PENDAHULUAN
Obat merupakan sediaan paduan bahan – bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menelidiki sistem fi siologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan
peningkatan kesehatan dan kontrsepsi. Obat didefi nisikan sebgai suatu zat
yang digunkaan dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau
mencegah penyakit pada manusia atau hewan (Ansel, 1989).
TINJAUAN PUSAKA
Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan
melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan
elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang
relatif sama, rasionya dalam tubuh adalah air 57%; lemak 20,8%; protein 17,0%; serta
mineral dan glikogen 6%. Ketika terjadi gangguan hemostatif, maka tubuh harus segera
mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit larutan untuk
infus intravenous harus jernih dan praktis bebas partikel (Lukas 2006).
a. Infus Elektrolit
Pada cairan fisiologi tubuh manusia, tubuh manusia mengandung 60% air dan
terdiri atas cairan intraseluler (di dalam sel) 40% yang mengandung ion-ion K +, Mg2+,
sulfat, fosfat, protein, serta senyawa organik asam fosfat seperti ATP, heksosa
monofosfat, dan lain-lain. Air pun mengandung cairan ekstraseluler (di luar sel) 20%
yang kurang lebih mengandung 3 liter air dan terbagi atas cairan interstisial (di antara
kapiler dan sel) 15% dan plasma darah 5% dalam sistem peredaran darah serta
mengandung beberapa ion seperti Na+, klorida, dan bikarbonat.
b. Infus Karbohidrat
Infus karbohidrat adalah sediaan infus berisi larutan glukosa atau dekstrosa yang
cocok untuk donor kalori. Kita menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan glikogen
otot kerangka, hipoglikemia, dan lain-lain.
Sediaan infus harus memenuhi persayaratan steril yaitu steril, bebas pirogen,
jernih dan praktis bebas partikel. Oleh karen itu, sediaan ini lebih mahal jika
dibandingkan dengan sediaan nonsterilya karena ketatnya persyaratan yang
harus dipenuhi. Infus dapat berfungsi sebagai :
Dasar nurtisi, kebutuhan kalori untuk pasien rumah sakit harus suplai via
intravenous seperti protein dan karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Ansel, H.C.,Allen, L. V., and Popovich, N.G. 1989. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Form and Drug
Delivery systems, Eight Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins a
WottersKluver Company
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III,. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Sweetman, S.C. 2009. Martindale, The Complete Drug Reference 36th ed. London: The
Pharmaceutical Press.