Oleh :
JUFIKRI AKBAR
NIM :2017.C.09a.0847
a. Ovarium
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba
falopi. Dua lagamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian mesovarium
ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral kira-
kira setinggi krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang
mengikat ovarium ke uterus. Dua fungsi ovarium adalah menyelenggarakan ovulasi
dan memproduksi hormon. Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung banyak
ovum primordial. Di antara interval selama masa usia subur ovarium juga
merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid dalam jumlah yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan,perkembangan, dan fungsi wanita normal.
b. Tuba fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba ini memanjang ke
arah lateral, mencapai ujung bebas legamen lebar dan berlekuk-lekuk mengelilingi
setiap ovarium. Panjang tuba ini kira-kira 10 cm dengan berdiameter 0,6 cm. Tuba
fallopi merupakan jalan bagi ovum. Ovum didorong di sepanjang tuba, sebagian
oleh silia, tetapi terutama oleh gerakan peristaltis lapisan otot. Esterogen dan
prostaglandin mempengaruhi gerakan peristaltis. Aktevites peristaltis tuba fallopi
dan fungsi sekresi lapisan mukosa yang terbesar ialah pada saat ovulasi.
c. Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih, cekung yang tampak
mirip buah pir yang terbalik. Uterus normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila di
tekan, licin dan teraba padat. Uterus terdiri dari tiga bagian, fudus yang merupakan
tonjolan bulat di bagian atas dan insersituba fallopi, korpus yang merupakan bagian
utama yang mengelilingi cavum uteri, dan istmus, yakni bagian sedikit konstriksi
yang menghubungkan korpus dengan serviks dan dikenal sebagai sekmen uterus
bagian bawah pada masa hamil. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
peremajaan endometrium, kehamilan danpersalinan.
Dinding uterus terdiri dari tiga lapisan :
1) Endometrium yang mengandung banyak pembuluh darah ialah suatu lapisan
membran mukosa yang terdiri dari tiga lapisan : lapisan permukaan padat,
lapisan tengah jaringan ikat yang berongga,dan lapisan dalam padat yang
menghubungkan indometrium dengan miometrium.
2) Miometrum yang tebal tersusun atas lapisan – lapisan serabut otot polos yang
membentang ke tiga arah. Serabut longitudinal membentuk lapisan luar
miometrium, paling benyak ditemukan di daerah fundus, membuat lapisan ini
sangat cocok untuk mendorong bayi pada persalinan.
3) Peritonium perietalis
Suatu membran serosa, melapisi seluruh korpus uteri, kecuali seperempat
permukaan anterior bagian bawah, di mana terdapat kandung kemih dan serviks.
Tes diagnostik dan bedah pada uterus dapat dilakukan tanpa perlu membuka
rongga abdomen karena peritonium perietalis tidak menutupi seluruh korpus
uteri.
d. Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat melipat dan mampu
meregang secara luas. Mukosa vagina berespon dengan cepat terhadap stimulai
esterogen dan progesteron. sel-sel mukosa tanggal terutama selama siklus
menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang di ambil dari mukosa vagina dapat
digunakan untuk mengukur kadar hormon seks steroid. Cairan vagina berasal dari
traktus genetalis atas atau bawah. Cairan sedikit asam. Interaksi antara laktobasilus
vagina dan glikogen mempertahankan keasaman. Apabila pH nik diatas lima,
insiden infeksi vagina meningkat. Cairan yang terus mengalir dari vagina
mempertahankan kebersihan relatif vagina.
1.1.3 Etiologi
Partus normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain, dengan bantuan.
Partus dibagi menjadi 4 kala :
1. Kala I, kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan
lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida
berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.
2. Kala II, gejala utama kala II adalah His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3
menit, dengan durasi 50 sampai 100 detik. Menjelang akhir kala I ketuban pecah
yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak. Ketuban pecah pada
pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan mengejan. Kedua kekuatan, His dan
mengejan lebih mendorong kepala bayi sehingga kepala membuka pintu. Kepala
lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar. Setelah putar paksi luar
berlangsung kepala dipegang di bawah dagu di tarik ke bawah untuk melahirkan
bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir ketiak di ikat untuk melahirkan sisa badan
bayi yang diikuti dengan sisa air ketuban.
3. Kala III, setelah kala II kontraksi uterus berhenti 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya
bayi, sudah dimulai pelepasan plasenta. Lepasnya plasenta dapat ditandai dengan
uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke atas, tali pusat bertambah panjang dan
terjadi perdarahan.
4. KalaIV,dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan post
partum paling sering terjadi pada 2 jam pertama, observasi yang dilakukan yaitu
tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus,
terjadinya perdarahan. Perdarah dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
melebihi 400 sampai 500 cc.
1.1.4 Klasifikasi
Sukarni, 2013derajat ruptur perineum dapat dibagi menjadi empat derajat, yaitu :
1. Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah:
1.1 Vagina
1.2 Komisura posterior
1.3 Kulit perineum
2. Ruptur perineum derajat dua dengan jaringan yang mengalami robekan
2.1 Mukosa Vagina
2.2 Komisura posterior
2.3 Kulit perineum
2.4 Otot perineum
3. Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan :
3.1 Sebagaimana ruptur derajat dua
3.2 Otot sfingter ani
4. Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :
4.1 Sebagaimana ruptur derajat tiga
4.2 Dinding depan rectum
2. Sistem endokrin
2.1 Hormon plasenta
Penurunan hormon human plasental lactogen, esterogen dan kortisol, serta placental
enzyme insulinase membalik efek diabetagenik kehamilan. Sehingga kadar gula darah
menurun secara yang bermakna pada masa puerperium. Kadar esterogen dan progesteron
menurun secara mencolok setelah plasenta keluar, penurunan kadar esterogen berkaitan
dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra seluler berlebih yang
terakumulasi selama masa hamil.
1.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu post partum/nifas antara lain (Nugroho,2014) :
1. Mastitis
Mastitis adalah infeksi pada jaringan payudara yang menyebabkan nyeri payudara,
pembengkakan, kehangatan dan kemerahan
2. Abses payudara
Abses payudara adalah pembengkakan payudara yang berisih nanah,
pembengkakan ini terjadi karena adanya infeksi bakteri.
3. Tromboplebiti
Tromboplebitis adalah invasi ataw perluasan microorganisme pathogen yang
mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang-cabangnya.
2.3 Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan yang di rasakan saat hamil mulai dari trimester
1, 2, 3 HPHT
1. Riwayat KB
Apakah ibu pernah menggunakan alat kntrasepsi misalnya KB
2. Rencana KB
Apakah setelah persalinan ibu akan menggunakan KB atau tidak
3. Riwayat psikososial dan spiritual
Bagaiman hubungan ibu dengan suaminya, keluarga, lingkungan, dan perawat.
3. Pola fungsi Gordon
3.1 Pola presepsi kesehatan
Dari penaganan kesehatan menggunakan presepsi pemeliharan dan penaganan kesehatan,
persepsi terhadap arti kesehatan dan penatalaksanaan kesehatan, kemampuan menyusun tujuan,
pengetahuan tentang praktek kesehatan.
3.2 Pola nutrisi metabolic
Napsu makan ibu dengan persalinan normal bertambah dan pemasukan cairan juga
bertambah.Makanan harus bermutu, bergizi dan juga cukup kalori, banyak air, sayur-
sayuran dan buah-buahan.
3.3 Pola eliminasi
Kandung kemih mengalami trauma yang dapat di sebabkan edema dan tekanan. Adanya
akumulasi cairan yang berlebihan pada jaringan selama kehamilan, dieresis setelah 24
jam persalinan dan konstipasi.
3.4 Pola aktifitas latihan
Otot-otot abdomen melebar atau melonggar selama kehamilan menyebabkan
pengurangan otot-otot abdomen menjadi sangat lunak, lembek dan lemah. Muskulus
raktus abdominis memisah otot-otot dan fascia dinding abdomen mengalami pelenturan,
latihan dan senam selama periode nifas perlu untuk memulihkan keadaan
3.5 Pola istirahat dan tidur
Pola tidur terganggu karena ibu dengan persalinan normal sering berkeringat banyak dan
dingin di malam hari. Mengalami perubahan emosi yang mendadak atau depresi yang
mengakibatkan ibu merasa tertekan dan mungkin ibu tidak bias tidur
3.6 Pola kongnitif preseptual
Klien merasa nyeri pada payudara dan perineum, dan kurang pengetahuan tentang
perawatan diri.
3.7 Pola konsep diri/presepsi
Ibu dapat menerima peran barunya sebagai orang tua atau tidak dapat menerima.
3.8 Pola peran hubungan
Ibu memepunyai hubungan yang harmonis dengan suami, keluarga yang merawat ibu
yang beada di RS dan percaya kepeda Tuhan-Nya dan menyerahkan seluruh kesembuhan
kepada Tuhan.
4. Pemeriksaan fisik
4.1 Tekanan darah
4.2 Suhu badan
4.3 Denyut nadi
4.4 Respirasi/pernapasan
5. Pemeriksan head to toe
5.1 Kepala : Biasanya Pasien Mengeluh Pusing, Sakit Kepela.
5.2 Wajah : Hiperpigmentasi, edema.
5.3 Mulut : Mukosa mulut (warna, kelembapan, lesi)
5.4 Mata : Konjungtiva, sklera (pupil, ukuran, kesamaan reaksi terhadap cahaya
penglihatan)
5.5 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening, disertai vena jugularis.
5.6 Jantung dan paru : Suara napas normal
5.7 Payudara : Penampilan, pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan aerola
dan integritas putting, posisi bayi pada payudara, adanya kolostrum, adanya ASI, adanya
pembengkakan, benjolan, nyeri dan adanya sumbatan duktus, dan tanda-tanda mastitis
potensial.
5.8 Abdomen : Tinggi fundus uteri (dalam cm), lokasi kontraksi uterus atau nyeri.
5.9 Genitalia : Pengakajian perineum terhadap memar, edema, hematoma, penyembuhan
setiap jahitan, inflamsi. Pemeriksaan tipe, kuantitas dan bau lokhia. Pemeriksaan anus
terhadap hemoroid.
5.10 Eksteremitas bawah :Adanya tanda edema, nyeri tekan atau panas pada betis, varises.