1214 2458 1 PB PDF
1214 2458 1 PB PDF
56/DIKTI/Kep/2005
Komunikasi Dokter-Pasien
Alfitri
ABSTRACT
Bulan Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun Jul. Ags. Sep. Okt. Nov. Des
Jumlah 1722 1658 1855 1838 2021 1723 1823 1812 1671 1423 1180 1662
Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin, 2005
didominasi oleh penderita endokrin metabolik, beberapa pertimbangan. Pertama, secara admin-
hipertensi (darah tinggi) dan radiologi (jantungan), istratif pasien tidak menumpuk pada hari-hari
jumlah pasiennya diatas sepuluh ribu. Pasien yang tertentu, sehingga dibutuhkan pengaturan
berobat diatur berdasarkan hari-hari tertentu berdasarkan jenis penyakit. Kedua, secara medik
seperti terlihat pada tabel 1.3. Kebanyakan pasien diupayakan untuk menghindari adanya penularan-
berasal dari kalangan menengah ke bawah, yaitu penularan antara satu penyakit dengan penyakit
dari orang miskin, pegawai swasta, dan Pegawai lainnya; oleh sebab itu, penggabungan beberapa
Negeri Sipil (PNS), sedangan golongan menengah penyakit dalam waktu yang sama dipertimbangkan
ke atas lebih memilih berobat ke rumah sakit swasta tingkat penularannya.
(RS. Charitas) atau berobat di Graha Spesialis Dimensi komunikasi pengaturan jadwal waktu
RSMH. berobat ini berhubungan dengan dokter yang piket
di poliklinik sesuai dengan bidang spesialisnya.
6. Komunikasi Jadwal Waktu Berobat Selain itu, juga berhubungan dengan kemudahan
pasien dalam mengingat waktu berobat. Namun
Poliklinik Penyakit Dalam RSMH telah
dalam kenyataannya masih saja terjadi
membagi waktu berobat bagi para pasien rawat
diskomunikasi bagi para pasien yang berobat,
jalan. Pembagian waktu ini dilakukan berdasarkan
PENGOBATAN
POLI KHUSUS
dan patronizing terhadap pasien sehingga sulit harus mencapai target pengobatan setiap harinya.
diajak berkomunikasi. Hal ini disebabkan keinginan Rasio antara jumlah dokter dan pasien yang berobat
sang dokter untuk mempertahankan citra di Poliklinik Penyakit Dalam RSMH sudah tidak
profesinya yang dipandang terhormat di memungkinkan bagi dokter dalam menjalankan
masyarakat. Lebih baik membatasi komunikasi tugas medisnya terutama dalam mendiagnosis
daripada banyak bicara, dan tidak dapat menjawab penyakit pasien. Kondisi tubuh yang sudah
pertanyaan pasien secara memuaskan.14 kelelahan bukan hanya menyebabkan komunikasi
dokter-pasien mengalami hambatan akan tetapi
10. Penghindaran Ketidakpastian juga bisa berakibat fatal jika terus dipaksakan, dan
yang dirugikan tentu pada pihak si pasien.
Penjelasan detail penyakit memang diakui
Dokter cenderung enggan untuk
sebagai hak pasien, namun ada beberapa kendala
memberitahukan penyakit pasien kepada keluarga
yang dihadapi dokter dalam melayani pasien dalam
pasien secara gamblang. Mungkin karena dokter
jumlah yang melebihi kapasitas poliklinik yang rata-
merasa takut tidak dapat menangani reaksi
rata bisa mencapai 300-500 pasien setiap hari dan
emosional keluarga pasien. Informasi dari dokter
hanya dilayani oleh 5-6 dokter, bahkan menjelang
mungkin menimbulkan bertambahnya rasa sedih,
hari raya bisa mencapai 800 pasien seharinya.
cemas, kecewa, dan ketakutan dalam keluarga
Poliklinik penyakit dalam merupakan penerima
pasien. Menurut salah seorang dokter di Poliklinik
pasien terbanyak dibandingkan dengan poliklinik
Penyakit Dalam RSMH, perjalanan penyakit pasien
lain di RSMH, misalnya Poliklinik THT atau
sengaja tidak diungkapkan kepada pasien secara
Poliklinik Mata. Kondisi ini sangat berpengaruh
langsung, mengingat pertimbangan kondisi psikis
terhadap fisik dan psikis dokter yang tidak punya
pasien yang bisa berbahaya. Oleh karena itu,
waktu untuk melayani pertanyaan detail dari
biasanya dilakukan melalui keluarganya. Biarlah
pasien. Bisa saja faktor kelelahan ini terjadi akibat
keluarganya yang menyampaikan perjalanan
penyakit si pasien. Gawatnya suatu penyakit pasrah (menerima) apa saja yang disarankan dokter,
akhirnya terkomplikasi dengan trauma emosional tanpa adanya kontrol bagi dokter dalam melakukan
yang diakibatkan oleh penjelasan dokter kepada tindakan medis, karena dokter manusia biasa yang
pasien. Karenanya dalam kondisi tertentu akan tidak luput dari kekhilapan dan kealpaan. Jika
lebih baik jika pasien tidak diberitahu mengenai terjadi kesalahan dalam pemaknaan pesan dan
seluruh masalah penyakitnya, atau informasi simbol, yang tetap dirugikan adalah pasien itu
tersebut disampaikan pada saat yang tepat.15 sendiri, bahkan bisa saja menjadi korban.
Ketiga, keenganan dokter memberikan
11. Kesimpulan infomasi tentang perjalanan penyakit diyakini
sebagai upaya penghindaran dari munculnya
Dari uraian yang dipaparkan di atas, maka
prilaku emosional pasien dan keluarganya. Oleh
kesimpulan penelitian dapat dikemukakan sebagai
karena itu, dilakukan upaya lain dengan
berikut:
memberitahu kepada keluarga pada saat yang tepat.
Pertama, diagnosis penyakit melalui
Padahal perjalanan penyakit perlu diketahui pasien,
komunikasi dokter-pasien dipengaruhi oleh
selain sebagai haknya, juga sebagai alat kontrol
kesamaan dalam memaknai pesan yang dapat
pasien terhadap dokter. Akan tetapi, dalam
melahirkan komunikasi efektif, yang dapat
masyarakat Indonesia, akan sangat sulit terjadi
mendukung kebenaran dalam mendiagnosis
kontrol terhadap tindakan dokter karena
penyakit pasien. Akan tetapi jika komunikasi tidak
dipengaruhi oleh budaya paternalistik. Hal ini
berjalan efektif atau mengalami hambatan, dapat
berbeda jika kita lihat bagaimana pasien yang
berpengaruh terhadap kesalahan mendiagnosis
bersifat kritis di Amerika dalam mengontrol
penyakit pasien dan bisa saja menimbulkan
tindakan dokter, sehingga kemungkinan-
malapraktik yang sangat merugikan pasien.
kemungkinan terjelek bisa diantisipasi sejak awal.
Kedua, jarak kekuasaan yang mengalami
kesenjangan dalam berkomunikasi antara dokter-
pasien akan berpengaruh terhadap keterbatasan Catatan Akhir
informasi yang diterima pasien mengenai 1
Salah satu kasus dugaan malpraktik dialami oleh salah
penyakitnya. Hal ini justru dapat membentk sikap seorang anak, pasien yang berobat di RSUD Cianjur.