1 [1] Ajang pameran dan konfrensi di bidang pendidikan bertajuk Global Educational Supplies and
Solutions (GESS) Indonesia 2019 mulai berlangsung secara resmi pada Rabu (18/9/2019) hingga
Jumat (20/9/2019) di Assembly Hall, Jakarta Convention Center. [2] Perhelatan ini merupakan
kelima kalinya di Indonesia dan tahun ini mengambil tema “What Will You Create”.
[3] Saat memberikan kata sambutan, staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto Kusuma Seta mengatakan tema tersebut
menarik dan relevan dengan salah satu masalah pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kreativitas.
[4] “Fokus pendidikan di Indonesia ke depan meningkatkan kreativitas anak-anak. [5] Kreativitas
adalah ciri yang paling membedakan antara manusia dan hewan. [6] Kalau pertanyaannya, ‘What
will you create?’, saya jawab, ‘I will create creators’,” ujar Ananto dalam pembukaan GESS
Indonesia 2019 di Jakarta. [7] Menurut dia, ada hubungan antara kreativitas dan kemajuan
teknologi. [8] Diharapkan teknologi yang dipamerkan sekarang ini bisa menciptakan kreator yang
diinginkan dalam dunia pendidikan di tanah air. [9] Dia memaparkan pada dasarnya teknologi dan
pendidikan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terdiri dari psychological,
safety, belonging, esteem, dan self-actualization.
(Dikutip dengan pengubahan dari kompas.com)
Pertimbangkan apakah penulisan kata ‘Jakarta Convention Center’ pada kalimat [1] harus
diperbaiki atau tidak!
Pembahasan:
Penulisan kata ‘Jakarta Convention Center’ pada kalimat [1] sudah sesuai dengan kaidah PUEBI
sehingga tidak perlu diperbaiki. Pernyataan B, C, D, dan E salah karena nama diri, seperti nama
orang, lembaga, tempat, dan organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis
dengan huruf miring ataupun huruf tebal.
2 [1] Ajang pameran dan konfrensi di bidang pendidikan bertajuk Global Educational Supplies and
Solutions (GESS) Indonesia 2019 mulai berlangsung secara resmi pada Rabu (18/9/2019) hingga
Jumat (20/9/2019) di Assembly Hall, Jakarta Convention Center. [2] Perhelatan ini merupakan
kelima kalinya di Indonesia dan tahun ini mengambil tema “What Will You Create”.
[3] Saat memberikan kata sambutan, staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto Kusuma Seta mengatakan tema tersebut
menarik dan relevan dengan salah satu masalah pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kreativitas.
[4] “Fokus pendidikan di Indonesia ke depan meningkatkan kreativitas anak-anak. [5] Kreativitas
adalah ciri yang paling membedakan antara manusia dan hewan. [6] Kalau pertanyaannya, ‘What
will you create?’, saya jawab, ‘I will create creators’,” ujar Ananto dalam pembukaan GESS
Indonesia 2019 di Jakarta. [7] Menurut dia, ada hubungan antara kreativitas dan kemajuan
teknologi. [8] Diharapkan teknologi yang dipamerkan sekarang ini bisa menciptakan kreator yang
diinginkan dalam dunia pendidikan di tanah air. [9] Dia memaparkan pada dasarnya teknologi dan
pendidikan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terdiri dari psychological,
safety, belonging, esteem, dan self-actualization.
(Dikutip dengan pengubahan dari kompas.com)
1. Pesta
2. Kongres
3. Perjamuan
4. Perayaan
5. Kenduri
Pembahasan:
Menurut KBBI, perhelatan bermakna kenduri atau pesta perkawinan. Oleh karena itu, perhelatan
juga bersinonim dengan pesta, perjamuan, dan perayaan. Sementara itu, kongres merupakan
pertemuan besar para wakil organisasi untuk melakukan rapat, sehingga kata kongres tidak
memiliki makna yang sama dengan perhelatan.
3 [1] Ajang pameran dan konfrensi di bidang pendidikan bertajuk Global Educational Supplies and
Solutions (GESS) Indonesia 2019 mulai berlangsung secara resmi pada Rabu (18/9/2019) hingga
Jumat (20/9/2019) di Assembly Hall, Jakarta Convention Center. [2] Perhelatan ini merupakan
kelima kalinya di Indonesia dan tahun ini mengambil tema “What Will You Create”.
[3] Saat memberikan kata sambutan, staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto Kusuma Seta mengatakan tema tersebut
menarik dan relevan dengan salah satu masalah pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kreativitas.
[4] “Fokus pendidikan di Indonesia ke depan meningkatkan kreativitas anak-anak. [5] Kreativitas
adalah ciri yang paling membedakan antara manusia dan hewan. [6] Kalau pertanyaannya, ‘What
will you create?’, saya jawab, ‘I will create creators’,” ujar Ananto dalam pembukaan GESS
Indonesia 2019 di Jakarta. [7] Menurut dia, ada hubungan antara kreativitas dan kemajuan
teknologi. [8] Diharapkan teknologi yang dipamerkan sekarang ini bisa menciptakan kreator yang
diinginkan dalam dunia pendidikan di tanah air. [9] Dia memaparkan pada dasarnya teknologi dan
pendidikan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terdiri dari psychological,
safety, belonging, esteem, dan self-actualization.
(Dikutip dengan pengubahan dari kompas.com)
Pembahasan:
Kalimat [6] sudah memenuhi kaidah penulisan sesuai dengan PUEBI sehingga tidak perlu
diperbaiki.
4 [1] Ajang pameran dan konfrensi di bidang pendidikan bertajuk Global Educational Supplies and
Solutions (GESS) Indonesia 2019 mulai berlangsung secara resmi pada Rabu (18/9/2019) hingga
Jumat (20/9/2019) di Assembly Hall, Jakarta Convention Center. [2] Perhelatan ini merupakan
kelima kalinya di Indonesia dan tahun ini mengambil tema “What Will You Create”.
[3] Saat memberikan kata sambutan, staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto Kusuma Seta mengatakan tema tersebut
menarik dan relevan dengan salah satu masalah pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kreativitas.
[4] “Fokus pendidikan di Indonesia ke depan meningkatkan kreativitas anak-anak. [5] Kreativitas
adalah ciri yang paling membedakan antara manusia dan hewan. [6] Kalau pertanyaannya, ‘What
will you create?’, saya jawab, ‘I will create creators’,” ujar Ananto dalam pembukaan GESS
Indonesia 2019 di Jakarta. [7] Menurut dia, ada hubungan antara kreativitas dan kemajuan
teknologi. [8] Diharapkan teknologi yang dipamerkan sekarang ini bisa menciptakan kreator yang
diinginkan dalam dunia pendidikan di tanah air. [9] Dia memaparkan pada dasarnya teknologi dan
pendidikan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terdiri dari psychological,
safety, belonging, esteem, dan self-actualization.
(Dikutip dengan pengubahan dari kompas.com)
1. Pameran
2. Menciptakan
3. Hubungan
4. Pendapatnya
5. Menarik
Pembahasan:
Imbuhan prefiks juga disebut sebagai awalan. Kata berawalan pada penyataan E ‘menarik’, dengan
kata dasar ‘tarik’.
Pernyataan A salah karena ‘pameran’ berimbuhan sufiks (akhiran) -an, dengan kata dasar ‘pamer’.
Pernyataan C salah karena ‘hubungan’ berimbuhan sufiks (akhiran) -an, dengan kata dasar
‘hubung’.
[3] Saat memberikan kata sambutan, staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto Kusuma Seta mengatakan tema tersebut
menarik dan relevan dengan salah satu masalah pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kreativitas.
[4] “Fokus pendidikan di Indonesia ke depan meningkatkan kreativitas anak-anak. [5] Kreativitas
adalah ciri yang paling membedakan antara manusia dan hewan. [6] Kalau pertanyaannya, ‘What
will you create?’, saya jawab, ‘I will create creators’,” ujar Ananto dalam pembukaan GESS
Indonesia 2019 di Jakarta. [7] Menurut dia, ada hubungan antara kreativitas dan kemajuan
teknologi. [8] Diharapkan teknologi yang dipamerkan sekarang ini bisa menciptakan kreator yang
diinginkan dalam dunia pendidikan di tanah air. [9] Dia memaparkan pada dasarnya teknologi dan
pendidikan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terdiri dari psychological,
Pembahasan:
Seharusnya terdapat tanda koma setelah kata memaparkan sehingga kalimat yang tepat menjadi
“Dia memaparkan, pada dasarnya teknologi dan pendidikan adalah sarana untuk memenuhi
kebutuhan manusia yang terdiri dari psychological, safety, belonging, esteem, dan self-
actualization.” Hal ini dikarenakan kalimat tersebut termasuk merupakan kutipan tidak langsung.
6 [1] Ajang pameran dan konfrensi di bidang pendidikan bertajuk Global Educational Supplies and
Solutions (GESS) Indonesia 2019 mulai berlangsung secara resmi pada Rabu (18/9/2019) hingga
Jumat (20/9/2019) di Assembly Hall, Jakarta Convention Center. [2] Perhelatan ini merupakan
kelima kalinya di Indonesia dan tahun ini mengambil tema “What Will You Create”.
[3] Saat memberikan kata sambutan, staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto Kusuma Seta mengatakan tema tersebut
menarik dan relevan dengan salah satu masalah pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kreativitas.
[4] “Fokus pendidikan di Indonesia ke depan meningkatkan kreativitas anak-anak. [5] Kreativitas
adalah ciri yang paling membedakan antara manusia dan hewan. [6] Kalau pertanyaannya, ‘What
will you create?’, saya jawab, ‘I will create creators’,” ujar Ananto dalam pembukaan GESS
Indonesia 2019 di Jakarta. [7] Menurut dia, ada hubungan antara kreativitas dan kemajuan
teknologi. [8] Diharapkan teknologi yang dipamerkan sekarang ini bisa menciptakan kreator yang
diinginkan dalam dunia pendidikan di tanah air. [9] Dia memaparkan pada dasarnya teknologi
dan pendidikan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terdiri
dari psychological, safety, belonging, esteem, dan self-actualization.
(Dikutip dengan pengubahan dari kompas.com)
1. Sufiks
2. Konfiks
3. Afiks
4. Infiks
5. Prefiks
Pembahasan:
Kata “kebutuhan” pada kalimat [9] berimbuhan konfiks (awalan-akhiran) ke-an, dengan kata
dasar butuh.
7 [1] Ajang pameran dan konfrensi di bidang pendidikan bertajuk Global Educational Supplies and
Solutions (GESS) Indonesia 2019 mulai berlangsung secara resmi pada Rabu (18/9/2019) hingga
Jumat (20/9/2019) di Assembly Hall, Jakarta Convention Center. [2] Perhelatan ini merupakan
kelima kalinya di Indonesia dan tahun ini mengambil tema “What Will You Create”.
[3] Saat memberikan kata sambutan, staf ahli bidang inovasi dan daya saing Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ananto Kusuma Seta mengatakan tema tersebut
menarik dan relevan dengan salah satu masalah pendidikan di Indonesia, yaitu terkait kreativitas.
[4] “Fokus pendidikan di Indonesia ke depan meningkatkan kreativitas anak-anak. [5] Kreativitas
adalah ciri yang paling membedakan antara manusia dan hewan. [6] Kalau pertanyaannya, ‘What
will you create?’, saya jawab, ‘I will create creators’,” ujar Ananto dalam pembukaan GESS
Indonesia 2019 di Jakarta. [7] Menurut dia, ada hubungan antara kreativitas dan kemajuan
teknologi. [8] Diharapkan teknologi yang dipamerkan sekarang ini bisa menciptakan kreator yang
diinginkan dalam dunia pendidikan di tanah air. [9] Dia memaparkan pada dasarnya teknologi dan
pendidikan adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terdiri dari psychological,
safety, belonging, esteem, dan self-actualization.
(Dikutip dengan pengubahan dari kompas.com)
Pertimbangkan apakah penulisan frasa tanah air pada kalimat [8] harus diperbaiki atau tidak!
4. TANAH AIR
5. tanah Air
Pembahasan:
Tanah Air yang dimaksud disini adalah Indonesia sehingga sebagai letak geografis harus ditulis
huruf besar.
8 [1] Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya
itu dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
kehidupannya. [2] Penyesuaian diri menurut Fatimah (2010) adalah proses bagaimana individu
mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. [3] Hal
senada juga disampaikan oleh Kartini Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya, […] rasa permusuhan,
dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi
yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. [4] Pendapat serupa disampaikan oleh
Schneiders (dalam Desmita, 2009) penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya,
sehingga terwujud tingkat harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan
oleh lingkungan dimana ia tinggal.
[5] Dalam perikehidupan, penyesuaian diri yang sempurna tidak akan pernah tercapai. [6]
Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses psikologis sepanjang hayat (life long process) dan
manusia terus menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan atau tantangan hidup
guna mencapai pribadi yang sehat. [7] Apapun respon penyesuaian diri, baik atau buruk,
merupakan upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara kondisi-
kondisi keseimbangan yang wajar. [8] Menurut Fatimah (2002) kondisi fisik, mental, dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses
penyesuaian diri yang baik atau tidak baik. [9] Dari pengertian tersebut, penyesuaian diri
merupakan proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Darimi, I. (2017). Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif. Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, 1(2), 111-121.)
1. Keselarasan
2. Kesesuaian
3. Keseimbangan
4. Kepaduan
5. Kesinambungan
Pembahasan:
Sinonim kata harmoni yaitu keselarasan, kesesuaian, keseimbangan, kepaduan. Sementara itu,
kesinambungan tidak bersinonim dengan kata harmoni.
9 [1] Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya
itu dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
kehidupannya. [2] Penyesuaian diri menurut Fatimah (2010) adalah proses bagaimana individu
mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. [3] Hal
senada juga disampaikan oleh Kartini Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya, […] rasa permusuhan,
dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi
yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. [4] Pendapat serupa disampaikan oleh
Schneiders (dalam Desmita, 2009) penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya,
sehingga terwujud tingkat harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan
oleh lingkungan dimana ia tinggal.
[5] Dalam perikehidupan, penyesuaian diri yang sempurna tidak akan pernah tercapai. [6]
Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses psikologis sepanjang hayat (life long process) dan
manusia terus menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan atau tantangan hidup
guna mencapai pribadi yang sehat. [7] Apapun respon penyesuaian diri, baik atau buruk,
merupakan upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara kondisi-
kondisi keseimbangan yang wajar. [8] Menurut Fatimah (2002) kondisi fisik, mental, dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses
penyesuaian diri yang baik atau tidak baik. [9] Dari pengertian tersebut, penyesuaian diri
merupakan proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Darimi, I. (2017). Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif. Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, 1(2), 111-121.)
Konjungsi yang tepat untuk melengkapi kata yang rumpang pada kalimat ke-3 adalah….
1. Serta
2. Ketika
3. Sehingga
4. Dan
5. Sedangkan
Pembahasan:
Konjungsi yang tepat untuk melengkapi kata yang rumpang pada kalimat [3] adalah “sehingga”.
Konjungsi ini menyatakan hubungan sebab yang sesuai dengan konteks kalimat [3] yang mana
penyesuaian diri dapat mengikis rasa permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan,
dan lain-lain.
Revisi:
Kata koma setelah lingkungannya seharusnya tidak ada.
10 [1] Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya
itu dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
kehidupannya. [2] Penyesuaian diri menurut Fatimah (2010) adalah proses bagaimana individu
mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. [3] Hal
senada juga disampaikan oleh Kartini Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya, […] rasa permusuhan,
dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi
yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. [4] Pendapat serupa disampaikan oleh
Schneiders (dalam Desmita, 2009) penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya,
sehingga terwujud tingkat harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan
oleh lingkungan dimana ia tinggal.
[5] Dalam perikehidupan, penyesuaian diri yang sempurna tidak akan pernah tercapai. [6]
Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses psikologis sepanjang hayat (life long process) dan
manusia terus menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan atau tantangan hidup
guna mencapai pribadi yang sehat. [7] Apapun respon penyesuaian diri, baik atau buruk,
merupakan upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara kondisi-
kondisi keseimbangan yang wajar. [8] Menurut Fatimah (2002) kondisi fisik, mental, dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses
penyesuaian diri yang baik atau tidak baik. [9] Dari pengertian tersebut, penyesuaian diri
merupakan proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Darimi, I. (2017). Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif. Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, 1(2), 111-121.)
Pembahasan:
Kata “dimana” tidak tepat digunakan untuk merujuk kata benda seperti “individu” karena kata
“dimana” merujuk pada keterangan tempat. Kata yang tepat untuk merujuk kata benda atau
keterangan nomina adalah “yang mana”.
Revisi:
Merujuk pada penggunaan kata "yang mana" seharusnya ditulis "yang" saja ketika merujuk kata
benda atau keterangan nomina. Karena "yang mana" itu digunakan untuk bertanya atau membuat
pernyataan yang mengandung pilihan.
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/728
11 [1] Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya
itu dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
kehidupannya. [2] Penyesuaian diri menurut Fatimah (2010) adalah proses bagaimana individu
mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. [3] Hal
senada juga disampaikan oleh Kartini Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya, […] rasa permusuhan,
dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi
yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. [4] Pendapat serupa disampaikan oleh
Schneiders (dalam Desmita, 2009) penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya,
sehingga terwujud tingkat harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan
oleh lingkungan dimana ia tinggal.
[5] Dalam perikehidupan, penyesuaian diri yang sempurna tidak akan pernah tercapai. [6]
Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses psikologis sepanjang hayat (life long process) dan
manusia terus menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan atau tantangan hidup
guna mencapai pribadi yang sehat. [7] Apapun respon penyesuaian diri, baik atau buruk,
merupakan upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara kondisi-
kondisi keseimbangan yang wajar. [8] Menurut Fatimah (2002) kondisi fisik, mental, dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses
penyesuaian diri yang baik atau tidak baik. [9] Dari pengertian tersebut, penyesuaian diri
merupakan proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Darimi, I. (2017). Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif. Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, 1(2), 111-121.)
Pembahasan:
Penulisan sitasi atau pengutipan pustaka dalam kalimat yang benar menurut sitasi Harvard
style adalah satu kata nama belakang (tahun). Penulisan Kartini Kartono (2002) salah karena
mengandung dua kata untuk bagian nama seharusnya ditulis Kartono (2002).
12 [1] Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya
itu dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
kehidupannya. [2] Penyesuaian diri menurut Fatimah (2010) adalah proses bagaimana individu
mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. [3] Hal
senada juga disampaikan oleh Kartini Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya, […] rasa permusuhan,
dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi
yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. [4] Pendapat serupa disampaikan oleh
Schneiders (dalam Desmita, 2009) penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-
[5] Dalam perikehidupan, penyesuaian diri yang sempurna tidak akan pernah tercapai. [6]
Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses psikologis sepanjang hayat (life long process) dan
manusia terus menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan atau tantangan hidup
guna mencapai pribadi yang sehat. [7] Apapun respon penyesuaian diri, baik atau buruk,
merupakan upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara kondisi-
kondisi keseimbangan yang wajar. [8] Menurut Fatimah (2002) kondisi fisik, mental, dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses
penyesuaian diri yang baik atau tidak baik. [9] Dari pengertian tersebut, penyesuaian diri
merupakan proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Darimi, I. (2017). Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif. Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, 1(2), 111-121.)
Pertimbangkan apakah penulisan istilah asing pada kalimat ke-6 harus diperbaiki atau tidak!
Pembahasan:
Kata life long process merupakan kata asing sehingga harus ditulis miring. Selain itu, antara kata
life dan long seharusnya tidak dipisahkan oleh spasi sehingga penulisan kata yang tepat adalah
(lifelong process).
13 [1] Makna keberhasilan pendidikan seseorang terletak pada sejauh mana yang telah dipelajarinya
itu dapat membantu dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungan
kehidupannya. [2] Penyesuaian diri menurut Fatimah (2010) adalah proses bagaimana individu
mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. [3] Hal
senada juga disampaikan oleh Kartini Kartono (2002) bahwa penyesuaian diri adalah usaha
manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya, […] rasa permusuhan,
dengki, iri hati, prasangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi
yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. [4] Pendapat serupa disampaikan oleh
Schneiders (dalam Desmita, 2009) penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respon
mental dan tingkah laku, dimana individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan frustrasi yang dialaminya,
sehingga terwujud tingkat harmoni antara tuntutan dari dalam diri dengan apa yang diharapkan
oleh lingkungan dimana ia tinggal.
[5] Dalam perikehidupan, penyesuaian diri yang sempurna tidak akan pernah tercapai. [6]
Penyesuaian diri lebih bersifat suatu proses psikologis sepanjang hayat (life long process) dan
manusia terus menerus akan berupaya menemukan dan mengatasi tekanan atau tantangan hidup
guna mencapai pribadi yang sehat. [7] Apapun respon penyesuaian diri, baik atau buruk,
merupakan upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara kondisi-
kondisi keseimbangan yang wajar. [8] Menurut Fatimah (2002) kondisi fisik, mental, dan emosional
dipengaruhi dan diarahkan oleh faktor lingkungan yang kemungkinan akan berkembang ke proses
penyesuaian diri yang baik atau tidak baik. [9] Dari pengertian tersebut, penyesuaian diri
merupakan proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku individu agar terjadi
hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Darimi, I. (2017). Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Efektif. Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, 1(2), 111-121.)
Pertimbangkan apakah penulisan kata “apapun” pada kalimat [7] perlu diperbaiki atau tidak!
Pembahasan:
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Oleh karena itu, penulisan yang tepat
adalah apa pun.
14 [1] Di era teknologi informasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari
gaya hidup, apalagi dalam dunia akademik. [2] Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. [3] Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan
dan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
[4] Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
medianya belum tersedia. [5] Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran. [6] Dalam komunikasi pembelajaran, media pembelajaran
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
[7] Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka. [8] Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. [9] Demikian pula siswa dapat (oleh) informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. [10] Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. [11] Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning, yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Mahmudi, M.H., Suroso. (2014). Efikasi Diri, Dukungan
Sosial, Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 183-194)
1. Aktual
2. Riil
3. Konkret
4. Mujarad
5. Eviden
Pembahasan:
Kata maya bersinonim dengan kata mujarad yang berarti abstrak atau tidak berwujud. Sementara
itu, aktual, riil, konkret, dan eviden berarti nyata yang merupakan lawan dari kata maya.
15 [1] Di era teknologi informasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari
gaya hidup, apalagi dalam dunia akademik. [2] Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. [3] Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan
dan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
[4] Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
medianya belum tersedia. [5] Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran. [6] Dalam komunikasi pembelajaran, media pembelajaran
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
[7] Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka. [8] Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. [9] Demikian pula siswa dapat (oleh) informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. [10] Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. [11] Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning, yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Mahmudi, M.H., Suroso. (2014). Efikasi Diri, Dukungan
Sosial, Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 183-194)
1. 6
2. 7
3. 8
4. 9
5. 10
Pembahasan:
Kata penghubung yang berfungsi menggabungkan persamaan, antara lain: ialah, yaitu,
dan adalah. Pada kalimat [10] terdapat kata yaitu. Oleh karena itu, pernyataanyang benar adalah
E.
16 [1] Di era teknologi informasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari
gaya hidup, apalagi dalam dunia akademik. [2] Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. [3] Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan
dan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
[4] Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
medianya belum tersedia. [5] Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran. [6] Dalam komunikasi pembelajaran, media pembelajaran
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
[7] Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka. [8] Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. [9] Demikian pula siswa dapat (oleh) informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. [10] Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. [11] Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning, yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Mahmudi, M.H., Suroso. (2014). Efikasi Diri, Dukungan
Sosial, Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 183-194)
Pertimbangkan apakah kata “Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)” pada kalimat [1] harus
diperbaiki atau tidak!
Pembahasan:
Penulisan kata “Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)” sudah memenuhi kaidah ejaan yang
benar sehingga tidak perlu diperbaiki.Dalam hal ini konteks TIK adalah sebagai disiplin ilmu
sehingga harus ditulis huruf besar
17 [1] Di era teknologi informasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari
gaya hidup, apalagi dalam dunia akademik. [2] Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. [3] Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan
dan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
[4] Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
medianya belum tersedia. [5] Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran. [6] Dalam komunikasi pembelajaran, media pembelajaran
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
[7] Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka. [8] Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. [9] Demikian pula siswa dapat (oleh) informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. [10] Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. [11] Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning, yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Mahmudi, M.H., Suroso. (2014). Efikasi Diri, Dukungan
Sosial, Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 183-194)
Pertimbangkan apakah kata bercetak tebal pada kalimat [10] harus diperbaiki atau tidak!
Pembahasan:
Kata cyberspace dan cyberteaching ditullis tanpa dipisahkan spasi. Sementara itu,
antara e dan learning perlu disisipkan tanda hubung karena berasal dari dua kesatuan kata,
yaitu electronic dan learning. Ketiga kata tersebut merupakan istilah asing sehingga dalam
penulisannya harus dicetak miring.
18 [1] Di era teknologi informasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari
gaya hidup, apalagi dalam dunia akademik. [2] Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. [3] Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan
dan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
[4] Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
medianya belum tersedia. [5] Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran. [6] Dalam komunikasi pembelajaran, media pembelajaran
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
[7] Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka. [8] Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. [9] Demikian pula siswa dapat (oleh) informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. [10] Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. [11] Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning, yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Mahmudi, M.H., Suroso. (2014). Efikasi Diri, Dukungan
Sosial, Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 183-194)
Kata alat pada kalimat [4] memiliki makna yang sama dengan kata pada kalimat….
1. “Aku ingin kuliah disana karena fasilitasnya lebih lengkap, Pa,” rengek Nina.
2. Surat tersebut menjadi perantara rasa rindu mereka.
3. Arya menggunakan beberapa radas di acara itu.
4. Weka menciptakan detektor baru yang bisa mengindikasi emosi seseorang
5. Kulit merupakan organ terbesar di tubuh manusia
Pembahasan:
Kata alat pada teks berarti sesuatu yang digunakan dalam pekerjaan. Alat memiliki kesamaan
makna dengan kata radas.
19 [1] Di era teknologi informasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari
gaya hidup, apalagi dalam dunia akademik. [2] Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. [3] Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan
dan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
[4] Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
medianya belum tersedia. [5] Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran. [6] Dalam komunikasi pembelajaran, media pembelajaran
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
[7] Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka. [8] Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. [9] Demikian pula siswa dapat (oleh) informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. [10] Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. [11] Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning, yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Mahmudi, M.H., Suroso. (2014). Efikasi Diri, Dukungan
Sosial, Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 183-194)
1. Pada kalimat [5] setelah kata “itu” seharusnya diberi tanda koma
2. Pada kalimat [7] tanda koma setelah kata “media” seharusnya dipindahkan setelah kata
“interaksi”
3. Pada kalimat [10] setelah kata “yaitu” seharusnya diberi tanda koma
4. Pada kalimat [1] sebelum kata “apalagi” seharusnya tidak diberi tanda koma
5. Pada kalimat [11] setelah kata “saat ini” seharusnya diberi tanda koma
Pembahasan:
Setelah “Untuk itu” pada kalimat 5 seharusnya diberikan tanda baca koma karena sebagai
penghubung dari kalimat sebelumnya.
20 [1] Di era teknologi informasi, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi bagian dari
gaya hidup, apalagi dalam dunia akademik. [2] Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam
proses belajar. [3] Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan
dan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
[4] Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakannya apabila
medianya belum tersedia. [5] Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang
cukup tentang media pembelajaran. [6] Dalam komunikasi pembelajaran, media pembelajaran
sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan pembelajaran.
[7] Dengan menggunakan media, interaksi antara guru dan siswa tidak lagi hanya dilakukan melalui
hubungan tatap muka. [8] Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung
dengan siswa. [9] Demikian pula siswa dapat (oleh) informasi dalam lingkup yang luas dari
berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau
internet. [10] Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber
teaching atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. [11] Istilah lain yang makin populer saat ini ialah e-learning, yaitu satu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya
internet.
(Dikutip dengan pengubahan. Sumber: Mahmudi, M.H., Suroso. (2014). Efikasi Diri, Dukungan
Sosial, Dan Penyesuaian Diri Dalam Belajar. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, 3(2), 183-194)
Imbuhan yang paling tepat untuk mengisi kata di dalam kurung pada kalimat [9] adalah….
1. Perolehan
2. Memeroleh
3. Memperoleh
4. Diperoleh
5. Oleh-oleh
Pembahasan:
Imbuhan yang paling tepat untuk mengisi kata di dalam kurung adalah “memperoleh”. Arti kata
“memperoleh” adalah mendapatkan sesuatu dengan usaha, yang mana sesuai dengan konteks
dalam kalimat [9]. Kata pada pilihan A, B, D, dan E memiliki arti yang tidak sesuai dengan konteks
kalimat [9].