Anda di halaman 1dari 7

Nama : Rismawati Adjid (XI BAHASA)

Hari/ Tanggal ; Senin , 27 April 2020

Materi Mekanisme pertahanan Tubuh

Tugas Pengetahuan

1. Jelaskan Mekanisme Pertahanan Tubuh


2. Jelaskan Mekanisme Pertahanan Tubuh Non Spesifik
3. Jelaskan Mekanisme Pertahanan Tubuh Spesifik (Imunita

Tugas Keterampilan

Carilah diinternet tentang antibodi menghancurkan patogen dan aintigen!

Jawaban

Tugas Pengetahuan

1. Mekanisme Pertahanan Tubuh

Sistem pertahanan tubuh berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan patogen.
Sistem pertahanan tubuh menjadi 2 yaitu sistem imunitas nonspesifik dan sistem
spesifik.Serangan patogen tersebut menyerupai virus, bakteri, jamur, dan Protozoa
bersel satu.

Peranan dari sistem imun :

Penangkal dari antigen

Pendeteksi dan penghancur sel-sel abnormal, sel ganas, dan yang termutasi

Menjaga keseimbangan fungsi tubuh

1. Jenis Sistem Pertahanan Tubuh

a. Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik

Sistem permukaan tubuh nonspesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak


memberdakan mikroorganisme patogen satu dengan lainnya
1). Pertahanan tubuh yang terdapat di permukaan tubuh :

Pertahanan fisik yang dilakukan oleh kulit dan membran mukosa

Pertahanan mekanik, pada rambut hidung dan silia sebagai filter udara

Pertahanan kimia, pada asam hidro klorik (HCl) lambung, lizozim untuk bakteri

Pertahanan biologis, yaitu adanya populasi bakteri non-patogen pada kulit,


membran mukosa dan kolon

2). Respon peradangan (Inflamasi)

Inflamasi atau disebut juga reaksi peradangan. Proses ini merupakan respons tubuh
terhadap kerusakan jaringan, misal akibat tergores atau benturan keras. Inflamasi
dilakukan oleh histamisme yang terdapat dala darah.

3). Fagositosis

Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit,
dengan jalan mencerna (memakan) mikroorganisme/partikel asing yang masuk ke
tubuh. Makrofag akan memakan patogen yang terdapat dalam aliran darah.

4). Protein Antimikrobia

Jenis protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh nonspesifik yaitu protein
komplemen dan interferon. Protein berfungsi mempertahankan tubuh dari patogen
dengan cara membuat lubang pada dinding sel sehingga patogen menjadi lisis.
Sementara itu, interferon akan menghasilkan zat yang dapat mencegah virus
bereplikasi.

b. Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik

Sistem ini bekerja apabila patogen telah berhasil melewati sistem pertahanan tubuh
nonspesifik. Sistem kekebalan tuuh ini melibatkan peran limfosit dan antibodi.

1. Jenis-jenis limfosit beserta fungsinya

1). Limfosit B (sel B) :

a. Sel B plasma : Membentuk antibodi


b. Sel B pengingat : Mengingat antigen yang pernah masuk ke tubuh

c. Sel B Pembelah : Membentuk sel B plasma dan sel B pengingat

2). Limfosit T (sel T) :

a. Sel T pembunuh : menyerang patogen yang masuk ke tubuh, sel tubuh yang
terinfeksi, serta sel kanker secara langsung

b. Sel T pembantu : menstimulasi pembentukan jenis Sel T lainnya dan sel B plasma
serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.

c. Sel T supresor : Menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara


menentukan produksi antibodi serta mengurangi aktivitas sel T pembunuh.

d. Sel T sitoksik : menyerang sel tubuh yang terinfeksi patogen.

e. Sel T penolong/helper : mengatur sistem imun dan mengontrol kualitas sistem


imun.

2. Tipe-tipe antibodi beserta karakteristiknya

a. IgM : berfungsi dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang pertama
kali (respon kekebalan primer).

b. IgG : antibodi ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat terjadi infeksi
kedua (respons kekebalan sekunder). IgG juga mengalir melalui plasenta dan
memberi kekebalan pasif dari ibu kepala janin

c. IgA : antibodi IgA dapat ditemukan dalam air mata, ludah, keringat, dan membran
mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada permukaan epitelium. IgA juga
terdapat dalam kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat
infeksi saluran pencernaan.

d. IgD : antibodi ini dapat ditemukan pada permukaan limfosit B sebaggai reseptor
dan berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma.

e. IgE : dapat ditemukan terikat pada basofil di dalam sirkulasi darah dan mastosit di
dalam jaringan yang berfungsi mempengaruhi sel untuk melepaskan histamin yang
terlibat dalam reaksi alergi
2. pertahanan nonspesifik

Pertahanan tubuh nonspesifik bekerja dengan menyerang segala macam antigen yang
masuk ke dalam tubuh. Pertahanan tubuh nonspesifik terbagi menjadi dua. Yuk kita
bahas satu-satu.

1. Pertahanan nonspesifik eksternal

Pertahanan pertama tubuh yang paling luar dan tugasnya melindungi agar antigen
tidak masuk ke dalam tubuh. Contohnya, tuh, kulit dan membran mukosa atau selaput
lendir. Seperti yang kamu tahu, membran mukosa adalah kelenjar yang menghasilkan
sekresi berupa lendir. Membran mukosa melapisi beberapa organ dalam seperti paru-
paru, saluran pencernaan, serta beberapa bagian tubuh yang terpapar lingkungan luar
seperti telinga, kelopak mata, dan lubang hidung. Nah, air mata juga termasuk
kedalam pertahanan nonspesifik eksternal karena air mata membuang segala macam
partikel asing yang masuk ke mata.

2. Pertahanan nonspesifik internal

Pertahanan kedua tubuh. Maksudnya, sistem ini akan bekerja jika ada antigen yang
berhasil masuk ke dalam tubuh. Pertahanan ini berupa sel darah putih, sel pembunuh
alami, dan peradangan. Sel darah putih di sini terdiri dari neutrofil, monosit, dan
eosinofil. Sel pembunuh alami bertugas untuk membunuh sel-sel yang terinfeksi. Eh,
tapi kenapa diberi nama sel pembunuh alami ya? Karena sel-sel ini bisa langsung
bereaksi untuk membunuh sel yang terinfeksi tanpa harus melakukan aktivasi,
makanya disebut sel pembunuh alami atau sel NK (natural killer). Sedangkan
peradangan merupakan tanggapan atau respon tubuh terhadap antigen yang masuk ke
dalam tubuh. Peradangan dapat dicirikan dengan adanya pembengkakan, demam,
bisul maupun gatal-gatal.

infografikTapi bagaimana jika antigen berhasil melewati sistem pertahanan tubuh


nonspesifik? Apakah berarti kita akan langsung sakit? Enggak ya, tenang aja. Tubuh
masih punya sistem pertahanan lainnya, yaitu sistem pertahanan tubuh spesifik.

3. Pertahanan spesifik

Pertahanan tubuh spesifik merupakan pertahanan ketiga tubuh, dan bekerja jika
antigen berhasil masuk ke dalam tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh
nonspesifik internal. Sistem pertahanan tubuh spesifik yaitu limfosit. Limfosit terdiri
dari dua macam yaitu limfosit B dan limfosit T.

a. Limfosit B

Limfosit B dibentuk dan dimatangkan di sumsum tulang belakang, dan ketika sudah
matang atau siap digunakan, akan menyebar ke seluruh tubuh. Limfosit B memiliki
reseptor yang bisa ditempeli oleh antigen. Apabila ada antigen yang menempel di
reseptor, hal tersebut akan merangsang limfosit B untuk berubah menjadi sel plasma.
Sel plasma inilah yang menghasilkan antibodi. Tapi, antibodi yang dihasilkan khusus
untuk antigen yang merangsang produksi mereka ya. Jadi, satu jenis antibodi hanya
bisa menyerang satu jenis antigen saja yaa.

b.Limfosit T

Limfosit T dibentuk di sumsum tulang belakang namun pematangannya terjadi di


kelenjar timus. Kelenjar timus merupakan bagian dari sistem limfatik yang bertugas
untuk memproduksi dan menyimpan sel-sel yang melindungi tubuh dari infeksi dan
penyakit.

Tugas Keterampilan

1. Antigen merupakan zat yang merangsang respons imunitas, terutama dalam


menghasilkan antibodi. Antibodi yang dihasilkan berupa zat molekul besar seperti
protein dan polisakarida, contohnya permukaan bakteri. Antigen dapat berupa
bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker, atau racun.
Bagian-bagian antigen
Antigen memiliki 2 bagian yang harus kamu ketahui. Kedua bagian tersebut
adalah epitop dan hapten.
1. Determinan antigen (epitop)
Epitop merupakan bagian antigen yang dapat membangkitkan respons imunitas,
atau dengan kata lain, dapat menginduksi pembentukan antibodi. Satu antigen
tersusun dari 2 atau lebih molekul epitop.
a. Hapten
Hapten adalah molekul kecil yang hanya bisa menginduksi produksi antibodi jika
bergabung dengan carrier yang bermolekul besar. Oleh karena itu, hapten
memiliki sifat imunogenik. Hapten dapat berupa obat, antibiotik, dan kosmetik.
-Antibodi (imunoglobulin)
Antibodi atau imunoglobulin adalah protein larut yang dihasilkan oleh sistem
imunitas sebagai respons terhadap keberadaan suatu antigen dan akan bereaksi
dengan antigen tersebut. Ada lima kelas imunoglobulin yang harus kamu ketahui
nih.
- IgG
IgG berjumlah paling banyak (80%) dan akan lebih besar pada kontak ke 2, 3, dan
seterusnya. IgG dapat menembus plasenta dan memberikan imunitas pada bayi.
Selain itu, IgG juga merupakan pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin,
dapat mengaktivasi komplemen, dan dapat meningkatkan efektivitas sel fagositik.
- IgA
Berjumlah 15%, IgA dapat ditemukan pada zat sekresi seperti keringat, ludah, air
mata, ASI, dan sekresi usus. IgA berfungsi untuk melawan mikroorganisme yang
masuk ke dalam tubuh.
- IgM
IgM adalah antibodi yang pertama kali tiba di lokasi infeksi, menetap di pembuluh
darah dan tidak masuk ke jaringan. IgM berumur pendek dan berfungsi untuk
mengaktivitasi komplemen dan memperbanyak fagositosis.
- IgD
IgD memiliki fungsi memicu respons imunitas dan banyak ditemukan di limfosit
B. Meskipun demikian, IgD berjumlah sedikit pada limpa dan serum darah.
- IgE
Antibodi ini terikat pada reseptor sel mast dan basofil. IgE menyebabkan
pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. Selain itu, IgE banyak ditemukan
dalam darah dengan konsentrasi rendah dan kadarnya meningkat ketika bereaksi
terhadap alergi.
- Interaksi Antibodi dan Antigen
Tahukah kamu? Antibodi memiliki sisi pengikat antigen pada daerah variabel dan
antigen memiliki sisi penghubung determinan (epitop). Oleh karena itu, kedua sisi
akan berikatan membentuk kompleks antigen dan antibodi. Nah, mekanisme
pengikatan antibodi ke antigen dapat melalui beberapa cara, lho. Yuk kita simak
satu persatu!
1. Fiksasi komplemen
Dalam fiksasi komplemen terjadi aktivasi sistem komplemen oleh kompleks
antigen antibodi. Komplemen memiliki 20 protein serum yang berbeda. Ketika
infeksi, protein serum pertama teraktivasi dan mengaktifkan protein serum
selanjutnya secara jalur berantai (efek domino). Hasil reaksi komplemen tersebut
akan melisiskan sel-sel patogen dan virus. Fiksasi komplemen menghasilkan 2
jenis efek yang disebut dengan sitolisis dan inflamasi.
- Mengenal Antigen dan Antibodi

2. Netralisasi
Netralisasi menyebabkan antibodi menutup sisi penghubung determinan antigen,
sehingga antigen tidak berbahaya dan akhirnya dapat dicerna oleh sel fagosit.

3. Aglutinasi (penggumpalan)
Yang dimaksud dengan aglutinasi adalah kondisi ketika satu antibodi memiliki
minimal 2 pengikatan. Semua sisi pengikatan tersebut berikatan dengan antigen
berupa materi partikel seperti sel darah merah atau bakteri. Oleh karena itu,
kompleks besar dengan mudah difagosit oleh makrofag.

4. Presipitasi (pengendapan)
Presipitasi adalah pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam
cairan tubuh. Setelah terendapkan, antigen dikeluarkan dan dibuang melalui
fagositosis.

Anda mungkin juga menyukai