Anda di halaman 1dari 21

ISSN : 2356-3842

id
.
.go
ps
b
b.

STATISTIK DAERAH
ka
gi
an

(STATDA)
uw
ny
ba

KABUPATEN BANYUWANGI
//
s:
tp

2019
ht

Badan Pusat Statistik


Kabupaten Banyuwangi
STATISTIK DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI 2019

No. Publikasi : 351004.002


Katalog BPS : 9302008-3510
ISSN : 2356-3842

.id
Ukuran Buku : 8,27 inci x 11,69 inci

go
s.
p
Jumlah Halaman : vi + 12 halaman

.b
ab
k
Naskah :
gi
an

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


w
yu

Gambar Kulit :
an
//b

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik


s:
tp

Diterbitkan oleh :
ht

BPS Kabupaten Banyuwangi

Dicetak oleh :
CV. AZKA PUTRA PRATAMA

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya


Kata Pengantar

Publikasi Statistik Daerah (Statda) Kabupaten Banyuwangi tahun


2019 ini merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat
Statistik Kabupaten Banyuwangi. Statda ini berisi informasi tentang capaian
kinerja sosial dan ekonomi Kabupaten Banyuwangi yang disajikan secara
deskriptif.

.id
Informasi yang disajikan pada periode 2018 meliputi geografi dan

go
ilkim; pemerintahan; penduduk; ketenagakerjaan; pendidikan; kesehatan;

s.
Indeks Pembangunan Manusia; kemiskinan; dan pertumbuhan ekonomi.

p
Sedangkan pada periode 2019 adalah inflasi yang datanya disajikan

.b
hingga bulan Oktober 2019 serta keanggotaan DPRD yang baru diperoleh
dari hasil Pemilu 2019.
kab
gi

Diharapkan Statda ini dapat membantu para pengguna data


an

khususnya instansi/dinas pemerintah, swasta, akademisi, maupun


masyarakat luas ketika memaknai data-data yang dipublikasikan oleh
w

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuwangi.


yu
an
//b
s:

Banyuwangi, Oktober 2019


tp
ht

Kepala Badan Pusat Statistik


Kabupaten Banyuwangi

Tri Erwandi
DAFTAR ISI

Geografi dan Iklim 1

Pemerintahan 2

Penduduk 4

.id
go
Ketenagakerjaan 5

ps.
.b
Pendidikan ab
k 6
gi
an

Kesehatan 7
w
yu
an

Indeks Pembangunan Manusia 8


//b
s:

Pertanian 9
tp
ht

Pertumbuhan Ekonomi 10

Kemiskinan 11

Inflasi/Deflasi 12
RINGKASAN CAPAIAN KINERJA SOSIAL EKONOMI BANYUWANGI
2018 – 2019

Ketenagakerjaan. Pada tahun 2018 yang lalu angka pengangguran di


Banyuwangi naik 0,60 persen poin. Yaitu dari 3,07 persen di tahun 2017
menjadi 3,67 persen di tahun 2018. Apabila dibedakan menurut
komposisinya, angka pengangguran laki-laki (3,71%) masih tetap lebih
tinggi bila dibandingkan dengan perempuan (3,60%).
Fenomena tingginya angka pengangguran laki-laki itu merupakan
gambaran dari tanggung jawab seorang laki-laki untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan pada suatu kelak nanti bukan saja bagi dirinya

.id
namun hakekatnya pekerjaan yang didambakan itu juga akan
diperuntukkan bagi keluarga yang akan dibangunnya.

go
Selain itu, tuntutan akan pekerjaan bukan merupakan konsumsi kaum

s.
laki-laki saja, kaum perempuan pun sudah mulai menjadi kompetiter yang

p
patut diperhitungkan. Ini terbukti dari tingkat perkembangan angka

.b
pengangguran kaum perempuan (1,54%) yang lebih tinggi dari kaum laki-
laki (0,05%).
kab
Berdasarkan kelompok umur pencari kerja, secara umum berada pada
gi

kelompok umur usia produktif, yaitu mereka yang berumur 15 – 64 tahun.


an

Namun kenyataannya di lapangan para pencari kerja itu lebih didominasi


w

oleh mereka yang berumur antara 20 hingga 30 tahun.


yu

Kemiskinan. Sementara angka kemiskinan turun 0,84 persen poin dari


an

8,64 persen di tahun 2017 menjadi 7,80 persen di tahun 2018. Dengan
//b

asumsi kondisi sosial ekonomi Banyuwangi konstan atau sama seperti


sekarang ini, diperkirakan Banyuwangi akan bebas dari kemiskinan
s:

membutuhkan waktu sekitar 31 hingga 32 tahun lagi.


tp

IPM. Karena dimensi kesehatan dan pendidikan sebagai pembentuk


ht

IPM di Banyuwangi yang angkanya masih berada di bawah kisaran angka


Provinsi Jawa Timur, akibatnya angka IPM Banyuwangi (70,06) posisinya
pun juga masih berada di bawah angka IPM Provinsi Jawa Timur (70,77).
Trend angka yang seperti ini merepresentasikan secara umum
keberhasilan Banyuwangi dalam upayanya membangun kualitas hidup
manusia masih berada di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur.
Oleh sebab itu agar tataran pembangunan kualitas hidup manusia di
Banyuwangi bisa berada di atas angka Provinsi Jawa Timur, maka yang
perlu dibangun dengan ekstra keras adalah Bidang Kesehatan dan Bidang
Pendidikan. Utamanya di Bidang Pendidikan yang perlu mendapatkan porsi
yang lebih besar, karena ketertinggalannya terhadap angka Provinsi Jawa
Timur relatif lebih tertinggal dari pada Bidang Kesehatan.
Namun demikian yang lebih penting dari semua angka-angka itu yang
patut untuk mendapatkan apresiasi adalah hasil kerja nyata Banyuwangi
dalam upayanya meningkatkan pembangunan kualitas hidup manusia dari
tahun ke tahunnya, yang terukur melalui kecepatan perkembangan IPM
(annual reduction in short fall). Dalam periode dua tahun terkhir ini angka
kecepatan perkembangan IPM Banyuwangi meskipun masih dalam
kategori sangat lambat dan terkesan menurun, tetap patut untuk
mendapatkan apresiasi. Angkanya pada tahun 2017 sebesar 0,90 dan
2018 sebesar 0,71.
Pertanian, pada tahun 2018 lalu produksi padi Banyuwangi telah
mengalami penurunan sebanyak 30.572 ton Gabah Kering Giling (GKG),
atau turun sebesar 3,94% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dari angka penurunan ini apabila dikonversikan ke dalam bentuk beras
akan setara dengan 17.561 ton beras yang cukup untuk menghidupi
161.258 orang dalam setahunnya. Dengan asumsi kebutuhan beras per
kapita per tahun sebanyak 108,90 kg.
Pada tahun yang sama surplus beras di Banyuwangi tinggal 270.686

.id
ton, sementara di tahun sebelumnya sudah mencapai 288.247 ton. Ini
sebagai akibat dari adanya penurunan produksi padi tersebut. Dan apabila

go
penurunan produksi padi ini tidak dikendalikan dengan baik dan terus turun

s.
di setiap tahunnya, tidak menutup kemungkinan pada suatu saat nanti

p
Banyuwangi akan menjadi salah satu daerah yang mempunyai

.b
ketergantungan pangan dari daerah lain.
ab
Potensi Ekonomi. Daya saing potensi ekonomi lokal di kawasan
k
Banyuwangi bagian selatan, tepatnya mulai dari Kecamatan Genteng
gi

hingga Pesanggaran dan sekitarnya. Mayoritas penduduknya beretnis


an

Jawa dan lebih dikenal dengan nama sebutan kawasan Mataraman.


w

Dominasinya adalah Sektor Perdagangan, tepatnya di Kecamatan Genteng


yu

dan Gambiran. Guna mendukung berlangsungnya kegiatan ekonomi


an

Sektor Perdagangan yang sedang tumbuh itu, ada peluang usaha untuk
//b

mendirikan hotel berbintang. Karena para pelaku usaha perdagangan dan


para ekskutif perbankan yang kerap melakukan perjalanan bisnisnya ke
s:

Genteng, ketika membutuhkan hotel berbintang mereka harus menginap di


tp

Banyuwangi. Sementara jarak antara Banyuwangi ke Genteng masih


ht

membutuhkan waktu sekitar satu jam.


Potensi ekonomi lokal berikutnya adalah produk tanaman hortikultura,
tepatnya di Kecamatan Bangorejo dan sekitarnya. Di kawasan ini
membutuhkan adanya sebuah industri pengolahan yang berbahan baku
dari produk tanaman hortikultura, agar ketika ada panen produk tanaman
hortikultura yang melimpah dan mengakibatkan harga di pasaran murah,
bisa diolah di industri pengolahan tersebut. Sehingga ada proses pada
tahap berikutnya setelah memasuki pasca panen.
Atau setidaknya ada bimbingan teknis dari dinas terkait kepada warga
setempat, untuk dibimbing menjadi pengrajin olahan pangan dengan bahan
baku produk tanaman hortikultura yang harganya murah di pasaran tadi
agar tidak terbuang sia-sia.
Untuk sementara waktu, seperti bank dan lembaga keuangan bukan
bank sebagai sarana transaksi keuangan, mall, departement store, dan
supermarket keberadaannya di kawasan Mataraman ini sudah cukup. Atau
dalam kurun waktu beberapa tahun ke depan tidak perlu ditambah lagi.
Kawasan yang merupakan tempatnya lumbung padi di Banyuwangi
adalah Banyuwangi bagian barat yaitu mulai dari Kecamatan Singojuruh
dan sekitarnya hingga ke Banyuwangi. Wilayah ini mayoritas penduduknya
suku asli Banyuwangi dan lebih dikenal dengan sebutan kawasan Oseng.
Industri pengolahan padi/selep padi banyak ditemui di kawasan ini. Karena
di kawasan Oseng ini, petaninya bisa menanam padi dua hingga tiga kali
dalam setahunnya. Jadi masih ada peluang usaha untuk mendirikan
Industri pengolahan padi.
Potensi ekonomi lokal berikutnya adalah Sektor Perdagangan yang
terpusat di Kecamatan Banyuwangi. Di kawasan ini perkembangan usaha
perdagangan pada skala UMB sudah pada posisi titik jenuh. Artinya apa,
ketika dibuka fasilitas perdagangan baru yang berupa departement store,
atau supermarket akan mempunyai kecendurangan untuk diikuti dengan

.id
tutupnya department store atau supermarket yang lama. Kenapa demikian,
karena jumlah penduduk di sekitar Kecamatan Banyuwangi itu relatif lebih

go
sedikit bila dibandingkan dengan kawasan Mataraman.

s.
Lebih lanjut meliputi wilayah utara, timur dan sebagian wilayah barat

p
bagian selatan Kabupaten Banyuwangi. Atau tepatnya di Kecamatan

.b
Wongsorejo, Muncar, Kalibaru dan Glenmore sebagai spasial ketiga,
ab
mayoritas penduduknya beretnis Madura yang lebih sering disebut dengan
k
nama kawasan Madura. Kawasan ini mempunyai potensi ekonomi lokal
gi

yang cukup beragam. Di antaranya adalah subsektor hortikultura, palawija,


an

perikanan, dan perkebunan.


w

Untuk Subsektor Hortikultura dan Palawija banyak ditemui di


yu

Kecamatan Wongsorejo. Apabila para pelaku usaha ingin mendirikan


an

usaha di daerah ini, ada peluang besar. Yaitu dengan cara mendirikan
//b

gudang yang cukup untuk menampung hasil produksi hortikultura dan


palawija dari petani. Dari gudang ini, lebih lanjut bisa dipasok ke industri
s:

pengolahan yang berada di dalam dan/atau di luar kawasan Madura.


tp

Khusus untuk potensi ekonomi lokal yang berupa perikanan hanya ada
ht

di Kecamatan Muncar. Di Kecamatan Muncar ini sudah banyak berdiri


industri pengolahan dengan produk utamanya yang berupa pengalengan
ikan dan pakan ternak.
Seperti halnya potensi ekonomi lokal perikanan. Perkebunan yang ada
di Kecamatan Kalibaru dan Glenmore juga sama-sama mempunyai
peluang yang relatif kecil apabila akan didirikan usaha baru di sana.
Inflasi. Atau yang sering disebut dengan perubahan harga barang dan
jasa secara umum. Pada bulan Oktober 2019 lalu di Banyuwangi tercatat
deflasi sebesar 0,09%. Artinya, secara umum kebutuhan barang dan jasa
yang tersedia di pasaran dijual dengan harga yang relatif lebih murah
dibanding bulan aseptember 2019. Dengan terjadinya deflasi seperti ini
menandakan menguatkannya daya beli penduduk Banyuwangi.
Sementara itu, hingga bulan Oktober 2019 inflasi tahunan (y-o-y)
tercatat sekitar 1,80%. Pada periode yang sama di tahun sebelumnya,
inflasi tahunan (y-o-y) telah tercatat lebih rendah yaitu sekitar 2,17%.
Penomena seperti ini manandakan adanya perubahan harga yang lebih
terkendali pada saat itu, dibanding dengan periode yang sama pada tahun
ini.
Pertumbuhan ekonomi. Mestinya pertumbuhan ekonomi Banyuwangi
itu bisa lebih cepat dengan angka di atas 6 persen. Hal ini terhambat
karena produksi padi yang menjadi tolok ukur utama ketika digunakan
untuk menghitung angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di
Banyuwangi produksinya menurun. Apalagi bila dibandingkan terhadap
produksi padi pada tahun dasar (2010) dengan kondisi lebih rendah dari
tahun dasar, maka bisa dipastikan pertumbuhan di kategori pertanian pasti
akan turun.
Bukan hanya itu saja dampak dari penurunan produksi padi, turunnya
produksi padi juga akan berpengaruh terhadap pertumbuan ekonomi
secara umum. Utamanya bagi daerah-daerah yang struktur ekonominya

.id
didominasi oleh kategori pertanian. Karena ketika kategori pertanian
tumbuh minus seperti di Banyuwangi ini, hampir bisa dipastikan

go
pertumbuhan ekonomi secara umum di Banyuwangi pasti akan melambat.

s.
Selain kategori pertanian yang mendominasi struktur ekonomi

p
Banyuwangi, kategori perdagangan berada di urutan kedua dan disusul

.b
oleh kategori konstruksi di urutan ketiga. Jadi apabila akan dilakukan
ab
percepatan pertumbuhan ekonomi Banyuwangi, mestinya yang harus
k
digarap dengan porsi yang lebih besar adalah kategori pertanian, atau
gi

perdagangan dan konstruksi.


an

Dalam hal ini bukan berarti program pembangunan yang sudah dicapai
w

selama ini di kategori selain pertanian, perdagangan dan konstruksi itu


yu

dikesampingkan. Namun program pembangunan di kategori selain


an

pertanian, perdagangan dan konstruksi itu justru harus tetap berjalan


//b

dengan pertumbuhan yang tinggi guna mendukung jalannya


perkembangan ekonomi Banyuwangi yang lagi tumbuh .
s:

Pada tahun 2018 PDRB Banyuwangi atas dasar harga berlaku tercatat
tp

78,04 triliun rupiah, dan atas dasar harga konstan mencapai 52,37 triliun
ht

rupiah. Dari PDRB atas dasar harga konstan ini posisinya naik dari 49,48
triliun rupiah di tahun 2017. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,84 persen, lebih cepat jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang ketika itu mencapai 5,45 persen.
Geografi dan Iklim

Banyuwangi sunrise of Peta Kabupaten Banyuwangi

Java. Karena Kabupaten


Banyuwangi letaknya berada di
bagian ujung timur Pulau Jawa.
Secara astronomis kabupaten ini
terletak di antara 113053’ - 114038’
Bujur Timur dan 7043 - 8046’
Lintang Selatan. Serta secara

.id
geografis Kabupaten Banyuwangi

go
berbatasan dengan Kabupaten

p s.
Situbondo di sebelah utara,

.b
Samudera Indonesia di sebelah ab
k
selatan, Kabupaten Bondowoso di
gi
an

sebelah barat, dan Selat Bali di


w

Rata-rata Suhu Udara,


sebelah timur.
yu

dan Jumlah Hari Hujan Tahun 2018


Rata-rata hari hujan di
an

35
//b

Banyuwangi selama tahun 2018


s:

terukur cukup tinggi yaitu ± 11 hari 30


tp

di setiap bulannya, Hari hujan


ht

25
tertinggi berada di bulan Januari,
Februari dan Desember yaitu 20

masing-masing sebanyak 23 hari,


15
19 hari dan 17 hari hujan, dengan
hari hujan terendah ada di bulan 10
September yaitu sebanyak 3 hari.
Sedangkan rata-rata suhu udara 5

terpanas terjadi pada bulan April


0
Mar

Mei

Agt
Feb

Apr

jun

Okt
Nov
Des
Jan

Jul

sep

yaitu setinggi 29,5 derajat dan yang


terendah terjadi di bulan Agustus Hari Hujan Suhu Udara
setinggi 25,7 derajat dan Juli 25,7
derajat.
1
Pemerintahan

Statistik Pemerintahan Kabupaten Pada tahun 2018 wilayah


Banyuwangi 2017 – 2018
administrasi Kabupaten Banyuwangi
Wilayah Administrasi 2017 2018 terdiri dari 25 kecamatan, 217
Kecamatan 25 25
kelurahan dan desa, 836 lingkungan
Desa dan Kelurahan 217 217
dan dusun, serta sebanyak 3.011
Dusun dan Lingkungan 836 836
RW 10.475 RT. Apabila dihitung
Rukun Warga (RW) 3.009 3.011
sacara rata-rata dari 836 lingkungan
Rukun Tetangga (RT) 10.564 10.475
dan dusun, 3.011 RW dan 10.475 RT

.id
Banyaknya Kecamatan Dirinci Menurut akan diperoleh; 3 hingga 4

go
Desa dan Kelurahan Tahun 2018
lingkungan dan dususn di setiap

s.
Desa dan kelurahan dan desa, 3 hingga 4 RW

p
No Kecamatan
Kelurahan

.b
di setiap lingkungan dan dusun, serta
1 Pesanggaran 5 ab
3 hingga 4 RT di setiap RW.
k
2 Siliragung 5
gi

3 Bangorejo 7 Kecamatan Banyuwangi


an

4 Purwoharjo 8
masih menempati urutan pertama
w

5 Tegaldlimo 9
yu

6 Muncar 10 dalam hal jumlah kelurahan dan


7 Cluring 9
an

desa, yaitu ada sebanyak 18


8 Gambiran 6
//b

9 Tegalsari 6 kelurahan. Diikuti Kecamatan Kabat


s:

10 Glenmore 7 dengan 14 desa. Adapun Kecamatan


tp

11 Kalibaru 6
Pesanggaran, Siliragung, dan
ht

12 Genteng 5
13 Srono 10 Genteng adalah tiga kecamatan di
14 Rogojampi 10
Kabupaten Banyuwangi dengan
15 Blimbingsari 10
16 Kabat 14 jumlah desa paling sedikit, yaitu
17 Singojuruh 11
dengan jumlah desa masing-masing
18 Sempu 7
19 Songgon 9 sebanyak 5 desa. Untuk Kecamatan
20 Glagah 10 Blimbingsari merupakan kecamatan
21 Licin 8
22 Banyuwangi 18
yang baru dibentuk pada tahun 2017
23 Giri 6 dengan jumlah desa sebanyak 10
24 Kalipuro 9
desa yang diperoleh dari Kecamatan
25 Wongsorejo 12
Jumlah 217
Rogojampi sebanyak 8 desa dan 2
desa dari Kecamatan Kabat.
Sumber Data: Bag. Pemerintahan Sekretaris
Banyuwangi

2
Pemerintahan

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Tingkat Pendidikan PNS Pemkab.


Banyuwangi Tahun 2018
daerah di lingkungan Pemerintah
2% 0% 1% 1%
Kabupaten Banyuwangi pada tahun
2018 ada sebanyak 11.347 orang,
dengan komposisi pegawai 21%
.
perempuan sebanyak 4.731 dan
pegawai laki-laki sebanyak 5.616
orang. Atau dengan komposisi

.id
13%
perbandingan antara 10 pegawai

go
perempuan dibanding dengan 12 62%

s.
pegawai laki-laki. Selanjutnya dari

p
.b
sisi pendidikan, pegawai dengan
tingkat pendidikan S1 merupakan
ab
k
gi

yang terbanyak yaitu 62,45 persen, SD SLTP SLTA


an

DIPLOMA S1 S2
diikuti dengan pegawai
w

S3
yu

berpendidikan SLTA sebanyak 20,60


Sumber: BKD Kabupaten Banyuwangi
an

persen dan Diploma sebanyak 12,50


//b

persen. Anggota DPRD Kab. Banyuwangi


s:

Periode 2019-2024
Pemilu legislatif tahun 2019
tp

ini telah menempatkan 9 partai politik


ht

PDI-P 12
dengan perolehan kursi di DPRD
Kabupaten Banyuwangi sejumlah 50 PKB 9

kursi. Dua partai besar di parlemen Demokrat 6


(DPRD) yang memperoleh jumlah Golkar 5
kursi terbanyak adalah PDI-P dan Gerindra 5
PKB. Jumlah kursi DPRD yang Nasdem 5
diperoleh PDI-P sebanyak 12 kursi, PPP 4
Sementara PKB memperoleh 9 kursi. Hanura 2
Hanura dan PKS masing-masing 2
PKS 2
kursi di DPRD Kabupaten
0 5 10 15
Banyuwangi, merupakan jumlah
Sumber: Sekretariat DPRD Kab. Banyuwangi
kursi yang paling sedikit.
3
Kependudukan

Pada tahun 2018 jumlah Indikator Kependudukan


Kab. Banyuwangi Tahun 2017 & 2018
penduduk Kabupaten Banyuwangi
bertambah 4.780 jiwa, yaitu dari Uraian 2017 2018
1.604.897 jiwa di tahun 2017 menjadi Jumlah
1.604.897 1.609.677
1.609.677 jiwa di tahun 2018. Penduduk (jiwa)
Pertumbuhan
Sementara dengan luas wilayah Penduduk 0,32 0,30
2 per tahun (%)
sekitar 5.782,5 km , diperoleh angka
Kepadatan
kepadatan penduduk di Banyuwangi
Penduduk 278 278

.id
2
pada tahun 2018 ada sekitar 278 (jiwa/ km )

go
jiwa per km2. Berdasarkan komposisi Sek rasio 99 99

s.
jenis kelamin, seks rasio penduduk di

p
Sumber: Proyeksi Sensus Penduduk 2010

.b
Kabupaten Banyuwangi pada tahun
2018 sebesar 99 persen. Ini artinya
ab
k
Piramida Penduduk Kabupaten
gi
Banyuwangi Tahun 2018
keterbandingan antara penduduk
an

laki-laki dengan perempuan


w
yu

berbanding 99 laki-laki dengan 100


75+
an

perempuan.
70-75
//b

Berdasarkan pada piramida 65-69


s:

penduduk Kabupaten Banyuwangi 60-64


tp

pada tahun 2018 diperoleh bahwa 55-59


ht

kelompok umur produktif (15-64 50-54


45-49
tahun) cukup banyak, jumlahnya
40-44
mencapai 68,40 persen, sedangkan
35-39
komposisi penduduk usia muda (0- 30-34
14 tahun) dan usia tua (65 tahun 25-29

keatas) jumlahnya sebesar 31,60 20-24


15-19
persen. Angka dependency ratio
10-14
sebesar 46,19 yang berarti setiap
5-9
100 penduduk usia produktif akan 0-4
menanggung secara ekonomi
sebanyak 46 sampai 47 penduduk Perempuan Laki-laki

usia tidak produktif. Sumber: Proyeksi Sensus Penduduk 2010

4
Ketenagakerjaan

Jumlah Penduduk Usia Kerja (≥ 15 Th) Pada tahun 2018 angka


Menurut Kegiatannya di
Kab. Banyuwangi Tahun 2018 pengangguran di Banyuwangi
mencapai 3,67 persen. Artinya dari
Kegiatan Jumlah
setiap 100 penduduk Banyuwangi
1. Bekerja 870.242
2. Pernah Bekerja 25.295
yang membutuhkan pekerjaan atau
3. Tidak Pernah Bekerja 7.819 menjadi pelamar pekerjaan, 96
4. Sekolah 72.007 hingga 97 orang di antaranya bisa
5. Mengurus Rumahtangga 234.076 terserap sebagai tenaga kerja baru

.id
6. Lainnya 43.187
dan 3 hingga 4 orang selebihnya

go
Jumlah 1.252.626
belum mendapat pekerjaan atau

s.
Sumber: Sakernas Agustus 2018 berstatus sebagai penganggur.

p
.b
Angkanya meningkat dibanding
Skema Jumlah Penduduk
Dirinci Menurut Usia Kerja dan Kegiatannya ab
dengan tahun 2017 yang ketika itu
k
gi

angka pengangguran di Banyuwangi


an
Bukan Usia
Penduduk

357.051

Lainnya

43.187
Kerja

mencapai 3,07 persen. Hal ini


w
yu

merupakan sebuah penurunan


an

kinerja di bidang ketenagakerjaan.


//b
Mengurus

Angka pengangguran sebesar


Angkatan

234.076
349.270

Tangga
Rumah
Bukan
Kerja
s:
Penduduk 2018

3,67 persen tersebut akan sama


tp
1.609.677

dengan 33.114 penduduk Kabupaten


ht

Banyuwangi yang berumur ≥ 15


Sekolah

72.007
Penduduk Usia Kerja

tahun dengan status pengganggur


1.252.626
(≥ 15 Th)

yang terdiri dari pernah bekerja ada


25.295 jiwa dan tidak pernah bekerja
Bekerja
Pernah
Tidak

7.819

ada 7.819 jiwa. Adapun banyaknya


penduduk berumur ≥ 15 tahun yang
bekerja ada sekitar 870.242 jiwa atau
Angkatan

903.356

Bekerja
Pernah

25.295
Kerja

ada sekitar 96,33 persen. Apabila


dipisah menurut jenis kelamin, laki-
laki penganggur ada 20.103 jiwa dan
870.242
Bekerja

perempuan ada 13.011 jiwa.

5
Pendidikan

Secara umum penduduk


Penduduk Umur 7 – 18 Tahun Dirinci
Banyuwangi yang berumur 7 – 12 Menurut Status Pendidikan 2017
tahun ternyata belum seluruhnya
berstatus sekolah, ada sekitar 0,22 120
persen di antara mereka yang drop
100
out. Sedangkan untuk penduduk
yang berumur 13 – 15 tahun ada 80

97,22 persen di antaranya berstatus 60

.id
masih sekolah, dan sisanya 2,78

go
40
persen berstatus drop out. Yang

s.
berumur 16 – 18 tahun berstatus 20

p
.b
masih sekolah sebanyak 77,80
persen, belum bersekolah 0,00
ab
k 0
7-12 13-15 16-18
gi

persen dan yang drop out ada


an

Blm. Sklh. Msh. Sklh. Drop Out


sebanyak 22,20 persen.
w
yu

Diduga sebagai akibat dari


an

rendahnya angka partisipasi sekolah Sumber: Susenas 2018


//b

di tingkat SLTP dan SLTA sederajat


Rata-rata Lama Sekolah dan
s:

tersebut, akan berdampak pada Harapan Lama Sekolah 2010-2018


tp

indeks pendidikan di Banyuwangi.


ht

14

Pada 2018 indeks pendidikan di 12


Banyuwangi sebesar 0,59 dengan
10
rata-rata lama sekolah selama 7,12
8
tahun, atau setara dengan kelas 2
SLTP sederajat. Adapun angka 6

harapan lama sekolahnya bagi 4

penduduk Banyuwangi selama 12,69


2
tahun. Artinya Penduduk
0
Banyuwangi yang berumur ≥ 7 tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

akan mempunyai kesempatan Rata-rata lama sekolah


mengenyam pendidikan hingga di Harapan lama sekolah
bangku kuliah. Sumber: Susenas 2018

6
Kesehatan

Indeks Kesehatan Dari tahun 2011 hingga 2012


Kab. Banyuwangi 2010-2018
angka indeks kesehatan Banyuwangi
0,772 mengalami lonjakan meskipun tidak
0,77 terlalu signifikan, yaitu dari 0,76

0,768 menjadi 0,77. Ini pertanda ada


keberhasilan di berbagai program
0,766
bidang kesehatan yang dijalankan
0,764
pada saat itu. Namun ketika

.id
0,762 memasuki tahun 2013 hingga 2018

go
0,76 program-program tersebut berjalan

s.
secara stagnan. Untuk meningkatkan

p
0,758

.b
kinerja di bidang kesehatan ini
0,756 ab
membutuhkan
k
inovasi yang ber-
gi
0,754
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 kelanjutan
an

Umur harapan hidup penduduk


w

Sumber: Susenas 2018


yu

Banyuwangi pada tahun 2018


Umur Harapan Hidup
an

Kab. Banyuwangi 2010-2018 mencapai 70 tahun 4 bulan,


//b

70,4 meningkat secara signifikan dari


s:

tahun 2010. Perlu diketahui bahwa


tp

keberhasilan pembangunan di
ht

70,2
bidang kesehatan kerap
70 menggunakan umur harapan hidup
sebagai indikatornya sebagaimana
69,8 yang digunakan oleh UNDP. Apabila
diperhatikan peningkatan umur
69,6 harapan hidup dari tahun 2010
hingga 2018 yang realtif lamban itu,
69,4 kinerja di bidang kesehatan ini bisa
diklasifikasikan sebagai kemajuan
69,2 Banyuwangi walau pun berjalan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
dengan lambat.
Sumber: Susenas 2018

7
Indeks Pembangunan Manusia

Angka Indeks Pembangunan Indeks Pembangunan Manusia


Jatim dan Eks Besuki 2010-2018
Manusia (IPM) kerap digunakan
untuk mengukur keberhasilan 72
70
pembangun-an antar satu daerah
68
dengan daerah yang lain.
66
Intepretasinya apabila daerah 64
dengan IPM terukur lebih tinggi dari 62
daerah yang lain, maka daerah yang 60

.id
angka IPM tertinggi itulan yang lebih 58

go
56
berhasil pembangunannya dibanding

s.
54
dengan daerah yang IPM-nya lebih

p
52

.b
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
rendah. Sampai dengan tahun 2018
lalu pembangunan di Banyuwangi
ab
k Jatim Banyuwangi
Jember Bondowoso
gi

relatif lebih berhasil apabila Situbondo


an

dibandingkan dengan kabupaten lain


w

Sumber: Susenas 2018


yu

dalam wilayah eks Karesidenan


an

Besuki, namun masih di bawah rata- Indeks Kesehatan, Pengeluaran dan


//b

rata Jawa Timur. Pendidikan Kab. Banyuwangi 2010-2018


s:

0,9
Rendahnya IPM Banyuwangi
tp

0,8
tersebut lebih disebabkan oleh
ht

0,7
rendahnya angka Indeks Pendidikan
yang berjalan secara melambat. 0,6

Sementara Indeks Kesehatan dan 0,5

Indeks Pengeluaran berjalan lebih 0,4

cepat. Meskipun Indeks Kesehatan 0,3

dan Indeks Pengeluaran berjalan 0,2

lebih cepat dari Indeks Pendidikan, 0,1

secara matematis tidak bisa serta 0


2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
merta bisa menaikan angka IPM.
Indeks Kesehatan
Jadi untuk meningkatkan IPM Indeks Pengeluaran
Banyuwangi itu harus ditingkatkan Indeks Pendidikan

Indeks Pendidikannya. Sumber: Susenas 2018

8
Pertanian

Produksi GKG, Beras, Konsumsi Beras merupakan salah satu


Beras dan Neraca Kab. Banyuwangi
komoditi strategis yang ketersediaan
2018
dan harganya terus dipantau oleh
900000
pemerintah. Sejak tahun 2018
776367
800000
metodologi yang digunakan oleh
700000 BPS untuk menghitung produksi
600000 beras telah disempurnakan, yaitu
445980
500000 dengan menggganti data luas panen

.id
400000 yang berasal dari Dinas Pertanian

go
300000 270685 diganti dengan hasil pengukuran luas

s.
175295 panen dari hasil Kerangka Sampel

p
200000

.b
100000 Area (KSA). KSA ini merupakan
ab
buah hasil kerja sama antara BPS,
k
0
gi
2017
Prod. GKG Beras BIG dengan BPPT, dan secara
an

Konsumsi Neraca teknis di lapangan menggunakan alat


w
yu

Sumber: BPS Prov. Jatim bantu citra satelit sehingga tingkat


an

ketelitian datanya akan lebih akurat.


//b

Konsumsi Beras per Kapita per Tahun Namun untuk sementara ini
Kab. Banyuwangi 2012, 2015, 2017
s:

penyajian produksi gabah belum bisa


tp

116 menggunakan KSA, karena keter-


ht

114,8

114 bandingan datanya belum tersedia.


112 Produksi Gabah Kering Giling (GKG)

110 di Kabupaten Banyuwangi pada


108,9
tahun 2018 sebanyak 776.367 ton,
108
atau setara dengan 445.980 ton
106
103,84 beras. Apabila dari 1.606.677 jiwa
104
penduduk Banyuwangi itu meng-
102
konsumsi beras rata-rata per kapita
100
per tahun sebanyak 108,90 kg beras,
98 maka akan dibutuhkan sebanyak
2012 2015 2017
175.295 ton beras. Ada surplus

Sumber: Susenas 2018 sebanyak 270.686 ton beras.


9
Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi me- Petumbuhan Ekonomi


Kab. Banyuwangi 2010-2018
rupakan salah satu indikator makro
untuk melihat kinerja perekonomian 8
7,24
secara riil di suatu wilayah. Laju 7
6,95 6,71
6,01 5,84
pertumbuhan ekonomi dihitung 6,38
6
5,45
berdasarkan perubahan PDRB atas 5,72
5,38
5
dasar harga konstan tahun yang
bersangkutan terhadap tahun 4

.id
sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi 3

go
dapat dipandang sebagai

s.
2
pertambah-an jumlah barang dan

p
.b
jasa yang dihasilkan oleh semua 1

lapangan usaha kegiatan ekonomi


ab
k
0
gi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
yang ada di suatu wilayah selama
an

kurun waktu setahun.


w

Sumber: PDRB 2018


yu

Berdasarkan harga konstan 2010,


an

Produk Dpmestik Regional Bruto


nilai PDRB Banyuwangi pada tahun Kab. Banyuwangi 2010-2018
//b

2018 meningkat. Peningkatan


s:

90000000
tersebut dipengaruhi oleh meningkat-
tp

80000000
nya produksi di seluruh lapangan
ht

usaha yang sudah bebas dari 70000000

pengaruh inflasi. Nilai PDRB 60000000

Banyuwangi atas dasar harga 50000000


konstan 2018 mencapai 52,37 triliun 40000000
rupiah. Angka tersebut naik dari
30000000
49,48 triliun rupiah pada tahun 2017.
20000000
Hal ini menunjukkan bahwa telah
10000000
terjadi pertumbuhan ekonomi
0
sebesar 5,84 persen, lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tahun
Harga Berlaku Harga Konstan
sebelumnya yang mencapai 5,45
persen. Sumber: PDRB 2018

10
Kemiskinan

Angka Kemiskinan Ada dua jenis data kemiskinan


Kab. Banyuwangi 2018
yang dirilis oleh BPS, yaitu kemiskin-
12 an makro dan mikro. Kemiskinan
11,25

9,94 makro di peroleh dari Survei Sosial


10 9,29
10,48 8,79 Ekonomi Nasinal (Susenas) yang
9,57
9,17 7,8 setiap tahunnya dilaksanakan oleh
8 8,64
BPS, sehingga datanya pun bisa
6 dirilis setiap tahun seperti yang

.id
sekarang ini. Untuk kemiskinan mikro

go
4
atau data individu yang menyebutkan

s.
nama dan alamat, hanya dilaksana-

p
2

.b
kan oleh BPS atas permintaan dari
ab
pemerintah.
k
Dan perlu diketahui
0
gi
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
bahwasanya data kemiskinan makro
an

Sumber: Susenas 2018 dan mikro akan tidak sama pada sisi
w
yu

jumlah, karena metodologinya beda.


Banyaknya Penduduk Miskin
an

di Kab. Banyuwangi 2012-2018 Sejak tujuh tahun terakhir ini


//b

(2012-2018) angka kemiskinan di


s:

180000
156980

Banyuwangi berpola menurun dari


152086

tp147532

146177

140623

tahun ke tahunnya. Atau selama


ht

138663

160000
125555

140000 tujuh tahun itu ada sekitar 30.953


penduduk yang semula hidup di
120000
bawah garis kemiskinan menjadi
100000
tidak miskin lagi. Artinya ada sekitar
80000
3.869 penduduk di setiap tahunnya
60000 dientaskan dari kemiskinan. Dengan
40000 asumsi kondisi sosial ekonomi
20000 Banyuwangi konstan atau sama

0
seperti sekarang ini, diperkirakan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Banyuwangi akan bebas dari
kemiskinan membutuhkan waktu
Sumber: Susenas 2018
sekitar 31 hingga 32 tahun lagi.

11
Inflasi

Inflasi kerap digambarkan sebagai Inflasi/Deflasi Banyuwangi (m-t-m)


Oktober 2018
perubahan harga umum terhadap
kebutuhan barang dan jasa dalam 0,5
0,46
suatu daerah pada kurun waktu 0,39
0,4
tertentu. Apabila secara matematis 0,39 0,36

angkanya positif diartikan sebagai 0,3

inflasi, sebaliknya apabila bertanda 0,17


0,2
negatif diartikan sebagai deflasi.

.id
0,15
Adapun yang dimaksud dengan 0,1

go
0,08
perubahan di sini ada tiga, yaitu

s.
0
perubahan dari bulan ke bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

p
.b
-0,05
(month to month), selama tahun -0,1

kalender, dan inflasi tahunan (year


ab
k -0,08 -0,09
gi
-0,2
on year).
an

Deflasi Banyuwangi pada bulan Sumber: BRS Oktober 2019


w
yu

Oktober 2019 (m-t-m) sebesar 0,09


Inflasi Banyuwangi (y-o-y)
an

persen, selama tahun kalender yaitu Jan – Okt 2019


//b

dari bulan Januari hingga Oktober 3,00


s:

2,8
2019 sebesar 1,80 persen, dan 2,62
tp

inflasi bulan Oktober 2019 terhadap


ht

2,50
2,34
Oktober 2018 (y-o-y) sebesar 2,62
1,99 2,22
persen. Dari salah satu angka inflasi 2,00
1,73 1,85
tersebut dapat dimaknai bahwa pada
1,65
bulan Oktober 2019 ini perubahan 1,50
1,54
1,48
harga terhadap barang dan jasa
yang mengakibatkan menguatnya 1,00

daya beli penduduk Banyuwangi


sebesar 0,09 persen (m-t-m). 0,50

Sementara deflasi Jawa Timur


sebasar 0,02 persen dan inflasi 0,00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt

nasional 0,28 persen (m-t-m).


Sumber: BRS Oktober 2019

12
ht
tp
s:
//b
an
yu
w
an
gi
kab
.b
ps.

Bangsa
Mencerdaskan go
DATA
.id

Anda mungkin juga menyukai