Ever Shine Tex ESTI 47 Sorini Argo Asia Corp SOBI
16 Fajar Surya Wisesa FASW 48 Sumalindo Lestari Jaya SULI
17 Gajah Tunggal GJTL 49 Sumi Indokabel IKBI
18 Goodyear Indonesia GDXR 50 Sunson Textile Manufac SSTM
19 Gudang Garam GGRM 51 Suparma SPMA
20 HM Sampoerna HMSP 52 Surabaya Agung industri SAIP
21 Holcim Indonesia SMCB 53 Surya Toto Indonesia TOTO
22 Indah Kiat Pulp & Paper INKP 54 Tembaga Mulia Semanan TBMS
23 Indo kordsa BRAM 55 TIFICO TFCO
24 Indo Semen Tunggal Perksa INTP 56 Tiga Pilar Sejahtera Food AISA
25 Indofood Sukses Makmur INDF 57 Tirta Mahakam Resources TIRT
26 Indomobil Sukses Inter IMAS 58 Toba Pulp Lestari INSU
27 Indorama Synthetics INDR 59 Tri Polyta Indonesia TPIA
28 Intikeramik Alamasri Indust IKAI 60 Trias Sentosa TRST
29 Langgeng Makmur Industri LMPI 61 Ultra Jaya Milk ULTJ
30 Mayora Indah MYOR 62 Unggul Indah Cahaya UNIC
31 Mulia Industrindo MLIA 63 Voksel Electric VOKSI
32 Multi Bintang Indonesia MLB
Sumber: Lampiran 1.

Berdasarkan 63 perusahaan manufaktur tersebut, kemudian dilakukan

pengujian-pengujian meliputi statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan hipotesis


penelitian. Data yang digunakan dalam analisis didasarkan pada hasil

pengukuran variabel-variabel penelitian yang terdapat pada lampiran.

2. Deskripsi Khusus

Statistik deskriptif bertujuan memberikan gambaran tentang suatu data,

seperti jumlah sampel, nilai rata-rata, nilai maksimal, nilai minimal dan standar

deviasi.

a. Audit Delay

Berdasarkan data mengenai Audit Delay yang berhasil dihimpun dari

perusahaan menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan audit minimal adalah 24

hari dan jangka waktu paling lama adalah 148 hari. Rata-rata Audit Delay 72

hari dengan standar deviasi 20,12 hari. Selengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Statistik Deskriptif Data Audit Delay


Variabel Minimal Maksimal Rata-rata Std. Deviasi

Audit Delay 24 148 72 20.12


Sumber: Lampiran 3.

Sesuai dengan informasi di atas, maka dapat dibuat tabel distribusi

kategori untuk Audit Delay dengan memanfaatkan nilai maksimum dan

minimum. Dari nilai tersebut diperoleh jangkauan (148 – 24) hari = 124.

Apabila angka tersebut dibagi menjadi 4, untuk kategori 4, maka diperoleh

angka 31 untuk setiap lebar kategorinya. Berikut Tabel 4 selengkapnya.


Tabel 4. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Audit Delay
No Skor Frekuensi Persentase Kategori
(%)
1 24.0 – 55.0 23 18.3 Sangat Cepat
2 55.1 - 86.1 88 69.8 Cepat
3 86.2 - 117.2 13 10.3 Lambat
4 117.3 - 148.3 2 1.6 Sangat Lambat
Jumlah 126 100
Sumber: Data diolah 2011

Sesuai dengan Tabel 4 di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2007-2008

memiliki Audit Delay cepat.

b. Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan dilihat dari banyaknya aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut. Ukuran Perusahaan pada perusahaan manufaktur

memiliki nilai rata-rata sebesar 6,34 dengan standar deviasi 0,54. Ukuran

Perusahaan memiliki nilai maksimum sebesar 7,91 dan nilai minimum 5,71.

Rata-rata Ukuran Perusahaan menjukan besarnya rerata total aktiva yang

dimiliki perusahaan.

Tabel 5. Statistik Deskriptif Data Ukuran Perusahaan

Variabel Minimal Maksimal Rata-rata Std. deviasi

Ukuran Perusahaan 5.71 7.91 6.34 0.54


Sumber: Lampiran 3.

Berdasarkan informasi di atas, maka rentang Ukuran Perusahaan adalah

(7,91 – 5,71) = 2,19. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas menjadi

(2,2 / 4) = 0,55 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel 6 selengkapnya.

Tabel 6. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Ukuran Perusahaan


No Skor Frekuensi Persentase Kategori
(%)
1 5.71 - 6.25 67 53.2 Sangat Besar
2 6.26 - 6.8 36 28.6 Besar
3 6.81 - 7.35 14 11.1 Kecil
4 7.36 - 7.9 9 7.1 Sangat Kecil
Jumlah 126 100
Sumber: Data diolah 2011

Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2007-2008

merupakan perusahaan dengan ukuran sangat besar.

c. Opini Auditor

Berdasarkan Opini Auditor distribusi kategori yang dapat dianggap

masuk unqualified opinion sebanyak 42,1% atau 53 perusahaan dari data

laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2007 – 2008. Sedangkan yang termasuk selain

unqualified opinion adalah sebesar 57,9% atau 73 perusahaan. Berikut

keterangannya dalam Tabel 7 selengkapnya.

Tabel 7. Distribusi Kategori Opini Auditor

No Kategori Opini Auditor Frekuensi Persentase (%)

1 Unqualified opinion 53 42.1


2 Selain Unqualified opinion 73 57.9
Jumlah 126 100

Sumber: Lampiran 3.

d. Ukuran Kantor Akuntan Publik

Ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dibedakan kategori the Big Four

dan non the Big Four. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata Kantor

Akuntan Publik yang masuk the Big Four terdapat 57,9% atau sebanyak 73
perusahaan, sedangkan yang tidak masuk dalam the Big four ada 42,1% atau

sebanyak 53 perusahaan. hal ini menandakan bahwa KAP di BEI untuk

perusahaan manufaktur adalah sebagian besar masuk kategori Kantor

Akuntan Publik the Big four.

Tabel 8. Distribusi Kategori Ukuran Kantor Akuntan Publik


No Kategori Opini Auditor Frekuensi Persentase (%)

1 Non the big four 53 42.1


2 The big four 73 57.9
Jumlah 126 100
Sumber: Lampiran 3.

e. Solvabilitas

Solvabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007 –

2008 memiliki rata-rata 2,03 dengan standar deviasi 0,92. hal ini berarti

bahwa Solvabilitas atau kemampuan perusahaan untuk membayar utang-

utang perusahaan adalah relative tinggi. Rentang angka Solvabilitas adalah

3,57 dengan nailai maksimal 4,92 dan nilai minimal 0,35.

Tabel 9. Statistik Deskriptif Data Solvabilitas


Variabel Minimal Maksimal Rata-rata Std. deviasi

Solvabilitas 0.35 4.92 2.03 0.92


Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan informasi Tabel 9 di atas, maka rentang Solvabilitas

adalah 4,92 – 0,35) = 4,58. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas

menjadi (0,71 / 4) = 1,15 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel 10

selengkapnya

Tabel 10. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Solvabilitas


No Skor Frekuensi Persentase Kategori
(%)
1 0.35 - 1.49 35 27.8 Sangat Tinggi
2 1.5 - 2.64 66 52.4 Tinggi
3 2.65 - 3.79 16 12.7 Rendah
4 3.8 - 4.94 9 7.1 Sangat Rendah
Jumlah 126 100
Sumber: Data diolah 2011

Sesuai dengan Tabel 10 di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2007-2008

memiliki Solvabilitas tinggi.

f. Profitabilitas

Profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007

– 2008 memiliki rata-rata 0,03 dengan standar deviasi 0,10. Hal ini berarti

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba rendah. Bahkan terdapat

perusahaan yang memiliki Profitabilitas bernilai minus dengan nilai minimal

yaitu sebesar -0,46, hal ini berarti bahwa perusahaan tidak memiliki

kemampuan menghasilkan laba pada periode tersebut. Sedangkan nilai

maksimalnya sebesar 0,24.

Tabel 11. Statistik Deskriptif Data Profitabilitas

Variabel Minimal Maksimal Rata-rata Std. deviasi

Profitabilitas -0.46 0.24 0.03 0.10


Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan informasi Tabel 11 di atas, maka rentang Profitabilitas

adalah (-0,46 – 0,24) = 0,70. Apabila dibuat kategori 4, maka lebar kelas

menjadi (0,71 / 4) = 0,18 untuk setiap kategorinya. Berikut Tabel 12

selengkapnya.
Tabel 12. Distribusi Kecenderungan Frekuensi Profitabilitas
No Skor Frekuensi Persentase Kategori
(%)
1 -0.46 - -0.29 2 1.6 Sangat Tinggi
2 -0.28 - -0.11 9 7.1 Tinggi
3 -0.1 - 0.07 89 70.6 Rendah
4 0.08 - 0.25 26 20.6 Sangat Rendah
Jumlah 126 100
Sumber: Data diolah 2011

Sesuai dengan tabel di atas, maka dapat diperoleh informasi bahwa

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2007-2008

memiliki Profitabilitas rendah.

3. Pengujian Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan pengujian

asumsi atau uji prasyarat. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui bahwa

apabila dilakukan analisis regresi tidak terjadi gangguan yang berarti. Pengujian

asumsi terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinearitas, uji

heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Apabila pengujian prasarat tersebut

terpenuhi, maka model regresi linier tersebut dapat digunakan dan bila tidak

dapat memenuhi, maka model regresi linier tidak dapat digunakan yang berarti

harus menggunakan alat analisis yang lainnya.

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas menggunakan P-P Plot, dengan kriteria, apabila

titik-titik pada P-P Plot berada pada garis lurus, maka dapat dinyatakan

bahwa distribusi data berasal dari populasi yang terdistribusi normal.


Gambar 2. P-P Plot untuk Uji Normalitas Sebaran
Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan hasil diagram P-P Plot dapat diketahui bahwa titik-titik

berada pada garis lurus, seperti tampak pada gambar di atas. Hal ini berarti

bahwa data penelitian ini telah diambil dari populasi yang terdistribusi

normal.

b. Uji Linearitas

Pengujian prasyarat linearitas dimaksudkan untuk melihat apakah

pola model regresi yang terbentuk adalah linear atau non-linear. Kriteria

dinyatakan bahwa model memiliki pola linear adalah apabila P-value pada

harga F lebih besar dari 0,05. Apabila terbukti benar bahwa model regresi

yang terbentuk dapat dinyatakan berpola linear, maka analisis regresi yang

digunakan adalah analisis regresi linear.

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Linearitas


Sum of
Sumber Squares df Mean Square F Sig.
1Regression 180.749 5 36.150 1.032 .402a
Residual 4204.765 120 35.040
Total 4385.514 125
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP,
Solvabilitas, Profitabilitas
b. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan tabel 13 rangkuman hasil uji linearitas diperoleh P-value

pada harga F sebesar 0,402. hal ini menunjukkan bahwa P-value lebih besar

dari 0,05. Hasil tersebut, berarti menunjukkan bahwa pola regresi dapat

dinyatakan linear, sehingga analisis regresi linear dapat dilakukan.

c. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk membuktikan apakah

ubahan atau variabel bebas pada penelitian ini dapat diasumsikan tidak saling

berintervensi ketika dibuat pemodelan dengan variabel terikat. Kriteria

dinyatakan bahwa variabel bebas tidak saling intervensi satu sama lain ketika

dibuat pemodelan dengan variabel terikat jika memiliki harga variance

inflation factor (VIF) pada masing-masing variabel bebas lebih kecil dari 5,

karena mengacu pada taraf signifikansi 5%.


Tabel 14. Rangkuman Hasil Uji Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Ukuran Perusahaan 0.979 1.022
Opini Auditor 0.941 1.063
Ukuran KAP 0.954 1.049
Solvabilitas 0.758 1.319
Profitabilitas 0.738 1.355
a. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Lampiran 4

Pada Tabel 14 rangkuman hasil uji multikolinearitas di atas, diperoleh

harga VIF tidak ada yang melebihi dari nilai 5 dan Tolerance mendekati

angka 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut

tidak terdapat masalah multikolinieritas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah galat

atau residu pada model regresi bersifat heterogen atau homogen. Apabila

bersifat heterogen, akan menyebabkan model regresi tidak mampu

meramalkan dengan akurat, karena memiliki residu yang tidak teratur. Pada

penelitian ini untuk mengatahui ada atau tidaknya problem

heteroskedastisitas digunakan scatter plot. Kriterinya adalah apabila titik-

titik pada scatter plot atau diagram pencar tidak membentuk pola tertentu,

maka dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terkendala

heteroskedastisitas.
Gambar 3. Scatter Plot untuk Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan gambar 3 scatter plot di atas, dapat dilihat bahwa titik-

titik temu tidak membentuk pola tertentu dan sebagian besar menyebar. Hal

ini berarti bahwa model regresi diasumsikan tidak terdapat problem

heteroskedastisitas.

e. Uji Autokorelasi

Masalah autokorelasi biasanya terjadi ketika penelitian memiliki data

yang terkait dengan unsur waktu (times series). Data pada penelitian ini

memiliki unsur waktu karena didapatkan antara tahun 2007 – 2008, sehingga

perlu mengetahui apakah model regresi akan terganggu oleh autokorelasi

atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah apabila harga Dw diantara Du

sampai dengan (4 – Du).


Tabel 15. Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi
Model Durbin-Watson
1 1.852a
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas,
Profitabilitas

b. Dependent Variable: Audit Delay


Sumber: Lampiran 4

Pada penelitian ini memiliki 5 variabel bebas dan 1 variabel terikat,

atas dasar hal tersebut maka dapat diketahui Du yang diperoleh dari tabel

Durbin Watson sebesar 1,780. Berdasarkan harga tersebut, maka harga (4 –

Du) = (4 – 1,780) = 2,220, sehingga kriteria dinyatakan tidak terdapat

autokorelasi apabila harga Dw antara 1,780 sampai dengan 2,220. Tabel 15,

di atas memuat harga Dw sebesar 1,852, dengan demikian maka model

regresi tidak terganggu oleh adanya autokorelasi.

4. Hasil Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis atau uji asumsi dan dinyatakan

bahwa model regresi diasumsikan tidak terganggu oleh masalah normalitas,

linearitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi, maka analisis

regresi linear dapat dilakukan.

a. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama pada penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan

mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Kemudian dianalisis

menggunakan regresi linear sederhana, seperti Tabel berikut.


Tabel 16. Rangkuman Hasil Hipotesis Pertama
Sumber Koefisien Df Harga t P-value Ket.
Hitung Tabel
5%
Konstanta 34.838
Ukuran 2.543 124 3.964 1.960 0.000 Signf
Perusahaan
R 0.303
2
R 0.092
Sumber : Lampiran 5

Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Ukuran Perusahaan = 3,964

dengan nilai p= 0,000. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi

α= 5% sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut signifikan (tidak dapat

diabaikan), karena t-hitung = 3,964 lebih besar dari pada t-tabel = 1,960 dan

atau p= 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas maka

dapat disimpulkan bahwa, Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap Audit Delay.

Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,092, dapat diketahui

bahwa Ukuran Perusahaan hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 9,2%

saja. Hal ini berarti bahwa meskipun memiliki pengaruh yang relatif kecil

namun signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang diperoleh

adalah Y = 34,838 + 2,543X1, maksudnya setiap terjadi kenaikan pada

variabel X1, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 2,543 satuan.

b. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua pada penelitian ini adalah Opini Auditor tidak

mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Kemudian dianalisis

menggunakan regresi linear sederhana, seperti Tabel berikut.


Tabel 17. Rangkuman Hasil Hipotesis Kedua
Sumber Koefisien df Harga t P-value Ket.
Hitung Tabel
5%
Konstanta 48.098 Tidak
Opini Auditor 3.283 124 1.659 1.960 0.100 Signif
R 0.163
R2 0.026
Sumber : Lampiran 5

Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Opini Auditor = 1,659 dengan

nilai p= 0,100. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5%

sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan (dapat

diabaikan), karena t-hitung = 1,659 lebih kecil dari pada t-tabel = 1,960 dan

atau p= 0,100 > 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa, Opini Auditor tidak mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap Audit Delay.

Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,026, dapat diketahui

bahwa Opini Auditor hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 2,6% saja.

Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kecil

dan tidak signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang

diperoleh adalah Y = 48,098 + 3,283 X2, maksudnya setiap terjadi kenaikan

pada variabel X2, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 3,283

satuan, namun dapat diabaikan.

c. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga pada penelitian ini adalah Ukuran KAP mempunyai

pengaruh terhadap Audit Delay. Kemudian dianalisis menggunakan regresi

linear sederhana, seperti Tabel berikut.


Tabel 18. Rangkuman Hasil Hipotesis Ketiga
Sumber Koefisien df Harga t P-value Ket.
Hitung Tabel
5%
Konstanta 52.412
Ukuran KAP 4.163 124 3.176 1.960 0.002 Signif
R 0.206
R2 0.043
Sumber : Lampiran 5

Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Ukuran KAP = 3,176 dengan

nilai p= 0,002. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5%

sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut signifikan (tidak dapat

diabaikan), karena t-hitung = 3,176 lebih besar dari pada t-tabel = 1,960 dan

atau p= 0,002 < 0,05. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa, Ukuran KAP mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap Audit Delay.

Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,043, dapat diketahui

bahwa Ukuran KAP hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 4,3% saja.

Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang diperoleh adalah Y

= 52,412 – 4,163X3, maksudnya setiap terjadi kenaikan pada variabel X3,

akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 4,163 satuan dan tidak dapat

diabaikan.

d. Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat pada penelitian ini adalah Solvabilitas tidak

mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Kemudian dianalisis

menggunakan regresi linear sederhana, seperti Tabel berikut.


Tabel 19. Rangkuman Hasil Hipotesis Keempat
Sumber Koefisien Df Harga t P-value Ket.
Hitung Tabel
5%
Konstanta 42.679 Tidak
Solvabilitas 0.146 124 0.802 1.960 0.424 Signf
R 0.146
R2 0.021
Sumber : Lampiran 5

Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Solvabilitas = 0,802 dengan nilai

p= 0,424. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5%

sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan, karena t-

hitung = 0,802 lebih kecil dari pada t-tabel = 1,960 dan atau p= 0,424 > 0,05.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa, Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

Audit Delay.

Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,021, dapat diketahui

bahwa Solvabilitas hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 2,1% saja. Hal

ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kecil dan

tidak signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang diperoleh

adalah Y = 42,679 + 0,146 X4, maksudnya setiap terjadi kenaikan pada

variabel X4, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 0,146 satuan yang

dapat diabaikan.

e. Hipotesis Kelima

Hipotesis kelima pada penelitian ini adalah Profitabilitas tidak

mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay. Kemudian dianalisis

menggunakan regresi linear sederhana.


Tabel 20. Rangkuman Hasil Hipotesis Kelima
Sumber Koefisien df Harga t P-value Ket.
Hitung Tabel
5%
Konstanta 42.870 Tidak
Profitabilitas 0.143 124 1.023 1.960 0.309 Signf
R 0.143
R2 0.020
Sumber : Lampiran 5

Besarnya nilai t-hitung untuk variabel Profitabilitas = 1,023 dengan

nilai p= 0,309. Sedangkan t-tabel df = 124 pada tingkat signifikansi α= 5%

sebesar 1,960, maka koefisien regresi tersebut tidak signifikan, karena t-

hitung = 1,023 lebih kecil dari pada t-tabel = 1,960 dan atau p= 0,309 > 0,05.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa, Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

Audit Delay.

Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,020, dapat diketahui

bahwa Profitabilitas hanya mempengaruhi Audit Delay sebesar 2,0% saja.

Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat kecil

dan tidak signifikan pada level signifikansi 5%. Model regresi yang

diperoleh adalah Y = 42,870 + 0,143 X5, maksudnya setiap terjadi kenaikan

pada variabel X5, akan diikuti kenaikan pada variabel Y sebesar 0,143 satuan

yang dapat diabaikan.

f. Hipotesis Keenam

Hipotesis keenam dianalisis menggunakan regresi linear berganda

digunakan untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,

Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas terhadap Audit Delay pada


perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-

2008 atau pada hipotesis keenam. Kriteria hipotesis nol tidak diterima dan

hipotesis alternatif diterima apabila harga F hitung lebih besar dari pada F

tabel atau P-value lebih kecil dari 0,05 (taraf signifikansi 5%).

Tabel 21. Rangkuman Hasil Hipotesis Keenam


Variabel Koef df Harga F P-value Ket
Hitung Tabel
5%
Constant 26.514
Ukuran 5;120 6.053 2.790 0.000 Signf
0.327
Perusahaan
Opini Auditor 2.816
Ukuran KAP 5.353
Solvabilitas 0.075
Profitabilitas 0.097
R 0.449
2
R 0.201
Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan Tabel 21 rangkuman hasil analisis regresi linear berganda

dapat diperoleh kesimpulan bahwa Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,

Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas secara bersama-sama

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay pada

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-

2008, hal ini dikarenakan harga F-hitung lebih besar dari pada F-tabel atau

P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, maka

hipotesis keenam dapat diterima.

Model regresi berganda yang terbentuk dari Ukuran Perusahaan, Opini

Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas secara bersama-sama

dapat menentukan besarnya perubahan Audit Delay pada perusahaan


Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 - 2008 adalah

Y = 26.514 + 0.327 X1 + 2.816 X2 + 5.353 X3 + 0.075 X4 + 0.097 X5.

Koefisien determinasi menunjukan seberapa besar variabel independen

dalam penelitian mampu menjelaskan variabel dependennya. Koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,201 atau 20,1% berarti bahwa Ukuran Perusahaan,

Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas dan Profitabilitas secara bersama-

sama dapat menentukan besarnya perubahan Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008 sebesar

20,1%, sedangkan sebesar 79,9% ditentukan oleh faktor lain yang tidak

dibahas dalam penelitian ini.

B. Pembahasan

Pada sub bab pembahasan ini akan dibahas mengenai hal yang berkaitan

dengan jawaban hipotesis penelitian, tetapi sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu

mengenai hasil analisis deskriptif. Hasil penelitian satistik deskriptif yang

menunjukan bahwa Audit Delay yang terjadi di Indonesia pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008 rata-rata

72 hari. Lamanya waktu yang diperlukan dalam penyampaian laporan keuangan

tahunan yang sudah diaudit rata-rata 18 hari lebih cepat dari peraturan Bapepam

yaitu 90 hari dari tanggal tutup buku perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di ambil kesimpulan bahwa rata-rata

perusahaan publik di Indonesia sudah berusaha mematuhi peraturan yang ditetapkan

oleh Babepam yaitu menyampaikan laporan keuangan auditan secara tepat waktu
dalam kurun waktu kurang dari 90 hari. Penjelasan berikutnya adalah penjelasan

mengenai hasil pengujian hipoesis. Hasil pengujian hipotesis tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Delay.

Ukuran Perusahaan ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan

terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007-2008, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,964

lebih besar dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari

0,05, sehingga hipotesis pertama dapat diterima. Kekayaan yang dimiliki oleh

perusahaan ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap rentang

waktu penyampaian laporan audit atas laporan keuangan. Hal ini dikarenakan

semakin besar perusahaan, maka perusahaan itu memiliki sistem pengendalian

internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian

laporan keuangan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan

atas laporan keuangan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistya

Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2005. Hasil penelitian lain yang sejalan

dengan penelitian ini adalah penelitian Courtis di New Zealand (1976),

penelitian Gilling (1977), penelitian Davies dan Whitterd di Australia (1980),

dalam Prabandi dan Rusdiana, (2007:29) dengan kesimpulan semakin besar

Ukuran Perusahaan maka semakin pendek Audit Delay.


2. Pengaruh Opini Auditor terhadap Audit Delay.

Opini Auditor ternyata tidak berpengaruh terhadap Audit Delay pada

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008,

hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 1,659 lebih kecil dari t-tabel sebesar

1,960 atau P-value sebesar 0,100 lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis kedua

tidak dapat diterima. Pendapat yang dikeluarkan oleh auditor terhadap laporan

keuangan yang dimiliki oleh suatu perusahaan ternyata tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap Audit Delay. Hal ini terjadi karena jenis

pendapat auditor merupakan goodnews atau badnews atas kinerja manajerial

perusahaan dalam setahun bukan merupakan faktor penentu dalam ketepatan

waktu pelaporan audit. Kebijakan untuk mengatur waktu penyelesaian audit

merupakan kesepakatan antara pihak auditor dan perusahaan klien (Arif

Wicaksono, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan

oleh Supriyati Yuliastari Rolinda (2007) yang hasil penelitiannya pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2005

menunjukkan bahwa Opini Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit

Delay. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa : (1) lamanya proses

audit belum menjamin akan dikeluarkan qualified opinion, (2) adannya

perubahan KAP juga memungkinkan lamanya proses audit dan mampu

menghasilkan unqualified opinion.

3. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap Audit Delay.


Ukuran KAP ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap

Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2007-2008, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,176 lebih besar

dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05,

sehingga hipotesis ketiga dapat diterima. KAP yang masuk dalam the big four

ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu

penyampaian laporan audit. Hal ini dikarenakan KAP yang masuk the big four

dengan yang non the big four memiliki karakteristik yang berbeda. KAP yang

masuk the big four akan bekerja lebih profesional dari pada yang non the big

four. KAP the big four akan bekerja lebih efektif dan efisien sehingga akan lebih

cepat dalam penyampaian laporan auditan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistya

Rachmawati (2008); Supriyati Yuliastari Rolinda (2007) dan Prabandari, J.D.M

& Rustiana (2007) yang mendapatkan kesimpulan bahwa Ukuran KAP

berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.

4. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit Delay.

Solvabilitas ternyata tidak mempunyai pengaruh secara signifikan

terhadap Audit Delay, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 0,802 lebih

kecil dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,424 lebih besar dari 0,05,

sehingga hipotesis keempat tidak dapat diterima. Kemampuan perusahaan untuk

melunasi utang-utangnya pada kenyataannya tidak secara signifikan

mempengaruhi Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2007-2008. Selain itu sesuai dengan kualitas standar
pekerjaan auditor seperti yang telah diatur dalam SPAP melaksanakan prosedur

audit perusahaan baik yang memiliki total utang besar dengan jumlah debtholder

yang banyak atau perusahaan dengan utang yang kecil dan jumlah debtholder

yang sedikit tidak akan mempengaruhi proses penyelesaian audit laporan

keuangan, karena auditor yang ditunjuk pasti telah menyediakan waktu sesuai

dengan kebutuhan jangka waktu untuk menyelesaikan proses pengauditan utang

(Yugo Trianto, 2006).

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sistya

Rachmawati (2008) yang mendapatkan kesimpulan bahwa Solvabilitas tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2005.

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban untuk membayar utang-

utangnya ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap lamanya

proses penyampaian laporan auditan atas laporan keuangan.

5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay.

Profitabilitas ternyata tidak mempunyai pengaruh secara signifikan

terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007-2008, hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 1,023

lebih kecil dari t-tabel sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,309 lebih besar dari

0,05, sehingga hipotesis kelima tidak dapat diterima. Kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba berdasarkan aktiva yang dimiliki ternyata tidak

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap jangka waktu penyampaian

laporan keuangan auditan. Banyak perusahaan yang mengalami kenaikan profit


namun kenaikan itu tidak begitu besar, apalagi ada yang mengalami kerugian.

Selain itu mungkin tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan tidak begitu besar

sehingga tidak memacu perusahaan untuk mengkomunikasikan laporan

keuangan yang diaudit lebih cepat.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Sistya

Rachmawati (2008), dan Supriyati Yuliastari Rolinda (2007) di mana

Profitabilitas dinyatakan tidak signifikan mempengaruhi Audit Delay. Hasil ini

berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Yugo Trianto (2006) yang

hasilnya menunjukkan bahwa tingkat Profitabilitas yang lebih rendah memacu

kemunduran publikasi laporan keuangan.

6. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas,


dan Profitabilitas Secara Bersama-Sama terhadap Audit Delay.

Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan

Profitabilitas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap Audit Delay

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-

2008, hal ini dibuktikan dengan F-hitung sebesar 6,053 lebih besar dari F-tabel

sebesar 2,790 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga hipotesis

keenam dapat diterima. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Sistya

Rachmawati (2008) dan Trianto (2006), di mana Ukuran Perusahaan, Opini

Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas secara bersama-sama

mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap Audit Delay.

Besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, Opini Auditor terhadap

laporan keuangan, ukuran KAP yang masuk kategori empat besar, kemampuan

perusahaan untuk membayar utangnya, dan kemampan perusahaan untuk


menghasilkan laba, dari komponen tersebut mampu mempersingkat Audit Delay.

Auditor mestinya memperhatikan besarnya aktiva atau asset yang dimiliki oleh

perusahaan dan jenis KAP yang melakukan audit untuk menentukan rentang

waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan laporan audit atas laporan

keuangan perusahaan.

Model regresi linier berganda yang terberbentuk adalah Y = 26,514 +

0,327 X1 + 2,816 X2 + 5,353 X3 + 0,075 X4 + 0,097 X5, berdasarkan model

regresi berganda tersebut berarti apabila terjadi kenaikan pada variabel bebas,

maka akan terjadi perubahan pada Audit Delay. Perubahan yang terjadi adalah

semakin mempersingkat waktu audit.

Berdasarkan koefisien determinasi sebesar 0,201, berarti Ukuran

Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas secara

bersama-sama mempengaruhi 20,1% Audit Delay. Sedangkan sebesar 79,9%

ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini, seperti

klasifikasi industri, internal audit atau komite audit.

C. Keterbatasan Penelitian

Setelah mengadakan penelitian, maka keterbatasan penelitian yang dapat

disampaikan adalah :

1. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini hanya 2 tahun,

menyebabkan hasil penelitian ini tidak dapat melihat kecenderungan Audit Delay

yang terjadi sepanjang tahun. Hasil kecenderungan Audit Delay dapat dijadikan
acuan untuk menentukan apakah dari tahun ke tahun Audit Delay yang terjadi

semakin meningkat jumlah harinya atau justru semakin tepat waktu.

2. Penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel independen saja dalam menguji

Audit Delay. Penelitian berikutnya, sebaiknya menambah variabel bebas bidang

Audit yang tidak digunakan dalam penelitian ini seperti klasifikasi industri,

komite audit, dan lainnya.

3. Perusahaan yang menjadi sampel hanya mengambil perusahaan manufaktur saja

sehingga hasil penelitian ini tidak dapat di generalisasikan untuk semua jenis

perusahaan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bagian sebelumnya, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal

ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,964 lebih besar dari t-tabel sebesar

1,960 atau P-value sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut maka

hipotesis 1 yang menyatakan Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap Audit Delay terdukung, dengan demikian Ukuran Perusahaan adalah

variabel yang mempengaruhi Audit Delay.

2. Opini Auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal

ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 1,659 lebih kecil dari t-tabel sebesar

1,960 atau P-value sebesar 0,100 lebih besar dari 0,05. Hasil ini menunjukan

bahwa Opini Auditor tidak berpengaruh terhadap Audit Delay, sehingga

hipotesis 2 yang menyatakan Opini Auditor berpengaruh signifikan terhadap

Audit Delay tidak terdukung, dengan demikian Opini Auditor tidak berpengaruh

signifikan terhadap Audit Delay.

3. Ukuran Kantor Akuntan Publik mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada

perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-

2008. Hal ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 3,176 lebih besar dari t-tabel
sebesar 1,960 atau P-value sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05. Dari hasil tersebut

maka hipotesis 3 yang menyatakan Ukuran Kantor Akuntan Publik berpengaruh

signifikan terhadap Audit Delay terdukung, dengan demikian Ukuran Kantor

Akuntan Publik adalah variabel yang mempengaruhi Audit Delay.

4. Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal

ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 0,802 lebih kecil dari t-tabel sebesar

1,960 atau P-value 0,424 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hasil ini

menunjukan bahwa Solvabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap

Audit Delay, sehingga hipotesis 4 yang menyatakan Solvabilitas berpengaruh

signifikan terhadap Audit Delay tidak terdukung, dengan demikian Solvabilitas

tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay.

5. Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal

ini dibuktikan dengan t-hitung sebesar 1,023 lebih kecil dari t-tabel sebesar

1,960 atau P-value sebesar 0,309 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian hasil

ini menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

Audit Delay, sehingga hipotesis 5 yang menyatakan Profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap Audit Delay tidak terdukung, dengan demikian Profitabilitas

tidak berpengaruh signifikan terhadap Audit Delay.

6. Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas

mempunyai pengaruh terhadap Audit Delay pada perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2008. Hal ini dibuktikan
dengan F-hitung sebesar 6,053 lebih besar dari F-tabel sebesar 2,790 atau P-

value sebesar 0,000 lebh kecil dari 0,05. Dengan demikian hipotesis keenam

yang menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP,

Solvabilitas, dan Profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap Audit

Delay. Berdasarkan hasil analisis koefisien determinasi sebesar 0,201, berarti

Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, dan Profitabilitas

secara bersama-sama mempengaruhi 20,1% Audit Delay. Sedangkan sebesar

79,9% ditentukan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

E. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dapat diajukan

adalah sebagai berikut.

1. Kepada para auditor disarankan untuk melakukan pekerjaan lapangan dengan

sebaik-baiknya sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efektif dan efesien

dan auditor dapat mengeluarkan laporan hasil audit yang sesuai dengan prosedur

dan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

2. Para peneliti dapat menggunakan lebih banyak variasi varibel lain seperti

klasifikasi industr, internal audit, komite audit dan lainnya yang dapat digunakan

untuk menguji Audit Delay.

3. Penelitian lain yang serupa juga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian ini dengan menggunakan pendekatan uji beda dan atau menambahkan

variabel lain yang dirasa dapat mempengaruhi Audit Delay.


DAFTAR PUSTAKA

Ainun Na’im. (1988). Akuntansi Keuangan I. Yogyakarta: BPFE.

Anggit Wasis Sejati. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit


Delay pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-
2005. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Ardhi Dharma Yuana. (2008). Pengaruh Opini Auditor, Ukuran Kantor Akuntan
Public, Komite Audit dan Pergantian Kantor Akuntan Publik terhadap Audit
Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Arif Wicaksono. (2009). Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Audit


Delay di Indonesia. Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Hanafi, M.M dan Halim. (1996). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta:
UPP MMP YKPN.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta:


Salemba Empat.

Imam Ghozali. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Semarang: BP UNDIP.

Haryono Jusup. (2001). Auditing (Pengauditan), Buku I Cetakan Pertama,


Yogyakarta: STIE YKPN.

Martono dan Agus Harjito. (2005). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: penerbit


EKONOSIA UII.

Mulyadi. (2002). Auditing (Pengauditan), Buku I Edisi Ke Enam, PT. Salemba


Empat.

Mas’ud Machfoedz. (1994). Financial Ratio Characteristic Analysis and The


Prediction of Earnings Changes in Indonesia, Kelola No. 7:114-133.
Nur Indriantoro dan Bambang Supeno. (1999). Metode Penelitian Bisnis. Edisi I.
Yogyakarta: BPFE.
Prabandari, J.D.M & Rustiana, (2007). Beberapa Faktor yang Berdampak pada
Perbedaan Audit Delay (Studi empiris pada perusahaan-perusahaan
keuangan yang terdaftar di BEJ). Jurnal Kinerja, Volume 11, No.1, Hal.
27-39.

Sistya Rachmawati. (2008). Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan


terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
Vol. 10, No. 1, 1-10.

Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Supranoto. (1990). Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi 14, cetakan ketiga. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi


Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Supriyati Yuliasri Rolinda. (2007). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi


Audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur dan Finansial di
Indonesia). Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi. Vol . 10 No. 3, hal 109-
126.

Wiwik Utami. (2006). “Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa
Efek Jakarta”. Bulletin Penelitian No. 09. Ka. Pusat Penelitian dan Dosen
FE, Universitas Mercu Buana.

Yugo Trianto. 2006. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit Delay (Studi
Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia),
Skripsi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Yuliana dan Aloysia Yanti Ardianti. (2004). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Audit Delay di Indonesia. Modus, Vol 16 (2): 135-146.

Zaki Baridwan. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.


Lampiran 1
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2008

No Nama Perusahaan Kode No Nama Perusahaan Kode

1 Aqua Golden Misissippi AQUA 33 Multistrada Arah Sarana MASA


2 Arwana Citra Mulya ARNA 34 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia TKIN
3 Asahimas Flat Glass AMFG 35 Panasia Filament Inti PAFI
4 Astra internasional ASII 36 Panasia Indosyntec HDTX
5 Astra graphia ASGR 37 Polychem Indonesia ADMG
6 Astra otopart AUTO 38 Polysindo Eka Perkasa POLY
7 Barito Pacific BRPT 39 Prima Alloy Steel PRAS
8 BAT Indonesia BATI 40 Ricky Putra Globalindo RICKY
9 Bentoel International Invest RMBA 41 Roda Vivatex RDTX
10 Budi Acid Jaya BUDI 42 SAT Nusapersada PTSN
11 Cahaya Kalbar CEKA 43 Selamat Sempurna SMSM
12 Citra Tubindo CTBN 44 Semen Gresik SMGR
13 Davomas Abadi DAVO 45 Siantar TOP STTP
14 Dynaplast DYNA 46 Sierad Produce SIPP
15 Ever Shine Tex ESTI 47 Sorini Argo Asia Corp SOBI
16 Fajar Surya Wisesa FASW 48 Sumalindo Lestari Jaya SULI
17 Gajah Tunggal GJTL 49 Sumi Indokabel IKBI
18 Goodyear Indonesia GDXR 50 Sunson Textile Manufac SSTM
19 Gudang Garam GGRM 51 Suparma SPMA
20 HM Sampoerna HMSP 52 Surabaya Agung industri SAIP
21 Holcim Indonesia SMCB 53 Surya Toto Indonesia TOTO
22 Indah Kiat Pulp & Paper INKP 54 Tembaga Mulia Semanan TBMS
23 Indo kordsa BRAM 55 TIFICO TFCO
24 Indo Semen Tunggal Perksa INTP 56 Tiga Pilar Sejahtera Food AISA
25 Indofood Sukses Makmur INDF 57 Tirta Mahakam Resources TIRT
26 Indomobil Sukses Inter IMAS 58 Toba Pulp Lestari INSU
27 Indorama Synthetics INDR 59 Tri Polyta Indonesia TPIA
28 Intikeramik Alamasri Indust IKAI 60 Trias Sentosa TRST
29 Langgeng Makmur Industri LMPI 61 Ultra Jaya Milk ULTJ
30 Mayora Indah MYOR 62 Unggul Indah Cahaya UNIC
31 Mulia Industrindo MLIA 63 Voksel Electric VOKSI
32 Multi Bintang Indonesia MLB
Lampiran 2
Case Summariesa

No Ukuran Opini Ukuran


Perusahaan Auditor KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay

1 5.950 1 1 2.361 .074 88

2 7.382 1 1 1.603 .069 46

3 6.256 1 0 3.675 .086 29

4 7.803 1 1 2.016 .029 58

5 5.796 1 1 2.012 .115 53

6 6.538 0 1 3.155 .132 53

7 7.228 0 1 3.163 .003 79

8 5.830 1 1 1.990 -.051 59

9 6.586 1 1 1.665 .063 74

10 6.172 1 1 1.809 .031 87

11 5.788 1 0 1.555 .040 37

12 6.204 1 1 2.175 .137 64

13 6.588 1 0 1.441 .054 24

14 6.051 1 1 1.767 .001 86

15 5.733 0 1 2.005 -.028 72

16 6.576 1 1 1.524 .032 72

17 6.927 0 1 1.393 .011 72

18 7.815 1 1 2.069 .073 58

19 7.376 1 1 2.467 .061 79

20 5.748 1 1 2.059 .231 79

21 6.858 1 1 1.456 .024 51

22 5.899 0 1 1.550 .017 88

23 6.192 1 1 3.363 .025 86

24 7.002 1 0 3.214 .098 47

25 5.797 0 1 1.581 .033 79

26 6.691 0 1 1.089 .000 106

27 6.769 1 1 1.616 .004 79

28 5.888 0 1 1.798 .016 86

29 5.726 1 1 3.760 .023 71


Case Summariesa
Case Summariesa

Ukuran Opini
Perusahaan Auditor Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay

30 6.277 1 0 2.412 .075 79

31 6.582 0 1 .476 -.265 77

32 5.794 0 1 1.466 .136 64

33 6.255 1 1 3.519 .016 79

34 5.781 0 0 1.279 .005 88

35 5.783 0 0 1.252 -.093 86

36 6.094 1 0 2.135 .001 87

37 6.619 0 1 1.465 .014 71

38 6.739 0 0 .443 .163 84

39 5.735 1 0 1.313 .005 87

40 5.759 1 0 2.413 .072 85

41 7.237 0 0 2.789 .060 45

42 5.934 0 0 2.932 .028 60

43 5.919 1 0 2.622 .097 88

44 6.930 0 1 4.742 .208 77

45 5.714 1 0 3.258 .030 74

46 6.081 0 0 4.173 .018 78

47 5.926 1 1 2.310 .112 59

48 6.278 0 1 1.485 .015 77

49 5.770 1 1 3.948 .131 78

50 5.954 1 1 1.336 .002 115

51 6.177 1 0 1.819 .018 67

52 6.425 0 0 .789 .077 77

53 5.961 1 1 1.532 .062 79

54 6.073 1 1 1.098 -.002 75

55 6.399 0 0 .906 -.120 65

56 7.713 1 0 1.793 .020 30

57 5.743 1 0 1.560 .001 85

58 6.452 0 0 1.754 .039 143

59 6.417 1 0 2.440 .186 66


Case Summariesa

Ukuran Opini
Ukuran Opini
Perusahaan Auditor Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay
Perusahaan Auditor Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay
91 5.895 0 0 1.791 .004 84
60 6.330 1 1 1.847 .008 79
92 7.195 1 0 3.350 .005 33
61 6.134 1 0 2.569 .022 85
93 6.466 1 0 1.775 .067 79
62 6.419 1 1 1.923 .013 46
94 6.572 0 1 .429 .203 75
63 5.906 0 0 1.623 .067 78
95 5.974 0 1 1.577 .236 69
64 6.002 1 1 2.433 .082 89
96 6.376 1 1 2.174 .001 71
65 7.394 1 1 1.642 .074 58
97 5.867 0 0 1.412 .023 83
66 6.300 0 1 4.020 .115 83
98 5.765 0 0 .960 -.251 89
67 7.907 0 1 2.010 .030 57
99 6.098 1 0 1.774 -.091 84
68 5.925 1 1 1.655 .074 51
100 6.586 0 1 1.356 -.068 84
69 6.600 0 1 3.343 .142 51
101 6.691 0 0 .347 -.465 79
70 5.766 0 1 2.075 -.197 79
102 5.743 1 0 1.256 -.027 82
71 5.722 1 0 1.897 -.164 62
103 5.810 1 0 2.008 -.015 86
72 6.649 1 1 1.635 .054 37
104 5.764 0 0 3.882 .098 70
73 6.230 1 0 1.618 .019 84
105 5.984 0 0 2.148 -.005 59
74 7.310 1 0 1.690 .046 30
106 5.968 1 0 2.717 .098 70
75 6.320 0 1 1.959 .103 71
107 7.025 1 1 4.365 .238 71
76 6.565 1 1 1.225 -.139 114
108 7.473 1 0 2.381 .008 33
77 6.092 1 1 1.720 .000 86
109 6.141 1 0 3.940 .020 79
78 5.724 0 1 1.886 -.042 77
110 6.046 1 1 2.150 .128 59
79 6.570 0 1 1.543 .010 78
111 6.336 0 0 1.208 -.116 47
80 6.940 0 1 1.233 -.072 86
112 5.804 1 1 4.923 .153 79
81 6.010 1 1 1.409 .001 71
113 5.955 1 1 1.456 -.076 117
82 5.800 1 1 2.814 .078 79
114 6.194 1 0 1.733 -.009 33
83 7.208 1 1 1.996 .241 79
115 6.402 0 0 .688 -.172 69
84 6.885 0 0 1.494 .037 40
116 6.013 0 1 1.544 .061 79
85 5.763 0 1 1.563 .034 83
117 6.069 0 1 1.068 -.026 69
86 6.223 1 1 3.484 .057 84
118 6.339 0 1 .782 -.290 82
87 7.053 0 0 4.082 .155 63
119 6.007 0 0 1.625 .028 73
88 7.598 0 1 1.498 .026 78
120 5.754 1 0 1.300 -.119 84
89 6.747 0 1 1.094 .004 148
121 6.533 0 0 1.726 .006 51
90 6.825 1 1 1.667 .012 86
Case Summariesa

Ukuran Opini
Perusahaan Auditor Ukuran KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay

122 6.376 1 0 2.467 -.006 33

123 6.334 1 1 1.925 .027 76

124 6.241 1 1 2.882 .174 84

125 6.492 1 0 1.803 .013 48

126 6.066 0 0 1.371 .004 78

Total N 126 126 126 126 126 126

Mean 6.34096 .58 .58 2.02960 .02590 72.38

Std. Deviation .538934 .496 .496 .923572 .102453 20.12

a. Limited to first 130 cases.


Summarize (T Score)
Case Summariesa

Ukuran Opini Ukuran


Perusahaan Auditor KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay

1 42.748 1 1 53.590 54.688 42.237

2 69.307 1 1 45.382 54.194 63.112

3 48.414 1 0 67.814 55.872 71.561

4 77.126 1 1 49.850 50.286 57.148

5 39.880 1 1 49.805 58.734 59.633

6 53.662 0 1 62.189 60.325 59.633

7 66.462 0 1 62.268 47.730 46.710

8 40.515 1 1 49.571 42.531 56.651

9 54.556 1 1 46.053 53.616 49.195

10 46.863 1 1 47.609 50.506 42.734

11 39.739 1 0 44.861 51.397 67.585

12 47.466 1 1 51.571 60.853 54.165

13 54.575 1 0 43.630 52.731 74.046

14 44.611 1 1 47.159 47.540 43.231

15 38.719 0 1 49.739 44.711 50.189

16 54.366 1 1 44.525 50.630 50.189

17 60.875 0 1 43.108 48.521 50.189

18 77.355 1 1 50.429 54.611 57.148

19 69.209 1 1 54.733 53.397 46.710

20 39.002 1 1 50.322 70.027 46.710

21 59.590 1 1 43.789 49.766 60.627

22 41.801 0 1 44.811 49.106 42.237

23 47.230 1 1 64.437 49.930 43.231

24 62.259 1 0 62.827 57.001 62.615

25 39.911 0 1 45.138 50.693 46.710

26 56.492 0 1 39.817 47.500 33.291

27 57.942 1 1 45.518 47.834 46.710


28 41.595 0 1 47.494 49.021 43.231

29 38.584 1 1 68.738 49.748 50.686


Case Summariesa
Case Summariesa
Ukuran Opini Ukuran
Perusahaan
Ukuran Auditor
Opini KAP
Ukuran Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay

61 Perusahaan
46.168 Auditor 1 KAP 0 Solvabilitas
55.840 Profitabilitas
49.644 Audit Delay
43.728
30
62 48.817
51.446 11 01 54.136
48.841 54.771
48.708 46.710
63.112
31
63 54.480
41.926 00 10 33.181
45.593 21.597
53.982 47.704
47.207
32
64 39.845
43.701 01 11 43.903
54.367 60.716
55.480 54.165
41.740
33
65 48.406
69.542 11 11 66.130
45.806 49.057
54.670 46.710
57.148
34
66 39.619
49.231 00 01 41.875
71.550 47.926
58.650 42.237
44.722
35
67 39.641
79.059 00 01 41.576
49.791 38.443
50.378 43.231
57.645
36
68 45.424
42.278 11 01 51.139
45.944 47.581
54.723 42.734
60.627
37
69 55.163
54.807 00 11 43.882
64.223 48.832
61.347 50.686
60.627
38
70 57.393
39.332 00 01 32.820
50.494 63.345
28.232 44.225
46.710
39
71 38.752
38.523 11 00 42.245
48.564 47.971
31.455 42.734
55.160
40
72 39.210
55.714 11 01 54.150
45.726 54.502
52.711 43.728
67.585
41
73 66.619
47.943 01 00 58.225
45.541 53.297
49.367 63.609
44.225
42
74 42.443
67.979 01 00 59.773
46.325 50.190
51.971 56.154
71.064
43
75 42.172
49.609 10 01 56.416
49.234 56.917
57.515 42.237
50.686
44
76 60.933
54.153 01 11 79.371
41.286 67.820
33.898 47.704
29.315
45
77 38.364
45.374 11 01 63.300
46.651 50.414
47.473 49.195
43.231
46
78 45.175
38.561 00 01 73.203
48.444 49.190
43.420 47.207
47.704
47
79 42.292
54.257 10 11 53.038
44.726 58.382
48.432 56.651
47.207
48
80 48.828
61.118 00 11 44.098
41.380 48.894
40.475 47.704
43.231
49
81 39.412
43.851 11 11 70.771
43.280 60.301
47.550 47.207
50.686
50
82 42.813
39.958 11 11 42.488
58.497 47.697
55.096 28.818
46.710
51
83 46.951
66.083 11 01 47.718
49.635 49.253
71.034 52.674
46.710
52
84 51.562
60.096 00 00 36.567
44.201 54.946
51.062 47.704
66.094
53
85 42.949
39.279 10 11 44.608
44.952 53.492
50.783 46.710
44.722
54
86 45.034
47.819 11 11 39.917
65.744 47.309
53.002 48.698
44.225
55
87 51.081
63.204 00 00 37.833
72.223 35.720
62.565 53.668
54.663
56
88 75.465
73.317 10 01 47.438
44.242 49.413
50.022 71.064
47.207
57
89 38.905
57.525 10 01 44.913
39.871 47.612
47.876 43.728
12.416
58
90 52.060
58.972 01 01 47.011
46.070 51.309
48.659 14.901
43.231
59
91 51.406
41.718 10 00 54.444
47.413 65.633
47.884 53.171
44.225
60 49.800 1 1 48.027 48.282 46.710
Case Summariesa

Ukuran Opini Ukuran


Perusahaan Auditor KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay

92 65.853 1 0 64.301 47.921 69.573

93 52.317 1 0 47.248 54.024 46.710

94 54.288 0 1 32.673 67.309 48.698

95 43.187 0 1 45.094 70.518 51.680

96 50.657 1 1 51.565 47.595 50.686

97 41.204 0 0 43.314 49.701 44.722

98 39.309 0 0 38.423 23.008 41.740

99 45.493 1 0 47.234 38.619 44.225

100 54.549 0 1 42.704 40.807 44.225

101 56.501 0 0 31.786 2.142 46.710

102 38.904 1 0 41.623 44.860 45.219

103 40.149 1 0 49.761 46.056 43.231

104 39.297 0 0 70.058 57.066 51.183

105 43.383 0 0 51.285 46.954 56.651

106 43.086 1 0 57.442 57.074 51.183

107 62.700 1 1 75.284 70.699 50.686

108 71.002 1 0 53.805 48.222 69.573

109 46.296 1 0 70.689 49.394 46.710

110 44.522 1 1 51.307 59.988 56.651

111 49.916 0 0 41.107 36.115 62.615

112 40.032 1 1 81.329 62.452 46.710

113 42.832 1 1 43.788 40.024 27.824

114 47.282 1 0 46.787 46.581 69.573

115 51.132 0 0 35.469 30.662 51.680

116 43.920 0 1 44.739 53.455 46.710

117 44.961 0 1 39.593 44.906 51.680

118 49.957 0 1 36.495 19.165 45.219

119 43.809 0 0 45.616 50.225 49.692

120 39.104 1 0 42.099 35.819 44.225

121 53.572 0 0 46.712 48.105 60.627

122 50.643 1 0 54.733 46.907 69.573


Case Summariesa

Ukuran Opini Ukuran


Perusahaan Auditor KAP Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay

123 49.875 1 1 48.868 50.096 48.201

124 48.140 1 1 59.228 64.500 44.225

125 52.809 1 0 47.548 48.742 62.118

126 44.905 0 0 42.870 47.911 47.207

Total N 126 126 126 126 126 126

a. Limited to first 130 cases.

T SCORE = 50 + ((Ẋ - X)/SD)) x 10, untuk trabformasi data Ukuran Perusahaan,


Solvabilitas & Provitabilitas.

T SCOR = 50 + ((X - Ẋ)/SD)) x 10, untuk trabsformasi data Audit Delay

Keterangan:
Ẋ = Rata-rata skor
SD = Std. Deviation (Simpangan Baku Skor)
Lampiran 3. Statistik Deskriptif

Statistics
Ukuran
Perusahaan Solvabilitas Profitabilitas Audit Delay
N Valid 126 126 126 126
Missing 0 0 0 0
Mean 6.34096 2.02960 .02590 72.38095
Std. Error of Mean .048012 .082278 .009127 1.792431
Median 6.22650 1.78300 .02350 77.00000
Mode 5.743a 1.456a .001 79.000
Std. Deviation .538934 .923572 .102453 20.119983
Variance .290 .853 .010 404.814
Range 2.193 4.576 .706 124.000
Minimum 5.714 .347 -.465 24.000
Maximum 7.907 4.923 .241 148.000
Sum 798.961 255.730 3.263 9120.000
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Opini Auditor
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid unqualified opinion 53 42.1 42.1 42.1
qualified opinion 73 57.9 57.9 100.0
Total 126 100.0 100.0

Ukuran KAP
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid non the big four 53 42.1 42.1 42.1
the big four 73 57.9 57.9 100.0
Total 126 100.0 100.0
Lampiran 4. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Uji Normalitas

Uji Linearitas

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 180.749 5 36.150 1.032 .402a

Residual 4204.765 120 35.040

Total 4385.514 125

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas,


Profitabilitas
b. Dependent Variable: ABS_RES
Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF

1 Ukuran Perusahaan .979 1.022

Opini Auditor .941 1.063

Ukuran KAP .954 1.049

Solvabilitas .758 1.319

Profitabilitas .738 1.355

a. Dependent Variable: Audit Delay

Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 6.621 4.006 1.653 .101

Ukuran Perusahaan .041 .054 .069 .766 .445

Opini Auditor 1.349 1.101 .113 1.225 .223

Ukuran KAP -1.649 1.094 -.138 -1.508 .134

Solvabilitas -.077 .061 -.129 -1.259 .211

Profitabilitas .040 .062 .067 .647 .519

a. Dependent Variable: ABS_RES

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.852a

a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,


Ukuran KAP, Solvabilitas, Profitabilitas

b. Dependent Variable: Audit Delay


Lampiran 5. Hasil Pengujian Hipotesis

Simple Regression

X1 - Y
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .303a .092 .085 9.56755
a. Predictors: (Constant), Ukuran Perusahaan

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 34.838 4.363 7.985 .000


Ukuran Perusahaan .303 .086 .303 3.964 .000
a. Dependent Variable: Audit Delay

X2 - Y
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .163a .026 .019 9.90649
a. Predictors: (Constant), Opini Auditor

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 48.098 1.361 35.346 .000


Opini Auditor 3.283 1.788 .163 1.659 .100
a. Dependent Variable: Audit Delay

X3 - Y
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .206a .043 .035 9.82424
a. Predictors: (Constant), Ukuran KAP
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 52.412 1.349 38.839 .000


Ukuran KAP 4.163 1.773 .206 3.176 .002
a. Dependent Variable: Audit Delay

X4 - Y

Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .146a .021 .014 9.93208
a. Predictors: (Constant), Solvabilitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 42.679 4.529 9.424 .000


Solvabilitas .146 .089 .146 0.802 .424
a. Dependent Variable: Audit Delay

X5 - Y
Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .143a .020 .012 9.93766
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 42.870 4.532 9.460 .000


Profitabilitas .143 .089 .143 1.023 .309
a. Dependent Variable: Audit Delay

Multiple Regression
Variables Entered/Removedb
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Ukuran Perusahaan, Opini Auditor,
Ukuran KAP, Solvabilitas . Enter
Profitabilitasa
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Audit Delay

b
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .449a .201 .168 9.120688

a. Predictors: (Constant) , Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas,


Profitabilitas

b. Dependent Variable: Audit Delay

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2517.646 5 503.529 6.053 .000a
Residual 9982.434 120 83.187
Total 12500.080 125
a. Predictors: (Constant) , Ukuran Perusahaan, Opini Auditor, Ukuran KAP, Solvabilitas, Profitabilitas
b. Dependent Variable: Audit Delay

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations
Zero-
Model B Std. Error Beta t Sig. order Partial Part
1 (Constant) 26.514 6.172 4.296 .000
Ukuran Perusahaan .327 .082 .327 3.964 .000 .303 .340 .323
Opini Auditor 2.816 1.697 .140 1.659 .100 .163 .150 .135
Ukuran KAP 5.353 1.685 .265 3.176 .002 .206 .278 .259
Solvabilitas .075 .094 .075 .802 .424 .146 .073 .065
Profitabilitas .097 .095 .097 1.023 .309 .143 .093 .083
a. Dependent Variable: Audit Delay
Lampiran 6. Tabel Statistik

Anda mungkin juga menyukai