Anda di halaman 1dari 12

Terakreditasi Dirjen Dikti SK No.

56/DIKTI/Kep/2005

Komunikasi Dokter-Pasien
Alfitri

ABSTRACT

Mistakes in understanding the meaning of medical symbols result in negative impact


for the patients. Futhermore, it can cause malpractice. Therefore, communication between
a doctor and a patient is very essential to observe. It is because some malpractices occur due
to miscommunication. Disease diagnosis through patient-doctor communication is influenced
by the some understanding toward the messages. It creates an effective communication.
Gap in communication between a docter and a patient can cause misunderstanding as well as
misinformation for the patient on his disease. The hesitation of a doctor to inform the patient
on the disease well in order to prevent emotional action of the patient and his family.

Kata kunci: komunikasi, diagnosis, dokter, pasien.

1. Pendahuluan dunia kedokteran akan berakibat fatal, karena akan


menyangkut jiwa manusia. Oleh karena itu,
Akhir-akhir ini sering beredar pemberitaan, komunikasi dokter-pasien akan menjadi bagian
baik di media cetak maupun media elektronik1 yang sangat vital dalam proses diagnosis penyakit.
tentang tindakan malapraktik yang dilakukan oleh Proses mendiagnosis penyakit merupakan
dokter terhadap pasiennya, yang tidak jarang bagian penting dalam perjalanan pengobatan
menelan korban jiwa. Hal ini tercermin dari perilaku penyakit pasien. Oleh karena itu, posisi dokter
pasien yang karena ketidaktahuannya memiliki peran penting dalam proses pengobatan
menyerahkan nasib sepenuhnya kepada dokter atau penyembuhan suatu penyakit. Situasi ini akan
atau rumah sakit, sehingga seringkali menjadi berpengaruh terhadap pola hubungan antara
korban malpraktik. Salah satu penyebab seringnya dokter-pasien yang sering melahirkan kedudukan
terjadi kasus malpraktik adalah pola komunikasi yang timpang karena pengaruh budaya
dokter-pasien yang cenderung satu arah, di satu paternalistik. Siregar (dalam Sarwono, 1997)
sisi dokter dianggap sebagai “dewa penyelamat”, mensinyalir hubungan paternalistik masih banyak
sehingga posisinya ditinggikan, tetapi di sisi lain ditemukan dalam praktik dokter di Indonesia. Bagi
sikap paternalistik pasien membuatnya enggan atau masyarakat awam, seorang dokter dianggap
malas bertanya kepada dokter. Hambatan inilah mempunyai keterampilan dan pengetahuan untuk
yang diduga melahirkan kesalahan pemaknaan mendiagnosa dan menyembuhkan penyakit
dokter terhadap pasiennya, karena menerima sehingga berwenang melakukan tindakan terhadap
informasi yang salah, alias tidak terjadi kesamaan diri si sakit. Interaksi dokter-pasien yang bersifat
makna dalam berkomunikasi antara dokter dengan profesional seringkali tidak seimbang, artinya
pasien. Kesalahan dalam menangkap makna dalam dokter yang aktif memberikan gagasan tindakan

Alfitri. Komunikasi Dokter-Pasein 15


dan mengambil inisiatif bertindak, sedangkan sebagai ahli pengobatan, dengan pasien sebagai
pasien secara pasif menerima saran dan mematuhi orang yang diobati. Dari komunikasi tersebut,
instruksi dokter. diharapkan terjadi kesamaan makna 5 dalam
mendiagnosis penyakit oleh dokter terhadap
Dalam hal mengiformasikan penyakit yang di
pasiennya. Kesamaan makna dipengaruhi oleh
derita pasien, dokter seharusnya menyampaikan
bebeberapa faktor, dokter misalnya dipengaruhi
informed consent, semacam pemberitahuan
oleh pengetahuan dan pengalaman medis, atau
tentang penyakit pasien, tindakan yang akan
juga lingkungannya. Begitu juga pasien dipegaruhi
dilakukan dan resiko apa yang mungkin terjadi dari
oleh pengetahuan dan pengalaman terhadap
suatu tindakan sebelum tindakan itu dilakukan 2.
penyakit yang dideritanya. Diagnosis penyakit
Menurut Veronika, keluhan yang paling umum
pasien dilakukan berdasarkan hasil komunikasi
disampaikan para pasien beserta keluarganya di
verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal 6
rumah sakit terletak pada kurangnya komunikasi
berlangsung melalui tatap muka dan percakapan
antara petugas rumah sakit dengan pasien dan
tentang keluhan-keluhan pasien terhadap penyakit
keluarganya 3 . Padahal pasien sangat
yang diidapnya, sedangkan komunikasi nonver-
membutuhkan informasi mengenai diagnosis,
bal7 terjadi melalui simbol-simbol fisik pasien dan
prosedur medis, progranosa (perjalanan) penyakit,
hasil laboratorium, ronsen, USG, dan rekam medik8.
dan kondisi pasien lainnya. Begitu pula dalam hal
Kesalahan dalam menangkap pemahaman makna
penerimaan resep, pasien perlu kritis dan bertanya
dalam simbol-simbol dunia kedokteran akan
untuk setiap obat yang diresepkan, untuk apa,
berkibat negatif bagi pasien, bahkan bisa
berapa lama, dan apa saja efek sampingnya, apa
menimbulkan malapraktik, oleh karena itu
yang terjadi setelah obat dikonsumsi, kapan obat
komunikasi dokter-pasien menjadi bagian yang
dihentikan, dan bolehkah resep ditebus ulang.
sangat penting untuk diteliti, mengingat banyaknya
Dalam kondisi ini, dokter tidak patut menolak untuk
kasus-kasus malapraktik banyak terjadi akibat
menjawab pertanyaan pasien, termasuk
kesalahan dalam berkomunikasi.
pertanyaan ihwal resep yang ditulis. Hak pasien
Rumusan Masalah
untuk tahu segala yang dokter berikan dan akan
(1) Bagaimana komunikasi dokter-pasien di
lakukan, dan hak pasien pula bila setelah
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit dr.
mendengar penjelasan dokter, untuk menolaknya.
Mohammad Hoesin Palembang?
Dengan cara demikian, pasien tidak menerima saja.
(2) Bagaimana jarak kekuasaan dokter-pasien di
Dengan cara ini, dokter lebih terkendali dalam
Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit dr.
mendiagnosis penyakit, melakukan tindakan medis,
Mohammad Hoesin Palembang?
termasuk menuliskan resep.
(3) Bagaimana penghindaran ketidakpastian
Menurut Syamsurijal Djauli (2006) dokter
dokter terhadap pasien di Poliklinik Penyakit
dituntun untuk memiliki pemahaman tentang cara
Dalam Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin
berkomunikasi dan memiliki rasa empati4 dalam
Palembang?
menghadapi setiap pasien yang datang berobat.
Banyak dokter yang hanya melihat dan mengobati
penyakit di patofisiologinya saja, padahal faktor 2. Komunikasi Dokter-Pasien
psikologi dan sosialnya juga memegang peranan Komunikasi dokter-pasien dipengaruhi oleh
penting. Dokter juga harus mampu membina rasa berbagai aspek, seperti pengetahuan dan
confidential sehingga pasien dapat terbuka, pengalaman, baik yang ada pada diri pasien
percaya diri, sehingga komunikasi berjalan lancar. maupun pada diri dokter. Keawaman pasien,
Rasa empati pada dokter perlu ditumbuhkan terus- misalnya minimnya pengetahuan dasar pasien
menerus. mengenai aspek kesehatan, pengetahuan mengenai
Komunikasi dokter-pasien diartikan sebagai penyakit yang diderita, serta ketidaktahuan pasien
komunikasi yang berlangsung antara dokter, tentang hak dan kewajibannya dapat berpengaruh

16 M EDIATOR, Vol. 7 No.1 Juni 2006


dalam mencapai diagnosis yang benar. Keawaman ketidakpastian, maskulinitas versus femininitas.9
pasien seringkali membuat komunikasi dokter- Dalam menganalisis komunikasi dokter-pasien,
pasien terhambat atau menemui jalan buntu. hanya digunakan dua dimensi kebudayaan yaitu:
Salah seorang dokter, Irwansyah (dalam (1) Jarak kekuasaan (power distance), yaitu
Melinda, 2006) memberi contoh bagaimana anggota suatu lembaga dan organisasi yang
sulitnya seorang dokter dalam menegakkan tidak memiliki kekuasaan mengharapkan dan
diagnosa, karena pasien tidak bisa menerima penyebaran kekuasaan yang tidak
mengungkapkan dengan jelas keluhan yang sama. Di dalam perusahaan, jarak kekuasaan
dideritanya. Banyak pasien yang menganggap itu merefleksikan hubungan hierarkis. Pada
sakit kepala dan pusing adalah hal yang sama komunikasi dokter-pasien, jarak kekuasan akan
sehingga pasien tersebut menggunakan kedua terlihat dari ketidakseimbangan kedudukan
istilah tersebut tanpa perbedaan (interchange- dari komunikator yang berkomunikasi.
ably). Akibatnya, dokter yang kurang (2) Penghindaran ketidakpastian (uncertainty
berpengalaman atau kurang ahli dalam menyusun avoidance), yaitu tingkat atau derajat yang
sejarah penyakit (anamnesis) bisa mengambil dialami dan dirasakan subyek pendukung
kesimpulan yang salah atas cerita si pasien dan budaya mengenai ketidakpastian atau situasi
diagnosis yang ditegakkannya pun menjadi salah. yang tidak menentu. Dalam konteks komunikasi
Dalam profesi kedokteran, menyusun sejarah dokter-pasien, sering terjadi penghindaran
penyakit yang baik adalah seni yang terhadap suatu informasi yang dilakukan
menumbuhkan pengalaman serta bakat seorang dokter terhadap pasiennya dengan berbagai
dokter. Dalam praktiknya, seorang dokter ahli pertimbangan medis dan psikis.
biasanya dibanjiri banyak pasien sehingga sulit
baginya untuk bisa meluangkan waktu bagi setiap 4. Metode Penelitian
pasien dalam menyusun anamnesis. Namun tidak
Penelitian ini menggunakan pendekatan
dapat dibantah pula bahwa pasien juga berperan,
kualitatif yang dimaksudkan untuk
karena dirinya juga memberikan informasi sesuai
mendeskripsikan komunikasi dokter-pasien dalam
dengan pengetahuan dan pengalaman yang
mendiagnosis penyakit si pasien. Selain itu, dalam
dimilikinya, yang akan menetukan arah diagnosis
komunikasi dokter-pasien dilihat juga dimensi
dokter. Tanpa kerjasama yang baik antara pasien
budaya yang menyangkut jarak kekuasaan dan
dan dokter, pasien mungkin tidak mendapatkan
penghindaran ketidakpastian.
terapi yang tepat dan bahkan pasien pun bisa
Dalam penelitian ini, dipilih kasus diagnosis
melancarkan tuduhan malapraktik kepada dokter
penyakit di Poliklinik Penyakit Dalam RSMH
apabila hasil pengobatan ternyata tidak sesuai
dengan pertimbangan: (1) pasiennya paling banyak
dengan harapannya. Terjadinya malapraktik tidak
di RSMH, (2) pasiennya berasal dari kalangan yang
terlepas dari kendala dan hambatan dalam
beragam, dan (3) jenis penyakit yang beragam.
komunikasi antara dokter-pasien. Salah satunya
Informan dalam penelitian ini terdiri dari
dipengaruhi oleh adanya jarak kekuasaan dan
informan kunci, yaitu 1 (satu) orang dokter
penghindaran ketidakpastian antara dokter-pasien
spesialis penyakit dalam, dan 3 (tiga) orang dokter
yang sering menghasilkan ketidaksamaan dalam
yang berstatus residen, sedangkan informan
memaknai pesan di bidang kedokteran.
pendukung sebanyak 40 orang pasien yang
diambil secara acak (random) terdiri dari 24 orang
3. Teori Budaya Hofstede menggunakan fasilitas Asuransi Kesehatan
Dalam teori budaya Hofstede, dijelaskan (Askes) dari kalangan Pegawai Negeri Sipil dan
beberapa dimensi kebudayaan yang berhubungan Pensiunan: 5 orang dari swasta baik yang dibiayai
dengan komunikasi, yaitu individualisme versus sendiri ataupun perusahaan, serta 11 orang
kolektivisme, jarak kekuasaan, penghidaran memakai fasilitas Asuransi Kesehatan Miskin

Alfitri. Komunikasi Dokter-Pasein 17


(Askin). Informan kunci diwawancarai secara RSMH ditangani oleh 5-6 dokter residen 10 yang
khusus di tempat kerja, sedangkan informan bertugas pada masing-masing spesialisasi
pendukung diwawancarai pada saat menunggu penyakit dalam. Jika dalam keadaan dibutuhkan,
antrian di poliklinik penyakit dalam. dokter residen memanggil dokter spesialis untuk
Data primer dikumpulkan melalui wawancara menangani pasien spesial, tetapi hal ini jarang
yang didukung oleh kuesioner dan pedoman terjadi, kecuali dalam keadaan mendesak.
wawancara, serta observasi. Wawancara dilakukan Poliklinik Penyakit Dalam terbagi dalam dua
untuk memperoleh data komunikasi dokter-pasien poli rawat jalan, yaitu poli umum yang ditangani
dalam mendiagnosis penyakit, dan data jarak oleh residen dokter umum, dan poli khusus yang
kekuasaan dokter-pasien serta penghindaran ditangani residen dokter spesialis. Pasien yang
ketidakpastian, sedangkan observasi dilakukan berobat terlebih dahulu ditangani oleh dokter di
untuk memperkuat data wawancara dengan poli umum untuk mendiagnosis penyakit yang
mengamati dialog dan tindakan dokter-pasien diderita si pasien. Jika sudah diketahui, maka si
dalam pengobatan. Selain data primer, didukung pasien disuruh ke poli khusus untuk ditangani oleh
juga oleh data sekunder yang diambil dari rekap residen dokter spesialis. Jika belum diketahui,
data rekam medis pasien dari Bagian Rekam Medis dokter akan memberi rekomendasi untuk
RSMH, terutama jumlah pasien yang berobat mengadakan tindakan laboratorium dan instalasi
selama satu tahun (2005). radiologi guna menentukan diagnosis penyakit
Data yang terkumpul kemudian dianalisis data pasien. Selanjutnya dilakukan terapi pengobatan
dengan pendekatan kualitatif melalui proses yang dilakukan secara berkala sampai si pasien
reduksi data, berupa pemilahan data dengan cara dalam kondisi sembuh. Jika penyakit tidak bisa
coding data, penyajian data dalam bentuk tabel disembuhkan, dokter menyarankan pasiennya
dan menganalisisnya, dan diakhiri dengan untuk rawat inap atau melakukan kontrol dalam
penarikan kesimpulan. waktu tertentu sesuai dengan petunjuk.
Setelah mengetahui penyakit pasien, maka
5. Poliklinik Penyakit Dalam Rumah dilakukan pengelompokan pengobatan
Sakit dr. Mohammad Hoesin berdasarkan penyakit yang diderita pasien.
Pengelompokan ini berdasarkan atas jenis penyakit
Poliklinik Penyakit Dalam merupakan salah dikategorikan penyakit dalam seperti yang bisa
satu poliklinik rawat jalan yang ada di Rumah Sakit dilihat pada tabel 1.2. Ada 10 (sepuluh) jenis
dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang. pengelompokan penyakit, yaitu DOTS 11 ,
Poliklinik ini merupakan salah satu penerima pasien Pulmonologi, Hipertensi, Hematologi, Endoktrin
terbanyak. Kunjungan pasien mencapai 18.565 Metabolik, Gantroentrologi, Kardiologi,
dalam setahun (lihat tabel 1.1), dengan rata-rata Rematologi, Alergi/Imunologi, dan Struma (Bagian
kunjungan pasien mencapai 1547 setiap bulannya, Rekam Medik RSMH, 2005). Jumlah pasien rawat
atau 59,5 pasien setiap harinya. Sebagai rumah jalan yang berobat di poliklinik penyakit dalam
sakit pendidikan, pasien yang berobat di poliklinik tahun 2005 cukup bervariasi. Pasien terbanyak

Tabel 1.1 Kunjungan Pasien Rawat Jalan


Poliklinik Penyakit dalam Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2005

Bulan Jan. Feb. Mar. Apr. Mei Jun Jul. Ags. Sep. Okt. Nov. Des
Jumlah 1722 1658 1855 1838 2021 1723 1823 1812 1671 1423 1180 1662
Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin, 2005

18 M EDIATOR, Vol. 7 No.1 Juni 2006


Tabel 1.2 Jumlah Pasien Poliklinik Penyakit dalam RSMH
Berdasarkan Jenis Penyakit yang Diderita Tahun 2005

Jenis Penyakit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah


DOTS 152 151 143 128 180 35 118 207 189 203 86 159 1751
Pulmonologi 448 367 378 317 521 421 358 444 379 361 298 390 4682
Hipertensi 1033 850 1392 1084 717 1114 1438 1047 1331 761 946 1275 12988
Hematologi 279 95 134 128 123 93 103 208 156 156 248 130 1853
Endokrin 855 705 911 923 1049 1163 831 1391 930 1135 675 986 11614
Metabolik
Gantroentrologi 204 137 301 238 191 205 168 187 282 192 234 207 2546
Kardiologi 1153 876 1520 1143 1183 1197 888 1248 1208 1181 1392 970 13959
Rematologi 273 281 189 350 350 316 414 319 312 351 155 391 3701
Alergi/ 476 362 369 383 516 396 412 472 423 535 350 376 5070
Imunologi
Struma 376 406 186 454 346 342 401 345 352 341 323 437 4300
Sumber: Rekam Medik Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin, 2005

didominasi oleh penderita endokrin metabolik, beberapa pertimbangan. Pertama, secara admin-
hipertensi (darah tinggi) dan radiologi (jantungan), istratif pasien tidak menumpuk pada hari-hari
jumlah pasiennya diatas sepuluh ribu. Pasien yang tertentu, sehingga dibutuhkan pengaturan
berobat diatur berdasarkan hari-hari tertentu berdasarkan jenis penyakit. Kedua, secara medik
seperti terlihat pada tabel 1.3. Kebanyakan pasien diupayakan untuk menghindari adanya penularan-
berasal dari kalangan menengah ke bawah, yaitu penularan antara satu penyakit dengan penyakit
dari orang miskin, pegawai swasta, dan Pegawai lainnya; oleh sebab itu, penggabungan beberapa
Negeri Sipil (PNS), sedangan golongan menengah penyakit dalam waktu yang sama dipertimbangkan
ke atas lebih memilih berobat ke rumah sakit swasta tingkat penularannya.
(RS. Charitas) atau berobat di Graha Spesialis Dimensi komunikasi pengaturan jadwal waktu
RSMH. berobat ini berhubungan dengan dokter yang piket
di poliklinik sesuai dengan bidang spesialisnya.
6. Komunikasi Jadwal Waktu Berobat Selain itu, juga berhubungan dengan kemudahan
pasien dalam mengingat waktu berobat. Namun
Poliklinik Penyakit Dalam RSMH telah
dalam kenyataannya masih saja terjadi
membagi waktu berobat bagi para pasien rawat
diskomunikasi bagi para pasien yang berobat,
jalan. Pembagian waktu ini dilakukan berdasarkan

Tabel 1.3 Jadwal Waktu Berobat di Poliklinik Penyakit Dalam, RSMH

Hari Berobat Istilah Kedokteran Istilah Masyarakat


Senin Pulmonologi-DOTS Paru-paru
Alergi Imunologi Alergi
Selasa Kardiologi Jantungan
Rabu Diabetes Kencing manis
Kamis Hypertensi Darah tinggi
Jum’at Inpeksi Panas dingin (Types)
Struma Gondok
Sumber: Data Sekunder, Bagian Pemasaran RSMH, 2005

Alfitri. Komunikasi Dokter-Pasein 19


misalnya pasien yang mengidap penyakit struma petugas administrasi serta kartu berobat untuk
(gondok) yang dijadwalkan hari Jum’at datang menyimpan data-data tentang pasien. Setelah
berobat pada hari Senin, maka tidak akan dilayani pasien terdaftar di Poliklinik, selanjutnya petugas
oleh petugas dan disuruh pulang dengan alasan akan memanggil pasien untuk masuk ke ruangan
tidak ada dokter yang akan mengobati pasien ini. medis Poliklinik Umum Penyakit Dalam untuk
Bagi pasien baru, petugas akan memberikan dipertemukan dengan dokter yang sudah siap
jadwal waktu berobat sesuai dengan penyakit yang dengan berbagai peralatan pendukung. Di sini
dideritanya. Rata-rata pasien akan mematuhi jadwal mulai terjadi komunikasi dokter-pasien melalui
waktu ini agar bisa secara rutin datang berobat. komunikasi verbal dengan menanyakan dan
Biasanya pasien rawat jalan akan datang setiap mendengarkan keluhan-keluhan pasien yang
dua minggu sekali. Pengaturan jadwal waktu semuanya mulai dicatat dalam rekam medis. Selain
berobat di Poliklinik Penyakit Dalam RSMH dapat itu juga terjadi komunikasi nonverbal. Dokter mulai
dilihat pada tabel 1.3. mengamati kondisi tubuh si pasien secara seksama,
dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat
7. Alur Diagnosis Penyakit badan serta pengukuran tekanan (tensi) darah.
melalui Komunikasi Dokter-Pasien Semua data dan gejala-gejala yang ditangkap
Dalam melakukan diagnosis penyakit pasien, dicatat di rekam medis.
komunikasi memegang peranan penting. Hal ini Jika dokter masih belum mengetahui diagno-
dimulai dari kedatangan pasien ke rumah sakit sis penyakit, maka pasien akan diperiksa intensif
untuk berobat. Pertama kali pasien akan dengan berbaring ditempat tidur. Jika dibutuhkan
berhubungan dengan petugas administrasi untuk dokter akan memberi memo perintah kepada pasien
kegiatan pendaftaran. Pada tahap ini, sudah terjadi untuk melakukan ronsen, pemeriksaan
komunikasi administrasi antara pasien dengan laboratorium, bahkan USG dan ECG guna

Skema 1. Diagnosis Penyakit Melalui Komunikasi Verbal dan Nonverbal

PASIEN PETUGAS KOMUNIKASI PENGOBATAN


ADMINISTRASI DOKTER-PASIEN POLI UMUM

VERBAL, TENSI, BENTUK PEMERIKSAAN RODGEN


KELUHAN BERAT FISIK, LABORATORIUM, USG,
PASIEN BADAN MATA, BAU DARAH, AIR SENI ECG

DIAGNOSIS KOMUNIKASI REKAM


PENYAKIT DOKTER- MEDIS
PASIEN

PENGOBATAN
POLI KHUSUS

20 M EDIATOR, Vol. 7 No.1 Juni 2006


memperoleh data pendukung dalam menetapkan Pasien yang didiagnosis mengidap penyakit
diagnosis penyakit pasien. Pada tahap ini, akan tertentu akan diteruskan dengan tindakan kontrol
terjadi komunikasi nonverbal antara dokter dengan di poliklinik khusus yang akan ditangani oleh para
simbol-simbol yang diperoleh dari hasil dokter residen spesialis penyakit dalam. Skema alur
pemeriksaan. Proses komunikasi ini akan diagnosis penyakit melalui komunikasi dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan, pengalaman, dilihat pada gambar Skema 1.
intuisi dokter dalam memaknai pesan yang ada
untuk mendiagnosis suatu penyakit. Pengetahuan 8. Komunikasi Dokter-Pasien
dan pengalaman akan terbentuk melalui proses dalam Diagnosis Penyakit
yang cukup panjang. Seorang dokter yang sudah
berpengalaman akan dengan mudah memiliki Komunikasi dokter-pasien dalam mendiagnosis
ketajaman dalam mendiagnosis penyakit, mulai dari penyakit bisa ditinjau dari dua bentuk komunikasi, yaitu
melihat kondisi tubuh pasien, penciuman bau, komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal
sampai pada membaca dan mempersepsikan 12 terjadi, di mana dokter menangkap gejala pasien dari
simbol-simbol dalam dunia kedokteran, terutama keluhan-keluhan yang diungkapkannya. Dari keluhan
yang berasal dari hasil laboratorium. ini akan muncul simbol-simbol yang dipahami oleh
Selanjutnya komunikasi masih akan tetap dokter dalam mendukung data diagnosis penyakit.
berlangsung antara dokter-pasien yang didukung Misalnya gejala sesak nafas, batuk-batuk, dan demam
oleh data rekam medis sebagai bahan yang bisa didiagnosis mengidap penyakit paru-paru
menentukan bagi dokter dalam melakukan tindakan (pulmonologi). Begitu pula dengan gejala sesak nafas,
medis dan proses penyembuhan pasien, baik itu nyeri dada, batuk-batuk, didiagnosis mengidap
pemberian obat, sampai dengan tindakan operasi. penyakit jantungan (kardiologi). Untuk penyakit

Tabel 1.4 Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Diagnosis Penyakit

Istilah Istilah Gejala Pasien Verbal Non Verbal


Kedokteran Masyarakat
Pulmonologi Paru-paru Sesak nafas Keluhan pasien
DOTS Batuk-batuk Keluhan pasien
Demam Keluhan pasien
Alergi Imunologi  Bengek (Asma) Sesak nafas Keluhan pasien
 Alergi Bersin-bersin Keluhan pasien
Gatal-gatal Kulit pasien
Kardiologi Jantungan Sesak nafas Keluhan pasien
Nyeri dada Keluhan pasien
Batuk-batuk Keluhan pasien
Tubuh bengkak Tubuh pasien
Diabetes Kencing manis Berat badan turun Keluhan pasien
Kencing Malam sering Keluhan pasien
Rasa harus berlebihan Keluhan pasien
Koreng berbau busuk Kaki pasien
Hipertensi  Darah tinggi Sakit Kepala Keluhan pasien
 Ginjal Bengkak Seluruh badan
Tidak bisa kencing Keluhan pasien Tubuh pasien
Infeksi  Types Demam Keluhan pasien
 Malaria Demam Keluhan pasien
Struma  Gondok Leher benjol/besar Leher pasien
Tyroid Bengkak Tubuh pasien
 Rematik Keringat berlebihan Keluhan pasien
Berat badan turun Keluhan pasien
Gemetar Tubuh pasien

Sumber: Data primer, 2006.

Alfitri. Komunikasi Dokter-Pasein 21


bengek (Asma) ditandai dengan gejala sesak nafas menyembuhkan penyakit yang diidapnya,
dan bersin-bersin. Penyakit kencing manis dapat sehingga harus dihormati setinggi-tingginya,
didiagnosis dari keluhan pasien yang ditandai gejala- terutama dari kalangan pasien yang berasal dari
gejala seperti; berat badan menurun, kencing malam kalangan bawah (pasien Askin). Salah satu pasien
secara berlebihan, dan rasa haus yang berlebihan. mengungkapkan: “Kito harus menghormati dokter
Penyakit darah tinggi ditandai dengan gejala sakit sebagai orang yang akan mengobati kito, jika tidak
kepala, sedangkan penyakit tipes dan malaria ditandai nanti dokter akan sembarangan memberikan obat
dengan gejala demam panas dingin. Penyakit rematik dan bisa bae dio kasih obat yang salah dan kito
dapat diketahui dari gejala berat badan turun, keringat bisa mati dibuatnya” (Wawancara, tanggal 1 Maret
yang berlebihan dan tubuh yang gemetar (lihat tabel 2006). Hal ini menggambarkan bahwa betapa pasien
1.4.). Komunikasi nonverbal terjadi antara dokter- sangat takut jika dokter tersinggung sehingga
pasien, di mana dokter menangkap gejala pasien dari harus ditempatkan pada posisi terhormat, karena
segi fisik, misalnya leher bengkak didiagnosis sebagai berhubungan dengan keselamatan jiwa pasien. Jay
penyakit gondok. Dapat juga terjadi komunikasi bau, Katz dalam bukunya “The Silent Word of Doctor
di sini dokter akan merasakan bau yang khas bagi and Patient”, merujuk pada fenomena, di mana
pasien yang mengidap penyakit diabetes, disebutkan pasien, karena penderitaan yang diakibatkan oleh
bau tersebut sudah tercium seperti bau busuk, mirip penyakitnya, menaruh harapan besar pada dokter
bau “buntang”13. Komunikasi bau ini bisa dipahami sehingga kemudian secara tak sadar ia pun
maknanya jika dokter sudah memilki pengalaman mencitrakan dokter sebagai figur yang mulia dan
panjang sehingga dapat terbentuk insting tidak mungkin berbuat salah (infallible).
penciumannya mengenai bau yang diadiagnosis Akibatnya, pasien pun menyerahkan nasib
sebagai penyakit diabetes (kencing manis). Untuk sepenuhnya kepada dokter, dan dokter yang
penyakit (ginjal) bisa diamati melalui tubuh yang memutuskan tindakan medis apa yang harus
membengkak secara keseluruhan sebagai bentuk dilakukan tanpa berkonsultasi dengan pasien.
komunikasi nonverbal yang dilakukan dokter sebelum
Sebagai kaitan dengan penghormatan
menentukan diagnosis penyakit pasiennya.
terhadap dokter, pasien sulit menolak apapun yang
Selain mengemukakan keluhannya secara jelas
dikatakan dokter dalam berkomunikasi, termasuk
dan sistimatis kepada dokter, pasien juga harus
kepatuhan pasien terhadap semua saran yang
menanyakan tentang opsi terapi atau tindakan medis
diberikan dokter. Kedudukan dokter sangat tidak
apa saja yang tersedia. Dalam hal ini, pasien harus
seimbang dengan pasiennya. Jika dikaitkan dalam
berani bertanya kepada dokter apabila ia tidak mengerti
konteks komunikasi, kedudukan yang mengalami
karena itu memang merupakan hak pasien. Adalah tugas
ketimpangan ini dapat membuat pasien bertanya
dokter untuk membantu pasien memahami seluk-beluk
seadanya. Dari salah satu ungkapan pasien
penyakitnya dan semua opsi yang dipilihnya sehingga
tergambar bahwa pertanyaan tentang penyakit
pasien dapat menetapkan tentang apa yang harus
selalu diajukan kepada dokter dan umumnya
diperbuat dokter padanya.
dijawab dengan singkat (tidak detail). Kebanyakan
dokter lebih sering mencatat di rekam medis dan
9. Jarak Kekuasaan Dokter-Pasien menulis resep obat, ketimbang berdialog dengan
Dalam komunikasi antara dokter dan pasien, pasien. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan pasien
kedudukan dokter relatif lebih tinggi dari pasien. terhadap informasi yang diterimanya. Beberapa
Hal ini tercermin dari penghormatan pasien responden yang diwawancarai banyak yang
terhadap dokter yang dianggap sebagai orang kecewa dengan komunikasi dokter yang relatif
yang ahli dalam pengobatan penyakit, bahkan “hemat” memberikan informasi tentang penyakit
pada hal-hal tertentu dianggap sebagai “dewa kepada pasiennya, padahal sudah menjadi hak
penyelamat”. Di kalangan pasien kebanyakan pasien untuk mengetahui perjalanan penyakitnya.
menganggap dokter sebagai orang yang ingin Jay Kaks melansir bahwa dokter bersikap arogan,

22 M EDIATOR, Vol. 7 No.1 Juni 2006


Tabel 1.5 Jawaban Pasien mengenai Jarak Kekuasaan bagi Pasien Poliklinik
Penyakit Dalam RSMH
Pertanyaan Askes/Swasta Askin
(N=29) (N=11)
Ya Tidak Ya Tidak
Apakah Bapak/Ibu menghormati dokter dalam kapasitas 96,5 % 3,5 % 100 % 0%
sebagai orang ahli dalam pengobatan penyakit
Apakah Bapak/Ibu meminta penjelasan tentang sakit 89,6 % 10,4 % 100 % 0%
yang diderita
Apakah Bapak/ibu pernah menolak pertanyaan dokter 0% 100 % 0% 100 %
Apakah Bapak/ibu patuh terhadap semua yang disarankan 100 % 0% 100 % 0%
dokter
Apakah Bapak/Ibu bisa berkomunikasi secara lancar 96,5 % 3,5 % 81,8 % 18,2 %
dengan dokter
Apakah Bapak/ibu merasa sungkan jika berkomunikasi 34,5 % 65,5 % 18,2 % 81,8 %
dengan dokter
Sumber: Data Primer, 2006
Askes: pasien menggunakan asuransi kesehatan
Swasta: pasien dengan biaya pribadi atau perusahaan
Askin: pasien dengan biaya gratis (asuransi kesehatan miskin)

dan patronizing terhadap pasien sehingga sulit harus mencapai target pengobatan setiap harinya.
diajak berkomunikasi. Hal ini disebabkan keinginan Rasio antara jumlah dokter dan pasien yang berobat
sang dokter untuk mempertahankan citra di Poliklinik Penyakit Dalam RSMH sudah tidak
profesinya yang dipandang terhormat di memungkinkan bagi dokter dalam menjalankan
masyarakat. Lebih baik membatasi komunikasi tugas medisnya terutama dalam mendiagnosis
daripada banyak bicara, dan tidak dapat menjawab penyakit pasien. Kondisi tubuh yang sudah
pertanyaan pasien secara memuaskan.14 kelelahan bukan hanya menyebabkan komunikasi
dokter-pasien mengalami hambatan akan tetapi
10. Penghindaran Ketidakpastian juga bisa berakibat fatal jika terus dipaksakan, dan
yang dirugikan tentu pada pihak si pasien.
Penjelasan detail penyakit memang diakui
Dokter cenderung enggan untuk
sebagai hak pasien, namun ada beberapa kendala
memberitahukan penyakit pasien kepada keluarga
yang dihadapi dokter dalam melayani pasien dalam
pasien secara gamblang. Mungkin karena dokter
jumlah yang melebihi kapasitas poliklinik yang rata-
merasa takut tidak dapat menangani reaksi
rata bisa mencapai 300-500 pasien setiap hari dan
emosional keluarga pasien. Informasi dari dokter
hanya dilayani oleh 5-6 dokter, bahkan menjelang
mungkin menimbulkan bertambahnya rasa sedih,
hari raya bisa mencapai 800 pasien seharinya.
cemas, kecewa, dan ketakutan dalam keluarga
Poliklinik penyakit dalam merupakan penerima
pasien. Menurut salah seorang dokter di Poliklinik
pasien terbanyak dibandingkan dengan poliklinik
Penyakit Dalam RSMH, perjalanan penyakit pasien
lain di RSMH, misalnya Poliklinik THT atau
sengaja tidak diungkapkan kepada pasien secara
Poliklinik Mata. Kondisi ini sangat berpengaruh
langsung, mengingat pertimbangan kondisi psikis
terhadap fisik dan psikis dokter yang tidak punya
pasien yang bisa berbahaya. Oleh karena itu,
waktu untuk melayani pertanyaan detail dari
biasanya dilakukan melalui keluarganya. Biarlah
pasien. Bisa saja faktor kelelahan ini terjadi akibat
keluarganya yang menyampaikan perjalanan

Alfitri. Komunikasi Dokter-Pasein 23


Tabel 1.6 Jawaban Pasien mengenai Penghindaran Ketidakpastian
bagi Pasien Poliklinik Penyakit Dalam

Pertanyaan Askes/Swasta Askin


(N=29) (N=11)
Ya Tidak Ya Tidak
Apakah dokter selalu mengalihkan jawaban jika 3,5 % 96,5 % 27,3 % 72,7 %
Bapak/Ibu menanyakan tentang penyakit yang diderita
Apakah dokter mau memberi penjelasan tentang 10,4 % 89,6 % 72,7 % 27,3 %
perjalanan penyakit yang diderita
Apakah dokter menjelaskan pemakaian obat bagi pasien 86,2 % 13,8 % 72,7 % 27,3 %
Apakah dokter mau melayani pertanyaan pasien secara 58,6 % 41,4 % 54,5 % 45,5 %
detail tentang penyakit
Apakah pasien puas atas informasi penyakit yang diderita 65,5 % 34,5 % 81,8 % 18,2%
pasien
Sumber: Data Primer, 2006

penyakit si pasien. Gawatnya suatu penyakit pasrah (menerima) apa saja yang disarankan dokter,
akhirnya terkomplikasi dengan trauma emosional tanpa adanya kontrol bagi dokter dalam melakukan
yang diakibatkan oleh penjelasan dokter kepada tindakan medis, karena dokter manusia biasa yang
pasien. Karenanya dalam kondisi tertentu akan tidak luput dari kekhilapan dan kealpaan. Jika
lebih baik jika pasien tidak diberitahu mengenai terjadi kesalahan dalam pemaknaan pesan dan
seluruh masalah penyakitnya, atau informasi simbol, yang tetap dirugikan adalah pasien itu
tersebut disampaikan pada saat yang tepat.15 sendiri, bahkan bisa saja menjadi korban.
Ketiga, keenganan dokter memberikan
11. Kesimpulan infomasi tentang perjalanan penyakit diyakini
sebagai upaya penghindaran dari munculnya
Dari uraian yang dipaparkan di atas, maka
prilaku emosional pasien dan keluarganya. Oleh
kesimpulan penelitian dapat dikemukakan sebagai
karena itu, dilakukan upaya lain dengan
berikut:
memberitahu kepada keluarga pada saat yang tepat.
Pertama, diagnosis penyakit melalui
Padahal perjalanan penyakit perlu diketahui pasien,
komunikasi dokter-pasien dipengaruhi oleh
selain sebagai haknya, juga sebagai alat kontrol
kesamaan dalam memaknai pesan yang dapat
pasien terhadap dokter. Akan tetapi, dalam
melahirkan komunikasi efektif, yang dapat
masyarakat Indonesia, akan sangat sulit terjadi
mendukung kebenaran dalam mendiagnosis
kontrol terhadap tindakan dokter karena
penyakit pasien. Akan tetapi jika komunikasi tidak
dipengaruhi oleh budaya paternalistik. Hal ini
berjalan efektif atau mengalami hambatan, dapat
berbeda jika kita lihat bagaimana pasien yang
berpengaruh terhadap kesalahan mendiagnosis
bersifat kritis di Amerika dalam mengontrol
penyakit pasien dan bisa saja menimbulkan
tindakan dokter, sehingga kemungkinan-
malapraktik yang sangat merugikan pasien.
kemungkinan terjelek bisa diantisipasi sejak awal.
Kedua, jarak kekuasaan yang mengalami
kesenjangan dalam berkomunikasi antara dokter-
pasien akan berpengaruh terhadap keterbatasan Catatan Akhir
informasi yang diterima pasien mengenai 1
Salah satu kasus dugaan malpraktik dialami oleh salah
penyakitnya. Hal ini justru dapat membentk sikap seorang anak, pasien yang berobat di RSUD Cianjur.

24 M EDIATOR, Vol. 7 No.1 Juni 2006


8
Pasien ditangani oleh dr. Abdurahman Wahid yang Tanda merupakan suatu yang bersifat fisik, bisa
memberikan obat dengan diagnosis penyakit paru-paru. dipersepsi indra kita, tanda mengacu pada sesuatu di
Akibat obat tersebut, anak mengalami kondisi yang luar tanda itu sendiri dan bergantung pada pengenalan
makin memburuk dan akhirnya meninggal dunia. Pihak oleh penggunannya sehingga bisa disebut tanda. Lihat
RSUD membantah dokter melakukan malpraktik, John Fiske, 2004: 61.
tindakan dokter sudah tepat, Akan tetapi, menurut 9
Lihat Deddy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya.
direktur rumah sakit, anak tersebut mengalami alergi
1996: 188-198.
obat dengan reaksi cepat. Orang tua pasien cuma bisa
pasrah dan belum tahu apakah akan ada tuntutan 10
RSMH menyelenggarakan Pendidikan Dokter Spesialis
terhadap dokter. Data diberitakan pada acara Tragedi Penyakit Dalam sejak tahun 1986, lihat buku pedoman
pada ANTV, tgl. 4 Maret 2006 pukul 15.30. Universitas Sriwijaya tahun 2005.
2
Dokter berkewajiban melindungi kerahasiaan pasien. 11
DOTS adalah salah satu program pemberantasan
Akan tetapi, kewajiban ini tidak mutlak. Ada keadaan penyakit paru-paru yang didanai oleh badan dunia PBB,
khusus, di mana pelanggaran kerahasiaan mencakup WHO, yang dikontrol dalam konsultasi dan pemakaian
etika dan hukum, misalnya untuk kepentingan obat. Hal ini dilakukan karena penderita penyakit ini
penyelidikan yang membutuhkan rekam medis, seperti masih cukup tinggi di Indonesia.
visum, asuransi, dan sebagainya Lihat, Hak-hak
12
Istimewa dan Kerahasiaan Hubungan Dokter-Pasien Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,
dalam www.dilibrary.net/images/topics/psikiatri.htm. atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Lihat
3
Harapan masyarakat terhadap dokter adalah Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi. 2003: 51
pengobatan muktahir, teliti dan terampil, menghormati 13
pendapat, mampu menyimpan rahasia dan memiliki Biasanya bau busuk tersebut berasal dari koreng di kaki
hubungan yang luwes, sehingga pasien mendapat yang diidap si pasien. Koreng ini tidak bisa disembuhkan
penjelasan lengkap dan bisa terbuka. Lihat Djauzi dalam jika sudah mengidap penyakit diabetes.
www.dharmais.co.id/majalah/EMPATI.htm. 14
Lihat Melinda Wiria, dalam www.iwandarmansjah.
4
Empati adalah kemampuan memahami dan ikut serta web.id/popular.php?id=204.
dalam permasalahan orang lain. Kemampuan empati 15
Berbagai penelitian mengungkapkan, akan lebih
tidak hanya monopoli dokter, tetapi dipunyai semua menguntungkan jika perjalanan penyakit pasien
orang. Namun agar dapat berkomunikasi secara baik diberitahukan sepenuhnya daripada menghindar,
dengan pasien maka dokter harus mampu menumbuhkan memutarbalikkan informasi atau berdiam diri saja.
rasa empati pada dirinya. Lihat Djauzi dalam Lihat Malapraktik Akibat Minimnya Komunikasi dalam
www.dharmais.co.id/majalah/EMPATI.htm. www.pik ira n-ra k ya t.com/ceta k /1 0 0 4 /2 4 /hik ma h/
5
Komunikasi sebenarnya bukan hanya pengetahuan, utama1.htm.
tetapi juga seni bergaul. Untuk mahir berkomunikasi
efektif, orang mesti memahami prosesnya dan dapat Daftar Pustaka
mengaplikasikan pengetahuan tersebut secara kreatif
(Kincaid dan Schramm, 178:2). Komunikasi yang A. Buku
efektif adalah komunikasi yang memungkinkan makna
yang disampaikan mirip atau sama dengan yang Deddy Mulyana. 1999. Nuansa-Nuansa
dimaksudkan komunikator, singkatnya, komunikasi Komunikasi, Meneropong Politik dan
efektif adalah makna bersama (Verderber, 178:7). Lihat
Deddy Mulyana, 1999:38.
Budaya Komunikasi Masyarakat
6
kontemporer. Bandung: PT. Remaja
Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol
Rosdakarya.
tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. ________. 2001. Ilmu Komunikasi, Suatu
Lihat Deddy Mulyana, 2001:238.
Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
7
Mark L. Knapp menjelaskan istilah nonverbal biasanya
digunakan untuk melukiskan semua peristiwa _________. 2004a. Komunikasi Populer, Kajian
komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Pada Komunikasi dan Budaya Kontemporer.
saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
peristiwa dan prilaku nonverbal ini ditafsirkan melalui
simbol-simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa _________. 2004b. Komunikasi Efektif, Suatu
dan prilaku nonverbal itu tidak sungguh-sungguh bersifat Pendekatan Lintas Budaya. Bandung: PT.
nonverbal. Lihat Deddy Mulyana, 2001:312.
Remaja Rosdakarya.

Alfitri. Komunikasi Dokter-Pasein 25


Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. 1996. Solita Sarwono, 1997. Sosiologi Kesehatan.
Komunikasi Antar Budaya, Panduan Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
Berkomunikasi dengan Orang-orang B. Artikel/Surat kabar, Internet
Berbeda Budaya. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Melinda Wiria. 2006. “Pola Hubungan Dokter dan
Pasien Menyikapi Pola Hubungan Dokter
Fauzi Muzaham. 1995. Memperkenalkan Sosiologi Pasien.” www.iwandarmansjah.web.id/
Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia popular.php?id=204
Press. Samsuridjal Djauzi. “Komunikasi dengan Pasien.”
Fiske, John. 2004. Cultural and Communication www.dharmais.co.id/majalah/EMPATI.htm.
Studies, Sebuah Pengantar Paling tanggal 14 Februari 2006.
Komprehensif. Bandung: Jalasutra. “Hak-hak Istimewa dan Kerahasiaan Hubungan
dokter-pasien.” www.dilibrary.net/images/
Foster dan Anderson. 1986. Antropologi
topics/psikiatri.htm tanggal 14 Februari 2006.
Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia
Press. Hikmah. 2004. “Malapraktik Akibat Minimnya
Komunikasi.” www.pikiran-rakyat.com/cetak/
Jalaluddin Rakhmat. 2003. Psikologi Komunikasi. 1004/24/hikmah/utama1.htm tanggal 14
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Februari 2006

26 M EDIATOR, Vol. 7 No.1 Juni 2006

Anda mungkin juga menyukai