Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rismawati Adjid

Mata Pelajaran : Biologi


Kelas : XI Bahasa
Hari / Tanggal : Rabu,29 April 2020
Materi : Sistem Kekebalan Tubuh
Imunisasi

Tugas Pengetahuan
1. Apa yang dimaksud dengan ; a. Imunisasi b. Vaksin c. Vaksinasi
2. Jelaskan Imunisasi aktif dan imunisasi pasif
3. Jelaskan kekebalan yang terdapat pada tubuh manusia.

Tugas Keterampilan

1. Carilah diinternet tentang kelainan yang berhubungan dengan sistem imun.

Jawaban

Tugas pengetahuan

1.Pengertian :

a. Imunisasi adalah proses dalam menginduksi atau menyediakan kekebalan tubuh


seperti diatas. Salah satunya adalah dengan cara vaksinasi.. jadi yang biasanya kita
lihat waktu imunisasi itu, salah satunya adalah vaksin yang diberikan kepada
anak-anak.

b.Vaksin merupakan suatu sediaan farmasi, yang berisikan zat-zat (substansi) dari
mikroorganisme patogen yang dimodifikasi sehingga aman diberikan kepada
manusia.

c.Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin atau toxoid kepada makhluk hidup,
dari vaksinasi ini didapatkan artificial immunity (kekebalan buatan) yang
penjelasannya sudah ada di atas.

2. Pengertian :

a. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah kondisi tubuh yang dapat membentuk imunitasnya sendiri
dengan cara memasukkan vaksin ke tubuhnya, dengan begitu vaksin tersebut akan
merangsang produksi antibodi sendiri. contohnya vaksin polio, vaksin polio
adalah virus polio yang sudah dilemahkan, ketika masuk ke dalam tubuh, maka
akan membuat tubuh memiliki kekebalan yang lebih agar ketika polio menyerang,
tubuh sudah dapat melawannya.
b. Imunisasi Pasif
Imunitas pasif adalah imunisasi yang terjadi saat tubuh memperoleh imunitas
dengan cara menyuntikan serum pada tubuh yang didalamnya mengandung
antibodi terhadap suatu penyakit. Imunisasi ini biasanya diberikan saat dalam
keadaan darurat yang diperkirakan tidak ada waktu pembentukan antibodi yang
cukup untuk melawan antigen yang masuk dalam tubuh. Contohnya ketika
seseorang digigit ular, maka akan diberikan serum antibisa.
Dari kedua pengertian diatas dapat kita ketahui perbedaan imunisasi aktif dan
pasif, terutama jika dilihat dari segi waktu pemberiannya dan vaksin yang
diberikan. Jika di imunisasi aktif waktu imunsasi sudah ditentukan seperti
imunisasi polio saat bayi berusia  dan pemberian vaksin lainnya sudah ada
waktu yang dianjurkan. Biasanya vaksin yang diberikan di imunisasi aktif adalah
vaksin yang sudah wajib diberikan saat bayi, bahkan pemerintah sendiri yang
menganjurkan pemberian vaksin.
Sedangkan untuk imunisasi pasif, waktu yang diberikan tidak menentu. Vaksin
bisa diberikan kepda anak-anak ataupun orang dewasa. Contohnya saat orang
digigit ular di situ diberikan serum antibisa, pemberian imunisasi rabies pasif dan
imunisasi hepatitis A. Ketika orang hendak pergi umrah, biasanya diberikan
vaksin, hal ini berguna untuk mencegah penyakit yang ada di negara yang akan
dikunjungi.
Meskipun imunisasi tidak selamanya menyelamatkan, namun setidaknya dapat
mencegah atau meringankan. Manfaatnya pun lebih banyak dibandingkan efek
sampingnya. Apalagi bagi balita yang dianjurkan untuk melengkapi imunisasi
yang sudah dianjurkan. Jikalau terlewatkan, maka sebaiknya secepatnya ke dokter
untuk segera diberikan vaksin. Bagi yang akan pergi ke luar negeri yang mana di
negara tujuan ada jenis penyakit yang tidak ada di negaranya sendiri pemberian
vaksin juga sangat diharuskan.
3.Sistem imun

Sistem imun atau sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur biologis
lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada organisme
untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan
membunuh patogen. Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari sistem
imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut respons imun. Agar dapat
berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam
pengaruh biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta
menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan
organisme yang sehat agar tetap berfungsi secara normal.

Manusia dan vertebrata berahang lainnya memiliki mekanisme pertahanan yang


kompleks, yang dapat dibagi menjadi sistem imun bawaan dan sistem imun
adaptif. Sistem imun bawaan merupakan bentuk pertahanan awal yang melibatkan
penghalang permukaan, reaksi peradangan, sistem komplemen, dan komponen
seluler. Sistem imun adaptif berkembang karena diaktifkan oleh sistem imun
bawaan dan memerlukan waktu untuk dapat mengerahkan respons pertahanan
yang lebih kuat dan spesifik. Imunitas adaptif (atau dapatan) membentuk memori
imunologis setelah respons awal terhadap patogen dan membuat perlindungan
yang lebih ditingatkan pada pertemuan dengan patogen yang sama berikutnya.
Proses imunitas dapatan ini menjadi dasar dari vaksinasi.

Gangguan pada sistem imun dapat berupa imunodefisiensi, penyakit autoimun,


penyakit inflamasi, dan kanker.[1] Imunodefisiensi dapat terjadi ketika sistem
imun kurang aktif sehingga dapat menimbulkan infeksi berulang dan dapat
mengancam jiwa. Pada manusia, imunodefisiensi dapat disebabkan karena faktor
genetik seperti pada penyakit defisiensi imunitas kombinasi serta kondisi dapatan
seperti sindrom defisiensi imun dapatan (AIDS) yang disebabkan oleh retrovirus
HIV. Sebaliknya, penyakit autoimun menyebabkan sistem imun menjadi
hiperaktif menyerang jaringan normal seakan-akan jaringan tersebut merupakan
benda asing. Di satu sisi, ilmu pengetahuan pun terus berkembang dan manipulasi
dalam kedokteran telah dilakukan. Penggunaan obat imunosupresif telah berhasil
menekan sistem imun yang hiperaktif, dan penggunaan imunoterapi telah
dilakukan untuk pengobatan kanker.

Patogen dapat berevolusi secara cepat dan mudah beradaptasi agar terhindar dari
identifikasi dan penghancuran oleh sistem imun, tetapi mekanisme pertahanan
tubuh juga berevolusi untuk mengenali dan menetralkan patogen. Bahkan
organisme uniseluler seperti bakteri juga memiliki sistem imun sederhana dalam
bentuk enzim yang melindunginya dari infeksi bakteriofag. Mekanisme imun
lainnya terbentuk melalui evolusi pada eukariota kuno tetapi masih ada hingga
sekarang seperti pada tumbuhan dan invertebrata.

Tugas keterampilan

1. Ganggun atau kelainan pada sistem imum bisa saja terjadi. Bahkan jika tidak
segera diatasi akan semakin parah dan bisa menyebabkan kematian. Gangguan
sistem pertahanan tubuh Ada beberapa gangguan yang menganggu sistem
pertahanan tubuh, yakni: Penyakit autoimun Dilansir Encyclopaedia
Britannica (2015), gangguan autoimun di mana kegagalan sistem imunitas
untuk membedakan sel tubuh dengan sel asing sehingga sistem imunitas
menyerang tubuh sendiri. Mengidentifikasi gangguan autoimun sulit
dilakukan. Karena semua manusia memiliki banyak antibodi reaktif diri dalam
darah. Tapi kebanyakan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit. Akibatnya
identifikasi tes autoantibodi bukan alat diagnostik yang memadai untuk
menentukan adanya gangguan autoimun. Faktor genetik penyakit autoimun
bisa terjangkit karena dari cacat genetik yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Meski tidak selalu terserang penyakit autoimun yang
sama, mereka rentan terkena penyakit autoimun yang lain. Hipersensitivitas (
Alergi) Alergi adalah peningkatan reaksi terhadap antigen tertentu. Antigen
menyebabkan alergi disesebut allergen. Ketika allergen membuat tubuh
sensitif, saat terkena lagi akan mengakibatkan reaksi alergi. Anak dengan
Sistem Imun Lemah Rentan Terkena Monkeypox Gejala alergi dapat berupa
gatal-gatal, ruam kemerahan dikulit, mata merah atau kesulitan bernapas.
Imunodefisiensi Menurunnya keefektifan sistem imunitas untuk merespons
dapat mengganggu sistem kerja dari pertahanan tubuh. Penurunan sistem
kekebalan tubuh dapat disebabkan oleh antara lain obesitas, pengguna alkohol,
narkoba, kekurangan nutrisi, dan virus yang menyerang tubuh (seperti virus
HIV yang menyebabkan AIDS). Faktor yang memengaruhi sistem imun
Berikut faktor yang memengaruhi sistem imun: Genetika (keturunan) Dikutip
situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), seseorang
yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti diabetes mellitus akan
berisiko menderita penyakit tersebut dalam hidup. Mengenal Gejala Autoimun
dan Cara Mendeteksinya.Fisiologi Fungsi organ yang terganggu akan
memengaruhi kerja organ yang lain seperti berat badan yang berlebihan.
Dampaknya akan menyebabkan sirkulasi darah kurang lancar. Sehingga dapat
meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Tidur Pola tidur akan
memengaruhi kadar sitokinin. Kadar hormon tersebut akan berubah-ubah dan
dapat memengaruhi imunitas selular, maka kekebalan tubuh akan melemah.
Mengonsumsi obat-abatan Mengonsumsi obat-obatan terlalu banyak akan
menyebabkan bakteri menjadi resistan. Ketika bakteri menyerang lagi maka
sistem kekebalan tubuh akan gagal melawan.

Anda mungkin juga menyukai