Anda di halaman 1dari 10

Nindya Herma Widhianti

G1A017006

PBL 2 Blok 6.2

Seorang perempuan berusia 41 tahun datang ke klinik umum rumah sakit dengan keluhan nyeri
ulu hati dan perut kanan atas sejak 2 hari yang lalu setelah makan opor ayam. Rasa nyeri
dirasakan sebagai nyeri tumpul dan sebah yang menetap dan semakin berat jika makan-makanan
yang mengenyangkan. Keluhan disertai dengan demam, penurunan nafsu makan dan muntah
sebanyak 4x berisi sisa makanan dan cairan berwarna kuning kehijauan. Pasien juga mengeluh
air kencingnya sedikit lebih keruh dan buang air besar tidak lancar. Jika buang air besar, terasa
lengket dan berwarna pucat.

Pasien menyebutkan bahwa ia mempunyai riwayat penyakit lambung (sering sebah, mual dan
kembung) sejak 1 tahun terakhir. Nyeri dipicu jika ia makan gorengan atau makanan berlemak
lainnya. Ia tidak memiliki penyakit berat lainnya. Pasien mempunyai 4 orang anak (berusia 16,
13, 11 dan 3 tahun) dan saat ini menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulanan. Menstruasi tidak
rutin setelah menggunakan kontrasepsi.

1. Anamnesis
a. RPS
 Keluhan Utama : nyeri ulu hati dan perut kanan atas
 Onset : sejak 2 hari yang lalu
 Kronologis : setelah makan opor ayam
 Kualitas : nyeri tumpul dan sebah yang menetap
 Kuantitas : -
 Faktor yang memperingan : jika tidak ada pemicu seperti makan
 Faktor yang memperberat : jika makan-makanan yang mengenyangkan
 Keluhan penyerta :
- demam,
- penurunan nafsu makan
- muntah sebanyak 4x berisi sisa makanan dan cairan berwarna kuning
kehijauan.
- air kencingnya sedikit lebih keruh
- buang air besar tidak lancar. Jika buang air besar, terasa lengket dan
berwarna pucat.
b. RPD : riwayat penyakit lambung (sering sebah, mual dan kembung) sejak 1 tahun
terakhir
c. RPK : -
d. RPSosek : -
e. Faktor Resiko :
- kontrasepsi suntik 1 bulanan
- makan gorengan atau makanan berlemak

Dikarena kan pasien terdapat Nyeri Ulu Hati dan Perut Kanan Atas : Cek skematis

1. Klasifikasi nyeri

2. Topografi abdomen
Berdasarkan keluhan dan anamnesis saya mencurigai terdapat kelainan di kantung empedu atau
hepar

Fungsi kandung empedu yaitu sebagai berikut:

a. Menyimpan dan mengkonsentrasikan cairan empedu yang berasal dari hati di antara
dua periode makan.
b. Berkontraksi dan mengalirkan garam empedu yang merupakan turunan kolesterol,
dengan stimulasi oleh kolesistokinin,ke duodenum sehingga membantu proses
pencernaan lemak (Barett, 2006).

Cairan empedu dibentuk oleh hepatosit, sekitar 600 mL per hari, terdiri dari air, elektrolit, garam
empedu, kolesterol, fosfolipid, bilirubin, dan senyawa 6 organik terlarut lainnya.

DD :

1. Kolelithiasis
a. Definisi : Batu dikandung empedu
b. Faktor Resiko
1. 4F (Female, Fourty, Fat, Fertile)
2. Estrogen menghambat perubahan kolesterol
3. Presipitasi makanan berlemak
c. Diagnosis
1. Anamnesis :
- Dapat asimptomatik
- Dyspepsia / intoleransi terhadap makanan berlemak
- Nyeri region epigastrikum, nyeri kuadran kanan atas
perut, atau nyeri didaerah precordium
- Nyeri dapat menyebar ke punggung bagian tengah,
scapula, atau kepuncak bahu, disertau mual muntah
- Dapat pula timbul kolik bilier yang bisa berlangsung
>15 menit dan baru menghilang beberapa jam
kemudian.
- Jika terjadi kolesistitis  keluhan nyeri menetap dan
bertambah pada waktu menarik napas dalam dan
sewaktu kandung empedu tersentuh ujung jari tangan
sehingga pasien berhenti tarik nafas yang merupakan
tanda rangsangan peritoneum setempat (Murphy sign)
2. Pemeriksaan Fisik
- Kolik Bilier : Nyeri perut kanan atas/ epigastrikum,
tiba tiba, Nyeri tekan abdomen berlangsung 30-180
menit menjalar ke scapula, mual
- Dipicu oleh makanan berlemak
- Episode sporadic dan tidak terduga
- Nyeri terjadi setelah makan dirasa intens dan tumpul/
tidak misa dilokalisir kemudian berangsur angur
berkurang
- Terkadang disertai diaphoresis, mual, dan muntah
3. Pemeriksaan Penunjang
- Darah lengkap
- Radiologi :
 Radiografi Abdomen : ekslusi nyeri perut
akibat ada obtruksi usus
 USG Kandung empedu : Hiperechoic dengan
acoustic window
 Endoskopi Ultrasonography
 Laparoskopi Ultrasonography
 CT scan
 MRI with magnetic resonance
cholangiopancreatography (MRCP)
 Endoscopic retrograde
cholangiopancreatography (ERCP)
 Percutaneous transhepatic cholangiography
(PTC)
2. Kolesistitis
a. Definisi : reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yg
disertai dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan
abdomen kanan atas dan demam.
b. Etiologi :
1. Batu kandung empedu yang terletak duktus sistikus yang
menyebabkan stasis cairan empedu
2. Iskemia kandung empedu seperti kolessistitis akalkulus
3. Infeksi bakteri / parasite
4. Tumor (primer ataupun hasil metastasis)
c. Diagnosis
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
- kolik perut disebelah kanan atas atau epigastrikum
dan teralihkan ke bawah angulus scapula dexter, bahu
kanan, atau bila ke sisi kiri terkadang menyerupai
nyeri angina
- berlangsung 30-60 menit tanpa peredaan berbeda
dengan kolik bilir yang biasanya berlangsung singkat
- demam
- serangan muncul setelah konsumsi makanan besar
atau makanan berlemak dimalam hari
- flatulensi dan perasaan mual
- ikterik jika terdapat batu disaluran empedu
ekstrahepatik (jarang pada onset awal)
- teraba masa kandung empedu
- nyeri tekan disertai tanda tanda peritonitis local
- tanda murphy positif
2. Pemeriksaan Penunjang
- Darah rutin : lekositosis bisa juga normal
- Enzim hepar : peningkatan ALP, SGPT/ALT,
SGOT/AST dan bilirubin <4 mg/dL, bila bilirubin
diatas 4 mg/dl curiga kearah koledokolithiasis
- Enzim pancreas : peningkatan kadar serum amylase
 curiga pankreatitis, dipertimbangkan bila amylase
serum >500 U/L
- Radiologis :
 USG Kandung empedu : Dilatasi kandung
empedu dengan penebalan dinding (double
rims), disertai edem yang menyelubungi, dapat
ditemukan gambaran batu empedu
 CT scan : Bilan terdapat kecurigaan kearah
abses hepar
3. Koledocolithiasis : Batu di saluran empedu (duktus koledokus)
- Klinis : Nyeri kanan atas ikterik pruritus mual
4. Kolangitis : adanya radang pada saluran empedu
- Trias Charcot :
 Nyeri kanan atas didaerah hati,
 icterus,
 demam/menggigil

Kolelithiasis Koledokolithiasis Kolesistitis Kolangitis


Nyeri kolik + + +/- +/-
Nyeri
tekan/Murphy - - + +
’s sign
Demam - - + (low grade) + (high grade)
Ikterus - + - +
PBL 2.2 Blok 6.2.

1. Patogenesis Cholelithiasis

2. Patogenesis Kolestasis
3. Patogenesis Kolesistitis Akut
4. Tatalaksana
Operatif
- Kolesistektomi segera (bila tidak membaik setelah 2*24 jam
Konservatif
- Dekompresi lambung dengan pipa lambung
- Puasa
- Infus untuk terapi cairan
- Antibiotik untuk kuman anaerob atau aerob

Anda mungkin juga menyukai